Saat itu Mila dinyatakan depresi ringan. Sehingga semuanya membuat dunia begitu hancur menurut Mila. Apalagi saat itu Rian juga dibenci oleh ibu mertuanya karena menganggap Rian lalai dan tak bisa menjaga Mila dengan baik. Bu Yuni terus saja mencemooh, menyalahkan dan terus saja menganggap Rian tak ada benarnya. Meskipun Rian sudah berusaha sebaik mungkin untuk menebus kesalahan nya.Pengobatan Mila berjalan selama enam bulan. Selama itu Mila selalu didampingi oleh psikiater. Meskipun Mila merasa dirinya tak depresi dan baik-baik saja. Tetapi Rian terus mendampingi Mila sampai sembuh.Enam bulan yang lalu, Rian mengajak Mila untuk pindah ke rumah baru mereka setelah mendapatkan persetujuan dari ayah dan ibunya Mila. Meskipun ibunya Mila sangat tak setuju. Tetapi Pak Seno yang mendukung keputusan Rian untuk membawa Mila ke rumah baru mereka. Karena walau bagaimana pun juga sebagai orang tua tetap harus menghargai keputusan anak yang telah menikah. Mereka tak memiliki hak yang sama sep
Mereka menautkan bibir satu sama lainnya. Merasakan kehangatan tubuh dari masing-masing. Mereka hanyut dalam gelora cinta Mereka berdua. Mereka Pun bisa menikmati indahnya kenikmatan cinta yang telah cukup lama sempat vakum."Terima kasih, Sayang," ucap Rian kemudian mengecup pipi Mila dari samping. "Sama-sama," sahut Mila dengan nafas masih menggebu. Malam harinya, Mila telah menyiapkan makan malam untuk Rian. "Kamu masak apa, Sayang?" tanya Rian."Masak ayam kecap. Yuk dimakan!" ajak Mila."Kamu kalau masak memang selalu enak," puji Rian. Bukan sekadar ingin menyenangkan hati Mila. Melainkan masakan Mila memang betul-betul enak. "Oh ya, apa kamu memang nggak butuh asisten rumah tangga yang bisa bantu kamu selama di rumah? Nanti kalau kamu kerepotan juga aku kasihan sama kamu. Lebih baik kalau pakai pembantu," tanya Rian."Nggak ah. Nanti ganggu pas aku lagi sama kamu. Kan nggak nyaman juga kalau lagi asyik berduaan ada yang dengar," tolak Mila. Ia memang lebih suka mengurus rumah
"Sejak saat itu aku nggak pernah lagi berhubungan dengan suamiku. Entah dia seperti menghilang begitu saja tanpa ada kabar. Memang biasanya dia akan kasih kabar kalau susah ada sinyal. Tetapi sudah beberapa bulan nggak ada kabar. Aku memang sedih. Aku tak tahu lagi pada siapa aku mengadu," jawab Sera kemudian terisak. Mila tak tega melihat Sera. Kemudian Sean pun keluar dari kamar dan memanggil ibunya. Sean hanya duduk di pangkuan ibunya. Sera mengusap rambut dan mencium pipi Sean. Pasti hati Sera begitu sakit.Mila mengambil kantong plastik dan memberikan mainan serta makanan untuk Sean. Sean begitu suka sampai mengeluarkan semua isi dari kantong plastik tersebut. Sean membuka mainan dan makanan yang ada. Mila senang melihatnya. Setidaknya meskipun secuil ia tetap bisa memberikan kebahagiaan untuk Sean."Oh ya, Mila yang sabar, ya? Aku yakin tak lama lagi kamu pasti hamil lagi," ucap Sera setelah cukup tenang.Mila tersenyum. Ia hanya mengamini doa baik itu. "Oh ya bagaimana kalau a
Di perjalanan pulang, Mila tiba-tiba kepikiran dengan orang tuanya. Tak biasanya ia ingin sekali untuk pulang ke rumah. "Kita ke rumah ayah dulu, ya?" pinta nya.Rian setuju. Setelah sampai di rumah orang tua Mila. Begitu sepi. Mila masuk ke dalam rumah dengan pintu yang terbuka. Ia melihat Ayahnya duduk di depan ruang tamu. "Ayah," panggilnya.Ayahnya Mila nampak sedikit bersedih. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Pak Seno."Ayah kenapa?" tanya Mila."Kamu datang, Mila?" balas Pak Seno."Iya, Ayah. Aku tiba-tiba ingin pulang saja. Kenapa dengan Ayah? Kenapa Ayah nampak sedih?" tanya Mila lagi."Ayah sedih. Ibumu, ibumu …" Pak Seno tak melanjutkan bicaranya."Ibu Kenapa, Yah? Apa ibu sakit?" Mila makin penasaran."Ibumu berselingkuh dengan suami temannya. Ayah tahu kemarin," jawab Pak Seno.Seketika seperti petir di siang hari. Tak pernah ada berita miring mengenai orang tuanya. Tiba-tiba Mila harus mendengar ibi sungguh seperti batu pecah. Ia kira orang tuanya akan menjaga janj
Mila membantu sebisanya. Ia juga tak bisa memaksakan kehendak kepada orang tuanya ketika mereka memiliki hak untuk memutuskan sesuatu. Memang dalam hal ini Bu Yuni lah yang bersalah karena telah berselingkuh. Tetapi hal itu tak bisa serta merta kemudian menyalahkan Bu Yuni karena ia melakukan itu karena merasa terabaikan oleh suaminya. Padahal Pak Seno sibuk bekerja juga karena mencukupi kehidupan Bu Yuni dan kelangsungan kelancaran perusahaan yang memang akhir-akhir ini cukup banyak pekerjaan yang Pak Seno harus lakukan. Tetapi ternyata inilah yang terjadi di rumah.Setelah melaksanakan diskusi cukup lama akhirnya Mila pamit pulang. Didapatkan untuk sementara Pak Seno dan Bu Yuni introspeksi dulu lagi. Dan Mila berharap kedua orang tuanya bisa kembali seperti dulu.Di rumah Mila."Aku nggak menyangka di keluarga ku akan seperti ini," ucap Mila saat duduk di tepi ranjang."Sabar, Sayang. Tetapi yakinlah kalau ayah dan ibu akan bisa mengambil hikmah dari apa yang terjadi. Pernikahan m
"Ayah, Ibu, kalian kemari?" tanya Mila lirih. Terlihat raut wajahnya masih lemah."Iya, Sayang. Kami kemari. Kamu kenapa? Jangan banyak pikiran!" sahut Bu Yuni. "Nggak, Bu. Aku hanya tidak ada ada perpisahan lagi. Aku ingin memiliki orang tua yang utuh," balas Mila. Penuh harapan. "Mila, dengarkan! Ibu dan Ayah sudah baikan. Nggak seperti yang lalu. Ibu dan Ayah sama-sama menyadari jika kami telah bersalah," tutur Bu Mila kemudian mengusap punggung tangan Mila yang tak tertancap infus.Pak Seno mendekati kedua wanita yang disayanginya. "Mila, Ayah juga minta maaf telah membuat kamu sedih. Sekarang kamu jangan sedih lagi! Ayah telah baikan dengan ibumu. Kami berjanji tak akan lagi mengalihkan pandangan kepada yang lain " jelasnya. Mila tersenyum tipis. Ia memang berharap apa yang dikatakan benar adanya. Tetapi jujur saat ini Mila masih kepikiran. Hal itu lah yang membuat Mila masih harus dirawat. Kondisinya lemah dan banyak pikiran.Tiga hari Mila dirawat di rumah sakit dan akhirnya
Mila menggandeng tangan ibunya menuju ke dalam. Dibantu asisten rumah tangga mengambilkan kotak P3K. Luka yang dialami Bu Yùni berupa mimisan. Cara paling cepat yang bisa digunakan yaitu menutup hidung sementara waktu untuk mencegah banyaknya keluar darah serta menghambat. Entah bagaimana Bu Wulan tadi memukul Bu Yuni sampai seperti itu adanya. Mila kasihan kepada ibunya. Ia kira masalah selesai setelah baikan dengan ayah nya tetapi ternyata tidak. Istri selingkuhan Bu Yuni datang dan melabrak Bu Yuni. Meskipun Bu Yuni telah minta maaf memang tak semudah itu. Mila pun tahu bagaimana rasanya jadi Bu Wulan. Tetapi ia tetap bersikap tak membalas. Karena hal yang tak baik akan menerima sendiri karmanya. Bahkan ia sudah melewati itu semua. Tetapi kini yang terjadi pada ibunya cukup berbeda. Karena ibunya sendiri yang telah sampai memilih berselingkuh. Darah yang keluar dari hidung Bu Yuni kemudian berhenti. Mila kemudian membersihkan sisa darah yang ada. Sementara itu Rian yang sejak t
Ibu hanya ingin menjauhi orang yang telah menyakiti ibu. Tolong Ayah jangan sedih ketika ibu tak bisa lagi mendampingi Ayah. Ibu sudah tak kuat lagi menanggung sesal di dunia. Ibu harap Ayah bisa selalu sehat ya? Sekali lagi maafkan ibu.Untuk Mila, anak ibu yang paling ibu sayang. Maafkan segala kesalahan ibu sama kamu, Sayang. Ibu sudah gagal menjadi panutan untukmu. Ibu tak bisa lagi menemani kamu. Semoga kamu selalu diberikan kesehatan. Jangan banyak pikiran, ya? Jaga pikiran tetap sehat agar kelak kamu bisa memiliki momongan baik dan menjadi penerus keluarga kita. Ibu yakin Rian bisa menjadi suami yang baik untuk mu, Mila. Untuk Rian, maafkan ibu, ya? Ibu sempat membenci kamu saat Mila mengalami keguguran. Saat itu Ibu memang benar-benar kecewa. Ingin sekali menggendong cucu tetapi gagal. Bukankah semua itu telah diharuskan oleh yang maha kuasa. Tetapi ternyata ibu justru menyalahkan kamu. Tetapi kami tetap sabar kepada ibu. Maafkan ibu, Rian! Tolong jaga Mila untuk ibu dan Aya
Sementara itu Bapaknya Rian juga masih ingin lebih lama dengan Rian. Karena saat ini Callista juga sebagai tidur karena pasti lelah setelah perjalanan cukup panjang. "Jadi kamu sekarang menjadi direktur utama di perusahaan milik keluarga Mila?" tanya Bapak. "Iya, Pak. Terima kasih atas didikan Bapak sampai akhirnya aku berada pada titik ini," sahut Rian."Itu karena semua kamu sendiri, Rian. Kamu memang anak yang sangat berbakat dalam segala hal. Bapak hanya ingin menyampaikan kalau Bapak bangga dengan kamu yang gigih dalam melakukan segala hal. Intinya kamu harus selalu menjadi diri yang jujur dalam segala hal. Dan jangan sampai kamu menyakiti istri! Karena kebahagiaan istri adalah ladang rejeki untuk kamu. Semakin kamu bisa membahagiakan istri tentu rejeki akan mengalir deras," balas Bapak. Ia sudah bertahun-tahun menjalankan pernikahan dengan ibunya Rian dan ingin memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya. "Maafkan Bapak yang waktu itu memaksa kamu untuk menikahi Ajeng kare
Ibunya Rian menceritakan kalau sejak satu tahun terakhir Bapaknya mengalami sakit. Ia tidak dinyatakan sakit apa oleh dokter. Tetapi menurut dokter karena banyak pikiran. Bapak juga mengakui kalau dirinya sakit karena terlalu memikirkan Rian yang tak kunjung pulang. Ia tak mau menghubungi Rian dan meminta Wega untuk menghentikan komunikasi nya dengan Rian untuk membiarkan Rian pulang dengan sendiri nya. Ternyata Rian akhirnya pulang hari ini dan membuat semuanya menjadi clear. Wajah cerah tampak jelas di muka Bapak. Menurut ibunya Rian, Bapak nya memang agak berkurang. Hal itu membuat Bapak menjadi lebih kurus dari sebelumnya. Ia hanya terus memikirkan Rian dan Rian. Ia merasa begitu bahagia karena anak nya pulang dengan membawa cucu serta menantunya juga. Bapak telah lama menyesali perkataan nya waktu itu untuk mengusir Rian dan tak akan menerima Rian kembali lagi. Tetapi sebagai seorang ayah tentu ucapan itu hanya kemarahan sesaat. Ia tak benar-benar mengucapkan itu. Tetapi hal it
"Nyata, Sayang. Bukan mimpi lagi," sahut Rian. Ia juga begitu tak percaya tadi."Aku seperti mimpi saja," balas Mila.*Satu tahun kemudian. Kini usia Callista sudah satu tahun. Ia merayakan hari ulang tahunnya bersama dengan Mila dan Rian. Rian kini juga telah menjabat sebagai direktur utama di perusahaan milik Ayahnya Mila. Mila mempercayakan semuanya pada Rian. Ia juga tak mau ketinggalan untuk melihat tumbuh kembang Callista. Ia memilih mengelola resto saja. Jaraknya juga hanya melompat pagar rumah nya saja. Tak perlu naik kendaraan. Callista tumbuh dengan baik dan juga sehat. Ia juga sudah mulai belajar berjalan. Dengan tingkah lucu dari seorang anak.Seperti perayaan acara tujuh bulanan, acara ulang tahun Callista juga digelar di resto. Dengan menggratiskan semua pengunjung selama satu hari penuh. Tepat pukul dua belas siang, Mila dan Rian mengajak Callista bernyanyi bersama dengan pengunjung yang saat itu datang. Dengan kue tart berkarakter lucu beserta angka satu yang menjad
Setelah kepergian Bu Widia akhirnya keesokan harinya Mila diperbolehkan untuk pulang. Sesuai dengan janji Mila yang akan menempati rumah samping rumah restonya. Ternyata rumah itu cukup besar jika dibandingkan dengan rumah restonya. Ia tak pernah melihat rumah itu sebelum nya. Karena ia hanya fokus sama rumah nya sendiri. Juga ia tak pernah melihat ke kanan dan ke kiri. Begitu Mila masuk ke dalam rumah ia disambut oleh dua orang. Satu ia memang tak mengenal sebelum nya. Ia tampak seperti baby sitter dengan pakaian yang khas. Tetapi di samping itu begitu familiar. Mila seakan mendapatkan kembali orang yang selama ini telah setia bekerja di rumahnya. "Bibi," serunya.Bibi telah kembali ke rumah Mila yang baru. Ia telah diminta oleh Bu Widia untuk kembali bekerja di rumah Mila. Mila begitu bersyukur. Callista segera digendong oleh baby sitter yang setelah tahu bernama Mbak Sisil. Usianya juga sudah berkepala empat tetapi orang nya meminta untuk dipanggil Mbak saja. Mila melihat rumah i
"Callista?" tanya Mila.Rian mengangguk. "Ya, kita beri nama anak kita Callista, bagaimana?""Setuju. Callista, semoga dia bisa jadi anak yang sesuai namanya, ya? Gemar akan kebajikan dan menjadi Wanita paling cantik. Cantik sikap maupun juga cantik wajah," sahut Mila. Ia kemudian mengecup kening bayinya yang telah diberikan nama Callista.Rian kemudian menyuapi Mila makanan yang telah ia beli sebelum nya. Karena ia begitu sayang pada sang istri. Ia begitu kagum dengan pengorbanan Mila yang berjuang untuk melahirkan sang buah hati. Terlebih Mila dalam keadaan yang begitu lemah tetapi Mila dapat bertahan sampai akhirnya berhasil dengan selamat sampai sekarang. Mila awalnya menolak karena ia tak mau disuapi. Tetapi akhirnya mau saja karena Rian memintanya untuk menuruti saja keinginan Rian yang ingin menyuapi dirinya. Ia melihat Rian begitu sabar dalam mendampingi dirinya yang berjuang.Tak terasa sama suapan terakhir. Mila kemudian merasa di sekitar payudara nya nyeri. "Aduh, kenapa s
Saat Mila hendak dilepaskan terlihat pakaian Mila bagian bawah nampak basah. "Siapa yang menyiram kamu? Kok basah semua baju kamu?" gumam Joko.Bu Widia yang menyadari kalau Mika hendak melahirkan justru mendorong tubuh Joko dan membantu Mila Melepaskan semua tali yang menempel pada tubuhnya. "Cepat buka mobil dan angkat Mila ke dalam mobil!" perintah nya.Rian segera mengangkat tubuh istrinya ke dalam mobil. Dan mobil pun dengan cepat melaju dan hampir saja menabrak beberapa pengendara lain. Tetapi berhasil sampai di rumah sakit dengan selamat. Rian segera membawa Mila ke ruang UGD dan melihat kondisi Mila begitu lemah. Rian menemani Mila, ia ingin menepati janjinya ketika melahirkan nanti ia akan menemani Mila di samping nya. "Pak, ini air ketubannya sudah habis. Jadi nggak memungkinkan untuk melahirkan normal,'' ujar Dokter yang telah melihat kondisi Mila."Lakukan yang terbaik untuk istri saya, Dok!" sahut Rian. Ia sudah cemas melihat Mila dalam kondisi lemas.
Keesokan harinya, Bu Widia mengabarkan kalau akan ada orang yang memantau rumah resto Mila. Karena dirasa tak aman karena adanya anak buah Yana yang berkeliaran. Mila dan Rian cukup berterima kasih karena ternyata ada orang yang masih ada di pihak mereka untuk saat ini. Bu Widia telah menyuruh orang juga untuk mengawasi perusahaan milik keluarga Mila serta rumah Yana juga. Karena Bu Widia benar-benar ingin membantu keluarga teman lamanya. Rian juga fokus mengurus resto saja. Ia juga harus menjadi suami siaga yang menjaga istrinya jika Sewaktu-waktu akan melahirkan. Karena menurut dokter HPL hanya sebagai perkiraan saja. Tetapi yang namanya takdir tidak akan bisa ditentang. Begitu juga kapan anaknya akan lahir. *Satu bulan berlalu.Bu Widia mengabarkan jika Yana telah ditangkap. Rian yang mendapatkan kabar itu langsung meminta izin ke kantor polisi untuk mengecek kebenaran. Mila diminta untuk selalu di rumah serta memegang ponsel jika Sewaktu-waktu ia akan m
"Lalu bagaimana dengan kami? Aku sudah mengatakan yang sebenarnya kepada kalian. Kenapa kalian tega membiarkan aku dan Sera dalam ketakutan," tanya Sera. Wajahnya seperti marah."Kamu bisa istirahat di kamar karyawan. Kan ada beberapa tempat tidur di sana. Kamu bisa pakai satu untukmu dan Sean. Kamu tahu sendiri kalau kamar kami hanya satu di sini. Apa kamu tahu siapa yang membakar rumahku, Sera?" sahut Mila. Ia hanya ingin mengetes Sera saja."Aku benar-benar nggak tahu. Aku juga tahu dari berita kalau rumah kamu kebakaran," jawab Sera. Kemudian Sean menangis. Sera mengatakan kalau Sean mengantuk. Mila kemudian mengantarkan Sera ke kamar khusus karyawan agar Sean bisa tidur dengan nyaman. Sementara itu Rian membawa rekaman pembicaraan nya dengan Sera ke kantor polisi. Beberapa kali Rian menoleh ke arah belakang mobil yang sejak awal tadi seperti mengikuti nya. Ia kemudian melewati jalanan yang selalu ramai kendaraan. Meskipun agak jauh. Agar ia merasa aman sepanjang p
Kenapa Yana melakukan semua itu? Dugaannya memang sangat tepat. Tetapi bagaimana menolong orang yang telah menjadi suruhan Yana begitu juga dengan istrinya. Ia harus berhati-hati karena Yana bukanlah manusia yang memiliki hati manusia. Hatinya sudah seperti iblis. Mungkin karena dia terlahir dari orang tua yang tidak memberikan dia kasih sayang. Sehingga ia seperti kurang kasih sayang dan tak ada yang mengarahkan dalam kebaikan. Itulah tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak agar bisa berfikir jernih dan juga bisa dihargai oleh orang lain.Rian juga harus berhati-hati. Ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan kantor polisi dan telah membuat kesepakatan kalau pelaku tadi tidak memberitahukan kepada Rian. Seperti yang dikatakan oleh pelaku, kalau Rian sebenarnya sudah diikuti oleh orang suruhan Yana. Sehingga Rian juga harus santai seperti tak tahu apa-apa. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah resto. Ia menyampaikan hal yang ia dapatkan dari kantor polisi. "Hah? Teg