Home / Romansa / Terjebak Pernikahan dengan CEO / Bab 7 Wanita Itu ... Elyana

Share

Bab 7 Wanita Itu ... Elyana

Author: Tusya Ryma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ada kepanikan di dalam hati Elyana ketika menyadari bahwa pria itu adalah David—pria yang bersamanya satu bulan yang lalu.

Waktu itu, Elyana pergi tanpa pamit dari rumah David. Padahal pagi harinya, pria itu melarang Elyana meninggalkan rumah dan berjanji akan mengajaknya makan malam untuk merayakan kesembuhannya. Tapi, Elyana teta pergi dari rumah mewah tersebut. Di siang harinya sebelum Elyana pergi, David mengirim makanan yang sangat lezat untuk dirinya.

Dan sekarang .... 'Bagaimana aku menghadapinya?'

 "Eli, ayo!" bisik Nosy sambil menarik lengan Elyana. Ia sedikit mencubitnya agar menyadarkan wanita itu.

 "Kau tidak bisa mudur di tengah jalan seperti ini. Uang satu juta dolar sudah kami transfer ke rekeningmu. Jika sekarang berubah pikiran, kau harus membayar tiga kali lipat," ancam Nosy dengan mengeratkan gigi. Ia menarik tangan Elyana, memaksanya untuk berjalan.

 Mendengar ancaman dari Nosy, Elyana segera tersadar. Ia melanjutkan langkahnya berjalan menuju altar pernikahan.

 Acara yang sakral pun dimulai. Elyana dan pria itu mengucap janji suci pernikahan di hadapan semua orang. Mereka berdiri berdampingan tanpa menatap wajah pasangannya masing-masing.

Setelah selesai menandatangani akta pernikahan yang sudah disiapkan oleh petugas catatan sipil, tanpa permisi, David pergi meninggalkan tempat itu dan meninggalkan istri yang baru dinikahinya. Dari langkah kakinya yang cepat, pria itu terlihat sangat kesal.

Semua orang yang ada di sana merasa kasihan pada Elyana karena ditinggal pergi oleh pria yang baru menimahinya. Tidak terkecuali dengan Alex.

Alex mendekati Elyana, menepuk bahunya sambil berkata, "Kau harus menahan dirimu. Jangan merasa berkecil hati dengan sikap dan perilaku David. Pria itu memang sangat acuh pada setiap wanita. Itulah alasan, mengapa Tuan Darwin ingin menjodohkannya dengan putriku."

"Ya, aku mengerti!" Elyana mengangguk. Sekarang semuanya sangat jelas, pria yang menikah dengannya benar-benar David.

 "Duduklah dulu." Alex menarik tangan Elyana agar duduk. "Ada banyak tamu yang akan memberimu selamat. Sekarang, kau adalah putriku. Ya, anggap saja demikian. Kau harus bisa bersikap baik, layaknya putri kandungku," ucap Alex dengan ramah. Namun juga terdengar memerintah.

 Ketika tamu semakin banyak, Elyana yang masih memakai tudung di kepalanya, merasa kepanasan. Ia segera melepasnya tanpa mempedulikan apapun lagi.

Dari awal datang ke aula ini, Elyana tidak pernah melepaskan penutup di kepalanya. Bukan hanya karena permintaan Nosy—orang akan melihat wajah jelek Elyana—tapi juga karena takut David akan mengenali dirinya. Tapi sekarang, David sudah tidak ada di tempat ini, ia bisa bebas membuka penutup kepala tanpa takut lagi.

Ya, David memang sudah tidak ada di tempat acara, tapi ... Felix dan Asisten Edwin masih ada di sana.

 "Apa wanita itu adalah Elyana si wanita jalanan itu?" tanya Felix pada Edwin ketika melihat wajah Elyana tanpa penutup.

Edwin hanya terdiam sambil memperhatikan wajah Elyana yang terlihat ada tahi lalat di pipinya, namun tersamarkan oleh make up yang sangat tebal.

***

 Setelah meninggalkan  aula hotel—tempat acara berlangsung, David bergegas  pergi ke lantai dasar menggunakan lift. Ia terus berjalan dengan langkah cepat menuju tempat parkir, dan segera mengendarai mobilnya meninggalkan gedung hotel tanpa memperdulikan perasaan siapapun, termasuk perasaan wanita yang baru ia nikahi.

Di dalam mobil, David melajukan kendaraannya tanpa arah tujuan.  Tangannya terkepal erat sambil memegang roda kemudi. Mata elangnya menatap tajam ke arah depan dengan ekspresi wajah yang sangat dingin.

David merasa kesal dengan apa yang terjadi hari ini. Ia terpaksa menikah dengan wanita yang belum pernah ia temui sebelumnya. Dan nama wanita itu ... sama persis dengan nama wanita yang ia benci. "Elyana!"

 "Aish, sial!" makinya sambil memukul roda kemudi.

Tadi, ketika di altar pernikahan, setiap kali David mendengar nama Elyana disebut, hatinya terasa sakit dan perasaannya sangat kecewa. Nama wanita yang menikah dengannya itu mengingatkannya pada seorang wanita yang pernah hidup bersamanya selama satu minggu. 

Namun, walau sama-sama bernama "Elyana", mereka orang yang berbeda. Karena, dari kartu identitas yang pernah David lihat di dalam kopernya waktu itu, Elyana yang bersamanya berasal dari kota Lyon, bukan putri tunggal dari rekan bisnis ayahnya—Alex Danu.

"Bagaimana bisa di dunia ini ada kesamaan  yang menyebalkan seperti ini?"  ucap David masih dengan penuh kekesalan.

David tidak pernah lupa, satu bulan yang lalu ketika Elyana masih berada di rumahnya, ia sudah menyiapkan acara makan malam yang romantis untuk mereka berdua. Ia pun sudah menyiapkan sebuah buket bunga di dalam mobil untuk Elyana. Tapi,  wanita itu malah pergi meninggalkan rumahnya begitu saja. Bahkan, wanita itu dijemput oleh seorang pria. Hati pria mana yang tidak akan tersakiti dengan hal seperti itu?

 "Arghhh ... brengsek!" maki David lagi, seolah belum puas. "Bagaimana bisa, aku menolong seorang 'wanita jalanan' yang tidak tahu berterimakasih seperti Elyana?"

Ketika David ingin memaki lagi, tiba-tiba terdengar suara dering ponsel dari saku jasnya. Ia menghiraukan panggilan itu, tidak berniat melihatnya. Namun setelah beberapa detik berhenti, suara dering ponsel itu kembali terdengar.

 "Siapa yang berani menggangguku?" ucap David dengan kesal.

David masih mengendarai mobilnya, satu tangan mengambil ponsel dari dalam saku jas, dan melihat nama yang tertera di sana.

Di layar ponsel itu terlihat panggilan masuk dari Felix.

"Mau cari mati? Beraninya menggangguku!"

David segera menekan tombol merah, lalu menonaktifkan ponselnya.

Bukan hanya menolak panggilan masuk dari sahabatnya, tapi juga tidak membiarkan siapapun menghubunginya lagi.

Setelah dinonaktifkan, ponselnya dilempar ke kursi belakang tanpa berpikir panjang lagi. David hanya ingin melenyapkan sesuatu yang mengganggunya.

 Ya, saat ini, orang lain memang tidak ada yang berani mengganggu Tuan Muda David, tapi Felix, punya alasan yang kuat untuk terus mengganggunya dan terus menghubunginya.

***

 Di Aula gedung hotel tempat cara berlangsung, Felix sangat gelisah sambil memegang ponselnya. Ia duduk bersama dengan Edwin yang juga berekspresi sangat buruk.

 "Bagaimana ini? Ponselnya sudah dinonaktifkan. Kita tidak bisa lagi memberitahu David bahwa Elyana adalah wanita yang baru saja dia nikahi," ucap Felix pada Edwin. Ia masih terkejut, menatap Elyana dengan gelisah.

 "Coba, Tuan kirim foto nona Elyana ke Tuan David sekarang," perintah Edwin dengan serius.

 "Bagaimana bisa mengirim fotonya ke David? Aku bilang, ponselnya mati. Percuma saja kita mengirim pesan apapun padanya. Tidak akan dibuka pula."  Felix melipat kedua tangannya di depan, keningnya mengerut sambil menatap Edwin dengan heran. 

 "Jika kita mengirim foto Nona Elyana sekarang, nanti Tuan David bisa melihatnya setelah ponselnya diaktifkan. Sekarang, cepat potret Nona Elyana!" Edwin tetap saja memaksa. Ia masih duduk sambil memperhatikan istri majikanya yah ada di depan sana. Ia takut wanita itu akan menghilang lagi jika sampai dirinya lengah.

"Aish, kau!" Felix menatap Edwin dengan tajam. Tidak mengerti dengan jalan pikiran asisten pribadi David ini.

 "Mengapa tidak kau saja yang mengirim foto Elyana pada David? Bukankah David adalah bosmu? Mengapa malah aku yang kau perintah?' tanya Felix sedikit kesal. Namun Edwin tidak mempedulikan ucapannya. 

"Cepat, Tuan Felix! Potret Nona Elyana sekarang, sebelum dia pergi meninggalkan tempat ini," perintah Edwin lagi memotong lamunan Felix. Dari nada suaranya, Edwin sangat tidak sabar.

 "Edwin! Kau berisik sekali! Ya ... ya ... ya, aku akan memotretnya sekarang. Puas?" Felix segera mengambil ponselnya, lalu mengarahkan kamera ponsel ke tubuh Elyana yang mengenakan gaun pengantin di depan sana.

Klik!

Satu foto sudah didapatkan. Felix segera mengirim foto itu ke kontak David.

"Sudah! Tuh, lihatlah!" ucap Felix sambil mengarahkan ponsel ke wajah Edwin. 

Related chapters

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 8 Berakhir dengan Kesedihan

    "Sudah! Tuh, lihatlah!" ucap Felix sambil mengarahkan ponselnya ke wajah Edwin. Jarak dari ponsel ke wajah Edwin sangatlah dekat, hingga pria itu mundur ke belakang untuk menghindar. "Ya, Tuan! Tapi maaf, singkirkan ponselnya dari wajah saya!" Edwin memiringkan tubuhnya ke belakang, menghindari tangan Felix yang semakin lama semakin mendekat. "Aku hanya khawatir, kau tidak bisa melihatnya dengan jelas. Coba, lihat satu kali lagi. Kelihatan atau tidak?" Felix masih mempermainkannya. Membuat Edwin semakin memiringkan tubuhnya ke belakang. "I-iya, Tu-Tuan! Saya sudah melihatnya. Ahhhhh—" Tiba-tiba, terdengar suara gaduh diiringi tubuh Edwin yang terjungkal ke belakang bersama dengan kursi duduknya. Semua orang segera menoleh untuk melihat keributan itu. Edwin berbaring di lantai dengan kaki yang mengacung ke atas, karena kursinya masih diduduki. Ia segera menatap kiri dan kanan, melihat semua orang sedang memperhatikan dirinya.

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 9 Kemarahan Daniel

    "Pergi ke mana, Elyana?" tanya David dengan perasaan tidak enak. Ia khawatir akan kehilangan wanita itu lagi. "O, iya! Dari mana kau tahu bahwa Elyana sudah pergi? Jangan-jangan, kau menguntit Elyana di hotel?" tuduh David pada Edwin. Tuduhan itu membuat Edwin tidak enak. "Tuan! Jika sekarang saya tidak mengikuti Nona Elyana, mungkin Anda akan segera membunuh saya. Sekarang, taksi yang ditumpangi Nona Elyana mengarah ke jalan selatan. Saya masih menguntit taksi mereka dari belakang," jawab Edwin dengan berani. Ia tidak ingin dituduh sebagai penguntit oleh majikannya, karena itu terlalu kejam. "Hah? Jalan selatan?" tanya David dengan pelan. Juga merasa lega karena asistennya sedang mengikuti taksi yang ditumpangi oleh Elyana. "Ya, Tuan! Taksi Nona Elyana berjalan menuju jalan selatan." Edwin masih memegang roda kemudi dan menggerakkannya dengan lincah. Walau mata tertuju pada taksi yang ada di depan mobilnya, namun telinga tetap fok

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 10 Kembali ke Rumah

    Eyana merasakan jantungnya berdetak kencang ketika mendengar ucapan David tentang "Membuat perhitungan dengannya". Seolah ada sebuah hantaman yang sangat keras di dalam dadanya membuat napasnya terasa sesak dan berat. Apa yang harus Elyana lakukan? Elyana menarik napas panjang, berkata pada David, "Baik! Besok siang, kita bertemu lagi untuk membicarakan masalah ini. Sekarang aku lelah, ingin pulang ke rumah untuk istirahat. Bisa, kan?" Lebih tepatnya, Elyana ingin mencari hotel terdekat untuk dirinya menginap. Tidak mungkin Elyana pulang ke rumah Alex dan istirahat di sana, kan? Toh, ia hanya seorang pelayan di rumah keluarga Danu, bukan benar-benar putri mereka. David bersikap acuh. Ia tidak menjawab perkataan Elyana hingga mereka keluar dari gedung rumah sakit. Itu membuat Elyana merasa lega. "Sampai bertemu besok Tuan David! Hati-hati di jalan," ucap Elyana dengan melambaikan tangan ketika mereka sudah berada di luar.

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 11 Ejekan Nosy

    Elyana bergidik ngeri ketika David terus menggosok pipinya dengan jari yang sudah diludahi. Ia segera menarik tangan David agar menyingkir dari wajahnya. "Sudah hentikan! Lepaskan aku." Elyana sudah tidak tahan lagi. Ia memberontak, berusaha melepaskan diri dari pria itu. Tapi David tidak mendengar. "Diamlah, sedikit lagi!" ucap David masih dengan memegang wajah Elyana. Setelah menggosok dua kali, barulah ia melepaskannya. "Nah, sudah bersih!" "Hah?" Elyana terdiam sambil melihat pria itu. David membersihkan tahu lalat yang sudah dirinya buat. Ketika Elyana akan berbicara pada David, terlihat Alex dan istrinya sudah berdiri di halaman rumah sambil menatap mereka yang masih berada di dalam mobil. Elyana dan David pun tidak membuang waktunya lagi, segera turun dan berjalan menghampiri kedua orang tua Isabel. Nosy berdiri sambil melipat kedua tangan di depan, menatap Elyana—yang berj

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 12 Alergi Seafood

    Di dalam kamar Isabel, Elyana melihat koper berwarna merah muda miliknya sudah ada di atas tempat tidur. Di dalam koper itu sudah ada pakaian milik Isabel, juga sepatu dan tas yang sangat bagus. Semua itu Nosy siapkan untuk Elyana demi menjaga citra baik keluarga Danu. "Dasar orang kaya tidak tahu diri. Hanya pakaian seperti ini saja, aku tidak buruh!" ucap Elyana dengan kesal. Elyana segera membalikkan kopernya, menumpahkan semua barang-barang itu ke lantai. Ia tidak menyisakan barang sedikitpun di dalam kopernya. Elyana merupakan nona kedua di keluarga Louis, sudah terbiasa hidup mewah sejak kecil, dan hidupnya tidak pernah kekurangan. Ia sama sekali tidak membutuhkan barang-barang bekas seperti ini. Jika mau, kapanpun, ia bisa membeli semua barang mewah yang lebih bagus dari ini. Bukan karena ada uang satu juta dolar di rekeningnya—pemberian dari Alex, tapi karena uang di rekeningnya sangatlah banyak. Setelah kopernya kosong, Elyana segera me

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 13 Curiga

    "Apa?" Pintu kamarnya dibuka kembali oleh David. "Apa yang kau katakan barusan? Elyana dirawat di rumah sakit? Kenapa?" David mengulangi ucapan Edwin. Ia tidak mengerti dengan perkataan asistennya tentang Elyana. "Iya, Tuan!" Edwin membenarkan. "Dari tadi, Tuan Felix sudah menghubungi Anda, namun tidak ada jawaban." David segera masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya, lalu melihat sepuluh panggilan tidak terjawab dari Felix. "Dua puluh menit yang lalu?" David mengerutkan kening, lalu menghubungi Felix kembali untuk memastikan ucapan Edwin barusan. "Aish, sial! Apakah ini balas dendam, dia tidak mengangkat panggilan dariku!" ucap David kesal ketika mengetahui Felix tidak mengangkat panggilan teleponnya. "Maaf, Tuan! Tadi, Tuan Felix berpesan, Anda jangan mengganggunya malam ini. Tuan Felix ingin tidur sambil memeluk istrinya. Masalah Nona Elyana, dia sudah mengirim pesan singkat pada Anda, di rumah sakit mana Nona El

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 14 Boleh Pulang

    Mendengar David sudah berjanji, Daniel pun merasa lega. Ia tidak ragu lagi untuk menceritakan semuanya pada suami Elyana tersebur. "Mungkin, kau pun sudah tahu sebelumnya, bahwa kalian berdua akan dijodohkan. Demi terhindar dari perjodohan itu, Elyana memutuskan untuk kabur dari rumah dengan meminta bantuan aku dan Arani. Setelah orang di rumahnya tahu bahwa aku membantu Elyana melarikan diri, tidak hanya membuatku terluka hingga harus dirawat di rumah sakit, juga membuat ayahku bangkrut. Begitu pun dengan Arani. Setiap hari, Arani didatangi orang suruhan keluarga Elyana, dan pada akhrinya, Arani pun menerima tindak kekerasan dari mereka hingga masuk rumah sakit karena tidak mampu membuat Elyana kembali pulang ke rumahnya. Itulah alasan mengapa saat ini aku ingin Elyana menjauh dari kami. Aku tidak ingin hal buruk terjadi lagi pada kami jika masih dekat dengan Elyana," jelas Daniel dengan perasaan berat. Sebenarnya, Daniel pun tidak ingin memutus persahab

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 15 Bukan Suka Sama Suka

    Di ruang direktur perusahaan Demino, David duduk di kursi kebesarannya sambil menatap pria lusuh yang ada di hadapannya. Jari-jari rampingnya terus memijat pelipis mata yang mulai teras tega. Tiba-tiba, dari pintu masuk, Edwin datang dengan membawa koper yang sudah dibersihkan itu lalu membawanya ke hadapan David. Setelah itu, Edwin kembali ke belakang dan berdiri di samping pria lusuh yang tadi ia bawa. "Tuan, pria ini yang memungut koper milik Nona Elyana dari belakang!" jelas Edwin pada David sambil menunjuk pria di sampingnya. Pria lusuh itu terlihat ketakutan dan kedua kakinya mulai bergetar hebat. "Maaf, Tuan! Saya hanya pemulung yang biasa mengambil barang bekas dari bak sampah. Saya tidak tahu bahwa barang ini bukan barang buangan. Jika saya tahu, saya pun tidak akan berani untuk mengambilnya," ucap pria itu dengan perasaan takut. "Sekarang, mana semua barang yang ada di dalam koper?" tanya David dengan tegas. Sama sekali tidak menunju

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 92 I Love U

    "Apa kau menyukai kejutan dari kami?" bisik Rosyana dengan kerlingan mata penuh godaan sambil berjalan di atas karpet merah mendampingi Elyana. "Anggap saja ini sebagai hadiah dari kami atas kembalinya El setelah lima tahun menghilang!" timpal Yuan Louis dengan santai. Tidak terdengar nada keras seperti yang biasa pria tua itu katakan. Ucapan dari kakak dan kakeknya itu membuat Elyana hampir pingsan karena terkejut juga terharu. "Jadi ... ini???" "Ya, ini adalah hari pernikahanmu dan David! Kami sudah menyiapkan ini dari empat hari yang lalu. Walau terkesan mendadak, namun aku dan Daniel sudah menyiapkan pesta pernikahan ini dari empat bulan yang lalu. Jadi sekarang ... berbahagialah, ini semua untukmu dan David! " Rosyana menjawabnya tanpa ragu. Rosyana dan Daniel sepakat untuk membuat akta pernikahan tanpa ada pesta pernikahan. Mereka ingin menghadiahkan pesta ini untuk Elyana dan David. Bahkan, mereka mencetak ulang dan menyebar undangan ya

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 91 Kejutan Pernikahan

    Elyana segera membenarkan emosinya. Ia berkata dengan pelan, "Kak! Sepertinya, kita sudah nyaman menjadi saudara daripada pasangan!" Elyana menutup kotak cincin di hadapannya, lalu mendorongnya ke arah Arvan lagi. "Kak! Kau pria yang baik. Kau pun harus menikah dengan wanita yang baik pula. Dan wanita baik itu bukanlah aku!" "Ya, walau selama ini aku sudah banyak berhutang budi kepadamu, namun, aku sungguh tidak pantas untuk menjadi istrimu!" lanjut Elyana, masih dengan pelan karena takut menyinggung perasaan Arvan. "Apa kau menolakku karena mantan suamimu?" tanya Arvan—tidak suka. Arvan memegang erat kotak itu dengan sekuat tenaga. Terlihat bahwa dia tidak suka dengan penolakan halus Elyana. "Bukan!" jawab Elyana dengan ragu. "Hubunganku dengan David pun sepertinya tidak ada masa depan. Kakek tidak menyukainya, dan David pun tidak pernah datang lagi ke rumahku." Bahkan, ponsel Elyana yang waktu itu diambil oleh David, sudah di

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 90 Mengutarakan Perasaan

    Keesokan harinya, kondisi Yuan Louis sudah sangat baik. Bahkan, lebih baik dari sebelumnya. Tidak ada lagi rasa sakit yang sering ia keluhkan—membuatnya tidak mampu untuk pergi ke kantor. Sekarang, tubuhnya sudah benar-benar sehat setelah melihat cucunya kembali.Tiga hari kemudian Yuan Louis sudah bisa pergi ke kantor untuk bekerja. Ia menyelesaikan semua pekerjaan yang sempat tertunda, juga menangani masalah kerjasamanya dengan perusahaan David.Di rumah, tinggallah Rosyana dan juga Elyana, karena Alvano pergi bersama Arvan tadi pagi."El, apa kau mau ikut bersama kami ke butik?" tanya Rosyana pada adiknya. Ia merias sedikit wajahnya agar terlihat lebih segar. Sedangkan Elyana, duduk di atas tempat tidur sambil melihat kakaknya berdandan."Sepertinya tidak bisa!" Elyana segera menolaknya. "Aku sudah janjian dengan Arvan, sekalian mau menjemput Alvano.""Oh!" Rosyana memoles bibirnya dengan pewarna bibir sambil bercermin. Lalu menutup lipsti

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 89 Kau Akan Kembali

    "Elyana ... atau, lebih akrab kalian memanggilnya dengan nama Pelayan Eli, dia adalah Nona Kedua di keluarga Louis yang kabur dari rumah dan melamar menjadi pelayan di rumah kalian." David menatap pria bernama Alex Danu itu dengan penuh ancaman. Juga melihat keterkejutan dari wajah Alex Danu ketika mendengar cerita pelayannya—Eli.David melanjutkan, "Karena aku dan putrimu dijodohkan, putrimu menolak lalu kabur dari rumah bersama kekasihnya tepat di hari pernikahan! Lalu???"David menarik napas panjang sebelum dia melanjutkan ceritanya.Ada perasaan sedih ketika dirinya harus mengenang kembali nasib Elyana yang terjebak pernikahan dengannya. Itu rasanya sangat berat. Seharusnya, pertemuannya dengan sang istri haruslah pertemuan yang manis hingga akhirnya mereka jatuh cinta dan menikah. Namun, ini malah karena sandiwara Alex Danu dan istrinya hingga dirinya menikahi pelayan mereka—Elyana.David tahu cerita lengkap ini dari Daniel dan dari Elyan

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 88 Menikah Satu Minggu Lagi

    Hari ini, dunia Yuan Louis terasa sangat cerah dan indah. Ia bisa melihat cucunya—Elyana—yang sudah lama menghilang. Banyak bintang-bintang bertaburan di atas kepala Yuan Louis yang perlahan menyebar ... mengisi seisi ruangan itu. Terlihat seulas senyum di wajah pria tua berusia delapan puluh taun itu sebelum akhirnya Yuan Louis memejamkan mata, lalu tubuhnya melemah dan ambruk di atas tempat tidur."Kakek!" teriak Elyana dan Rosyana secara bersamaan. Mereka sangat panik melihat sangat kakek tiba-tiba pingsan setelah melihat Elyana.Daniel dengan cepat naik ke atas tempat tidur, lalu mengangkat punggung dan kepala Yuan Louis."Cepat, cari Asisten Judis! Kita harus segera membawanya ke rumah sakit!" teriak Daniel pada kekasihnya—Rosyana.Elyana dan putranya hanya berdiri di samping tempat tidur sambil melihat kakeknya dipeluk oleh Daniel. Elyana begitu terkejut melihat keadaan Yuan Louis yang tiba-tiba saja pingsan.Nona pertama di

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 87 Pahlawan Bertopeng

    Sore hari, di Kota Lyon, di kediaman Yuan Louis, semua orang sudah berkumpul dan masuk ke dalam rumah untuk menemui sang pemilik rumah. Namun, tidak dengan Arvan. Setelah memastikan Elyana dan putranya sampai di rumah, pria tersebut malah berpamitan dan pergi dengan menggunakan taksi. Elyana yang merasa tidak enak dengan situasi ini, segera mengirim pesan singkat pada Arvan untuk memastikan pria itu baik-baik saja.["Ya, aku tidak apa-apa. Kau jangan khawatir. Nanti jam delapan malam, aku akan datang menjemput Alvano!"]Elyana terdiam sambil memegang ponselnya setelah membaca pesan dari Arvan. Perasaannya masih tidak enak.Walau bagaimanapun, Arvan sangat berjasa dalam hidupnya. Jika bukan karena lima tahun yang lalu Arvan membawanya pergi dan merawatnya di luar negeri, mungkin Elyana dan Alvano tidak akan ada di muka bumi ini lagi. Dan mungkin, dirinya akan mati sia-sia karena ulah Alex Danu yang menginginkan Elyana meninggal. Jadi sekarang, Elyana benar-benar

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 86 Emosi David

    Satu jam telah berlalu. Di atap gedung perusahaan Demino, Elyana dan yang lainnya sudah berkumpul—bersiap untuk menaiki pesawat pribadi yang sudah disiapkan oleh David—untuk mereka kembali ke kota Lyon. Suara bising, juga angin dari baling-baling pesawat yang begitu kencang, menerpa tubuh, rambut dan pakaian mereka. Elyana berdiri di samping David sambil menatap ke depan. Ia melihat pesawat besar berwarna putih itu ada di hadapannya dan beberapa orang berpakaian hitam lengkap dengan kacamata hitam yang tersemat di hidung mereka. "Ayo naik!" ajak David pada semua orang sambil menoleh ke belakang. Lalu meraih tangan Elyana dan menariknya berjalan ke depan menuju tangga pesawat. Alvano yang masih digendong oleh Arvan, meminta pria dewasa itu untuk segera mengikuti langkah ibunya dan pria asing—pemilik pesawat tersebut—sebelum mereka benar-benar menjauh. Daniel dan yang lainnya pun mengikuti dari belakang. Di dalam pesawat yang cukup luas

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 85 Bukan Orang Asing

    "Iya, Tuan Louis! Mantan mertuamu!" jawab Daniel dengan sinis.David terdiam sesaat sebelum akhirnya dia membenarkan emosinya.Dengan sikap tenang, David berkata pada Elyana dan yang lainnya, "Aku akan meminta orangku untuk segera menyiapkan pesawat untuk kalian berangkat ke kota Lyon."Ucapan David itu membuat Arani dan Rosyana terkejut."Apa itu benar?" tanya Arani dengan sedikit ragu.Arani tidak yakin dengan ucapan David yang akan memfasilitasi kepulangan mereka ke Kota Lyon. Karena, Arani dan yang lainnya sudah tahu tentang hubungan David dengan Yuan Louis yang sedikit tidak baik. Mungkin saja David sudah tidak sudi lagi menginjakkan kakinya di rumah keluarga Louis, juga tidak sudi meminjami mereka pesawat pribadinya untuk terbang ke kota Lyon.Namun, jawaban David selanjutnya membuyarkan semua pikiran buruk Arani tentang pria itu."Tentu saja! Aku akan ikut dengan kalian ke Kota Lyon!""Hah???" Daniel pun sama terkejutnya

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 84 Hari yang Sangat Indah

    David yang terlihat lelah karena semalam tidak tidur dengan baik, berjalan dengan langkah pelan mendekati Elyana. Tatapan matanya sayu, namun masih bisa menatap wanita di depannya dengan antusias.Semua orang pun terdiam. Tidak ada yang berani bergerak ataupun bersuara.Di suasana tegang itu, terdengar suara anak kecil yang memecah keheningan di antara mereka, "Mami! Ayo kita pergi. Sebentar lagi pesawat kita akan berangkat!""Mami?" gumam David sambil menoleh—melihat anak kecil yang terlihat sangat lucu itu dengan jaket hijau di tubuhnya.Alvano pun menatap David sekilas, lalu memalingkan muka dengan cepat setelah melihatnya. Sama sekali tidak tidak tertarik dengan kehadiran David di sana."Ayo, Mi!" Alvano menarik tangan ibunya dan melangkah maju untuk masuk ke dalam taksi.Alvano bergidik ngeri ketika melihat pria yang menurutnya seperti penculikan itu berjalan ke arah mereka. Apalagi saat ini, pria itu menghampiri ibunya. Alvano ha

DMCA.com Protection Status