Share

Belajar Dari Ahmad Tohari

“Penulis-penulis terdahulu mengalami penderitaan terlebih dahulu, baru kemudian dia terbentuk. Sastrawan besar itu lahir dari penderitaan, ya merasakan penderitaan diri sendiri dan menghayati penderitaan orang lain.”

(Ahmad Tohari)

Ketika sedang mendengarkan lagu Im Yoon-Ah (Yoona SNSD) When the Wind Blows. Tiba-tiba saya teringat pada catatan yang pernah saya tulis di kertas fotokopi KTP, yang berisi webinar antara Ahmad Tohari (Selanjutnya ditulis Tohari, tapi biasanya saya memanggil beliau Abah Tohari) dan Putu Fajar Arcana pada 14 Mei 2020 di media sosial I*******m.

Ada beberapa hal yang saya tangkap dan saya catat dari obrolan online mereka waktu itu. Nah di sini saya ingin berbagi catatan saya itu kepada pembaca semua. Hitung-hitung juga meneruskan ilmu yang sudah disampaikan oleh Ahmad Tohari.

Di awal obrolannya dengan Putu, Tohari sudah bilang “Jangan puas dengan tulisanmu”. Dari sini saya menangkap visi pencarian-pencarian, proses, dialektika, dan dinamisasi dari sebuah tulis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status