Bintang langsung tersenyum saat berhasil membalikkan nama beberapa aset milik Irina. Itu adalah tujuan awal Bintang mendekati Irina. Dia menginginkan aset Irina yang terkenal melimpah. Bintang langsung memberikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya pada salah satu notaris yang disewa oleh dirinya. Sehingga hampir setengah aset dari Irina kini telah menjadi milik Bintang. "Rasanya senang bisa bekerjasama dengan Bapak. Saya harap, di suatu hari nanti. Kita bisa bekerjasama kembali. Apalagi masih banyak hal yang ingin saya lakukan. Saya harap Pak Lutfhi akan membantu saya dalam mengurus semuanya." ucap Bintang melepaskan genggaman tangannya pada notaris tersebut. "Saya pun merasa senang bisa membantu Pak Bintang. Tidak terhitung rasa senang saya bisa terlibat dalam proyek ini. Saya melihat di sini memang sudah seharusnya Pak Bintang bisa memiliki setengah dari aset Bu Irina. Dalam beberapa bulan terakhir, Pak Bintang membantu memperbaiki sistem yang sedikit kotor di perusahaan i
Dasha benar-benar tidak menduga dengan kejutan yang diberikan oleh Bintang pada dirinya. Bagaimana sebuah mobil mewah menjemput dari rumah. Tidak hanya itu, sebuah gaun mewah berwarna biru tua. Semakin menambah kecantikan dari Dasha. Sepanjang perjalanan, Dasha begitu disuguhi pemandangan indah dari gedung-gedung perkantoran yang tinggi. Indah untuk di lihat kedua bola mata Dasha. Di mana ia merasa hal berbeda telah terjadi pada dirinya. Itu sangat menawan untuk dilihat. Begitu juga dengan apa yang terjadi di malam ini. Hal yang sama sekali tidak di duga oleh Dasha. "Apa kamu disewa khusus oleh Bintang di malam ini. Seperti kamu bukan sopir pribadi dia?" tanya Dasha dengan wajah penasaran. "Seperti yang kamu tahu. Dia memiliki sopir pribadi. Tapi malam ini dia memerintahku untuk menjemputmu. Bagaimana pandanganmu tentang diriku?" tanya balik sopir tersebut. "Iya, mungkin kamu adalah seorang pengemudi yang handal yang memang disewa khusus oleh dia. Sehingga kamu bisa membawa mobil
Bintang langsung memegang kedua tangan Dasha dengan begitu lembutnya. Pandangan dari Bintang tidak pernah luput dari kedua bola mata Dasha yang begitu indah. Bintang benar-benar menikmati suasana di hari ini. Malam yang indah sudah Bintang dan Dasha miliki. Hingga Bintang merasa sebuah kebahagiaan yang sempurna sudah ia dapatkan. "Entah apa, tapi aku bahagia bisa melihatmu seperti bidadari di malam ini." ucap Bintang dengan gombalan maut. "Terima kasih atas pujian yang kamu berikan. Aku selalu senang saat kamu mengatakan hal itu padaku. Tapi aku tidak ingin terbang terlalu jauh. Aku takut ketinggian." ucap Dasha dengan wajah berseri. "Hampir sebulan terakhir kita dekat. Di mana aku mengenalmu, begitu juga dengan kamu yang mengenalku. Aku begitu nyaman dengan hubungan yang kita jalani saat ini. Aku merasa ini sudah cukup untuk membuatku yakin akan rasa yang ada di dalam hatiku. Aku ingin mengatakan padamu, jika aku mencintaimu." ucap Bintang menaruh kedua tangan Dasha di dadanya. D
Dasha masih berbunga-bunga dengan apa yang dilakukan oleh Bintang. Dia begitu merasa gembira dengan apa yang dilakukan oleh Bintang pada dirinya. Bahkan Dasha begitu mengingat apa yang dilakukan oleh Bintang pada dia. Sehingga ia terus tersenyum saat masuk ke dalam rumah. Dasha kembali mencium aroma bunga yang diberikan oleh Bintang. Terlihat wajahnya berseri dengan bunga yang dipegangnya. Bagaimana pun itu adalah bunga yang begitu indah bagi seorang Dasha. Bunga yang sempurna untuk dijadikan sebuah kenangan yang indah di memorinya. Oscar datang dengan segelas kopi panas di tangan. Dia terlihat kurang baik, dengan raut wajah yang kurang begitu sempurna. Alisnya sedikit mengangkat. Begitu juga dengan wajah yang cemberut dengan bibir yang tertutup rapat. "Apa yang membuat kamu begitu bahagia dengan bunga itu?" tanya Bintang dengan wajah penasaran. "Bintang baru saja menyatakan cintanya padaku. Dia terlihat bersungguh-sungguh untuk memilikiku. Aku bisa melihat bagaimana Bintang menat
Aroma parfum Dasha semakin masih tertinggal di kemeja putih yang dikenakan oleh Bintang. Dia terlihat begitu menikmati aroma minyak wangi yang begitu lembut tersebut. Minyak wangi yang Bintang semprot ke kemejanya seolah kalah dengan aroma minyak wangi yang menempel di kemejanya saat ini. Aroma itu begitu menyengat menusuk hidung. Bintang menyadari akan aroma minya wangi Dasha yang tercium begitu kuat. Di tas, Bintang selalu menyimpan minyak wangi yang ia punya. Namun Bintang sama sekali tidak memiliki niat untuk menyemprot minyak wangi itu ke tubuhnya. Bintang tetap berusaha membiarkan aroma minyak wangi itu masih menempel di tubuh kekarnya. Hingga aroma minyak wangi Dasha tidak hanya tercium oleh Bintang. Melainkan bisa tercium oleh orang sekitar Bintang. Pembantu di rumah Bintang yang membuka pintu rumah. Mencium aroma minyak wangi yang berbeda dari biasanya. Aroma minyak wangi itu tercium semakin kuat. Di mana ia langsung berpikir akan sebuah perang yang mungkin saja terjadi ant
Entah apa yang ada di dalam pikiran Oscar saat ini. Tetapi dirinya begitu dilema berat dengan keputusan yang ingin dia ambil. Apakah dia akan menyatakan perasaan cintanya pada Dasha. Atau ia akan membiarkan semuanya berjalan tanpa sebuah hubungan yang jelas. Oscar pun terus terbayang wajah Rena yang kini sudah menjadi milik Dasha. Tetapi Oscar benar-benar merasa kehilangan dengan apa yang dirasakan oleh dirinya. Ini mungkin bukan hal yang mudah bagi seorang Oscar. Tetapi ia harus segera memutuskan pilihan dari apa yang akan segera dia lakukan. Sebab perasaan dia begitu bergejolak saat ini. Di satu sisi, Oscar merasa tidak harus mengikat Dasha sama sekali. Tetapi di sisi lain, Oscar merasa takut kehilangan Dasha. Sebab Bintang semakin agresif dalam menaklukkan hati dari Dasha. Sekalipun Dasha hanya ingin membalas dendam pada sosok Bintang. Tetapi Oscar merasa itu akan menjadi hal yang sulit untuk dilihat selanjutnya. Oscar bangkit dari posisi terlentangnya. Dia segera bangun untuk mu
Aroma minyak wangi yang tercium oleh Irina. Sepertinya sudah menjadi bukti kuat akan adanya hubungan Bintang dengan perempuan lain. Hal itu pun menjadi pemantik bagi Irina untuk tahu akan wanita yang saat ini sedang dekat dengan Bintang. Irina bersikap normal di pagi ini. Tetapi dia siap membuntuti Bintang sampai ke kantor. Sehingga ia bisa tahu perempuan mana yang sedang dekat dengan Bintang saat ini. Mungkin saja perempuan itu adalah rekan kerja Bintang. Sehingga akan mudah bagi Irina untuk menciduk perselingkuhan yang dilakukan oleh Bintang. Begitu Bintang melajukan mobilnya. Irina segera membuntuti Bintang dengan mobil mewah di belakang mobil Bintang. Dengan jarak yang cukup jauh, Irina yakin Bintang tidak akan curiga akan dirinya yang mulai mengikuti Bintang. Apalagi Irina menggunakan mobil mewah milik temannya. Sehingga Irina yakin Bintang tidak akan curiga dengan apa yang sedang dilakukan oleh dirinya saat ini. "Aku harus hati-hati. Jika tidak, bukan tidak mungkin Bintang ak
Tidak ada jadwal praktek di hari ini. Tentu saja ini menjadi kesempatan yang bagus untuk Oscar bisa pergi bersama dengan Dasha jalan-jalan. Oscar pun ingin pergi ke tempat wisata yang bisa membuat Dasha terhibur. Apalagi Oscar merasa akhir-akhir ini, dia dan Dasha tidak pernah pergi bersama. Sehingga Oscar berharap ini akan menjadi waktu liburan yang cukup baik untuk dia dan Dasha.Oscar sudah menunggu Dasha di luar kamar. Dia sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Dasha. Oscar sedikit ragu untuk mengetuk pintu kamar Dasha. Ia merasa akan menggangu Dasha, sekalipun ini sudah cukup pagi. Tidak mungkin Dasha masih tidur di dalam kamarnya sendiri. Namun Oscar masih ragu untuk bisa mengetuk pintu kamar Dasha. Ketika tangan kanannya sudah hampir mengetuk pintu kamar Dasha. Tiba-tiba keraguan itu kembali datang begitu saja. Sontak Oscar pun langsung merasa tidak enak untuk mengetuk pintu kamar Dasha. Dia menghela napas panjang. Sebelum melepaskan perlahan untuk membuatnya bisa sedik