“Papa sudah bangun?” Saga bertanya ketika melihat Papanya—Andra yang hendak dari keluar kamar. Ia segera mendekat dan membantu Papanya.“Papa sudah bangun sejak tadi. Oh iya,Saga. Apa Starla sudah pulang?” Andra balas bertanya.“Sudah.” Saga menjawab singkat.Andra yang tengah melangkah seketika langsung berhenti. Lalu ia menatap ke arah putranya. “Kenapa kamu menjawab seperti itu?”“Seperti itu bagaimana? Bukankah sudah jelas. Papa bertanya, Starla sudah pulang belum? Lalu aku menjawab sudah. Nggak ada yang aneh perasaan.” Kata Saga sedikit bingung.“Ada. Wajah kamu yang aneh,” sahut Andra sambil tertawa sedangkan Saga langsung cemberut. “Kalau Papa boleh tahu, kenapa wajahmu terlihat kesal seperti itu?”Saga mendengus. “Papa lihat saja sendiri. Ada siapa di bawah sana,” ujarnya malas.Andra mengernyit. “Siapa? Jangan bilang kalau ada Revanno di bawah,” tebaknya.Saga tidak men
Revanno segera menjauhkan dirinya dari Starla, begitu menyadari kalau suara tadi bersumber dari mulut Saga sialan. Bahkan bukan hanya itu yang membuat Revanno menjadi panik. Rupanya Saga tidak datang sendirian, melainkan bersama seorang pria paruh baya yang Revanno yakini adalah Papa Starla dan juga Saga. Sial. Revanno kembali mengumpat dan merutuk dalam hati. Kesan baik yang ingin ia tampilkan di depan orang tua Starla justru menjadi gagal total gara-gara ia sendiri yang tidak bisa menahan hawa nafsu. Kini Revanno hanya bisa menunduk dengan tubuh kaku saat sekilas ia melihat Saga dan Papanya berjalan mendekat ke arahnya.“Ini yang namanya Revanno, ya?”Revanno segera mendongak dan menatap Papa Starla yang tengah tersenyum ke arahnya. “Iya, Om. Saya Revanno,” ujarRevanno seraya mengulurkan tangan ke arah Andra.Andra tentu saja langsung menyambut uluran tangan Revanno dengan senang hati. Anak yang tampan. Itu yang terlintas pertama kali di kepala Andra. “Duduk di sini saja, Om.”
“Please, Starla. Sebentar saja.” Starla tidak mampu melawan ketika Revanno mulai menggiring tubuhnya masuk ke dalam kamar mandi. Jantung Starla benar-benar berdebar kencang saat ini. Sudah lama sentuhan Revanno itu tidak ia rasakan di tubuhnya. Sentuhan yang masih terasa sama, hangat dan mendamba. “Aku berjanji hanya sebentar,” ujar Revanno sembari menarik pinggang ramping Starla. Starla langsung tersentak saat tiba-tiba Revanno menghapus jarak di antara mereka. Pria itu perlahan mulai menundukkan tubuhnya. Hidung mancung Revanno menempel pada pipi Starla dan menggeseknya lembut. Starla memejamkan mata saat Revanno terus melakukan hal itu untuk beberapa saat. “Kamu tahu, Starla. Aku begitu merindukan dirimu. Semua yang ada pada dirimu.” Revanno berbisik lembut sambil terus menggesekkan hidungnya di pipi Starla. “Aku sudah menahannya sangat lama, Starla. Aku mohon, jangan menolakku.” “Revanno, tapi aku—“ Ucapan Starla terpotong k
Acara makan malam di rumah Starla kali ini terasa sedikit berbeda. Sebab hari ini Starla kedatangan tamu spesial yang sejak seharian tadi tidak berhenti membuat bibirnya untuk tersenyum bahagia. Siapa lagi tamu itu kalau bukan Revanno—kekasih hatinya.Hari ini Andra duduk di samping Saga, sedangkan Revanno duduk di samping Starla. Hal itu membuat tempat duduk antara Saga dan Revanno menjadi saling berhadapan. Bahkan sejak menempatkan diri di kursi mereka tadi, keduanya tidak berhenti-hentinya saling melempar tatapan tajam.“Ayo, Revanno. Silakan di makan. Jangan sungkan.” Kata Andra sambil tersenyum. Tidak hanya menyuruh Revanno saja. Tetapi Andra juga menyuruh Saga dan Starla untuk memulai aktivitas makan malam mereka.“Iya, Om,” sahut Revanno yang mengangguk.Starla tersenyum sejenak sambil menatap Revanno, sebelum akhirnya berdiri dan mengambilkan nasi ke piring Papanya. Ya, Starla memang sering melakukan hal itu kepada Andra.“Sudah jangan banyak-banyak.” Kata Andra saat Starla me
Revanno benar-benar masih merasa terkejut setelah mendengar ucapan dari Andra—Papa Starla. Revanno tidak pernah menyangka sebelumnya kalau Andra akan mengatakan hal itu padanya. Menikahi Starla? Revanno tersenyum dalam hati. Itu adalah salah satu hal yang sejujurnya juga sangat Revanno inginkan.“Maksudnya, Om setuju kalau saya menikah dengan Starla? Menjadi suaminya Starla?” Revanno menatap tidak percaya ke arah Andra.Andra langsung mengangguk tanpa keraguan sedikitpun. “Kalau kamu benar mencintai dan bisa membahagiakan putri saya. Maka nikahilah dia. Saya akan sangat setuju dengan hal itu.”Revanno langsung menggigit bibir bawahnya. Revanno tidak tahu bagaimana caranya ia mengungkapkan rasa bahagia yang datang secara tiba-tiba tersebut. Tadi ia hanya berniat untuk berpamitan saja. Namun, ternyata ia justru mendapatkan sebuah restu yang tidak terduga. Revanno mendapat restu yang begitu mudahnya di ucapkan oleh Papa Starla. Astaga, padahal Revanno sudah sempat membayangkan rintangan
Saga akhirnya memutuskan untuk duduk bersama Revanno di ruang tengah, setelah ia kembali dari dapur untuk mengambil segelas air minum. Pria itu meletakkan gelasnya yang sudah kosong ke atas meja. Lalu menatap Revanno yang sejak tadi hanya diam saja di sampingnya. “Kamu benar-benar akan kembali ke Jakarta besok, kan?” Saga mulai membuka suaranya. Revanno langsung mengangguk. “Ya. Tapi aku akan kembali sore harinya. Setelah aku menghabiskan waktu bersama Starla seharian besok.” Saga mengernyit. “Kenapa harus sore? Lagipula untuk apa juga harus memakai acara menghabiskan waktu bersama Starla segala? Kalau ingin pulang, tinggal pulang saja,” ujarnya sedikit ketus. “Saga, aku sangat merindukan Starla. Jadi nggak ada salahnya kan kalau aku ingin menghabiskan waktu bersamanya sebelum aku memutuskan untuk kembali pulang besok sore,” balas Revanno. Saga terdiam. Ia menatap Revanno dengan tatapan tajam dan tidak suka. “Jangan-jangan kamu ingin meniduri adikku terlebih dahulu sebelum kamu p
Pagi ini Starla sudah mengajak Revanno pergi ke suatu tempat yang sama sekali tidak di ketahui oleh Revanno. Tempatnya lebih jauh dari bukit yang mereka kunjungi kemarin dengan pemandangan yang juga tidak kalah indah dan menakjubkannya. Starla mengetahui tempat itu juga atas rekomendasi dari Lily. Gadis cerewet itu mengatakan kalau tidak jauh dari bukit ada sebuah air terjun yang begitu indah dan jarang di ketahui oleh banyak orang.Maka dari itu, hari ini Starla pun memutuskan untuk mengajak Revanno pergi ke air terjun yang di maksud Lily tersebut. Berhubung jalan menuju ke air terjun tidak bisa di lewati oleh mobil, jadi Starla dan Revanno harus berjalan kaki agak jauh agar bisa sampai ke air terjun yang menjadi tempat tujuan mereka. Melewati pohon-pohon yang rindang dan juga tinggi. Tapi tidak terlalu lebat karena memang belum memasuki kawasan perhutan.“Tunggu, Starla. Sepertinya aku sudah bisa mendengar suara air terjunnya dari sini.” Kata Revanno sambil tersenyum.“Benarkah?” St
Starla masih tampak ragu. Tapi sesaat kemudian ia langsung duduk dan meraih tangan Revanno. Sedangkan Revanno langsung mengeram dalam hati, karena dari posisinya kini ia bisa melihat dengan jelas paha mulus Starla yang terpampang di depan kedua matanya. Begitu juga gundukan yang tertutup oleh kain hitam yang begitu menggoda tersebut.“Revanno, tolong pegangi tanganku. Jangan di lepas.” Kata Starla yang seketika langsung membuat Revanno mengerjap.“I-iya, Sayang,” sahut Revanno sambil berdehem.Perlahan tubuh Starla mulai turun ke air dengan di bantu oleh Revanno. Dan hal pertama yang Starla lakukan adalah berteriak saat air dingin itu mulai membasahi dan meresap ke kulit pori-porinya.“Revanno, dingin!” Starla berteriak sambil tertawa. Semua tubuhnya kini sudah terendam oleh air. “Ayo kita berenang,” ajak Revanno dan Starla langsung mengangguk.Starla dan Revanno lalu mulai berenang di bawah air terjun, bergerak ke sana kemari merasakan sensasi berenang di alam terbuka yang begitu in