Home / Romansa / Terjebak Pernikahan dengan CEO / Bab 10 Kembali ke Rumah

Share

Bab 10 Kembali ke Rumah

Author: Tusya Ryma
last update Last Updated: 2021-06-10 20:42:53

Eyana merasakan jantungnya berdetak kencang ketika mendengar ucapan David tentang "Membuat perhitungan dengannya". Seolah ada sebuah hantaman yang sangat keras di dalam dadanya membuat napasnya terasa sesak dan berat.

 Apa yang harus Elyana lakukan?

Elyana menarik napas panjang, berkata pada David, "Baik! Besok siang, kita bertemu lagi untuk membicarakan masalah ini. Sekarang aku lelah, ingin pulang ke rumah untuk istirahat. Bisa, kan?"

 Lebih tepatnya, Elyana ingin mencari hotel terdekat untuk dirinya menginap. Tidak mungkin Elyana pulang ke rumah Alex dan istirahat di sana, kan? Toh, ia hanya seorang pelayan di rumah keluarga Danu, bukan benar-benar putri mereka.

David bersikap acuh. Ia tidak menjawab perkataan Elyana hingga mereka keluar dari gedung rumah sakit. Itu membuat Elyana merasa lega.

 "Sampai bertemu besok Tuan David! Hati-hati di jalan," ucap Elyana dengan melambaikan tangan ketika mereka sudah berada di luar.

David sama sekali tidak perduli. Ia terus berjalan menuju tempat parkir dan masuk ke dalam mobil.

Elyana berjalan sampai menuju jalan besar, menatap kiri dan kanan untuk melihat daerah sekitar. Dari kejauhan, terlihat sebuah gedung tinggi bertuliskan "Hotel Rissi". Memang bukan hotel berbintang, tapi, Elyana memutuskan untuk pergi ke sana.

 Hanya perlu berjalan kaki beberapa menit saja, Elyana sudah bisa sampai di hotel Rissi. Ketika sudah sampai di depan gedung hotel dan bersiap untuk berjalan ke gedung itu, terdengar suara seseorang dari belakang tubuhnya, "Sejak kapan rumah Alex Danu ada di jalan selatan?"

 "Astaga!" Elyana terkejut mendengar suara itu. Ia segera menoleh ke belakang untuk melihat.

Ternyata, David mengikuti Elyana sampai ke depan hotel.

"Kau mau kabur ke mana lagi?" Melihat tampang bodoh wanita di depannya, David tahu, Elyana berniat melarikan diri lagi.

 "Bukannya pulang ke rumah, kau malah pergi mencari hotel."

 "Si-siapa yang ma-mau kabur!" jawab Elyana dengan terbata. Ia segera memutar tubuhnya, menatap David sambil berbicara, "Aku bukan mau kabur, ta-tapi ... tapi—"

 Sebelum Elyana menyelesaikan ucapannya, terdengar suara David berkata di samping telinganya, "Satu bulan yang lalu, kau pergi dari rumahku tanpa pamit. Sekarang, kau pergi meninggalkan  kamar hotel yang sudah dipersiapkan oleh ayahku, juga, tanpa pamit. Ke depannya,  aku tidak akan membiarkanmu kabur lagi!"

 Seketika tubuh Elyana melayang di udara. David mengangkat tubuhnya dan membawa wanita itu tanpa peringatan.

 "Hey, apa kau sudah gila? Cepat, turunkan aku!" teriak Elyana dengan tubuh yang menggantung di pundak kekar pria itu.

Ia tidak menyangka David akan mengikutinya sampai ke depan hotel lalu membawanya secara paksa.

"Cepat turunkan aku!" teriak Elyana lagi.

Namun David sama sekali tidak mendengar. Ia membawa Elyana dan memasukkan wanita itu ke dalam mobil. Setelah itu, David juga masuk dan duduk di kursi pengemudi. Ia segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat itu.

Elyana tidak punya pilihan lain selain duduk dan patuh dibawa pergi oleh David dengan mobilnya. Mau kabur pun, dirinya sudah tidak bisa lagi.

Selama perjalanan, tidak ada sepatah katapun yang terucap dari mulut keduanya. Hingga sampai di halaman rumah, barulah terdengar suara dingin dari David

"Turun!"

 David membuka pintu mobil untuk Elyana, mempersilahkan wanita itu untuk turun.

"Apa kau ingin digendong lagi seperti tadi?" ancam David sambil membungkukkan badan. Bersiap untuk mengangkat tubuh Elyana lagi.

Sebelum tangan besar David benar-benar menyentuh tubuh Elyana, terdengar wanita itu berteriak, "Stop!"

 "Aku bisa turun sendiri."

Elyana mendorong tubuh David yang menghalangi jalannya. Lalu ia keluar dari dalam mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah tanpa diminta.

 Itu membuat David sangat puas. Barulah terlihat senyum samar di bibir pria dingin itu, yang sejak siang terlihat cemberut

David pun berjalan mengikuti langkah Elyana masuk ke dalam rumah, lalu naik ke lantai dua.

 Malam ini, David tidak benar-benar membuat perhitungan dengan Elyana. Ia membiarkan wanita itu tidur di atas tempat tidurnya, dan dirinya ... tidur di sofa demi membuat Elyana merasa aman.

***

Di siang hari, suara ketukan pintu membangunkan Elyana yang masih tertidur pulas di atas tempat tidur. Matanya terbuka perlahan, melawan rasa kantuk yang masih terasa. Silau dari sinar matahari yang masuk melalui kaca jendela kamar, segera menusuk matanya. Ia menarik selimutnya kembali, menguburkan dirinya di bawah selimut, menghindari cahaya matahari yang menganggu penglihatannya.

 Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu diiringi suara pelayan wanita, "Nona! Saya membawakan pakaian ganti untuk Anda!"

 Mendengar kata "Pakaian ganti", Elyana segera menyibak selimut, lalu bangun dan duduk di atas  tempat tidur.

Kemarin siang, saat Elyana datang ke hotel bersama dengan Isabel, ia tidak membawa apapun selain tas kecil berisi dompet dan alat make up. Karena rencana awalnnya, setelah acara pernikahan Isabel selesai, Elyana akan kembali ke rumah Alex untuk bekerja. Tidak tahu bahwa akhirnya, Elyana-lah yang menggantikan Isabel untuk menikah.

Dan semalam, setelah membersihkan diri, Elyana meminjam kemeja putih milik David untuk tidur, sama sekali tidak memakai pakaian tidur yang semestinya.

 Sekarang, pelayan dayang membawakannya pakaian ganti, Elyana tentu sangat senang.

Dengan senang, Elyana segera membuka pintu kamar. Terlihat wajah merah pelayan itu ketika melihat tubuh ramping Elyana dibalut kemeja putih longgar milik tuannya. Paha putih itu terlihat sangat jelas di depan mata pelayan.

 "Ma-maaf, Nona! Ini pakaian ganti untuk Anda," ucap pelayan sambil menyodorkan paper bag yang dibawanya pada Elyana. Pelayan itu tidak berani melihat penampilan Elyana yang sudah bertempur semalaman dengan tuannya.

 Semua orang di rumah ini sudah tahu, Elyana adalah majikan wanita di rumah ini—yang David nikahi kemarin. Kemeja longgar yang Elyana pakai saat ini, menandakan bahwa semalam mereka telah....

 "Nona, sarapan Anda sudah dingin. Saya akan segera menghangatkannya kembali," ucap pelayanan itu lagi. Lalu ia mengingatkan, "O, iya! Nanti, jam satu siang, Tuan akan menjemput Nona. Jadi, bersiaplah."

 "Heh, menjemputku? Ke mana?" tanya Elyana sambil memegang paper bag berisi pakaian dari pelayan.

"Hari ini, Tuan akan mengantar Nona pulang ke rumah keluarga Danu. Bukankah Nona belum mengambil barang-barang Nona dari sana?" jawab pelayan itu sesuai informasi dari David.

Elyana pun mengerti. Ia segera mengangguk.

"Ba-baiklah! Aku akan segera bersiap. Sekarang, kau boleh pergi!"

"Baik, Nona!" Pelayanan itu pun segera pergi.

Setelah kepergian pelayan itu, Elyana bersandar di pintu dengan jantung yang mulai berdetak kencang. Ia sangat gugup dan takut.

"Bagaimana ini? David akan mengantarku ke rumah keluarga Danu. Barang apa saja yang bisa aku bawa? Semua pakaianku sudah aku buang ketika bekerja sebagai pelayan di sana. Di dalam koper hanya ada pakaian bekas dari Isabel dan pakaian dari tukang kebun waktu itu. Sama sekali tidak ada pakaian yang layak untuk dibawa."

Walau masih bingung dengan hal itu, namun Elyana harus segera bersiap.

Elyana segera membersihkan diri di dalam kamar mandi. Setelah selesai, ia memakai pakaian yang dibawa oleh pelayan tadi. Wajah cantiknya  dirias sedikit agar tidak terlihat pucat. Rambut panjangnya diikat ke atas agar terlihat lebih singset.

Setelah penampilannya dirasa cukup baik, Elyana segera membawa tas kecilnya, memasukkan alat make up ke dalam tas, lalu berjalan menuju pintu keluar.

Di meja makan, Elyana menyantap sarapannya dengan lahap, menghabiskan semua makanannya tanpa memperdulikan tatapan aneh dari para pelayan. Karena seharian kemarin tidak memakan apapun di acara pesta pernikahannya, membuat Elyana sangat kelaparan sekarang. 

Ketika baru selesai meneguk air putih di dalam gelas, dan bersiap untuk menyeka mulutnya dengan tisu, tiba-tiba terdengar suara seseorang dari arah belakang. Itu membuat gerakkan tangan Elyana terhenti.

"Apa sudah kenyang?"

Elyana terkejut mendengarnya. Ia segera menoleh ke belakang, melihat David dan Edwin berjalan menghampirinya.

 "David! Kau sudah datang! Bu-bukannya mau menjemputku nanti jam satu siang?" tanya Elyana dengan gugup. Juga lupa, ini sudah jam berapa. "Mengapa menjemputku sekarang?"

Terlihat David semakin mendekat, lalu mendaratkan bokongnya di kuris seberang Elyana.

 "Kenapa? Apa aku menjemputmu terlalu pagi?" sindirnya. "Kau baru menghabiskan sarapan pagimu jam dua belas lewat tiga puluh menit. Apa kau baru bangun tidur?"

"Hehe, iya! Itu karena ... karena tempat tidurmu begitu nyaman. Kualitas tidurku jadi semakin baik hingga lupa untuk bangun," canda Elyana untuk menutupi rasa malunya.

Bagaimana tidurnya tidak nyaman? Dari kemarin siang, dirinya terus berdiri di acara pernikahan—menyambut para tamu yang hadir—tanpa istirahat. Di malam hari, belum sempat mandi, dan makan, Elyana segera pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Arani. Dilanjut dengan perjalanan dari rumah sakit menuju rumah David. Itu semua membuat tubuhnya sangat lelah.

Yang paling penting adalah tempat tidur David memang sangatlah empuk. Berbeda dengan tempat tidur yang biasanya Elyana gunakan di rumah keluarga Danu, begitu sempit dan juga keras. Membuat seluruh tubuhnya terasa sakit setiap kali bangun.

"Emh, ya! Tidurmu pasti sangatlah nyenyak, berbeda denganku. Tubuhku terasa pegal karena tidur di so—" sebelum kata "Sofa" selesai diucapkan oleh David, terdengar Elyana berteriak, "Oh, ya, kau terlalu bersemangat semalam, hingga seluruh tubuhmu sakit, kan? Ayo, aku akan mengantarmu pergi ke tempat massage."

 Ucapan Elyana itu membuat semua orang yang ada di sana salah paham. Tidak terkecuali dengan David. Pria itu mengangkat kedua aslinya, menatap Elyana dengan tajam.

 'Siapa yang bersemangat semalam? Menyentuh tubuhmu pun, aku tidak!' gumam David dengan kening yang mengerut. 

Elyana hanya tidak ingin semua orang tahu, bahwa semalam mereka tidur terpisah. 

"Ayo kita pergi!" Elyana segera menarik tangan David agar keluar dari dalam rumah, tidak nyaman menerima tatapan salah paham dari semua orang. 

Setelah sampai di luar, barulah Elyana melepaskan tangan David . Ia menebalkan muka, berjalan ke samping mobil pria itu lalu membuka pintu mobil.

Di dalam mobil, sebelum  mereka berangkat, David bertanya pada Elyana, "Semalam, katamu, aku terlalu bersemangat, bersemangat dalam hal apa?"

David masih sama membahas hal itu. 

 Walau sebenarnya David mengerti dengan ucapannya, tapi saat ini ia ingin mendengar penjelasan langsung dari mulut Elyana. Alasan apa yang akan diucapkan oleh wanita itu.

 Terdengar Elyana menjawab, "Semalam,  kau menggendongku. Bukankah itu karena terlalu bersemangat?"

 "Menggendongmu?" David merasa heran dengan hal itu. 

 Hanya dari pinggir jalan ke dalam mobil. Apa itu yang dinamakan bersemangat hingga seluruh tubuh David sakit?

 "Itu sama sekali tidak membuat tubuhku sakit. Nanti malam,  aku akan mencoba menggendongmu lagi. Punggungku sakit lagi atau tidak, bagaimana?" godanya pada Elyana.

Itu membuat Elyana salah tingkah.

 "Tidak mau! Nanti malam, biar aku yang tidur di sofa, dan kau yang tidur di tempat tidur," jawab Elyana mencoba mengalihkan pembicaraan.

David hanya tersenyum, tidak lagi menggodanya. Ia segera mengendarai mobilnya menuju kediaman keluarga Danu untuk mengantar Elyana pulang ke rumah keluarganya. 

Di dalam mobil yang terasa hening, David melirik sekilas gadis yang ada di sampingnya. Terlihat Elyana kepanasan dan terus mengipasi wajahnya dengan tangan. Padahal, suhu di dalam mobil sudah cukup dingin, tapi wajah putih itu nampak rona merah dengan keringat di dahinya.

 "Kau kenapa? Apa tidak enak badan?" tanya David tiba-tiba. Matanya masih menatap Elyana sambil setelah melihat ke arah jalan. 

"Eh, tidak! Aku hanya ... sedikit kepanasan," jawab Elyana sedikit gugup. Ia menghentikan gerakan tangannya, memalingkan muka untuk menghindari tatapan pria itu.

"O, iya! Aku belum membuat perhitungan denganmu." David membuka pembicaraannya kembali.

 "Mengapa bulan lalu, kau pergi begitu saja tanpa pamit, hah? Apa seperti itu caramu berterimakasih pada orang yang telah merawatmu?"

Ucapannya sungguh membuat Elyana semakin gugup.

"Waktu itu, aku ... aku di-dijemput oleh orang dari keluarga Danu. Ehh, maksudku, aku dijemput oleh orang suruhan ayahku! Ya, seperti itu! Jadi, aku lupa untuk memberitahumu."

 'Aish, sial! Aku harus selalu ingat dengan sandiwara ini. Bahwa aku, Eli ... adalah putri tunggal dari Alex Danu!' gumam Elyana dengan tidak karuan.

"Orang yang menjemputmu itu adalah orang suruhan ayahmu? Bukan orang suruhan kakekmu?" tanya David dengan nada mengintrogasi. Itu membuat Elyana menoleh ke samping dan membulatkan mata untuk menatap David. 

 "Haha, apa kau bercanda?" Elyana tertawa dengan berat. "Ya, jelas itu orang suruhan ayahku, lah! Aku pergi tanpa pamit karena aku sudah dijemput. Bukan karena tidak tahu terima kasih."

'Mana mungkin orang suruhan kakekku datang ke tempatmu!' cibir Elyana dalam hati. 

 "Bukannya, waktu itu kau bilang, yang selalu mencarimu adalah orang suruhan kakekmu?"

David masih ingat ketika malam itu Elyana terbangun, dan ketakutan melihat dirinya ada di dalam kamar. Elyana mengira, David adalah orang suruhan kakeknya.

 "I-itu ... aku yang salah. Maksudku, orang suruhan ayah, bukan kakek!" kilah Elyana. Ia terus berbohong demi menutupi kebohongan yang sudah dia buat.

 "Lalu kemarin di acara pernikahan ...  mengapa tidak menyapaku  saat kau menjadi pengantin wanitanya? Jika aku tahu pengantin wanitanya adalah kau, aku ..."

   '... tidak akan meninggalkanmu!' ucapan itu hanya bisa dilanjutkan di dalam hati. David tidak berani untuk mengatakannya. 

"Jika tahu itu adalah aku, apa yang selanjutnya akan kau lakukan?" Elyana menunggu jawaban dari David. 

Pria itu malah memalingkan muka ke depan, mengemudikan mobil tanpa menoleh lagi ke samping.

Itu membuat Elyana semakin penasaran. 

 "Sudahlah, lupakan saja!" potong David, tidak ingin melanjutkan pembicaraan itu. "Sekarang, kita sudah menikah. Ada masalah sebelumnya, kita lupakan."

"Walau kita tidak saling mengenal sebelumnya, tapi, kita masih punya banyak waktu untuk saling memahami satu sama lain. Aku tidak berniat untuk menikah kedua kalinya. Jadi, kau harus  bisa beradaptasi dengan lingkunganku.

 "Hah?" Elyana membuka mulutnya lebar, menatap David dengan bingung.

 'Tidak berniat untuk menikah kedua kalinya?  Apa maksudnya?'

Elyana hanya terjebak di dalam pernikahan ini, bukan benar-benar ingin menikah dengan pria yang tidak dikenal. Ia menjadi pengantin pengganti—kemarin, karena tidak tega melihat permohonan Alex padanya. Cepat atau lambat, ia akan meminta bercerai dari David.

 "Sebenarnya, aku ... belum siap untuk menikah dengan siapapun! Pernikahan itu hanya ... perjodohan yang dilakukan oleh orang tua kita, bukan karena kita saling suka," jawab Elyana dengan pelan. Ia menarik pandangannya, menatap lurus ke depan, tidak lagi melihat David. 

 Itu kata-kata yang mewakili perasaannya saat ini. Elyana pun akan mengatakan hal yang sama pada Dimitri—pria yang akan dijodohkan dengannya—jika sampai mereka jadi menikah. Tapi sekarang, yang menikah dengan Elyana adalah David. Jadi, ia mengatakan hal itu pada David. 

"Ada pepatah yang mengatakan 'Kita bisa karena terbiasa.'. Jadi, kita akan saling menyukai jika kita sering bersama," ucap David.

 Elyana tidak menjawab lagi. Hanya diam sambil melihat jalan yang sudah mengarah ke kediaman rumah keluarga Danu.

Ketika mereka sudah hampir sampai di rumah keluarga Danu, Elyana segera membuka tas kecilnya, mengeluarkan sebuah pensil alis berwarna hitam,  lalu membuat tahi lalat di pipinya—seperti yang biasa dia lakukan. Setelah selesai, Elyana menutup tasnya kembali.

Ketika mobil benar-benar sudah berhenti di depan rumah itu, David segera membuka sabuk pengaman miliknya, bersiap untuk turun. Tapi, sebelum menginjakkan kakinya di tanah, David melihat Elyana sekilas. Nampak ada yang aneh di wajah gadis itu.

David mengurungkan niatnya untuk turun dari dalam mobil. Ia duduk kembali, memiringkan tubuhnya untuk melihat ke arah Elyana.

Ketika Elyana bersiap turun, tiba-tiba David memegang tangannya, menahan wanita itu agar tidak pergi.

 "Ada apa?" tanya Elyana dengan heran.

Tiba-tiba David memegang wajah mungil Elyana dengan kedua tangan. Wajanya mendekati wajah Elyana, semakin dekat, hingga gadis itu memiringkan tubuhnya ke belakang untuk menghindar.

Ketika wajah mereka sudah semakin dekat, dan hawa panas dari napas keduanya bisa mereka rasakan, tiba-tiba Elyana memejamkan mata. Ia menahan napas beberapa detik sambil merasakan jantungnya yang hampir loncat keluar melalui tenggorokannya.

Beberapa detik berlalu, tidak ada sesuatu yang terjadi. Elyana membuka matanya perlahan. Terlihat David menatapnya dengan tajam. Detik kemudian, David membasahi jari telunjuknya dengan air liurnya sendiri, lalu menggosok pipi Elyana dengan jarinya.

 "Aaaaaah! Apa yang kau lakukan?" teriak Elyana dengan kaget. Merasa jijik dengan apa yang dilakukan oleh pria itu.

 'Argh, sial! Dia meludahi wajahku. Uuaaaa, sangat menjijikan!'

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Nurzaedah
sangat berkesan. bnget wlwupun blum salam Ng knl tpi mereka saling mnghargai
goodnovel comment avatar
Sitti Rafiqah Bora
makin seru
goodnovel comment avatar
Elite Seven
jika markah penuh adalah sepuluh. saya akan memberi 7 pada novel ini.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 11 Ejekan Nosy

    Elyana bergidik ngeri ketika David terus menggosok pipinya dengan jari yang sudah diludahi. Ia segera menarik tangan David agar menyingkir dari wajahnya. "Sudah hentikan! Lepaskan aku." Elyana sudah tidak tahan lagi. Ia memberontak, berusaha melepaskan diri dari pria itu. Tapi David tidak mendengar. "Diamlah, sedikit lagi!" ucap David masih dengan memegang wajah Elyana. Setelah menggosok dua kali, barulah ia melepaskannya. "Nah, sudah bersih!" "Hah?" Elyana terdiam sambil melihat pria itu. David membersihkan tahu lalat yang sudah dirinya buat. Ketika Elyana akan berbicara pada David, terlihat Alex dan istrinya sudah berdiri di halaman rumah sambil menatap mereka yang masih berada di dalam mobil. Elyana dan David pun tidak membuang waktunya lagi, segera turun dan berjalan menghampiri kedua orang tua Isabel. Nosy berdiri sambil melipat kedua tangan di depan, menatap Elyana—yang berj

    Last Updated : 2021-06-11
  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 12 Alergi Seafood

    Di dalam kamar Isabel, Elyana melihat koper berwarna merah muda miliknya sudah ada di atas tempat tidur. Di dalam koper itu sudah ada pakaian milik Isabel, juga sepatu dan tas yang sangat bagus. Semua itu Nosy siapkan untuk Elyana demi menjaga citra baik keluarga Danu. "Dasar orang kaya tidak tahu diri. Hanya pakaian seperti ini saja, aku tidak buruh!" ucap Elyana dengan kesal. Elyana segera membalikkan kopernya, menumpahkan semua barang-barang itu ke lantai. Ia tidak menyisakan barang sedikitpun di dalam kopernya. Elyana merupakan nona kedua di keluarga Louis, sudah terbiasa hidup mewah sejak kecil, dan hidupnya tidak pernah kekurangan. Ia sama sekali tidak membutuhkan barang-barang bekas seperti ini. Jika mau, kapanpun, ia bisa membeli semua barang mewah yang lebih bagus dari ini. Bukan karena ada uang satu juta dolar di rekeningnya—pemberian dari Alex, tapi karena uang di rekeningnya sangatlah banyak. Setelah kopernya kosong, Elyana segera me

    Last Updated : 2021-06-12
  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 13 Curiga

    "Apa?" Pintu kamarnya dibuka kembali oleh David. "Apa yang kau katakan barusan? Elyana dirawat di rumah sakit? Kenapa?" David mengulangi ucapan Edwin. Ia tidak mengerti dengan perkataan asistennya tentang Elyana. "Iya, Tuan!" Edwin membenarkan. "Dari tadi, Tuan Felix sudah menghubungi Anda, namun tidak ada jawaban." David segera masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya, lalu melihat sepuluh panggilan tidak terjawab dari Felix. "Dua puluh menit yang lalu?" David mengerutkan kening, lalu menghubungi Felix kembali untuk memastikan ucapan Edwin barusan. "Aish, sial! Apakah ini balas dendam, dia tidak mengangkat panggilan dariku!" ucap David kesal ketika mengetahui Felix tidak mengangkat panggilan teleponnya. "Maaf, Tuan! Tadi, Tuan Felix berpesan, Anda jangan mengganggunya malam ini. Tuan Felix ingin tidur sambil memeluk istrinya. Masalah Nona Elyana, dia sudah mengirim pesan singkat pada Anda, di rumah sakit mana Nona El

    Last Updated : 2021-06-12
  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 14 Boleh Pulang

    Mendengar David sudah berjanji, Daniel pun merasa lega. Ia tidak ragu lagi untuk menceritakan semuanya pada suami Elyana tersebur. "Mungkin, kau pun sudah tahu sebelumnya, bahwa kalian berdua akan dijodohkan. Demi terhindar dari perjodohan itu, Elyana memutuskan untuk kabur dari rumah dengan meminta bantuan aku dan Arani. Setelah orang di rumahnya tahu bahwa aku membantu Elyana melarikan diri, tidak hanya membuatku terluka hingga harus dirawat di rumah sakit, juga membuat ayahku bangkrut. Begitu pun dengan Arani. Setiap hari, Arani didatangi orang suruhan keluarga Elyana, dan pada akhrinya, Arani pun menerima tindak kekerasan dari mereka hingga masuk rumah sakit karena tidak mampu membuat Elyana kembali pulang ke rumahnya. Itulah alasan mengapa saat ini aku ingin Elyana menjauh dari kami. Aku tidak ingin hal buruk terjadi lagi pada kami jika masih dekat dengan Elyana," jelas Daniel dengan perasaan berat. Sebenarnya, Daniel pun tidak ingin memutus persahab

    Last Updated : 2021-06-14
  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 15 Bukan Suka Sama Suka

    Di ruang direktur perusahaan Demino, David duduk di kursi kebesarannya sambil menatap pria lusuh yang ada di hadapannya. Jari-jari rampingnya terus memijat pelipis mata yang mulai teras tega. Tiba-tiba, dari pintu masuk, Edwin datang dengan membawa koper yang sudah dibersihkan itu lalu membawanya ke hadapan David. Setelah itu, Edwin kembali ke belakang dan berdiri di samping pria lusuh yang tadi ia bawa. "Tuan, pria ini yang memungut koper milik Nona Elyana dari belakang!" jelas Edwin pada David sambil menunjuk pria di sampingnya. Pria lusuh itu terlihat ketakutan dan kedua kakinya mulai bergetar hebat. "Maaf, Tuan! Saya hanya pemulung yang biasa mengambil barang bekas dari bak sampah. Saya tidak tahu bahwa barang ini bukan barang buangan. Jika saya tahu, saya pun tidak akan berani untuk mengambilnya," ucap pria itu dengan perasaan takut. "Sekarang, mana semua barang yang ada di dalam koper?" tanya David dengan tegas. Sama sekali tidak menunju

    Last Updated : 2021-06-16
  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 16 Suami Istri yang Sah

    Elyana menjawab dengan pelan, "Bukan seperti itu, aku hanya emmhhhh—" Tiba-tiba, ucapan selanjutnya tertelan kembali ke dalam perut. David memegang wajah mungkin Elyana dan membungkam mulut itu dengan ciuman panas penuh provokasi. David tidak membiarkan gadis itu menyelesaikan ucapannya. Di ruangan yang cukup sempit itu kini terasa panas dan sesak. Seorang pria gagah dengan dada yang lebar, duduk di atas kursi mobil dengan seolah wanita di bawahnya. David terus menciumi bibir Elyana dan menyusuri luhur putih itu dengan bibirnya. Entah waktu sudah berlalu berapa lama, David dan Elyana sudah ada di kursi belakang dengan posisi Elyana masih berada di bawah tubuh David. Pria itu menciumnya dengan satu tangan masuk ke bawah rok jeans milik wanita itu. "Ahmmh, Dav-David!" desah Elyana disela ciuman panas mereka. "Ja-jangan ... ahhh!" Elyana menahan tangan besar itu agar tidak berjelajah masuk semakin jauh ke dalam pakaiannya. Itu

    Last Updated : 2021-06-18
  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   BAB 17 Menjenguk Kakek

    Satu bulan sudah berlalu. Di pagi hari, Elyana menerima telepon dari Judis setelah ponsel barunya diaktifkan. Asisten pribadi Tuan Besar Louis tersebut mengabarkan bahwa Yuan Louis sakit hingga dirawat di rumah sakit. Mendengar berita itu, Elyana merasa sedih dan khawatir. Ia harus segera kembali ke kota Lyon untuk melihat keadaan kakeknya. Walau bagaimanapun, Yuan Louis adalah satu-satunya orang tua yang Elyana miliki saat ini. Ia tidak ingin sesuatu terjadi pada kakeknya. "Nanti siang, aku akan ingin ke Kota Lyon untuk mengunjungi seseorang. Mungkin, aku akan tinggal selama satu minggu di sana. Boleh, kan?" ucap Elyana pada David. David yang sedang menyantap sarapan paginya segera meletakkan garpu dan sendok di atas piring. Keningnya tiba-tiba mengerut ketika mendengar permintaan Elyana. "Ke Kota Lyon? Satu minggu? Mengunjungi siapa kau di sana?" tanya David dengan nada mengintrogasi. "Itu ... kerabat dekat," jawab Elyana sed

    Last Updated : 2021-06-20
  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 18 Mengikuti Elyana ke Kota Lyon

    Di malam hari, Elyana masih berada di ruang rawat Yuan Louis bersama dengan Rosyana. Mereka melihat kakeknya sudah tertidur pulas di atas tempat tidur pasien, tidak ada yang berani untuk berbicara sedikit pun. "Ikut aku!" ucap Rosyana tiba-tiba, sambil menarik pergelangan tangan Elyana, berjalan keluar dari ruang rawat. "Eh, apa yang kau lakukan?" sergah Elyana. Tidak suka diseret keluar secara paksa. "Lepaskan tanganku! Aku bisa jalan sendiri." Ia menghempaskan tangan Rosyana, mengikuti langkahnya berjalan di lorong rumah sakit. Tiba-tiba langkah Rosyana terhenti. Dengan gerakan cepat mendorong tubuh Elyana, dan ditekan ke dinding. "Aahhhh," ringis Elyana, menahan sakit ditekan cukup keras oleh kakaknya. "A-apa yang kau lakukan, Ros? Lepaskan aku!" "Kau ... El, kabur dari rumah di hari pertunanganmu. Aku ... harus menanggung semuanya rasa malu. Baru bercerai dan sudah harus bertunangan kembali. Itu semua karena ulahm

    Last Updated : 2021-06-21

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 92 I Love U

    "Apa kau menyukai kejutan dari kami?" bisik Rosyana dengan kerlingan mata penuh godaan sambil berjalan di atas karpet merah mendampingi Elyana. "Anggap saja ini sebagai hadiah dari kami atas kembalinya El setelah lima tahun menghilang!" timpal Yuan Louis dengan santai. Tidak terdengar nada keras seperti yang biasa pria tua itu katakan. Ucapan dari kakak dan kakeknya itu membuat Elyana hampir pingsan karena terkejut juga terharu. "Jadi ... ini???" "Ya, ini adalah hari pernikahanmu dan David! Kami sudah menyiapkan ini dari empat hari yang lalu. Walau terkesan mendadak, namun aku dan Daniel sudah menyiapkan pesta pernikahan ini dari empat bulan yang lalu. Jadi sekarang ... berbahagialah, ini semua untukmu dan David! " Rosyana menjawabnya tanpa ragu. Rosyana dan Daniel sepakat untuk membuat akta pernikahan tanpa ada pesta pernikahan. Mereka ingin menghadiahkan pesta ini untuk Elyana dan David. Bahkan, mereka mencetak ulang dan menyebar undangan ya

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 91 Kejutan Pernikahan

    Elyana segera membenarkan emosinya. Ia berkata dengan pelan, "Kak! Sepertinya, kita sudah nyaman menjadi saudara daripada pasangan!" Elyana menutup kotak cincin di hadapannya, lalu mendorongnya ke arah Arvan lagi. "Kak! Kau pria yang baik. Kau pun harus menikah dengan wanita yang baik pula. Dan wanita baik itu bukanlah aku!" "Ya, walau selama ini aku sudah banyak berhutang budi kepadamu, namun, aku sungguh tidak pantas untuk menjadi istrimu!" lanjut Elyana, masih dengan pelan karena takut menyinggung perasaan Arvan. "Apa kau menolakku karena mantan suamimu?" tanya Arvan—tidak suka. Arvan memegang erat kotak itu dengan sekuat tenaga. Terlihat bahwa dia tidak suka dengan penolakan halus Elyana. "Bukan!" jawab Elyana dengan ragu. "Hubunganku dengan David pun sepertinya tidak ada masa depan. Kakek tidak menyukainya, dan David pun tidak pernah datang lagi ke rumahku." Bahkan, ponsel Elyana yang waktu itu diambil oleh David, sudah di

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 90 Mengutarakan Perasaan

    Keesokan harinya, kondisi Yuan Louis sudah sangat baik. Bahkan, lebih baik dari sebelumnya. Tidak ada lagi rasa sakit yang sering ia keluhkan—membuatnya tidak mampu untuk pergi ke kantor. Sekarang, tubuhnya sudah benar-benar sehat setelah melihat cucunya kembali.Tiga hari kemudian Yuan Louis sudah bisa pergi ke kantor untuk bekerja. Ia menyelesaikan semua pekerjaan yang sempat tertunda, juga menangani masalah kerjasamanya dengan perusahaan David.Di rumah, tinggallah Rosyana dan juga Elyana, karena Alvano pergi bersama Arvan tadi pagi."El, apa kau mau ikut bersama kami ke butik?" tanya Rosyana pada adiknya. Ia merias sedikit wajahnya agar terlihat lebih segar. Sedangkan Elyana, duduk di atas tempat tidur sambil melihat kakaknya berdandan."Sepertinya tidak bisa!" Elyana segera menolaknya. "Aku sudah janjian dengan Arvan, sekalian mau menjemput Alvano.""Oh!" Rosyana memoles bibirnya dengan pewarna bibir sambil bercermin. Lalu menutup lipsti

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 89 Kau Akan Kembali

    "Elyana ... atau, lebih akrab kalian memanggilnya dengan nama Pelayan Eli, dia adalah Nona Kedua di keluarga Louis yang kabur dari rumah dan melamar menjadi pelayan di rumah kalian." David menatap pria bernama Alex Danu itu dengan penuh ancaman. Juga melihat keterkejutan dari wajah Alex Danu ketika mendengar cerita pelayannya—Eli.David melanjutkan, "Karena aku dan putrimu dijodohkan, putrimu menolak lalu kabur dari rumah bersama kekasihnya tepat di hari pernikahan! Lalu???"David menarik napas panjang sebelum dia melanjutkan ceritanya.Ada perasaan sedih ketika dirinya harus mengenang kembali nasib Elyana yang terjebak pernikahan dengannya. Itu rasanya sangat berat. Seharusnya, pertemuannya dengan sang istri haruslah pertemuan yang manis hingga akhirnya mereka jatuh cinta dan menikah. Namun, ini malah karena sandiwara Alex Danu dan istrinya hingga dirinya menikahi pelayan mereka—Elyana.David tahu cerita lengkap ini dari Daniel dan dari Elyan

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 88 Menikah Satu Minggu Lagi

    Hari ini, dunia Yuan Louis terasa sangat cerah dan indah. Ia bisa melihat cucunya—Elyana—yang sudah lama menghilang. Banyak bintang-bintang bertaburan di atas kepala Yuan Louis yang perlahan menyebar ... mengisi seisi ruangan itu. Terlihat seulas senyum di wajah pria tua berusia delapan puluh taun itu sebelum akhirnya Yuan Louis memejamkan mata, lalu tubuhnya melemah dan ambruk di atas tempat tidur."Kakek!" teriak Elyana dan Rosyana secara bersamaan. Mereka sangat panik melihat sangat kakek tiba-tiba pingsan setelah melihat Elyana.Daniel dengan cepat naik ke atas tempat tidur, lalu mengangkat punggung dan kepala Yuan Louis."Cepat, cari Asisten Judis! Kita harus segera membawanya ke rumah sakit!" teriak Daniel pada kekasihnya—Rosyana.Elyana dan putranya hanya berdiri di samping tempat tidur sambil melihat kakeknya dipeluk oleh Daniel. Elyana begitu terkejut melihat keadaan Yuan Louis yang tiba-tiba saja pingsan.Nona pertama di

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 87 Pahlawan Bertopeng

    Sore hari, di Kota Lyon, di kediaman Yuan Louis, semua orang sudah berkumpul dan masuk ke dalam rumah untuk menemui sang pemilik rumah. Namun, tidak dengan Arvan. Setelah memastikan Elyana dan putranya sampai di rumah, pria tersebut malah berpamitan dan pergi dengan menggunakan taksi. Elyana yang merasa tidak enak dengan situasi ini, segera mengirim pesan singkat pada Arvan untuk memastikan pria itu baik-baik saja.["Ya, aku tidak apa-apa. Kau jangan khawatir. Nanti jam delapan malam, aku akan datang menjemput Alvano!"]Elyana terdiam sambil memegang ponselnya setelah membaca pesan dari Arvan. Perasaannya masih tidak enak.Walau bagaimanapun, Arvan sangat berjasa dalam hidupnya. Jika bukan karena lima tahun yang lalu Arvan membawanya pergi dan merawatnya di luar negeri, mungkin Elyana dan Alvano tidak akan ada di muka bumi ini lagi. Dan mungkin, dirinya akan mati sia-sia karena ulah Alex Danu yang menginginkan Elyana meninggal. Jadi sekarang, Elyana benar-benar

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 86 Emosi David

    Satu jam telah berlalu. Di atap gedung perusahaan Demino, Elyana dan yang lainnya sudah berkumpul—bersiap untuk menaiki pesawat pribadi yang sudah disiapkan oleh David—untuk mereka kembali ke kota Lyon. Suara bising, juga angin dari baling-baling pesawat yang begitu kencang, menerpa tubuh, rambut dan pakaian mereka. Elyana berdiri di samping David sambil menatap ke depan. Ia melihat pesawat besar berwarna putih itu ada di hadapannya dan beberapa orang berpakaian hitam lengkap dengan kacamata hitam yang tersemat di hidung mereka. "Ayo naik!" ajak David pada semua orang sambil menoleh ke belakang. Lalu meraih tangan Elyana dan menariknya berjalan ke depan menuju tangga pesawat. Alvano yang masih digendong oleh Arvan, meminta pria dewasa itu untuk segera mengikuti langkah ibunya dan pria asing—pemilik pesawat tersebut—sebelum mereka benar-benar menjauh. Daniel dan yang lainnya pun mengikuti dari belakang. Di dalam pesawat yang cukup luas

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 85 Bukan Orang Asing

    "Iya, Tuan Louis! Mantan mertuamu!" jawab Daniel dengan sinis.David terdiam sesaat sebelum akhirnya dia membenarkan emosinya.Dengan sikap tenang, David berkata pada Elyana dan yang lainnya, "Aku akan meminta orangku untuk segera menyiapkan pesawat untuk kalian berangkat ke kota Lyon."Ucapan David itu membuat Arani dan Rosyana terkejut."Apa itu benar?" tanya Arani dengan sedikit ragu.Arani tidak yakin dengan ucapan David yang akan memfasilitasi kepulangan mereka ke Kota Lyon. Karena, Arani dan yang lainnya sudah tahu tentang hubungan David dengan Yuan Louis yang sedikit tidak baik. Mungkin saja David sudah tidak sudi lagi menginjakkan kakinya di rumah keluarga Louis, juga tidak sudi meminjami mereka pesawat pribadinya untuk terbang ke kota Lyon.Namun, jawaban David selanjutnya membuyarkan semua pikiran buruk Arani tentang pria itu."Tentu saja! Aku akan ikut dengan kalian ke Kota Lyon!""Hah???" Daniel pun sama terkejutnya

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 84 Hari yang Sangat Indah

    David yang terlihat lelah karena semalam tidak tidur dengan baik, berjalan dengan langkah pelan mendekati Elyana. Tatapan matanya sayu, namun masih bisa menatap wanita di depannya dengan antusias.Semua orang pun terdiam. Tidak ada yang berani bergerak ataupun bersuara.Di suasana tegang itu, terdengar suara anak kecil yang memecah keheningan di antara mereka, "Mami! Ayo kita pergi. Sebentar lagi pesawat kita akan berangkat!""Mami?" gumam David sambil menoleh—melihat anak kecil yang terlihat sangat lucu itu dengan jaket hijau di tubuhnya.Alvano pun menatap David sekilas, lalu memalingkan muka dengan cepat setelah melihatnya. Sama sekali tidak tidak tertarik dengan kehadiran David di sana."Ayo, Mi!" Alvano menarik tangan ibunya dan melangkah maju untuk masuk ke dalam taksi.Alvano bergidik ngeri ketika melihat pria yang menurutnya seperti penculikan itu berjalan ke arah mereka. Apalagi saat ini, pria itu menghampiri ibunya. Alvano ha

DMCA.com Protection Status