Home / CEO / Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya / Bab 126 Terkutuklah Sanjaya!

Share

Bab 126 Terkutuklah Sanjaya!

Author: Buenda Vania
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dia tidak melihat putranya sejak kemarin malam. Yudha selalu menghindarinya, bahkan menatapnya saja tidak.

Kabar ini datang secara bersamaan. Wulan tidak tahu harus menangani yang mana dulu. Semuanya meminta perhatian lebih, dan yang membuatnya hampir mati, tak ada satupun barang tersisa. Dimana Yudha sekarang, Wulan sama sekali tidak tahu.

Padahal, putranya sedang terbaring lebih tak jauh dari taman komplek dimana Wulan tinggal. Yudha pingsan dengan semua luka di tubuhnya, menanti seseorang datang dan menyelamatkannya. Membawanya dari jurang kematian yang mulai menggerogoti.

Teriakan dan ketukan di pintu mengalihkan kecemasan Wulan dari orang-orang yang terus menelponnya, meminta pertanggungjawaban akan dana yang sudah di investasikan.

"Bu Wulan! Bu Wulan! Buka pintunya, Yudha ada di taman Kencana dekat blok N, Bu!" ujar salah satu tetangga Wulan.

Wanita itu tidak sengaja melihat kerumunan orang yang sedang melihat keadaan seseorang tan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 127 Halo Tente!

    Davinka ingin meminta pengampunan demi mantan suaminya itu dan meminta Sanjaya mengembalikan semua miliknya.Tapi, kata-kata Rani membuat nyalinya semakin ciut. "Gue bisa nemuin Mas Yudha, tapi apa Lo yakin mau ngomongin ini semua sama Pak Sanjaya? Yakin bisa ngubah keadaan seperti semula?"Davinka menggeleng lemah, menghempaskan tangannya pasrah dengan tangis yang semakin meraung keras."Tapi mas Yudha gak salah apa-apa, Ran … Dia salah sangka, dia pasti pikir gue masih ada perasaan sama Mas Yudha. Gue anggap Mas Yudha gek lebih dari kakak gue sekarang. Atau mungkin dari dulu, dan gue tetep gak bisa benci sama Tuan Sanjaya atas semua yang udah dia lakuin. Ini gila! Tapi, nyatanya dia buat gue buta akan segala hal, kan? Gue cinta sama pria brengsek itu yang udah buat hidup gue kaya di neraka sebelumnya, yang udah nyiksa gue bertubi-tubi. Tapi apa? Gue tetep cinta, kan, sama dia!" Davinka mengungkap semua yang bersarang di hatinya. Kekec

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 128 Bukan Menantu Pilihan

    "Mau apa kamu, hah? Mau jadi mata si Davinka itu? Puas dia buat hidup anak saya kaya gini?!" hardik Wulan yang langsung menyemburkan lahar panasnya."Maksudnya, Tan?" Rani balik bertanya, rasa takut sepenuhnya hilang. Rani semakin menantang Wulan dan mengabaikan sopan-santunnya.Wulan mengatupkan kedua telapak tangannya. Memohon pada Rani agar menyampaikan keinginannya pada Davinka. "Saya mohon, bilang sama Davinka buat jauhiin Yudha. Pergi dari hidup anak saya sejauh mungkin!" pintanya. Rani mengangkat alisnya tinggi. Apa wanita ini gak salah ngomong? Jelas anaknya yang datang ke sarang macan, kenapa Davinka yang disalahin?"Ehh, kok Davinka, sihh?" tanya Rani, mengungkapkan kebingungannya, "Davinka itu di kurung, Tan … asal Tante tahu! Jangankan buat datang ke sini nemuin Mas Yudha, keluar gerbang aja dia gak bisa!" ungkapnya dengan suara sedikit tinggi.Yudha yang ada di dalam sudah terbangun karena bantingan pintu, kini suara Rani semakin membuatn

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 129 Didiamkan Sanjaya

    Venti berpikir keras bagaimana cara menggunakan Yudha. Pria itu terlalu lemah untuk diajak kerjasama.Akhirnya Venti hanya berkata, "Kita akan memikirkannya. Cepat atau lambat wanita itu harus pergi dari sisi Sanjaya. Kamu harus menjadi menantuku, Laura!"Dalam hati Venti tahu usahanya kali ini juga sama kerasnya saat dirinya berusaha menyingkirkan Diandra, dan Venti tidak akan menyerah untuk mengusir Davinka.Dia harus memiliki keturunan dari wanita baik-baik dan berhati lembut, tidak peduli dimana wanita itu dilahirkan asal memiliki budi luhur itu sudah cukup untuknya. Tapi, wanita seperti Diandra dan Davinka tidak termasuk didalamnya. Mereka berdua sangat tidak layak untuk dijadikan menantu.Diandra lahir dari wanita penggoda dan perusak rumah tangga orang. Sedangkan Davinka walaupun anak dari keluarga terpandang dan berpendidikan, tapi wanita itu datang ke tempat tidak baik untuk mendapatkan sejumlah uang dan memilih menjadi simpen putranya. J

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 130 Mangga Muda

    "Saya cuma mau duduk di sini, masalah bersih dan kotor itu sama aja, yang penting kita bisa jaga diri. Saya cuma pengen liat siapa tahu ada penjual bubur yang lewat. Saya pengen sarapan bubur, Pak … bubur ayam kampung! Tapi makan dari mangkuk abangnya," ungkapnya panjang lebar.Security itu hanya terbengong, tidak percaya akan pengakuan Davinka."Tapi jangan lama-lama, ya nyonya … nanti saya dimarahi sama Tuan Sanjaya!" Minta security itu dengan tampang memelas.Davinka tersenyum manis dan mengangguk kecil. "Makasih, Pak!" Davinka menopang dagunya dengan tangan yang disangkakan pada meja. Tatapannya terus mengamati sekitar. Dari balik pintu, Nani menunggu dengan cemas. Dia takut Nyonyanya nekat melarikan diri karena tak dianggap oleh Sanjaya.Dari balik meja kebesarannya Sanjaya juga menatap wajah Davinka yang pucat. Ada rasa takut yang menyelimuti hatinya bahwa Davinka akan benar-benar lari dan meninggalkan dirinya untuk menemui Yudha. 

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 131 Seperti Nona Muda

    "Tapi, Nyonya itu gak asem?" tanya security yang tadi pagi ke pasar.Davinka menggeleng. "Gak, ini enak. Bapak, coba!" Davinka memberikan dua potong mangga yang sudah dipotong oleh pelayan Nani dan security itu langsung menggigitnya dengan suapan besar.Tanpa diduga, security itu langsung meringis dengan mata tertutup ke dalam. Wajahnya sangat jelek dengan banyak kerutan di seluruhnya. "Kecut!" "Hah! Enggak!" sangkal Davinka, "ini seger. Asem, tapi gak gitu, kok!" ujarnya lagi menyakinkan.Mereka semua saling pandang, apa nyonya ini—ahh tidak. Sejak saat itu pelayan Nani tidak berani mengambil kesimpulannya sendiri.'Saya harap Nyonya segera mengandung agar mereka punya alasan untuk bersama,' doa pelayan Nani dalam hatinya. Para security hanya meringis melihat Davinka begitu rakus melahap mangga muda itu yang terlihat manis tapi asam di lidah mereka. "Kak Nani, aku mau ikan saus mangga untuk makan nanti siang, boleh?" tanyanya penuh harap. "Baik, Nyonya … saya akan siapkan. Apa ad

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 132 Sakitnya Sanjaya

    Davinka memasuki ruangan yang terlihat begitu temaram karena berapa tirai sudah ditutup. Tidak ada pergerakan di kuris kebesaran pria itu hingga menghasilkan banyak tanya di benaknya."Dimana Sanja?" Hanya kata itu yang mampu terucap dari bibir penuh Davinka.Davinka sudah tidak ingin menunggu lagi, wanita itu mempercepat langkahnya menuju kamar dan berharap ada Sanjaya didalam sana.Namun, apa yang dilihat membuat kakinya lemas dengan jantungnya yang nyaris lepas dari pusatnya bergantung."Sanja!" lirih wanita itu diiringi dengan benda jatuh dari genggaman tangannya.Rantang termos berisikan makanan untuk pria itu memantul beberapa kali di lantai dan semakin membuat kegaduhan. Akan tetapi, pria yang namanya baru saja dipanggil seolah tidak terganggu dan tetap terbaring lemah dengan matanya yang terus terpejam.Davinka melangkah selebar mungkin, gerakannya nyaris secepat angin, ia mengabaikan rasa lemas dan hancurnya. Wanita itu

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 133 Sudah ada Aku dan Kamu

    "Oke, maaf … Aku sedang tidak ada di kantor, sayang … jadi mengirim kembali makanannya ke rumah," ujar Sanjaya membuat alasan. Padahal ia enggan untuk mengakui.Mau tidak mau Davinka harus percaya dengan ucapan Sanjaya. Yang penting sekarang mereka sudah rukun dan pria ini tidak mengusirnya."Mau aku suapin? Sekarang sudah ada aku dan kamu, kita makan sama-sama," usulnya, sedikit menekan kata 'aku dan kamu.'Sanjaya mengangguk. Davinka langsung bangun dan dengan cepat menyajikan makanan itu di atas piring dan membawanya ke hadapan Sanjaya. Saat memasuki kamar, pria itu sudah bersandar di dinding ranjang dan tersenyum ke arahnya. Terlihat sangat tampan walau wajahnya terlihat sangat pucat.Sanjaya melihat makanan yang dibawakan oleh Davinka yang terlihat begitu menggiurkan. Akan tetapi bau bawang putih dan sesuatu yang lainnya terasa begitu menyengat hingga membuat perutnya terasa penuh."Buka mulutnya," pinta Davinka saat sendok sudah di

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 134 Culik saja Dia!

    Venti mengabaikan isi hatinya yang berkali-kali mengatakan untuk menerima hubungan Sanjaya dan Davinka, tapi luka hatinya sudah berubah menjadi racun yang mencegahnya untuk melakukan itu, dan di sinilah sekarang. Di sebuah restoran, dimana ia sudah membuat janji bertemu dengan Yudha."Bagaimana, apa kamu menerima tawaranku?" tanya Venti.Venti menawarkan sejumlah uang, untuk diberikan pada Sanjaya agar melepaskan Davinka, dan ia berjanji akan memberi jalan bertemu dengan putranya langsung untuk mempermudah jalannya. Tapi, Venti tidak tahu bahwa semua ini tidaklah semudah itu."Uang bukan segalanya, Nyonya!" dengus Yudha, "putra anda tidak membutuhkan uang, tapi Davinka, istriku yang diambil paksa. Uang hanya nominal yang tidak ada artinya bagi pria itu! Jadi maaf, saya tidak bisa melakukan itu," tolak Yudha. Bukannya dia menyerah, tapi Sanjaya memang tidak akan pernah melepaskan Davinka begitu saja, karena pria memuja istrinya. Pria itu menyodorkan kembali segepok uang di hadapannya

Latest chapter

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 244 Tujuan Hidupku Adalah Kamu

    Davinka kembali menoleh pada Wulan dan menggenggam tangannya, menatap wanita itu penuh hormat, berkata dengan suara yang lembut dan penuh permohonan, "Mah, aku tidak dibesarkan oleh seorang ibu dan tidak banyak orang yang aku kenal. Sekarang aku memanggilmu Mama. Emm, Mama mau, kan, menjadi ibuku dan merestui pernikahanku!"Pupil matanya melebar, terus menatap Wulan penuh harap. Akankah Wulan memenuhi keinginannya?Wulan sendiri kehilangan kata-katanya. Air mata kembali mengalir deras dengan isakkan tertahan. Wanita itu hanya mengangguk sebagai jawaban.Bodoh! Anak sebaik ini, bagaimana ia bisa menyakitinya dan menolaknya berulang kali!Davinka mengangguk dengan senyum lebarnya, lalu memeluk tubuh gemetar itu dengan penuh kehangatan."Terima kasih, mulai sekarang aku punya Mama." Bisik Davinka dengan elusan lembut di punggung Wulan.Davinka mengurai pelukan, menarik tangan Sanjaya agar menjabat tangan Wulan, "Sekarang Mama Wulan adalah ibu mertuamu, cepat sungkem!"Sanjaya tercengang.

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 243 Semua Sudah Selesai

    Mendengar ibunya berkata seperti itu membuat Yudha bangun dari duduknya dan meraih tangannya."Ini semua karena Yudha. Mama hanya korban dari obsesi Yudha! Sudah, semua sudah selesai. Biar Yudha yang menanggung semua ini!" Tegas pria itu. Kini aura kehidupan sudah terlihat di wajahnya. Davinka yang asli sering menolaknya dengan kata-kata kasar karena ke keraskepalaannya.Penyesalan, kekecewaan, dan amarah terpancar jelas. Akan tetapi, semua ditujukan kepada dirinya sendiri."Tidak ada yang akan masuk penjara. Semua hanya karena kesalahpahaman!" tanam Sandy, "Tuan Sanjaya mengembalikan semua yang sudah diambilnya," ujarnya lagi yang membuat mereka semua tercengang."Mak-maksudnya?"Kebingungan jelas terlihat dari bagaimana cara mereka bereaksi. Entah apa yang diambil dan harus dikembalikan."Toko elektronik suami Anda beserta isinya dan beberapa calon investor sudah ada di dalam dokumen ini. Kalian tidak bisa menolak! Ja

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 242 Kebebasan Yudha

    "Udah malem! bye, Rani …." Davinka langsung menutup pintunya rapat.Rani membalikkan tubuhnya, kamar itu sudah temaram. Yang membuat ia menggigit bibir bawahnya adalah, Sandy berada di tengah ranjang dengan memeluk Inggi. Putrinya malah ada di sisi lainnya ranjang itu.'Ais … jadi gue harus tidur disamping dia?' jerit Rani dalam hatinya.Bersentuhan dengan kulitnya saja sudah hampir membuatnya seperti terbakar. Tapi ini ….Pikirannya terhenti."Mau sampai kapan kamu di sana!" Suara bariton itu menggema dalam remangnya kamar hingga mampu membuat bulu kuduk Rani meremang sempurna.Suara serak Sandy menandakan bahwa pria itu sudah sempat tertidur, terdengar sangat menggoda di telinganya hingga jantungnya mulai berdetak lebih hebat. Rani mulai melangkah dengan kaki beratnya. Ia tahu malam ini harus tidur di ranjang yang sama dengan Sandy. Mampukah?Ini memang bukan malam pertama mereka. Tapi, tidur tepat di sisi pria itu hampir tidak pernah terjadi selama tiga Minggu mereka menikah."Di-d

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 241 Permata yang Kutenggelamkan!

    'Aku tahu, aku sedang dihukum atas semua kejahatan-kejahatanku. Tapi kenapa tidak ambil saja nyawaku daripada membuat semua orang menderita bersamaku!'Venti mulai merasa depresi dengan keadaannya. Kata-kata berikutnya semakin membuatnya tenggelam."Itu jauh lebih bagus. Di kantor Papa bisa fokus bekerja. Tadinya Papa hanya akan pergi saat mendesak saja. Tapi melihat cinta kalian, Papa merasa sangat lega!"Davinka melihat suster membawa sesuatu di tangannya. "Apa itu, Sus? Apa makan siang mama?""Ya, Nyon—""Panggil ibu saja. Saya lebih nyaman dengan itu!" pangkas Davinka cepat. Dia sudah sangat risih dengan sebutan nyonya-nonyaan.Suster itu mengangguk dan berjalan mendekati Davinka, memperlihatkan apa yang ia bawa."Ini bubur cair. Nyonya Venti hanya dapat makan ini sementara waktu sampai bisa mengunyah kembali," jelas suster itu.Dengan wajah murung dan dan air mata yang hampir jatuh, Davinka terus menatap ib

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 240 Menunda Bulan Madu

    "Keadaannya tidak akan membaik hanya karena kamu membatalkan resepsi kita, Ra!" Dan ini akan selalu menjadi panggilan untuk Diandra walaupun kini sudah mengganti nama Davinka dan melupakan panggilan Davin-nya."Baiklah, aku kalah dari kalian!" desahnya sambil menatap kelima pria ini yang sekarang berada dikamar perawatan Venti."Ayo! Rasty dan yang lainnya sudah menunggu di rumah," ujar Noel mengingatkan.Mereka akan pulang ke apartemen mewah Sanjaya. Noel sendiri setelah resepsi akan kembali ke Singapura dan menetap disana. Insiden berdarah di rumahnya sama sekali tidak pernah terpublikasikan. Ada keinginan untuk menjual rumah itu, tapi Davinka menolaknya. Bagaimanapun, rumah itu memiliki kenangan untuk Davinka ataupun Diandra.Brata menyewa satu jasa suster untuk merawat istrinya. Sebenarnya ia ingin dua orang agar mereka bisa bergantian menjaga. Tapi, menantunya ini menolak dengan alasan Venti sekarang memiliki empat orang anak. Satu suster sudah cukup."Kenapa tidak pulang kerumah

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 239 Semua Sudah Terlambat

    Ketika semua tidak seperti apa yang kita rencanakan maka, pasrahkan, serahkan, ikhlaskan …. Biarkan tangan Tuhan yang melanjutkan karena, seberapa gigih pun kita mencoba, tanpa jamahan tangannya semua akan sia-sia.Venti sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menyingkirkan Diandra agar menjauh dari putranya. Tapi apa? Semakin ia berusaha, semakin mendekatkan mereka hingga akhirnya membuat dirinya seperti ini sekarang. Bahkan, kematian lebih baik daripada kehidupan yang menyiksa ini.Dari tempatnya berbaring, Venti terus menatap wajah Davinka. Wajah cantik itu memang sangat berbeda dengan milik Diandra kecuali, mata, bibir, siluet dan suaranya yang sangat ia kenal.Seharusnya dia tahu akan hal ini karena Noel adalah bedah plastik terbaik di negaranya hingga mendapatkan pekerjaan di Singapura."Kita harus mencari dokter terapis terbaik, mama tidak bisa terus seperti ini!" bujuk Davinka disela isak tangisnya.'Apa dia menangis untukku? Menangisi aku yang jahat ini?' bagaimana mana

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   238 Jagain Mama Dan Reno

    Para polisi langsung mengamankan Laura. Peluru mengenai dadanya dan langsung tembus ke jantung. Bukan hanya satu, tapi dua sekaligus hingga menewaskan wanita itu.Ambulance dan beberapa polisi sudah datang, mereka ditelpon oleh Noel dan Brata."Sanja!" panggil Davinka saat melihat suaminya terbaring lemas. Noel dan Sandy sudah ada disana memberikan pertolongan pertama."Aku gak papa," sahutnya menenangkan.Dengan kaki gemetar, Davinka membawa Renhart mendekat pada Sanjaya dan bersimpuh di hadapannya. Sanjay menyentuh wajah putranya dan bertanya dengan suara yang parau. Berusaha untuk tetap tersadar, "Kamu gak papa, kan? Apa ada yang sakit?"Pria itu melihat bagaimana Renhart di bekap oleh Laura.Renhart menggeleng, "Papa pasti kesakitan. Itu pasti sakit."Anak itu bicara di sela isak tangisnya. Merasa sangat khawatir. Renhart tahu Papanya sengaja melakukan itu agar peluru tidak mengenai tubuhnya. Ia melihat sendiri Papanya langsung melompat saat wanita jahat itu berteriak memintanya u

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 237 Sanjaya Terkapar

    Suhu di ruangan itu mendadak berubah dibawah nol derajat. Suasananya lebih dingin dari kutub Utara. Siapapun tidak berani mengambil napas dengan semaunya. Mereka hanya tidak ingin mengeluarkan suara dan mengganggu konsentrasi.Laura masih menatap puas apa yang ada di hadapannya, bagaimana musuh terbesar ibunya kini sudah tidak terselamatkan lagi. Wajah Venti sudah terlihat bengkok dan kaku, napasnya sedikit terengah-engah, terlihat sangat kesakitan.Venti masih belum bisa memalingkan wajahnya dari tempat Davinka berdiri. Hanya suara geraman yang lolos dari bibir wanita itu yang sedikit membiru."Ini lebih bagus dari kematian. Kamu tersiksa sebelum ajal menjemput! Hahah!" Sandy melangkah maju. Tapi sial, ternyata telinga Laura sangat peka. Wanita itu kembali fokus pada Renhart dalam dekapan lengangnya."Apa kalian gila!" teriak wanita itu. Laura memutar tubuhnya dengan Renhart dalam lengannya, pistol terus menempel pada kepala anak itu dan siapa di tekan kapanpun. Ia menatap semua y

  • Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya   Bab 236 Ini Tidak Sah!

    Suara benda jatuh dan teriakan menggema dari arah pintu dapur. Suara langkah kaki mulai terdengar semakin dekat. Venti yang masih menggenggam tangan Davinka merasa sangat bingung dengan nama ayah Davinka yang sama persis seperti nama ayah Diandra. Wanita itu masih berpikir keras dan berusaha mengenyahkan semua ketakutannya.'Ini pasti hanya kebetulan, kan?' tanyanya dalam hati, 'apa mereka saudara, satu ayah, atau—' Suaranya terhenti. Venti melihat genggaman tangannya yang masih menggenggam tangan Davinka yang kini dipaksa lepas oleh suaminya sudah terbuka dan tangan Davinka hilang dalam genggaman tangannya."Apa yang kamu pikirkan? Sekarang putra kita sudah sah menjadi suami Davinka," tukas pria berusia mengingat istrinya yang masih diam membisu. Pikirannya bahkan terlihat kosong.Brata membantu Davinka agar duduk disisi Sanjaya. Mereka mulai menandatangani berkas pernikahan. Namun, saat penghulu menyerahkan dua buku merah dan hijau, teriakan seseorang menghentikan pergerakannya.

DMCA.com Protection Status