Home / Romansa / Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver / Bab 291 : Silakan Saja Marah

Share

Bab 291 : Silakan Saja Marah

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-04-08 15:51:08

Darius melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju Rumah Sakit JB. Dia melangkah mantap melewati setiap lantainya.

Setelah Malam kemarin terasa seperti mimpi buruk yang panjang. Kini, dia mendapat kabar membahagiakan yang membawanya ke ruang ICU, tempat Maharani terbaring lemah pascaoperasi darurat.

Kondisi wanita itu sempat menurun drastis tadi pagi, membuat para dokter, terutama Denver harus bekerja ekstra demi menstabilkan keadaannya.

“Rani,” gumam Darius dengan bibir agak gemetar dan tangan mengeratkan sesuatu dalam jasnya.

Dia mendorong pintu perlahan, dan suara monitor detak jantung menyambutnya. Di ranjang putih, tubuh Maharani tampak begitu ringkih. Mata wanita itu terbuka, menatap kosong ke langit-langit ruangan tanpa ekspresi atau senyum. Rambut panjangnya sedikit berantakan, pipinya pucat, dan selang oksigen masih terpasang di hidungnya.

"Aku datang, Rani."

Darius mendekat dan duduk di tepi ranjang. Tangannya merayap pelan menggenggam tangan wanita itu yang terasa ding
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 292 : Aku Milikmu, Kamu Milikku

    Darius berdiri mematung. Detak jantungnya cepat. Dia bagai menanti sesuatu, dan pukulan itu ... tidak pernah datang.Sekarang yang dia rasakan hanyalah tepukan ringan di bahunya. Bukan keras, tetapi setidaknya cukup untuk membuatnya membuka mata dan menatap sosok di depannya. Denver menatap Darius tanpa amarah, hanya ada kelelahan di sana."Kenapa kamu tidak memukul aku?" Darius bertanya dengan suara rendah, masih setengah tak percaya.Denver menghela napas pelans. "Memukulmu bukan menyelesaikan masalah. Aku tidak mau Dewi terluka lagi. Dia sudah cukup menderita karena semua ini."Darius menatap teman sekaligus bosnya itu dalam-dalam. "Mungkin kamu benar. Aku juga sudah meerasa dari awal, seharusnya aku tidak menikah sama Dania. Tapi aku juga tidak menyesal, karena dari semua ini ... aku justru bertemu Maharani."Wajah tampan Denver melunak. Senyum kecil muncul di sudut bibirnya. Aura ketegangan yang sempat menyelimuti kini menghilang sepenuhnya. "Itu artinya, mulai sekarang aku tida

    Last Updated : 2025-04-09
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 293 : Tidak Bisa Menjadi Ibu yang Baik

    Pagi itu, sinar matahari yang lembut masuk melalui jendela rumah sakit. Udara terasa lebih hangat juga segar, tidak sekelam hari-hari sebelumnya.Dewi berjalan pelan di lorong, membawa kotak makan berisi bubur ayam yang masih mengepul hangat. Langkah wanita itu mantap, meskipun bekas operasi di perutnya masih terasa nyeri sesekali."Terima kasih, ya, Mas," ucap Dewi pada OB yang membantunya membeli bubur."Sama-sama, Bu Dewi. Semoga cepat pulih sepenuhnya," jawab pria itu ramah lalu berbalik.Dia ingin menyntap bubur ayam kesukaannya bersama sahabatnya, sekaligus ingin menghibur Maharani.Sesampainya di kamar Maharani, Dewi mengetuk pintu dengan pelan. Pintu pun terbuka, dan dilihatnya Maharani duduk bersandar di ranjang, wajah manisnya jauh lebih segar dari sebelumnya. Namun, matanya dengan tajam menatap layar ponsel."Rani ... kamu sudah bisa duduk sendiri?" tanya Dewi sambil tersenyum kecil.Maharani menoleh, lalu mengangguk pelan.

    Last Updated : 2025-04-09
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 294 : Om Dalius Jahat!!!

    Malam ini, cahaya terang dari lampu lorong rumah sakit menyinari langkah pelan Maharani dan Dewi yang menuju ruang NICU.Kursi roda Maharani bergerak perlahan, didorong oleh perawat, sementara Dewi berjalan di sampingnya dengan tas berisi alat pompa ASI yang dibelikan oleh Denver tadi."Tadi siang masih kesusahan, ya?" tanya Dewi sambil tersenyum hangat.Maharani mengangguk. "Iya ... masih terasa nyeri, padahal bayi belum punya gigi, tapi aku mau coba lagi."Dewi menatap wanita di sebelahnya dengan kagum. Maharani mungkin tampak lembut dan rapuh, tetapi Dewi tahu wanita itu menyimpan keteguhan luar biasa."Semangat, Rani. Kamu pasti bisa memberinya ASI." Dewi mengepalkan tangan yang terangkat ke udara.Beberapa menit setelahnya, mereka sudah di dalam ruang NICU, suara mesin-mesin lembut menjadi latar belakang saat Maharani kembali mencoba menyusui bayinya.Dewi sigap membantu menyesuaikan posisi tangan Maharani dan kepala si kecil."Pelan-pelan ... kamu bisa," bisik Dewi, "rasakan dan

    Last Updated : 2025-04-09
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 295 : Kabur Dari Penjara

    Suasana kamar rawat Maharani yang tadi hangat berubah tegang seketika. Tatapan Dewi membeku, luka tusuk benda tajam di perut sampingnya saja belum mengering dan terasa berdenyut lagi.Sedangkan tangan Maharani refleks meremas selimut saat Darius meletakkan ponselnya dan berkata, "Dania kabur dari kantor polisi. Mereka bilang dia dalam perjalanan ke sini.""Apa?" Maharani langsung menoleh ke arah Darius. Napasnya tersengal, wajahnya pucat pasi. "Dia... ke sini?"Siapa sangka Maharani menyingkap selimut lalu hendak turun dari ranjang.“Kamu mau ke mana?” tanya Darius yang berusaha mencegah sang pujaan hati turun dari ranjang.“Anakku … dia dalam bahaya, Darius!” Maharani terisak. Namun, Darius segera merangkul dan mendekap dengan erat menenangkan wanita itu.Dewi berdiri dari kursinya. "Apa kamu yakin, Dok?""Polisi yang bilang begitu. Tapi dia terluka karena—” Ucapan Darius tertahan dengan rahang mengeras.Ponsel Denver tiba-tiba berbunyi. Pria itu menjawab cepat, mendengarkan penjelasa

    Last Updated : 2025-04-10
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 296 : Ingin Dicintai

    “Bagaimana kondisi Dania sekarang?” tanya Denver pada Dokter Ket.Saat ini di ruang observasi bedah, Denver berdiri tegak di depan kaca satu arah. Dari balik sana, terlihat Dania terbujur lemah di atas ranjang.Tubuh yang biasanya mengenakan pakaian seksi kini ditutupi baju rumah sakit, kakinya digips dan wajahnya pucat tanpa ekspresi."Trauma tulang belakang. Tapi ini kelumpuhan sementara. Kalau dia mau terapi rutin, kemungkinan bisa pulih. Tapi butuh waktu, sekitar enam sampai satu tahun," jelas Dokter Ket dengan nada hati-hati.Denver mengangguk pelan. "Oke, aku paham, Dok. Terima kasih."Setelah Dokter Ket pergi, Denver berjalan menuju ruang observasi, memeriksa wanita itu. Dia memberi isyarat pada petugas keamanan di depan pintu."Saya Direktur RS JB. Izinkan saya bicara sebentar."Petugas memberi hormat dan membuka pintu. Denver melangkah masuk.Dania yang sedang memandangi langit-langit menoleh, matanya masih menyala penuh benci, meskipun tubuhnya tak berdaya."Seharusnya kamu

    Last Updated : 2025-04-10
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 297 : Permintaan Dirgantara

    “Apa … menikah se—sekarang?” Suara Maharani tercekat. Ibu muda itu menatap Darius dengan sorot mata yang masih menyimpan kebingungan. Embusan napasnya terasa berat, apalagi saat dia menoleh dan melihat sosok penghulu yang berdiri tak jauh dari mereka. Jujur, hatinya masih belum kembali normal dan pikirannya pun masih kalut setelah apa yang terjadi seminggu lalu. "Aku … tidak bisa," ucap Maharani pelan. Darius bisa menangkap jelas kata-kata itu, dan lagi-lagi meremukkan tulang dadanya. "Maksud kamu?" tanya Darius agak menekan. "Aku belum siap menikah, Dokter Darius. Bahkan sekarang aku masih syok. Seminggu lalu aku melahirkan karena …. Sekarang kamu datang ... bawa penghulu segala," ujar wanita itu dengan suara sedikit bergetar. Penghulu di samping mereka menghela napas panjang. Darius yang sejak tadi memegang kotak perhiasan sebagai maskawin, perlahan melepas genggamannya. Sorot matanya meredup. "Jadi kamu belum percaya padaku?" tanya Darius lirih. Maharani menunduk, lalu men

    Last Updated : 2025-04-11
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 298 : Selalu Menggigit

    “Ah … Sayang, pelan-pelan,” lenguh Dewi dengan mata yang terpejam.“Tentu, Sayang,” sahut Denver, tidak lepas dari mencumbu setiap jengkal kulit sang istri.Malam itu, selepas pulang dari Ta&Ma dan menemani Dirga tidur, Denver menggandeng tangan Dewi masuk ke kamar mereka.Lampu temaram menyala lembut, aromaterapi lavender menyebar ke seluruh ruangan. Dewi tertawa pelan saat Denver mengunci pintu dan menariknya ke pelukan, lalu membarinkannya perlahan di atas ranjang besar mereka."Kamu tahu, Dirga serius soal minta adik," racau Dewi sambil meremas rambut Denver.Pria itu tertawa kecil. "Anak kita pintar memilih waktu."“Uh … Sayang,” lenguh Dewi, “aku … mau hamil anakmu lagi. Denver.”“Dan aku akan membuat itu jadi nyata.” Denver menyeringai dengan mata dipenuhi kabut gairah.Tanpa banyak bicara, Denver mengangkat tubuh Dewi pelan, mendudukkan wanita itu di atas pahanya yang berotot. Dia mendongak, mengecup dan menghisap ceruk leher mulus yang harum itu, lalu turun ke tulang dada dan

    Last Updated : 2025-04-11
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 299 : Nasihat Suami Idaman

    Napas Dewi tertahan, sebab entah mengapa dia menjadi waspada. Penyerangan minggu lalu di rumah sakit masih terbayang dalam benaknya.Akan tetapi, begitu melihat siapa yang berdiri di ambang pintu, Dewi langsung merasa lega. Namun, tidak pada Denver yang nyaris mengumpat.“Darius?!”Pria itu berdiri dengan tubuh yang tampak rapuh, mata cekung, kantung matanya gelap, rambutnya kusut, dan kemeja biru muda tak rapi seperti biasanya.Darius menatap mereka, lebih tepatnya—tertuju pada Dewi.Refleks, Denver langsung bergerak, maju satu langkah untuk menutupi sebagian tubuh istrinya.“Sayang, kamu sarapan saja. Ajak Dirga. Jangan ke ruang tamu,” bisik Denver lembut dan tegas.Dewi langsung paham. Dia mengangguk dan membungkuk singkat ke arah Darius sebelum mengajak Dirga kembali ke meja makan.Denver menatap Darius dengan alis naik. “Kamu kenapa? Penampilanmu seperti zombie.”Darius mendesah panjang. Dia menghela napas, duduk dengan punggun bersandar lesu pada sofa.“Aku … patah hati. Lagi. P

    Last Updated : 2025-04-11

Latest chapter

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 329 : Gen Denver Memang Kuat

    “Wah … itu adik? Tapi kenapa adiknya kecil banget, Pa?” tanya Dirga sambil menunjuk layar monitor dengan mata membulat penasaran.Dua minggu telah berlalu sejak hari pernikahan Darius dan Maharani. Semua kembali beraktivitas normal.Hari ini, Dewi memutuskan melakukan pemeriksaan kehamilan bersama suaminya di ruang praktik milik Denver. Sebenarnya, ini karena permintaan Dirga yang terus-menerus merengek ingin melihat calon adiknya.“Ya, perkembangan manusia memang dimulai dari yang sangat kecil, Nak. Kalau dijelaskan panjang lebar, kamu pasti bingung,” tutur Denver lembut. Senyumnya merekah melihat Dirga begitu terkesima memandangi layar.Sementara itu, Dewi terus menatap Denver tanpa berkedip. Ada rasa geli dan manis saat melihat pria tampan yang kini jadi suaminya itu serius memeriksanya—sebagai dokter kandungan. Lucu rasanya, diperiksa oleh suami sendiri.“Kenapa kamu lihat aku terus, Mon ange? Jangan goda aku di tempat kerja, hmm,” bisik Denver seraya mengerlingkan sebelah matany

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 328 : Kesal!

    “Sakit, Oma …,” adu Dirga sambil menunjuk kakinya yang tersembunyi di balik celana panjang. Bibir mungilnya maju ke depan, dan manik karamel bergerak gelisah, mencari dua sosok yang sejak tadi dinantikan.“Iya, itu sudah diobati, Sayang. Tidak ada luka apa pun, kan?” sahut Dwyne sembari membelai puncak kepala Dirgantara dengan sentuhan penuh kasih.“Olang itu jalannya sembalang, ah!” Dirga bersedekap dada. Kedua alisnya bertaut, bola matanya menatap tajam ke arah tamu-tamu yang masih ramai di taman, menikmati pesta.Wajah tampan anak itu merengut.Beberapa saat lalu, ketika mengambil makanan di meja, seorang anak kecil menabrak Dirga cukup keras hingga makanannya terjatuh. Beruntung tuksedo mininya tidak kotor, tetapi tubuh kecil Dirga ikut terhuyung dan tersungkur. Anak yang menabraknya pun menangis sehingga mengundang perhatian para tamu.“Dia lebih kecil dari kamu. Jadi … belum tahu cara menghindar,” ujar Dwyne, masih dengan nada lembut. Dalam hati, wanita paruh baya itu ingin sek

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 327 : Cinta Tak Mengenal Jeda

    “Ah … Darius, kamu benar-benar penjahat,” lenguh Maharani, matanya terpejam sesaat, napasnya tersendat di tengah desahan halus. Dia menelan saliva, kini tubuhnya menegang seperti tersentuh listrik halus di bawah kulitnya.Tadi, pria itu membawanya langsung ke kamar hotel usai prosesi pernikahan mereka. Tanpa banyak kata, dengan antusiasme yang membuncah, Darius melucuti kebaya pengantin Maharani. Jemarinya bekerja luwes, sudah hafal setiap lipatan dan kancing, lalu membaringkan sang istri di ranjang pengantin berseprai putih yang bertabur kelopak mawar.Detik ini, mereka telah sama-sama polos, tidak ada lagi batas di antara kain dan kulit.Darius tampak sangat menguasai momen. Namun, di balik geraknya yang percaya diri, ada ketulusan yang menyelinap di setiap kecupan dan belaian.“Penjahat?” bisik Darius sembari menelusuri ceruk leher sang istri dengan ciuman yang membuat bulu kuduk Maharani meremang.“Umm … iya. Kamu menculikku. Pesta kita bahkan belum selesai, Da-Darius …, ah … ini

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 326 : Masih Cemburu?

    Setelah resmi menyandang status duda dan mempertahankan gelar itu selama kurang dari sebulan, akhirnya hari ini Darius melepas masa kesendiriannya dengan mempersunting Maharani.Bunga-bunga bermekaran indah menghiasi pelaminan serta taman. Bahkan pepohonan rindang pun seolah merestui hari penuh cinta ini. Suhu yang sejuk turut mendukung segalanya yang telah dirancang dengan saksama.Saat ini Darius mengenakan jas putih dengan rambut ditata rapi menggunakan pomade. Dia duduk bersama Denver dan Danis sebagai saksi pernikahan, menanti sang mempelai wanita yang belum juga tiba."Santai, Darius. Tenanglah, Maharani sedang bersiap. Kamu jangan bikin malu seperti ini," bisik Denver sambil melirik kaki Darius yang bergerak-gerak gelisah. Kening Darius juga dipenuhi keringat sebesar biji jagung."Aku tidak perlu nasihat. Aku butuh Maharani!" tegas Darius dengan wajah tegang.Denver terkekeh melihat mantan rivalnya panik. Dia pun menggoda lagi dengan suara rendah, "Ah … bagaimana kalau Maharani

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 325 : Hadiah Istimewa

    Hari berikutnya, Darius masih cuti. Dia datang lebih awal ke persidangan kedua Dania. Pria itu duduk menyendiri di bangku tunggu, memandangi sisi kanan dan kiri ruang sidang yang masih sepi. Padahal dia sudah janjian dengan Denver, tetapi pria itu belum tampak.Darius memejamkan mata sambil menyandarkan punggung ke dinding dingin. Dia mencoba membayangkan wajah Maharani agar suasana hatinya lebih tenang, dan berhasil.Bahkan ketika Denver datang bersama Ruslan dan Rudi, Darius menyapa dengan santai. Termasuk saat bertemu Dania di ruang sidang, tatapan tajam sang mantan tidak lagi menggoyahkan hatinya.Sidang pun selesai. Jadwal sidang berikutnya masih menunggu konfirmasi. Hal ini membuat Darius sedikit cemas, lantaran pernikahannya dengan Maharani makin dekat.“Tidak baik melamun,” tegur Denver, melihat Darius tampak berpikir di depan pintu pengadilan.“Ah, bukan melamun. Aku sedang berpikir cari kado untuk anakmu.” Darius m

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 324 : Menguras Tenaga, Emosi, dan Pikiran

    Minggu ini menjadi yang paling berat sepanjang hidup Darius. Bahkan dia sengaja mengajukan cuti dari rumah sakit hanya untuk menyelesaikan segala masalah yang selama ini menggantung.Sekarang, dengan ditemani pengacara serta pamannya yang sangat baik, Darius duduk di ruang sidang yang terasa dingin dan sunyi.Bau kertas tua bercampur aroma pembersih ruangan menyengat di hidung. Suara langkah sepatu para pengacara dan detik jarum jam di dinding terasa memekakkan di tengah ketegangan.Dia menoleh ke samping, menatap kursi kosong di sebelahnya—kursi yang seharusnya diisi oleh Dania. Namun, wanita itu hanya menghadiri sidang melalui layar ponsel, sebab pihak kepolisian tidak mengizinkannya keluar dari sel tahanan karena perilaku buruknya yang makin menjadi.Darius menarik napas panjang, terasa sesak dan perih di dadanya. Ketika hakim memintanya mengucap ikrar talak, sejenak dia terdiam. Ada kilatan ingatan yang muncul—saat pertama kali menggenggam tangan Dania di bawah langit sore, berjan

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 323 : Nasib Dua Dokter Tampan

    “Kamu kenapa? Ada yang sakit?” tanya Maharani sambil menatap Darius yang sejak tadi hanya bersedekap dada, duduk di pojokan kamar.Setelah Dewi dan Dirgantara dijemput Denver, Maharani langsung menghampiri Darius. Pria itu tidak menyambutnya dengan senyum atau pelukan, melainkan ekspresi super dingin, seperti freezer yang kelupaan ditutup.Apa mungkin Darius kesal karena dia terlalu lama menemani Dewi di kamar? Atau ... ada sesuatu yang tidak dia tahu?“Mulai sekarang jangan makan tempe goreng lagi!” geram Darius tiba-tiba. Nada suaranya seperti menegur pasien bandel.Maharani langsung melongo. Tadi pria ini begitu antusias ketika diberikan tempe goreng hangat. Sekarang mendadak berubah arah.“Kamu sakit perut karena makan tempe goreng?” tanya Maharani curiga. Matanya menyipit, memeriksa wajah calon suaminya dari atas ke bawah.Darius berdecak, lalu menggeleng cepat. “Bukan perut yang sakit, Rani. Tapi hati. Mengerti?!” ucapnya dengan desahan napas berat seperti habis lari maraton.“A

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 322 : Cemburu Versi Darius

    "Rani … apa yang kamu—"Protes Darius terputus begitu saja saat Maharani menatapnya tajam dan mengangkat telunjuk di depan bibirnya, memberi isyarat tegas agar pria itu diam."Tapi aku—""Jangan berisik, Dok!" tegur Maharani dengan tegas, sambil meraih handuk dan menghela napas panjang.Dia berbalik, mengambil pakaian dengan wajah jengkel, lalu mengenakannya secepat kilat.Beberapa detik kemudian, langkah kecil terdengar mendekat. Seorang anak laki-laki muncul di ambang pintu, membawa aroma tempe goreng yang menguar dari kotak kecil di tangannya."Tante Lani, tempe golengnya masih anget, enak loh dimakan pakai kecap!" celoteh Dirga ceria. Namun, matanya menyapu ke dalam kamar, tidak menemukan keberadaan Maharani."Tante Lani di mana?" tanyanya polos sambil mengetuk pintu, dia tidak berani masuk tanpa izin. Meskipun kakinya terlalu gatal ingin melangkah.Maharani segera melangkah dengan cepat menghampiri Dirga, sambil sibuk mengancingkan kancing baju. Senyum wanita itu dibuat selebar m

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 321 : Aku Juga Menginginkannya

    “Rani ... kamu di mana?” panggil Darius. Pria itu sudah menekan bel berkali-kali, tetapi tidak ada yang membukakan pintu pagar.Bahkan Darius mencoba menghubungi Maharani dan Bu Astuti, tetapi tak mendapat balasan. Hingga akhirnya, dia menggunakan kunci cadangan dan masuk ke dalam rumah.Suasana di dalam tampak rapi dan tenang, aroma pengharum kopi menguar dari sudut-sudut ruangan dan memberi kesan hangat yang familiar.“Rani? Sayang?” panggilnya lagi, sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruang tamu yang tertata apik. Tidak ada satu pun tanda kehadiran manusia.Dia meletakkan kantong makanan yang dibawanya di atas meja makan panjang putih. Matanya sempat tertumbuk pada vas bunga segar yang tertata manis di tengah meja.Bibir Darius tertarik membentuk senyum kecil. Rumah ini terasa jauh lebih hidup sejak ada sentuhan seorang wanita.“Bu? Bu Astuti?” Darius melongok ke taman belakang yang ukurannya tidak terlalu besar. Pandangannya menyapu seluruh sudut. Tetap tidak terlihat siapa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status