Irina terlihat begitu bahagia saat menyaksikan dirinya begitu cantik dengan gaun pengantin berwarna putih. Ia tersenyum di depan cermin dengan senyuman yang penuh kegembiraan. Sepertinya ini adalah penampilan tercantik dari seorang Irina. Dia terlihat begitu mempesona dengan gaun pengantin yang dikenakan olehnya. Tidak ingin kehilangan momen yang ada, Irina pun langsung mengabadikan momen itu dengan langsung mengambil photo dengan handphone pintarnya. Beberapa kali ia mengambil gambar dengan dirinya yang masih mengenakan gaun pengantin tersebut. Tetapi Irina masih merasa kurang, sebab Bintang tidak ada di sisinya saat ini. Dia pun berharap Bintang akan bersama dengan dirinya saat ini. "Rasanya kurang saja, tidak ada Bintang saat ini. Padahal aku berharap dia ada saat ini. Memang anaknya itu beban untuk hubunganku dengan Bintang. Aku harap dia tidak akan menggangu hubunganku lagi dengan Bintang. Aku benci anak itu." ucap Irina dengan begitu kesalnya. Dia mencari nomor Bintang, mula
Dasha di kejutkan dengan suara bel yang berbunyi dari gerbang rumah. Seseorang sepertinya datang ke rumah untuk mengantarkan sesuatu pada Oscar. Sehingga Dasha segera membuka gerbang rumah. Orang yang sama, dengan paket yang sama kembali datang ke rumah Oscar. Pengirim paket dari pacar Oscar, kembali datang dengan sebuah paket berukuran besar. Jika dilihat dari ukuran yang ada. Sepertinya paket itu berisi sepasang sepatu. Bentu paket itu, menyerupai kardus sepatu. Tidak heran bagi Dasha untuk menebak isi paket itu adalah sepatu. "Apakah ini paket untuk Oscar?" tanya Dasha. "Benar sekali, ini paket untuk dokter Oscar." jawab si kurir dengan penuh semangat. Kurir itu pun memberikan sebuah kertas yang harus ditandatangani. Itu adalah bukti, jika paket sudah diterima oleh Dasha sebagai perwakilan dari Oscar. Kurir itu segera pergi dari rumah Oscar, sebab dia masih harus mengirim paket lainnya. Dasha semakin penasaran dengan isi paket yang dikirim oleh pacar Oscar tersebut. Apakah ben
Entah aplikasi mana lagi yang harus Irina buka untuk membunuh rasa suntuk yang datang pada dirinya. Sudah hampir semua aplikasi di handphone pintarnya dibuka. Tetapi Bintang tidak urung datang untuk melakukan fitting baju pengantin seperti yang dia harapkan. "Jenuh juga ternyata menunggu seperti ini. Aku sudah bosan melihat semua yang ada di sosial media. Semuanya hal yang tidak penting, aku sudah cukup bosan melihat semua yang ada di sosial media. Semuanya tentang drama kehidupan yang tidak ada manfaatnya sedikit pun." ucap Irina dengan wajah kesalnya. Dia kembali membuka aplikasi pesan singkat di handphone. Berharap akan ada pesan dari Bintang untuk dirinya. Tetapi tidak ada satu pun pesan yang datang pada dirinya. Sehingga ia melanjutkan perjalanan dalam kebosanan itu dengan melihat status dari teman-teman yang ada di kontak handphone-nya. Salah satu status dari temannya cukup membuat Irina khawatir. Bagaimana tidak, temannya itu ditinggalkan oleh pasangan dalam keadaan hamil. T
Oscar sengaja tidak memasukkan mobil miliknya ke dalam rumah. Dia membuka handphone miliknya. Lalu mengirim pesan pada Dasha untuk keluar menemui dirinya."Kamu sibuk hari ini?" pesan yang ditulis Oleh Oscar. Tidak lama berselang, Dasha pun membalas pesan yang dikirim oleh Oscar. "Sepertinya tidak, memang ada apa?" balas Dasha."Aku ingin mengajakmu membeli pakaian untuk pergi kondangan ke tempat Bintang dan Irina. Apa kamu ingin ikut bersamaku?" tawar Oscar. "Boleh jika memang kamu ingin mengajakku." balas Dasha dengan senyuman. "Aku tunggu 5 menit dari sekarang. Kamu harus segera datang keluar rumah." pinta Oscar. Dasha melihat jendela kaca rumah, melihat mobil Oscar yang sudah berada diluar gerbang rumah. Ia pun segera pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya. 5 menit tentu waktu yang singkat untuk bisa mengganti pakaian. Sehingga Dasha harus bisa mengganti pakaiannya secepat mungkin. Tidak ada make up yang dikenakan oleh dirinya. Hanya ada sedikit aroma parfum yang harum di
Dasha seketika dibuat terkejut saat membuka pintu rumah. Wajah marah, dengan dua bola mata yang melotot. Seketika membuat Dasha ketakutan dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh ibu Oscar. Seperti seekor singa yang hendak menerkam mangsanya, ibu Oscar menunjukkan ekspresi yang begitu mengerikan di hadapan Dasha. "Selamat siang Tante." sapa Dasha sedikit basa-basi. "Sudah berapa lama kamu tinggal di rumah anak saya?" tanya ibu Oscar dengan wajah marahnya. "Mungkin sekitar kurang dari 2 bulan." jawab Dasha sedikit ketakutan. "Apa yang kamu incar dari anak saya. Harta, atau apa. Sampai kamu rela mengubah wajah kamu untuk mirip dengan mantan anak saya. Padahal saya benci dengan sosok perempuan itu. Kamu seharusnya sadar akan hal itu." ucap ibu Oscar dengan suara tinggi. Dasha tidak bisa mengatakan apapun lagi. Dia hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya. Sepertinya akan semakin rumit saat dia membalas ucapan dari ibu Oscar yang begitu marah pada dirinya. "Jawab! Ayo jawab. Kamu gak
Bintang terkejut saat Irina datang ke kantor dengan seorang pria tampan. Irina tidak sungkan untuk menggandeng tangan pria itu, sehingga ada sedikit rasa cemburu yang datang di dalam hati Bintang. Sepertinya Irina sengaja ingin membuat Bintang cemburu, menguji kesabaran dari Bintang. Bintang mulai sedikit kesal dengan apa yang ditunjukkan oleh Irina pada dirinya. Dia segera berdiri, menunjukkan bagaimana dirinya yang sebenarnya. Sehingga itu jauh akan mengangkat bagaimana pria itu memiliki harga diri yang lebih. Irina yang sengaja ingin membuat Bintang naik pitam, mulai bermesraan dengan pria itu. Dia menempelkan kepalanya di tubuh pria itu, menunjukkan bagaimana mereka yang seperti sedang berpacaran di depan Bintang. "Apa-apaan ini! Kalian sedang apa?" ucap Bintang dengan wajah paniknya. Melihat Bintang yang sudah mulai cemburu dengan sandiwara yang dibuat oleh Irina dan teman prianya. Irina segera mengakhiri sandiwara tersebut. Dia pun tertawa dengan begitu lepasnya melihat Bint
"Kamu akan segera merasakan apa yang akan aku rasakan saat itu. Melihat bagaimana dirimu yang akan menjadi pesakitan dalam hal percintaan. Begitu yang kurasa saat itu. Melihat sosok suami yang ku cintai, ternyata bermain mata di belakangku. Aku janji, kamu akan merasakan apa yang aku rasakan. Tunggu pembalasanku itu." ucap Dasha memandangi surat undangan pernikahan Irina dan Bintang. Dasha lantas membakar surat undangan itu ke dalam sebuah tong besi. Ritual yang Dasha yakini akan menjadi sebuah perjuangan akan balas dendam yang ada di hatinya. Bagaimana Dasha merasakan sakit yang teramat, saat Bintang secara diam-diam melakukan hubungan terlarang dengan perempuan lain.Dasha semakin dibuat kalap, kala ia mengingat bagaimana Bintang mengatakan hal buruk pada dirinya. Membandingkan fisik dari Dasha dengan Irina. Sehingga akan ada pembuktian yang dilakukan oleh Dasha pada Bintang. Pembuktian yang akan membuat Bintang menyesal telah meninggal Dasha saat itu. Melihat ada gumpalan asap, O
Wajah Bintang terlihat begitu payah saat dia melakukan gladi bersih bersama dengan Irina. Dia sama sekali tidak nyaman dengan susunan acara yang dibuat oleh Irina. Banyak hal yang Bintang rasa, dari susunan acara itu sedikit melenceng dari apa yang seharusnya ada. Bintang pun merasa itu sebagai sebuah rencana yang tidak seharusnya dibuat oleh Irina. Bukannya ditaruh diakhir acara, pelemparan bucket bunga justru ditaruh di awal acara. Sebelum ijab qobul dilakukan, Irina ingin dirinya dan Bintang berdiri untuk melempar bucket bunga membelakangi audiens. Ini adalah simbol cinta yang dirasa Irina sebagai sebuah syarat mutlak. Bintang merasa pelemparan bunga itu seharusnya tidak dilakukan di awal acara. Melainkan dilakukan setelah mereka bertukar cincin pernikahan mereka. Itu jauh lebih romantis dari ide yang disampaikan oleh Irina pada dirinya. "Mengapa kamu menabrak tradisi. Bukankah itu hal yang buruk, seharusnya kita tidak melakukan itu di awal acara. Melainkan melakukan itu semua,