Beranda / CEO / Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya / Bab 14 Sanja, Aku Suka Milikmu

Share

Bab 14 Sanja, Aku Suka Milikmu

Penulis: Buenda Vania
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sanjaya tidak bisa mengendalikan diri, cengkraman dan kuku Davinka semakin menambah gairahnya. Dia mengangkat satu kaki Davinka tanpa melepas miliknya.

Peluh bukan saja membanjiri tubuhnya, tapi juga menetes membasahi wajah Davinka yang semakin kewalahan mengimbangi nafsu Sanjaya. 

Wajah cantik Davinka sudah sangat merah dengan rambutnya yang lepek karena keringat, intinya berdenyut hebat seiring kuatnya hentakan Sanjaya hingga menghasilkan gelombang yang sudah tidak bisa dibantah.

"Ahh … Sayang, kamu sudah mendapat klimaks, hemm? Ini sangat basah, tapi juga nikmat. Kamu selalu hebat saat diranjang, Diandra," racun Sanjaya di tengah hentakan pinggul dengan bokongnya yang padat.

Matanya terpejam, wajah istrinya sedang tersenyum dengan bibirnya yang sensual dan merekah seperti bunga mawar.

Wanita dalam ingatan Sanjaya menggigit bibirnya dengan kuat disela desahannya yang selalu memanggil nama Sanjaya.

"Sanja …," panggil wani

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 15 Lain di Bibir, Lain di Hati

    Davinka menyibak selimut, berlari menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Bagaimanapun, dia tidak ingin terjadi sesuatu terhadap Yudha. Setelan blazer dengan celana panjang sudah tersusun rapi di atas tempat tidur dengan sprei yang baru saja dipasang. Melihat itu, Davinka kembali mengingat kejadian semalam. Betapa sangat menjijikkannya dirinya, meleh dan bergetar di bawah kungkungan Sanjaya. Wajah Davinka kembali muram dengan crystal yang hampir jatuh, betapa rendah dan menjijikkan dirinya. "Gue harus kuat demi Mas Yudha, nanti kalau kak Noel pulang, dia pasti mau bantu gue bebas dari cowok gila ini," ujarnya optimis. Davinka menyakinkan diri, sampai hari itu tiba, dia harus melewati hari-hari ini dengan baik agar keselamatan suaminya dapat terjamin. Sesampainya Davinka Bank BRC, lantai dasar sudah sangat padat oleh nasabah, teller dan customer penuh dengan antrian yang panjang. Hari ini Davinka akan terjun ke lapangan, dia tidak mengenakan setelan resmi Bank BRC, rambutnya b

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 16 Siapa Wanita Ini?

    Sanjaya menarik sudut bibirnya, "Ya, tentu saja kita akan makan siang, ya kan, Davinka?"Pertanyaan Sanjaya membuat Davinka gelagapan. Kenapa pria ini menyeretnya?"Te-tentu, saya akan atur jadwal makan siang untuk besok di restoran terbaik," jawabnya berusaha seacauh mungkin. Pandangannya sesekali melirik Sanjaya seolah meminta persetujuan bosnya. "Anda suka makanan India dan timur tengah, bukan, Nona Manopo?" tanya Davinka memastikan.Davinka ingin memeras Sanjaya dan membuat calon nasabah mereka senang. Siapa tahu mereka jodoh dan Sanjaya melepaskannya.Wajah Davinka bersemu merah membayangkan saat itu tiba."Iya, saya suka maksa apapun, tapi yang paling saya suka adalah masakan India. Bagaimana dengan Anda, Pak Sanjaya?" Teresa Manopo ingin tahu, apa pemimpin bank BRC ini memiliki kesamaan dengannya."Oke, saya setuju. Kita akan makan dimanapun asal nona Manopo senang," ujar Sanjaya yang semakin membuat Nona Manopo terpukau,

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 17 Kurang Micin

    "Sebenarnya apa, sih ... masalah dia! Aduhh … pantat gue," keluhnya di tengah rintihhan. Davinka kembali mengelus bokongnya.Membicarakan ikan, Davinka langsung teringat akan hewan peliharaan di rumah yang sudah beberapa hari tidak diberi makan.Davinka menyambar tas, menyusul Sanjaya keluar. Tapi, mobil pria itu sudah tidak ada."Ehh, gue ditinggal?" Ada rasa kecewa dalam nada suaranya. "Sial, tuh bos nyebelin banget, sih … awas aja kalo nanti malem butuh badan gue! Jangan ngarep pokoknya!" Davinka terus mengucapkan ancamannya. Padahal, dia sendiri tidak tahu bisa melakukan hal itu atau tidak.Davinka melirik jam tangannya, "ini masih jam kantor, gue udah banyak cuti. Ahh … gak mungkin, kan, gue pulang kerumah sekarang. Tapi, males baget ketemu dia!"Dengan enggan, Davinka memesan ojol.Setibanya di bank BRC, banking hill masih sangat ramai oleh nasabah. Maria bahkan masih sibuk di belakang teller."Vie! Davinka!

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 18 Apa Dosaku?

    "Masuk! Saya panggil kamu bukan untuk jadi penjaga pintu, jadi cepet masuk!" Keengganan Davinka membuatnya kesal. Wanita ini memang sama persis dengan Diandra jika merasa terancam. Jika bukan wajahnya yang berbeda, sudah bisa dipastikan Davinka adalah kloning dari Diandra. Davinka menggeleng, dia takut masuk kedalam neraka ini. "Kamu mau masuk, atau saya kesana dan bopong kamu kemari?!" tegas Sanjaya lagi. 'Dasar Bos aneh!' "Berhenti memaki saya, Davinka! Jangan pikir saya tidak tahu pikiran kamu yang terus memaki dan mengutuk saya sepanjang jalan sampai dengan di depan pintu ini!" Bagi Sanjaya, Davinka adalah buku harian terbuka yang bisa dibaca tanpa harus membuka halaman perhalaman. Bibir Davinka mengerucut, dia mulai maju seperti siput. 'Jangan bilang Dia cenayang yang agung!' Davinka masih tidak terima, Sanjaya dengan mudah mengancam dirinya. Pintu dibelakang langsung tertutup begi

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 19 Gaya Pesawat Terbang

    Sanjaya sangat marah saat mengingat niat Davinka yang hendak membebaskan diri dengan cara menukarnya dengan tubuh wanita lain.Jelas Sanjaya tidak akan melakukan hal itu, tidak ada satu tubuh pun yang dia inginkan selain tubuh yang sedang dia jamah saat ini.Davinka harus menerima hukumannya agar tidak melakukan kesalahan ini di lain waktu."Sakit, Tuan, lepas." Tubuh Davinka menggeliat, berusaha membebaskan diri.Sanjaya sudah banyak membuat gigitan di dadanya yang sangat dalam. Tubuh Davinka terkurung dalam pangkuan Sanjaya layaknya seorang anak kecil yang berada dalam dekapan ibunya.Tapi, bukan kasih sayang diberikan. Ini jelas siksaan. Gigitnya hampir memenuhi bagian atas tubuh wanita itu. Bukan hanya merah, tapi hampir membiru dan mengeluarkan darah."Ahh! A-ampun—tolong, lepaskan saya Tuan, lepas!" Davinka terus meraung. Meminta pengampunan pria itu.Sanjaya tidak bergeming, dia terus melakukan hal mengerikan itu. M

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 20 Melarikan Diri

    Ruangan itu tidak begitu luas, tapi cukup nyaman untuk ditiduri oleh seorang wanita yang lelah setelah puas bercinta selama kurang lebih 2 jam. Davinka Rusnadi membuka matanya dengan sangat perlahan. Ada rasa perih dan sakit yang luar biasa ketika kelopak matanya berusaha dia buka dengan paksa. Mata Davinka sangat bengkak setelah banyak mengeluarkan cairan bening yang mengutarakan kehancuran dan rasa sakit di hatinya. Devinka menggerakan kepala dengan sangat perlahan, mengamati sekitarnya dengan sangat hati-hati, ruangan itu begitu temaram dengan gorden tertutup rapat. "Dimana dia?" gumamnya lirih. Davinka mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, hatinya terasa tercabik cabik ketika sekilas percintaannya dengan Sanjaya tergambar nyata. "Kenapa gue gak mati aja, sih? Buat apa coba gue hidup hanya untuk direndahkan seperti ini!" Tubuh Davinka gemetar, isakan kecil kembali lolos dari bibir tebalnya. "Bodoh, buat apa coba gue bertahan? lebih baik gue pergi dari sini!" Dengan ka

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 21 Dimana Davinka?

    Terdengar banyak benda jatuh di dalam ruangan yang belum pernah dimasuki oleh Rani. Rani sangat ketakutan mendengar teriakan kemarahan Sanjaya saat memanggil nama Davinka yang seperti guntur di tengah hari bolong. "Dimana Davinka?!" Suara Sanjaya terdengar sangat marah. Rani, "...." 'Kenapa Pak Sanjaya marah benget sama Davinka? Dia buat ulah apa sih?' Sandy, "...." 'Kemana perginya Nona Davinka? Bahaya kalau sampai nona Davinka menghilang!' Kedua orang itu saling pandang dengan pikiran masing-masing. Pintu terbuka, memperlihatkan tumbuh menjulang tinggi Sanjaya dengan bayang-bayang gelap di belakang. Tangan pria itu terkepal dengan sorot mata yang sangat tajam, napasnya memburu kasar layaknya banteng yang hendak menghancurkan apapun. Rani melihat cairan merah menetes dari kepalan tangan kanan Sanjaya. Tapi, sepertinya Sanjaya tidak merasakan sakit sama sekali. Kemarahan sudah sepenuhnya menguasai pria itu. "Apa yang dilakuin Davinka sampe bikin Pak Sanjaya marah?" gumam Rani

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 22 Jangan Pergi Diandra

    Ponsel Sondy berbunyi saat ia baru saja meninggalkan rumah sakit. "Apa kalian sudah menemukannya?" tanya Sandy pada seseorang di seberang sana. "Kirimkan alamat lengkapnya," ucapnya lagi. Saat notifikasi pesan masuk Sandy langsung membaca dan mengirim kembali alamat itu pada Sanjaya. Sanjaya yang tengah menyetir dengan gila, merasakan ponselnya bergetar disusul dengan dering ponsel yang memekakan telinga. Pria itu sengaja mengencangkan volume ponselnya, dia tidak ingin melewatkan sedikitpun informasi yang mungkin saja kan dia dapatkan mengenai Davinka. "Kamu menemukannya?" tanya Sanjaya saat sambungan telepon terhubung. Tangannya tidak lepas dari kemudi dengan tatapannya yang liar. Pria itu terlihat waspada. "Dia ada di perumahan grand city, tidak jauh dari kantor," jelas Sandy dengan sangat hati-hati, "alamat lengkapnya sudah saya kirimkan. Saya akan segera kesana," ujarnya lagi. Sanjaya menancapkan gas lebih tinggi, mencari pintu tol dan berputar arah. Dalam hatinya dia membua

Bab terbaru

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 244 Tujuan Hidupku Adalah Kamu

    Davinka kembali menoleh pada Wulan dan menggenggam tangannya, menatap wanita itu penuh hormat, berkata dengan suara yang lembut dan penuh permohonan, "Mah, aku tidak dibesarkan oleh seorang ibu dan tidak banyak orang yang aku kenal. Sekarang aku memanggilmu Mama. Emm, Mama mau, kan, menjadi ibuku dan merestui pernikahanku!"Pupil matanya melebar, terus menatap Wulan penuh harap. Akankah Wulan memenuhi keinginannya?Wulan sendiri kehilangan kata-katanya. Air mata kembali mengalir deras dengan isakkan tertahan. Wanita itu hanya mengangguk sebagai jawaban.Bodoh! Anak sebaik ini, bagaimana ia bisa menyakitinya dan menolaknya berulang kali!Davinka mengangguk dengan senyum lebarnya, lalu memeluk tubuh gemetar itu dengan penuh kehangatan."Terima kasih, mulai sekarang aku punya Mama." Bisik Davinka dengan elusan lembut di punggung Wulan.Davinka mengurai pelukan, menarik tangan Sanjaya agar menjabat tangan Wulan, "Sekarang Mama Wulan adalah ibu mertuamu, cepat sungkem!"Sanjaya tercengang.

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 243 Semua Sudah Selesai

    Mendengar ibunya berkata seperti itu membuat Yudha bangun dari duduknya dan meraih tangannya."Ini semua karena Yudha. Mama hanya korban dari obsesi Yudha! Sudah, semua sudah selesai. Biar Yudha yang menanggung semua ini!" Tegas pria itu. Kini aura kehidupan sudah terlihat di wajahnya. Davinka yang asli sering menolaknya dengan kata-kata kasar karena ke keraskepalaannya.Penyesalan, kekecewaan, dan amarah terpancar jelas. Akan tetapi, semua ditujukan kepada dirinya sendiri."Tidak ada yang akan masuk penjara. Semua hanya karena kesalahpahaman!" tanam Sandy, "Tuan Sanjaya mengembalikan semua yang sudah diambilnya," ujarnya lagi yang membuat mereka semua tercengang."Mak-maksudnya?"Kebingungan jelas terlihat dari bagaimana cara mereka bereaksi. Entah apa yang diambil dan harus dikembalikan."Toko elektronik suami Anda beserta isinya dan beberapa calon investor sudah ada di dalam dokumen ini. Kalian tidak bisa menolak! Ja

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 242 Kebebasan Yudha

    "Udah malem! bye, Rani …." Davinka langsung menutup pintunya rapat.Rani membalikkan tubuhnya, kamar itu sudah temaram. Yang membuat ia menggigit bibir bawahnya adalah, Sandy berada di tengah ranjang dengan memeluk Inggi. Putrinya malah ada di sisi lainnya ranjang itu.'Ais … jadi gue harus tidur disamping dia?' jerit Rani dalam hatinya.Bersentuhan dengan kulitnya saja sudah hampir membuatnya seperti terbakar. Tapi ini ….Pikirannya terhenti."Mau sampai kapan kamu di sana!" Suara bariton itu menggema dalam remangnya kamar hingga mampu membuat bulu kuduk Rani meremang sempurna.Suara serak Sandy menandakan bahwa pria itu sudah sempat tertidur, terdengar sangat menggoda di telinganya hingga jantungnya mulai berdetak lebih hebat. Rani mulai melangkah dengan kaki beratnya. Ia tahu malam ini harus tidur di ranjang yang sama dengan Sandy. Mampukah?Ini memang bukan malam pertama mereka. Tapi, tidur tepat di sisi pria itu hampir tidak pernah terjadi selama tiga Minggu mereka menikah."Di-d

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 241 Permata yang Kutenggelamkan!

    'Aku tahu, aku sedang dihukum atas semua kejahatan-kejahatanku. Tapi kenapa tidak ambil saja nyawaku daripada membuat semua orang menderita bersamaku!'Venti mulai merasa depresi dengan keadaannya. Kata-kata berikutnya semakin membuatnya tenggelam."Itu jauh lebih bagus. Di kantor Papa bisa fokus bekerja. Tadinya Papa hanya akan pergi saat mendesak saja. Tapi melihat cinta kalian, Papa merasa sangat lega!"Davinka melihat suster membawa sesuatu di tangannya. "Apa itu, Sus? Apa makan siang mama?""Ya, Nyon—""Panggil ibu saja. Saya lebih nyaman dengan itu!" pangkas Davinka cepat. Dia sudah sangat risih dengan sebutan nyonya-nonyaan.Suster itu mengangguk dan berjalan mendekati Davinka, memperlihatkan apa yang ia bawa."Ini bubur cair. Nyonya Venti hanya dapat makan ini sementara waktu sampai bisa mengunyah kembali," jelas suster itu.Dengan wajah murung dan dan air mata yang hampir jatuh, Davinka terus menatap ib

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 240 Menunda Bulan Madu

    "Keadaannya tidak akan membaik hanya karena kamu membatalkan resepsi kita, Ra!" Dan ini akan selalu menjadi panggilan untuk Diandra walaupun kini sudah mengganti nama Davinka dan melupakan panggilan Davin-nya."Baiklah, aku kalah dari kalian!" desahnya sambil menatap kelima pria ini yang sekarang berada dikamar perawatan Venti."Ayo! Rasty dan yang lainnya sudah menunggu di rumah," ujar Noel mengingatkan.Mereka akan pulang ke apartemen mewah Sanjaya. Noel sendiri setelah resepsi akan kembali ke Singapura dan menetap disana. Insiden berdarah di rumahnya sama sekali tidak pernah terpublikasikan. Ada keinginan untuk menjual rumah itu, tapi Davinka menolaknya. Bagaimanapun, rumah itu memiliki kenangan untuk Davinka ataupun Diandra.Brata menyewa satu jasa suster untuk merawat istrinya. Sebenarnya ia ingin dua orang agar mereka bisa bergantian menjaga. Tapi, menantunya ini menolak dengan alasan Venti sekarang memiliki empat orang anak. Satu suster sudah cukup."Kenapa tidak pulang kerumah

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 239 Semua Sudah Terlambat

    Ketika semua tidak seperti apa yang kita rencanakan maka, pasrahkan, serahkan, ikhlaskan …. Biarkan tangan Tuhan yang melanjutkan karena, seberapa gigih pun kita mencoba, tanpa jamahan tangannya semua akan sia-sia.Venti sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menyingkirkan Diandra agar menjauh dari putranya. Tapi apa? Semakin ia berusaha, semakin mendekatkan mereka hingga akhirnya membuat dirinya seperti ini sekarang. Bahkan, kematian lebih baik daripada kehidupan yang menyiksa ini.Dari tempatnya berbaring, Venti terus menatap wajah Davinka. Wajah cantik itu memang sangat berbeda dengan milik Diandra kecuali, mata, bibir, siluet dan suaranya yang sangat ia kenal.Seharusnya dia tahu akan hal ini karena Noel adalah bedah plastik terbaik di negaranya hingga mendapatkan pekerjaan di Singapura."Kita harus mencari dokter terapis terbaik, mama tidak bisa terus seperti ini!" bujuk Davinka disela isak tangisnya.'Apa dia menangis untukku? Menangisi aku yang jahat ini?' bagaimana mana

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   238 Jagain Mama Dan Reno

    Para polisi langsung mengamankan Laura. Peluru mengenai dadanya dan langsung tembus ke jantung. Bukan hanya satu, tapi dua sekaligus hingga menewaskan wanita itu.Ambulance dan beberapa polisi sudah datang, mereka ditelpon oleh Noel dan Brata."Sanja!" panggil Davinka saat melihat suaminya terbaring lemas. Noel dan Sandy sudah ada disana memberikan pertolongan pertama."Aku gak papa," sahutnya menenangkan.Dengan kaki gemetar, Davinka membawa Renhart mendekat pada Sanjaya dan bersimpuh di hadapannya. Sanjay menyentuh wajah putranya dan bertanya dengan suara yang parau. Berusaha untuk tetap tersadar, "Kamu gak papa, kan? Apa ada yang sakit?"Pria itu melihat bagaimana Renhart di bekap oleh Laura.Renhart menggeleng, "Papa pasti kesakitan. Itu pasti sakit."Anak itu bicara di sela isak tangisnya. Merasa sangat khawatir. Renhart tahu Papanya sengaja melakukan itu agar peluru tidak mengenai tubuhnya. Ia melihat sendiri Papanya langsung melompat saat wanita jahat itu berteriak memintanya u

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 237 Sanjaya Terkapar

    Suhu di ruangan itu mendadak berubah dibawah nol derajat. Suasananya lebih dingin dari kutub Utara. Siapapun tidak berani mengambil napas dengan semaunya. Mereka hanya tidak ingin mengeluarkan suara dan mengganggu konsentrasi.Laura masih menatap puas apa yang ada di hadapannya, bagaimana musuh terbesar ibunya kini sudah tidak terselamatkan lagi. Wajah Venti sudah terlihat bengkok dan kaku, napasnya sedikit terengah-engah, terlihat sangat kesakitan.Venti masih belum bisa memalingkan wajahnya dari tempat Davinka berdiri. Hanya suara geraman yang lolos dari bibir wanita itu yang sedikit membiru."Ini lebih bagus dari kematian. Kamu tersiksa sebelum ajal menjemput! Hahah!" Sandy melangkah maju. Tapi sial, ternyata telinga Laura sangat peka. Wanita itu kembali fokus pada Renhart dalam dekapan lengangnya."Apa kalian gila!" teriak wanita itu. Laura memutar tubuhnya dengan Renhart dalam lengannya, pistol terus menempel pada kepala anak itu dan siapa di tekan kapanpun. Ia menatap semua y

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 236 Ini Tidak Sah!

    Suara benda jatuh dan teriakan menggema dari arah pintu dapur. Suara langkah kaki mulai terdengar semakin dekat. Venti yang masih menggenggam tangan Davinka merasa sangat bingung dengan nama ayah Davinka yang sama persis seperti nama ayah Diandra. Wanita itu masih berpikir keras dan berusaha mengenyahkan semua ketakutannya.'Ini pasti hanya kebetulan, kan?' tanyanya dalam hati, 'apa mereka saudara, satu ayah, atau—' Suaranya terhenti. Venti melihat genggaman tangannya yang masih menggenggam tangan Davinka yang kini dipaksa lepas oleh suaminya sudah terbuka dan tangan Davinka hilang dalam genggaman tangannya."Apa yang kamu pikirkan? Sekarang putra kita sudah sah menjadi suami Davinka," tukas pria berusia mengingat istrinya yang masih diam membisu. Pikirannya bahkan terlihat kosong.Brata membantu Davinka agar duduk disisi Sanjaya. Mereka mulai menandatangani berkas pernikahan. Namun, saat penghulu menyerahkan dua buku merah dan hijau, teriakan seseorang menghentikan pergerakannya.

DMCA.com Protection Status