Oscar langsung menyentuh tangan Dasha yang berada di atas meja. Dia mengelus lembut tangan Dasar itu dengan sebuah tatapan tajam. Dasha yang sudah hapal betul dengan apa yang diinginkan oleh Oscar. Sudah tidak sabar untuk segera memberikan pelayanan terbaik yang Oscar inginkan. Dasar dan Oscar yang duduk saling berseberangan. Terlihat begitu kuat dalam menatap. Bagaimana mata Oscar tidak henti menatap wajah cantik Dasha di malam ini. Apalagi pakaian tidur tipis yang dikenakan oleh Dasha. Semakin membuat Oscar merasa begitu terangsang dengan apa yang ditampilkan oleh Dasha. Oscar terpesona akan kecantikan yang ada pada Dasha. Dasha dengan kaki nakalnya mulai menjalankan aksi yang bisa membuat Oscar semakin terangsang. Kaki kanan Dasha digunakan untuk membuat tongkat sakti dari Oscar segera berdiri tegak seperti sebuah keadilan yang diharapkan oleh masyarakat. Kaki kanan dari Dasha itu benar-benar melakukan tugasnya dengan begitu baik. Sehingga perlahan Oscar pun semakin terangsang de
Dasha langsung berkeringat dengan begitu banyaknya saat baru beberapa langkah dari rumah Oscar. Itu belum jauh, tapi Dasha sudah begitu kelelahan. Mungkin ini efek dari Dasha yang tidak pernah melakukan olahraga seperti joging. Tidak hanya berkeringat, Dasha juga sudah mulai merasa lelah. Padahal Dasha baru berjalan 300 meter dari rumah Oscar. Jarak rumah Oscar ke taman sendiri sekitar 2 kilometer. Tentu masih ada 1,7 kilometer yang harus di tempuh oleh Dasha. Namun dia sudah begitu kelelahan dengan rute yang harus dilalui oleh dirinya. Sehingga Dasha pun harus meminta bantuan pada Oscar untuk menuntun dirinya menuju taman. Di mana Oscar masih cukup kuat untuk menuntun Dasha. "Kamu memang jago olahraga di ranjang saja. Sementara olahraga seperti ini, kamu sudah tidak kuat. Apa perlu kamu latihan berlari lagi?" ucap Oscar mengejek Dasha. Dasha sedikit kesal dengan ejekan yang dilontarkan oleh Oscar. Ia pun bersemangat untuk membuktikan pada Oscar, jika dirinya tidak hanya jago olahr
Tidak ada sedikitpun raut wajah lelah yang di tunjukkan oleh Oscar. Dia sama sekali tidak terlihat capek, atau sekedar merasa lelah usai menggendong Dasha. Ia terlihat biasa saja, bahkan nyaris terlihat bugar. Dasha yang sedikit merasa bersalah pada Oscar, tentu meminta maaf. Ia tidak menyangka akan membuat Oscar sedikit repot dengan tingkahnya. Dasha benar-benar merasa tidak enak hati pada Oscar. Sebab Oscar harus membawa dirinya dengan jarak 700 meter. Itu bukan jarak yang pendek, tapi cukup jauh untuk ukuran jalan kaki. Belum lagi Oscar harus menggendong Dasha. Beban dia menjadi dua kali lipat saat lebih besar. Itulah yang membuat Dasha semakin meras tidak enak hati pada Oscar. Oscar sama sekali tidak mempersoalkan apa yang terjadi. Bagi dirinya, ini adalah hal yang biasa saja. Tidak ada yang harus dipersoalkan, ia benar-benar merasa terbantu dengan apa yang terjadi pada Dasha. Sehingga ia bisa semakin lebih kuat lagi. Kekuatan dari tubuh Oscar semakin terasa lebih besar saat men
Dasha yang sudah lelah, memilih untuk tidak hadir dalam sebuah acara yang Oscar hadiri. Ia ingin beristirahat saja di rumah, meregangkan otot-otot dia yang sedikit tegang, kaget diajak berjalan jauh di pagi ini. Oscar sudah cukup rapi dengan setelan semi formalnya. Wajahnya semakin terlihat tampan dengan sebuah kaos berbalut jas berwarna navy. Oscar benar-benar menunjukkan sisi maskulin yang begitu Dasha sukai. Ia melihat pria itu sebagai cerminan dari pria idaman dari dirinya di masa mendatang. Tidak ingin terlalu lama memandang wajah tampan dari Oscar. Dasha segera menghentikan pujian yang dia berikan pada Oscar. Rasanya itu sudah cukup untuk Dasha berikan. Jika ia terus memberikan pujian pada Oscar, bukan tidak mungkin hal buruk akan terjadi. Dasha segera kembali ke dalam rumah, mungkin tidur sejenak bisa membuat tubuhnya kembali merasakan kenyamanan yang hilang selama dia berolahraga tadi. Baru beberapa langkah menuju pintu rumah, Dasha langsung dikejutkan dengan kedatangan dar
Bintang sudah tidak sabar untuk mendapatkan makanan yang akan dibawa oleh Dasha. Tentu Bintang merasa ini adalah perhatian yang cukup besar yang ditunjukkan oleh Dasha pada dirinya. Bintang pun semakin yakin, akan Dasha yang memiliki rasa pada dirinya. Sehingga permintaan dia untuk dibuatkan makan siang oleh Dasha, dituruti dengan sepenuh hati. Ini adalah bagian dari rencana Dasha berikutnya. Bukan tidak mungkin, jika Dasha akan semakin membuat Bintang jatuh ke dalam pelukannya. Rasanya membuat Bintang jatuh cinta, begitu mudah. Dia begitu gampang untuk terpesona pada orang baru. Tidak salah, jika Bintang berselingkuh dengan Irina saat masih menjadi suami Dasha. Ternyata Bintang memang seorang pria mata keranjang. Dasha hapal betul bagaimana Bintang menyukai ayam rica-rica yang sering dibuat oleh Dasha. Menu itu pun menjadi menu yang dibawa oleh Dasha untuk makan siang bersama dengan Bintang. Dasha siap membuat Bintang semakin terpesona pada dirinya dengan ayam rica-rica yang dibuat
Makan siang kali ini, benar-benar membuat Oscar merasa tidak bersemangat. Entah mengapa, dia kurang suka dengan keputusan dari Dasha untuk membawakan makanan untuk Bintang. Sementara Oscar hanya makan dari apa yang disediakan oleh rumah sakit. Oscar sedikit khawatir dengan Dasha yang mungkin saja sedang bermesraan dengan Bintang di ruang kerja Bintang. Satu hal yang begitu dibenci oleh Oscar akan Dasha dan Bintang. Apalagi Oscar tahu, bagaimana Dasha memiliki maksud tersendiri untuk membuat Bintang luluh pada dirinya. Tentu berbagai cara akan Dasha lakukan untuk membuat Bintang jatuh ke pelukannya kembali. Oscar melempar sendok makannya, dia mulai tidak bisa konsentrasi untuk makan kembali. Selera makan dari Oscar perlahan hilang begitu saja. Padahal menu yang dibuat oleh koki rumah sakit adalah menu yang Oscar sukai. Tetapi entah mengapa Oscar begitu tidak bernafsu seperti biasanya. "Apa yang salah denganku, mengapa aku terus memikirkan Dasha. Apa yang harus aku khawatirkan. Dia t
Satu pesan dari Oscar, seketika membuat Dasha begitu sedih. Makan malam yang sudah dia buat di hari ini. Kini terancam dibuang. Oscar mengatakan jika dirinya tidak bisa pulang cepat di malam ini. Dia harus membantu operasi salah satu pasien dari korban kecelakaan. Dasha duduk dengan wajah lesuh di depan meja makan. Ia sama sekali tidak memiliki energi untuk bisa bangkit kembali. Wajahnya benar-benar lelah dengan kenyataan hidup yang harus dia hadapi saat ini. Kerja keras dia untuk masak semua masakan kesukaan dari Oscar. Berujung sia-sia dengan lembur yang harus dilakukan oleh Oscar. Dasha menyalakan handphone-nya, melihat beberapa video yang dirasa bisa menghibur dirinya. Tetapi dari semua video yang lewat di beranda sosial medianya. Tidak ada satu pun yang membuat Dasha terkesan. Semua video itu dirasa biasa saja. Apalagi kebanyakan dari video itu hanya cover lagu saja. Sepertinya itu hal yang sudah sering Dasha lihat di sosial medianya. Di kesendirian yang hampir membuat Dasha m
Elisa masih bingung dengan Dasha yang memiliki wajah yang serupa dengan Rena. Ia kembali datang ke rumah Oscar untuk bertemu dengan Dasha. Mungkin kali ini, dia akan bertanya beberapa pertanyaan penting pada Dasha. Sehingga ia harus bisa bersikap santun pada Dasha. Tidak hanya datang dengan tangan kosong saja, Elisa juga membawa sebuah kotak berisi makanan yang sudah di siapkan untuk Dasha. Mungkin saja Dasha akan suka dengan apa yang diberikan oleh Elisa padanya. Obrolan itu pun akan jadi obrolan yang cukup baik bagi Dasha dan Elisa. Kedatangan dari Elisa di sambut dengan cukup baik oleh Dasha. Tidak ada penolakan dari Dasha untuk Elisa. Dia juga sepertinya penasaran dengan sosok Elisa yang begitu dibenci oleh Oscar. "Kamu ingin bertemu dengan Oscar?" tanya Dasha. "Tidak, aku hanya ingin berbicara beberapa hal dengan dirimu. Apa kamu bersedia untuk berbicara denganku?" jawab Elisa dengan penuh harap. "Tidak ada masalah, silakan masuk." Elisa masuk ke dalam rumah Oscar dengan di