SantiAku senang, akhirnya urusan pasar selesai, sampai akhirnya aku tau, ternyata egonya itu membuat hara punya pendirian kuat, apa yang di bilang, harus di lakukan sampai benar-benar bisa.Malam ini aku perjalanan ke rumah hara, buat persiapan liburan ke lombok, hanya kami berempat.“bella kamu nginap juga?” angguknya,“udah dari kemarin hehe”“tap ikan masih empat hari lagi”“sengaja kok, aku taruh barang disini, soalnya besok ada client di daerah sini” ucapnya.“oh,, gituu”“jadinya habis itu gak nginap lagi?”“hehe iah, ““hmmm san.. ada model baru,” tunjuk bella, kasih tau model body stocking, dari talinya jarang sampai full body menunjukan buah dadan dan selangkanga aja.“kamu suka yang mana?”“hmm, hehe gak main bedua kan?”“ih gak dong, kan cukup sekali aja, pengenalan ahahha” tawanya. Aku pilih body stocking yang seperti pakaian renang, one piece, bauh dadanya terbuka, dan selangkangnnya juga, tapi dipadu lagi sama stocking kaki.“kita pesan yah”“hee?”“hahah, sesekali lah
HarsaAwalnya aku sama hara gak berniat malakukan hal seperti ini, karena ide aku sama hara cuman jailin santi sampai klimaks aja,Saat di lapangan beda dari yang rencanakan, apa lagi santi sengaja megangganti pakiaanya di tambah gak pakai bra dan juga celana dalam,Padahal dia sempat mengusir aku sama hara saat lagi tegang-tengangnya, tetap saja hasilnya dua lawan satu. Dan yang bikin aku sama hara terkejut santi membiarkan kamu melakukannya.Saat sudah selesai, santi tertidura karena kelelahan, perjalanan dan olahraga malam ini,“sorry har ke bablasan sampai threesome,” kataku“tergantung santi, kalau dia gak nolak, gak masalah,”“yang masalah, soal lo udah perawanin lubang anusnya shanti” ucap hara tersenyum.“gue harus buat perhitunan soal itu” lanjutnya.keluar kamar.“okeh, gimana kita lakukan hal yang sama, ke bella?” tanyaku, karena memang agak bersalah soal itu.“tapi lo masalah gak soal itu?”“lo tau lah, bella lebih agresif di banding masih perawan,”“serriuss??, terus santi
Ada sesuatu yang membuat aku terbangun, rasanya penisku seperti ada yang menggocoknya.“be bellaa” gumamku melihat bella memakai handuk sambil mengocok penisku perlahan.“ngapain? Ohh belll~~” penisku benar-benar sudah ekrresi maksimal.“ucapan selamat pagii~~” ucapnya Tak lama dia menghentikan kocokannya setelah aku benar-benar terbangun,“lo yang ganti gue baju yah?” lanjutnya“hmmm, iah,”“makasih” senyumnya, membuka handuknya,Aku bisa lihat buah dadanya dari pantulan cermin, dan kembali teringat tubuh nia yang telanjang bulat.“aku ke bawah dulu, kak yua ada panggil tadi ya” ucap bella langsung sedikit tergesa keluar kamar,Selesai mandi aku pun langsung ke bawah, yang ternyata sudah ramai. Dan ada gaun pengantin kak yua, Kesannya simple dan berkelas, Dan juga ada gaun buat bridesmaid.Dari kejauhan papa membawa setelan kemeja dan juga jas kea rah luar rumah, waktu bersamaan juga mama langsung lapisi dengan plastic setelan jas nya.“buat kemana itu pa ma?”“buat hara, di titipin
“pakai ini” pintanya,“ayo cepetan hujan deras ini” dengan terpaksa aku memakai, dan lagi aku benar-benar merepotkan mada. Tiba-tiba mada tersenyum hampir ketawa setelah selesai aku memakai jas hujan.“kenapa?”“lucu, aja jas hujan nya kegedean ahaha… “ aku langsung pasang muka bebek,“HAHHAHAH” tawa mada cukup keras, tapi memang benar aku seperti tenggelam, walau hanya memakai bagian atasnya/“maaf ya, jadi kamu ikut sial karena aku” ucapku sambil jalan, mada sudah basah kuyup masih dorong motor.“sial? Gak kok, emang lagi apes aja kali,” sudah setengah perjalanan, aku sedikit gak tega melihat mada yang basah kuyup dan sesekali menyeka wajahnya pakai tangan karena hujannya benar-benar deras.“pakai ini aja aku pegangin” ucapku langsung mengambil tempat kue yang pecah, tapi masih bisa untuk pengganti payung. Mada tak protes hanya senyum kecil. Untungnya posisinya pas aku naik tortoar bisa payungin kepala mada.“gak pegal emang?” tanyanya“gak kok enteng, masih beratan beban hidup” mad
Minggu siangnya, aku izin ke nci untuk bersih-bersih gudang dulu, karena besok mulai perkerjaan sebenarnya yaitu membuat kue kering. suara motor tepat berhenti di depan rumahku, dan itu benar mada, dia datang tepat jam dua belas siang.aku langsung ganti pakaianku pakai kaos dan celana pendek, soalnya aku cuman pakai tangtop dan hotpants, habis itu baru buka pintu.“yuk, gudangnya mana?” tannya liat ke arahku, aku kira dia melihat ke arah dadaku, tetapi melihat ke dengkul dan sikutku yang sudah aku perban.“tenang aman” kataku. mada cuman senyum.“itu samping rumah, eheh bentar aku cari kuncinya,” Rencananya aku mau buang barang yang terpakai, karena pas kemarin sebelum aku sama papa belum baikan, papa bawa semua barang aku tanpa sisa.“ketemu,” mada langsung buka rolling dor, aku langsung di belakangnya, takut ada tikus atau kecoa yang tiba-tiba keluar dari sana. Ternyata tidak ada, hanya tumpukan dus yang teratata rapih, walau sudah berdebu dan ada jarring laba-laba.“semua dus di k
“selesai” tepuknya. Nia langsung kasih dua jempol,“tinggal kondangan dah, cocok dahh” komentar babeh yang sudah selesai makan ubinya.“masa beh?” jawab nia, tertawa.“ah babeh mah, makan ubi lagi gih biar diem dikit” kata gue,“ogah, ubinya nyelap di gigi”“hahaha lucu” celetuk nia tertawa melihat gue sama babeh saling sindir, saat nia tertawa gue ngerasa kayak pelawak, gue sama babeh saling tatap dan ketawa bentar.“kamu udah siap?” saat selesai memakaikan dasi,“siap dong” walau hati gue berkata belum siap. Benar-benar belum siap.“boong, hehe, pasti belum siap”“tapi gak apa-apa masih lama ini, aku yakin siap dan datang sesuai janji kamu ke aku” lanjutnya senyum.“janji” ucapnya kasih jari kelingking seperti anak kecil.”“ayoo janji, kalau gak janji aku gak pinjamin ini tuxedo” ucapnya.“iah janji” aku mengikuti kemauan nia.“yaya yay a” suara babeh mau ledekin gue lagi,“nanti kamu pulangin kalau acara udah selesai, itu punya adikku, jadi jangan buat robek atau kotor” ancamnya te
Nci izinin libur sampai kondisi aku fit, dan hari ini hari kedua setelah malam pernikahaan itu. Rasanya masih sangat Lelah. lesu, dan lungai, menjadi satu.“sann, udah mendingan?”“iah ma, gak terlalu pusing sama lemas”“ini roti masih hangat”“dari siapa?”“nci yang kasih, barusan yang antarnya pulang” reflek aku langsung setengah berlari melihat keluar rumah, tapi yang antar bukan mada melainkan orang pasar.“kamu cari mada?” tanya mama.“heee?” mama ketawa kecil sambil usap rambut aku. Tapi aku cuman ketawa kecil karena ucapan mama benar, aku mencari mada. Atau hara tepatnya.Karena dia tak ada kabarnya setelah malam itu, apa mungkin dia sedang sibuk dengan keluarganya. yang bearti dia akan lama kesini atau tak akan kesini lagi. Tapi aku percaya dia akan kesini lagi. aku percaya ucapannya.Roti yang benar-benar hangat, dan masih empuk, satu gigitan roti buatannya mengingatkan aku awal pertemuan dengan nci. Itu buat aku ketawa sendiri sambil makan.“albert gimana ma kabarnya?” tanya
“aku gak mau orang lain yang dapetin itu, aku mau kasih ke kamu sekarang.” aku berpikir ini satu-satunya hal yang bisa kasih ke mada,“makanya aku bilang jangan lakukan hal bodoh”“aku gak bakalan nerima kalau dengan cara begini”“tapi kenapa? Kalau kamu punya perasaan yang sama, tetapi kamu gak mau sama aku?”“apa kamu gak mau karena aku seperti ini,?” mada gak menjawab apa-apa, dia langsung memelukku, dan Kembali menciumku bibirku, dia tak menyentuh buah dadaku atau bagaian lainnya. ciumanya yang dengan persaaan. bukan dengan nafsu.“aku gak bisa jawab apa-apa, aku cuman mau bilang”“jangan lakukan hal bodoh lagi” bisiknya di ikuti senyumnya,“dan sekarang sudah malam, “ mada membantu merapihkan pakianku, aku jadi semakin menyukainya. Dia tak nafsu dengan tubuhku, atau mungkin dia menahannya.“maaf ya mad, ““andai kamu menolak perjodohan itu, papa mama kamu pasti ngertiin kok, setidaknya dengan menyutujuinya itu cara kita menghargai papa mama kamu/” jelas mada.“pasti aku tolak” uc
Pagi pagi sekali aku dibangunkan oleh bik Sri. Mataku perlahan mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ku lihat bikbsri yang tersenyum di hadapanku dengan wajah berbinar."Bangun den, udah pagi." Katanya lagi.Ku lihat sebentar penampilan bik Sri yang masih seperti malam tadi. Tanpa busana dan masih sedikit bekas seperma dari beberapa pria yang menjamah dirinya malam tadi.Melihat itu tentu saja nafsuku langsung bangkit, hingga aku lupa jika pagi itu aku juga sama seperti mereka, telanjang tanpa busana yang membuat penisku jelas terlihat menegang.Bik Sri yang menyadari hal itu langsung tersenyum manis. "Masih bisa bangun toh den. Kirain udah loyo setelah di kuras habis isinya tadi malam." Ujar bik Sri.Aku tak bisa menjawab, selain karena baru bangun tidur, aku juga masih belum bisa mengontrol diriku sendiri.Melihat aku diam saja, tangan bik Sri dengan jahil merambat ke arah penisku. Di usap pelan kepala penisku yang su
Setelah giliran ku selesaikan, kini tiga orang pria naik ke atas panggung, tidak seperti aku yang langsung mendapat pelayanan dari tiga wanita itu sekaligus, mereka hanya bisa mendapat satu wanita yang bisa mereka gilir bergantian, yah bisa dibilang mereka mendapat 3 wanita itu juga, tapi secara bergantian, tidak secara langsung seperti aku tadi.Dan dari posisi aku duduk inilah aku bisa melihat semua hal yang ada di sana.Mulai dari pak Supri yang tengah asik menggenjot seorang wanita paruh baya. Lalu Joni yang menggenjot wanita tanggung, dan juga bapak Dinda yang jugaemberikan pelayan pada wanita paruh baya lainnya.Abaikan mereka, karena jujur saja aku melihat mereka bertiga ada rasa iri di dalam hati, terlebih melihat penis mereka yang ukurannya bisa dibilang besar, yah walau milikku lebih besar dari pada milik mereka, tapi tetap saja melihat seorang pria bermain rasanya agak aneh. Terlebih tidak ada yang menarik dari pasangan tiga orang itu. Wanita ya
Sabtu pagi tepat pukul 7 aku dan kedua temanku sudah berkumpul di meja makan dan tengah menikmati sarapan, hanya aku dan rudi. Karena Adi masih sibuk dengan laptop.Pagi itu kami dibuatkan sarapan oleh Jumirah. Karena bik Sri tidak bisa hadir lantaran malam nanti Joni akan lamaran dengan gadis desa sebelah. Dan sepetinya akan ada pesta nanti malam. Jika infomasi dari Jumirah benar, maka akan ada acara suku yang dinamakan lelang, bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk membantu pihak mempelai.Jujur aku baru mendengar acara seperti itu di tempat ini, ya maklum aku belum lama tinggal di tempat ini jadi belum terlalu paham dengan banyaknya adat di ini."Jadi sistem acara nanti malam itu gimana Jum?" Tanya Rudi yang tengah asik menyantap ikan gabus goreng.Jumirah yang masih sibuk mengulum penisku mendongak dan menjawab. "Sistemnya ya gitu pak. Nanti pihak mempelai bakal kasih sajian yang bakal di lelang. Dan undangan khusus akan menawar harga untuk m
Cukup lama nur memainkan kedua penis itu dengan tangan dan juga mulutnya, jilatan serta hisapan dia kerahkan untuk memberikan kenikmatan bagi dia batang yang sebentar lagi akan mengobok-obok lubang peranakannya itu.Dan benar saja, Rudi yang saat itu tengah mendapat kocokan dari tangan lembut nur langsung menjauh. Rudi yang mulai bosan dan sudah tidak sabar untuk mengobok-obok vagina nur langsung menarik diri dan merebahkan tubuhnya di samping tubuh nur. Segera dia tarik tubuh nur dan dia tuntun agar naik ke atas tubuhnya.Kini Rudi telentang sedangkan nur masih sibuk mengulum penis joko.Rudi dengan santainya menggerakkan penisnya, mencari-cari lubang vagina nur. Namun dengan ukuran penis yang besar membuat dia sedikit kesulitan untuk memasukkan penisnya ke dalam sana.Merasa Rudi kesulitan, nur mencoba membimbing penis Rudi dengan tangannya. Hingga saat dirasa pas pada posisi nur mulai menurunkan tubuhnya.Tepat saat itu. Mata nur langs
Siang hari dipertengahan perkebunan sawit itu terlihat ada beberapa orang yang tengah berkumpul dan beradu peluh satu sama lain. Mereka terlihat asik menikmati suasana dan alur dari permainan yang diciptakan oleh Adit.Adit yang baru saja mencapai puncak orgasmenya kini tengah terlentang bersamaan dengan Pariyem yang tergeletak di atas dadanya. Tubuh mereka menempel bagaiman cicak. Peluh membasahi tubuh keduanya. kelamin keduanya masih menyatu satu sama lain, menyusahkan lendir putih yang keluar dari kemaluan Pariyem. Dia baru saja selesai untuk satu wanita.Di sisi lain pak Supri tengah asik mendoggy seorang ibu dengan tubuh paling gempal bernama Suryati, atau kerap di sapa Yati. Di hadapan Yati satu batang penis tengah asik keluar masuk di dalam mulutnya."Shhhh ohhh yatii sepongan mu memang luar biasa!" Lenguh pria itu saat penisnya dengan asik di hisap oleh Yati. Namanya Badarudin atau sering di sapa Udin. Matanya merem melek menikmati sepongan Yati. T
Hingga menampakkan paha montok yang terlihat kenyal dan bergelambir itu.Aku mengintip dari belakang pundaknya. Menantikan apa yang akan lakukan selanjutnya. Dan siapa sangka, sifat binal Pariyem sungguh diluar prediksi ku. Dengan sengaja dia mengarahkan batang penisku dan dia gesekkan pelan di belahan vaginanya, perlahan tapi pasti aku merasakan kepala penisku menembus daging sempit itu, daging yang seolah memijat kepala penisku dengan ramah dan lembut.Tak sampai 10 detik penisku luruh sepenuhnya. Pariyem sengaja mendiamkan penisku untuk beberapa saat. Lalu di menoleh ke arahku dan berbisik. "Kontol pak Adit besar banget! Memek aku penuhhh!" Lenguhnya sembari tersenyum puas.Mendapatkan pujian seperti itu membuatku seakan terbang, aku segera mengecup lehernya meremas kedua payudaranya sembari sesekali ku pelintir putingnya."Shhhh.... Ennakkkkk pakk...."Dalam posisi duduk ini. Pariyem mulai memaju mundurkan pinggulnya. Maju mundur yang
Setelah kembali dari kota, aku segera kembali ke rumah sedangkan Bu Isti yang kelelahan karena sepanjang jalan melayani kami berdua secara bergantian langsung diantar oleh pak Supri ke rumahnya.Sedangkan aku langsung disambut oleh bik Sri yang saat itu hanya mengenakan apron tipis tanpa selembar kain lagi di baliknya, aku tersenyum lantas mendekatinya dan segera ku peluk tubuhnya. Ku tarik tubuh itu agar lebih merapat ke tubuhku dan segera ku kecup bibirnya."Kangen bibik!" Kataku lembut.!Halah! Padahal di sana asik-asik sama Bu Isti, sok-sokan kangen sama bibik!" Ujar bibik sembari menyubit pinggang ku."Hehe ya gimana ya bik, punya Bu isti nggak sebesar punya bibik. Jadi nggak enak!""Jadi punya bibik masih yang paling enak dong!""Iya jelas dong, punya bibi tuh paling juara!" Jawabku lagi sembari meremas gundukan payudara besar itu.Bi Sri langsung terkekeh kecil seraya mendesah tatkala remasan ku semakin brutal.
Di tengah cahaya remang dan juga suara bising dari film yang di putar, Bu Isti tengah asik menggoyangkan pinggulnya dengan posisi sedikit membungkuk. Dia berusaha memberikan kenikmatan yang aku cari sedari tadi, otot vaginanya mencengkram penisku sesekali. Lalu pantatnya bergoyang dengan indah bak di dalam film porno yang dulu sering aku tonton. Goyangan indah yang membuat gairahku semakin membumbung tinggi. Membuat kebahagiaan dalam diri seolah membuncah. Aku tidak pernah berpikir akan melakukan hubungan intim di tengah keramaian seperti ini. Apalagi di dalam bioskop yang katanya kursi paling pojok adalah tempat orang sering berbuat mesum. Yah... Karena itulah aku memilih tempat paling pojok agar mengikuti tradisi yang ada. Aku melirik ke kiri di mana seorang bapak duduk sembari kepalanya fokus ke arah layar. Tapi aku yakin sesekali dia melirik ke arah kami. Apalagi dengan posisi yang begitu dekat itu dia pasti sadar dan mendengar apa yang kami lakukan
"pak! Apa ini nggak terlalu ketat, saya malu kalo harus pake pakaian ini untuk pergi!" Ujar Bu Isti yang tengah protes karena aku menyuruhnya memakai legging panjang yang sangat ketat hingga pres bodi. Yang membuat pantat bulatnya itu terbentuk dengan sempurna, belum lagi bagian atas yang hanya mengenakan kaos lengan panjang yang begitu ketat dengan atasan hijab.Dia terlihat tidak nyaman dan berusaha menutupi bagian intim seperti selangkangan dan juga buah dadanya.Aku terkekeh pelan lalu berjalan menghampirinya. "Nggak papa Bu! Ibu cantik pake baju kayak gini.""Tapi ini terlalu ketat! Saya malu pak!""Kenapa harus malu Bu? Badan ibu bagus. Wajah ibu cantik. Pasti orang akan suka melihat kecantikan ibu, apalagi ibu sangat cantik ketika mengenakan pakaian ini."Dia memandangi wajahku lekat lalu berkata lirih. "Baju ini sama sekali nggak menutupi tubuhku pak, malah terlihat seperti telanjang!"Aku terkekeh pelan. "Nggak papa Bu.