Beranda / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Bab 231 : Pembalasan Shanaya (5)

Share

Bab 231 : Pembalasan Shanaya (5)

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-06 23:17:59
Arumi berjalan dengan penuh amarah. Dia pergi ke tempat wanita yang terekam Cctv mengambil sesuatu dari bawah sofa di galerinya. Dia sangat yakin jika itu perhiasan asli yang ditukar dengan perhiasan palsu.

Wanita yang dicurigai Arumi sedang berada di sebuah toilet salah satu restoran. Dia tidak tahu akan kedatangan Arumi di sana, hingga saat baru saja keluar dari bilik kamar mandi, wanita itu syok melihat Arumi di sana sedang memandangnya sambil melipat kedua tangan di depan dada.

Arumi sendiri memasang tanda kalau kamar mandi itu sedang tidak bisa dipakai, lantas mengunci pintunya agar targetnya tak bisa kabur.

“Anda di sini, kebetulan sekali,” ucap wanita berbasa-basi sambil memasang senyum yang dipaksakan, meski dalam hati panik karena tatapan dari Arumi.

Arumi diam sambil memberikan tatapan tajam. Dia berjalan mendekat perlahan, membuat wanita itu panik.

Wanita itu sampai mundur, hingga hampir terjungkal karena menabrak pintu bilik yang terdorong ke dalam.

“Ada apa ini?” tanya wan
Adinasya Mahila

Apa kalian sudah siapkan kue lebaran? hehehe

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (23)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
pasti Arumi yang ngikutin
goodnovel comment avatar
Putri Dhamayanti
waduhh...shana diikutin siapa nih?
goodnovel comment avatar
Novita Sari
kapan up lagi kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 232 : Pembalasan Shanaya (6)

    Shanaya berjalan santai ke luar gedung tempatnya tinggal hendak berolah raga. Dia mengambil earphone dan hendak menempelkannya ke telinga. Namun, saat baru saja melangkah, Shanaya terkejut melihat siapa yang ada di depannya saat ini.“Kenapa terkejut?” Arumi datang dan memberikan tatapan benci ke Shanaya.Shanaya hanya memandang Arumi tanpa kata. Tatapannya terlihat penuh kebencian ke wanita itu.“Tidak, bukankah sudah biasa kalau kamu tiba-tiba muncul seperti hantu,” balas Shanaya dengan entengnya.“Kamu pikir bisa menang dariku!” Arumi tiba-tiba menghardik geram. Satu tangannya terlihat disembunyikan di belakang tubuh sedangkan yang satunya mengepal kencang.“Aku tidak paham maksudmu. Jika kamu tidak ada hal penting yang ingin dikatakan selain rasa irimu, lebih baik menyingkir!” balas Shanaya sengit.“Kamu terlalu sombong. Kamu pikir bisa mendapatkan semuanya dengan mudah? Aku tidak akan membiarkan itu!” Arumi memperlihatkan amarah. Dari sorot matanya menunjukkan seolah dia ingin mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 233 : Hukuman Yang Pantas

    Shanaya mengurungkan niat berolahraga karena kejadian yang menimpa Arumi. Setelah Isaak kembali dari mengantar Kirana, mereka berbincang di kediaman Isaak untuk membahas apa yang terjadi. Shanaya akhirnya jujur tentang apa yang sudah dia perbuat sampai Arumi datang dan ingin melakukan perbuatan jahat padanya.Tanpa sedikitpun rasa bersalah, Shanaya berkata kalau dia bersyukur Arumi terkena siraman air keras. Dia bahkan berharap Arumi cacat hingga tidak bisa menjadi perancang perhiasan lagi."Apa aku terdengar seperti psikopat? Aku tidak akan meminta maaf atau merasa bersalah ke wanita kejam itu, mulai detik ini jika dia berbuat jahat lagi maka aku tak akan segan melawan," kata Shanaya."Tapi dia gila Shana, bagaimana bisa dia berniat menyirammu dengan air keras," tutur Amora yang tak bisa membayangkan jika sampai air keras itu benar mengenai wajah Shanaya tadi. "Dia memang gila," sambung Isaak. "Bahkan di rumah sakit tadi dengan wajah yang setengah melepuh dia masih sempat memaki dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 234 : Memohon Bantuan Meminta Restu

    Elkan pergi ke penthouse Isaak siang itu. Tentu saja tujuannya ke sana hanya ingin bertemu dengan Amora. Meskipun dia tahu apa yang terjadi pada Kirana, tapi Elkan memilih untuk tidak membahas hal itu. Bagi Elkan saat ini ada hal yang jauh lebih penting untuk dia bahas.Elkan sudah berdiri di depan kediaman Isaak. Awalnya agak ragu, bahkan sampai menarik napas dan mengembuskannya kasar. Pelan Elkan mulai menekan bel lantas menunggu sampai ada yang membuka pintu.Senyum Elkan pun terbit saat daun pintu mengayun dan dari baliknya Amora muncul menyambut penuh keramahan.“Elkan, masuklah!” ajak Amora seraya melebarkan daun pintu. Di senang melihat sang adik datang.Elkan menganggukkan kepala, lantas masuk dan mengedarkan pandangan. Sepi, ia menerka mungkin Shanaya dan Isaak sedang pergi.“Kenapa ke sini tidak memberi kabar dulu?” tanya Amora sambil berjalan menuju ruang tengah diikuti Elkan.“Tadi kebetulan lewat, jadi sekalian mampir,” jawab Elkan sambil memandang punggung sang kakak. Jel

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 235 : Bersamamu

    PRANGSuara pecahan piring dan gelas terdengar nyaring di kamar pesakitan itu. Arumi mengamuk lagi saat dokter berkata dia tidak bisa keluar dari rumah sakit karena luka di wajahnya masih basah."Aku mau ke luar negeri, siapa yang berani mencegahku pergi? Sialan kalian semua!"Teriakan Arumi membuat perawat yang berjaga geleng-geleng kepala. Salah satu di antara mereka berbisik pantas kalau Arumi akan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. "Apa sudah keluar suratnya?""Sudah, sebentar lagi setelah lukanya agak mendingan dia pasti akan dipindahkan ke RSJ."Perawat pun saling pandang. Mereka mendengar lagi suara lemparan barang dari dalam kamar Arumi."Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya salah satu perawat ke yang lain."Tidak ada, dokter meminta kita untuk tidak melakukan apa-apa."Perawat itu mengedikkan bahu seolah malas meladeni tingkah Arumi yang sudah berada di rumah sakit selama hampir satu minggu."Lihat saja! Tidak ada saudaranya yang datang menjenguk, menurutku pasti ada mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 236 : Aku Sudah Merelakan Semua

    Shanaya kaget bukan kepalang, dia memandang sosok yang memanggil kemudian beralih ke Oriaga. Terlihat jelas Oriaga senang, sangat jauh berbeda seperti saat terakhir bertemu.“Kai!” ucap Oriaga yang tersenyum lebar. Shanaya mundur beberapa langkah karena kaget mendapati Kai langsung menghambur dan memeluk Oriaga, begitupun pria itu yang menyambut sambil merentangkan tangan. Shanaya merasa bahagia melihat pemandangan di hadapannya saat ini, terlebih saat menoleh ke arah Kai datang, dia mendapati Verel, Ermanu, Elisa bahkan Anne juga berada di sana.“Bagaimana kabarmu?” Oriaga melepas pelukan dan menyentuh pipi Kai. Namun, bukannya menjawab Kai kembali memeluk Oriaga. Anak itu terus saja menganggap Oriaga adalah penyelamat karena sudah menolong papanya. “Apa kabar?” Elisa menyapa Shanaya, berharap gadis itu tak bersikap seperti terakhir kali mereka bertemu. “Baik,” balas Shanaya seraya menerima jabatan tangan Elisa. Mereka kebetulan juga datang ke sana karena hari itu adalah ulangta

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 237 : Menata Hidup

    “Kenapa kamu datang ke sini? Apa kamu mau mentertawaiku?” Arumi berdiri dari kursi dan hendak mencakar Shanaya. Beruntung ada pembatas besi layaknya penjara yang memisahkan mereka. Shanaya bergeming, berbeda dari Masayu yang berjengket kaget dan berdiri melihat Arumi yang saat ini tampak menyeramkan. “Kenapa kamu bisa datang bersama gadis kampungan ini? Apa kalian sekarang sudah menjadi teman? Ha?” Arumi menuduh Masayu dengan emosi menyala-nyala. Sedangkan Masayu sendiri masih mencoba menenangkan diri karena rasa kaget yang mendera. Ibunda Kirana itu tampak mengelus dada kemudian memandang Shanaya yang masih santai seolah gertakan Arumi bukan apa-apa baginya. “Aku datang ingin melihatmu, apakah kondisimu baik-baik saja,” kata Shanaya masih dengan mimik datar. Masayu menelan ludah, dia kembali mendekat lalu menjelaskan ke Arumi bahwa dirinya tanpa sengaja bertemu Shanaya tadi di depan.“Rumi, bersikaplah baik. Bukankah tidak enak tinggal di sini? Aku saja takut berada di sini, ken

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 238 : Kawin Lari?

    “Tidak semudah itu, Ori!” Shanaya mengerutkan kening, sedangkan Oriaga hanya menatap datar Isaak yang baru saja menolak permintaan tulusnya untuk kembali menikahi Shanaya. Pria matang itu datang ke tempat Isaak, merendahkan diri setelah sepakat dengan Shanaya harus meminta izin dulu ke papa kandungnya sebelum melanjutkan hubungan mereka. Ya, apapun Oriaga lakukan demi cinta, termasuk bersikap ramah dan hormat ke Isaak yang sering dia sebut brengsek. “Anakku mengalami banyak cobaan dan musibah saat menjadi istrimu, jadi aku tidak bisa dengan mudah memberikan izin kali ini, karena aku ti … “ “Papa tidak boleh menolak niat tulus Oom Ori, kalau Papa tidak merestui, lihat saja kami akan kawin lari!” Potong Shanaya setengah emosi. Wajahnya bahkan sudah berubah masam menyadari Isaak menolak permohonan Oriaga, sedangkan Oriaga masih mencoba bersikap tenang, pria itu menahan paha Shanaya agar tidak berdiri dari kursi. “Kawin lari? Bagaimana caranya orang kawin lari? Hewan saja tidak pakai

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 239 : Melakukan Apa?

    Satu bulan kemudian Shanaya memandang Isaak yang sibuk memasukkan bajunya ke dalam koper. Esok pria itu, Amora juga Issa akan kembali ke Belanda. Tentu saja Shanaya tidak akan turut serta, apalagi sudah ada Oriaga yang sudah berjanji menjaganya. “Aku tidak percaya si brengsek itu kembali jadi menantuku,” ucap Isaak. Dia menutup kopernya secara kasar. Lalu bersungut-sungut meletakkannya di sisi ranjang. Shanaya sadar kalau Isaak bersikap seperti ini karena mencemaskan dirinya, hingga dia mendekat dan memeluk pinggang pria itu dari belakang. “Papa, meski dulu aku pernah berharap tidak menjadi anak Papa, tapi sekarang aku bahagia karena bagaimanapun Papa sudah memberikan kehidupan baru yang jauh lebih baik untukku, terima kasih.” Shanaya berbicara dengan nada sangat tulus. Dia menggelayuti Isaak lantas pria itu pun menoleh memandanginya yang bersikap manja. “Jangan menatapku seperti itu!” Isaak mendengkus, pundaknya sampai luruh seiring dengan pelukan Shanaya yang perlahan melonggar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 20 : END

    Hari itu mungkin menjadi hari yang paling ditunggu oleh semua orang. Sebuah pesta pernikahan digelar megah, senyum serta canda tampak kentara di wajah keluarga terutama dua pasang mempelai yang kini sedang berdansa. Oriaga melihat Shanaya yang tersenyum, lantas mendekatkan bibir ke telinga istrinya itu kemudian berbisik, “Apa kamu ingin pesta pernikahan seperti ini?” Shanaya semakin melebarkan senyum lantas menoleh suaminya. “Bukankah sudah terlambat kalau kita membuat pesta?” tanya balik Shanaya. Oriaga menanggapi ucapan Shanaya dengan senyuman karena apa yang dikatakan memang benar. Pesta pernikahan Andra, Mauri, Elkan, dan Kirana berlangsung hari itu. Shanaya menatap ke para pengantin baru itu, setelah semua yang dilalui, kini semua orang mendapat kebahagiaan tak terkecuali. “Mereka sangat bahagia,” ucap Shanaya ke Oriaga. “Kita juga,” balas pria itu sambil menggenggam erat tangan Shanaya. Shanaya melebarkan senyum lantas menyandarkan kepala di pundak Oriaga.

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 19 : Kebutuhan Bayi

    Pagi itu selepas Oriaga berangkat ke kantor, Shanaya tampak duduk di taman bersama Pak Wira yang punya tugas tambahan mengawasinya satu kali dua puluh empat jam.Pak Wira terlihat membawa buku catatan dan pulpen di tangannya. Pria tua itu membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung sebelum berkata,“Saya sudah membuat daftar barang yang harus disiapkan sebelum Anda melahirkan.”Ternyata diam-diam Pak Wira memiliki catatan barang apa saja yang harus disiapkan Shanaya untuk menyambut kelahiran anaknya.Shanaya pun memperhatikan Pak Wira yang memegang buku catatan itu, hingga mulai membaca apa saja yang tertulis di sana.“Baju new born lima lusin, baju tidur tiga lusin, selimut sepuluh, sepatu sepuluh, lalu--” Belum juga Pak Wira selesai menyebutkan semua barang yang dicatat, Shanaya sudah menghentikan pria itu.“Kenapa banyak sekali, Pak? Bayi tidak perlu baju sebanyak itu, lagipula yang Pak Wira sebutkan itu baju, bukan popok sekali pakai,” ucap Shanaya.“Memangnya Pak Wira men

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (11)

    “Kenapa mendadak seperti ini? Sebenarnya tidak perlu dijemput tidak apa-apa, aku bisa pergi ke sana sendiri,” ucap Mauri. Dia terkejut karena Andra tiba-tiba menghubungi.“Itu Kirana sudah di bawah, tidak masalah! Pergi saja bersama dengannya,” ucap Andra dari seberang panggilan.Mauri benar-benar tak percaya mendengar ucapan Andra, tapi karena tak ingin Kirana lama menunggu, Mauri pun buru-buru menyambar tasnya menuju lobi.Hari itu secara mendadak Andra memberitahu bahwa Kirana akan datang untuk mengajak Mauri pergi ke butik.Mauri yang merasa belum mengenal dekat Kirana jelas merasa sungkan, apalagi saat sampai di lobi Kirana sudah berdiri di sana lantas menghampirinya.“Apak amu sudah siap?” tanya Kirana saat bertemu sang calon kakak ipar. Mauri kaget sekaligus senang mendapati sikap ramah Kirana. Namun, masih ada sedikit rasa sungkan di hatinya, hingga Mauri hanya mengangguk membalas pertanyaan Kirana.Tak menunggu lama Kirana pun mengajak Mauri masuk ke mobilnya yang masih terp

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 18 : Selepas Dari Rumah Mauri

    Baru saja masuk kamar, tapi Oriaga langsung ditodong pertanyaan dari Shanaya yang ternyata menunggu dirinya pulang. Shanaya yang sedang bersantai duduk di atas ranjang seketika menegakkan badan. Wanita itu antusias bertanya,“Bagaimana tadi pertemuan dengan orang tuanya Mauri?” “Lancar dan tentu saja Ayah Mauri langsung merestui,” jawab Oriaga. Oriaga berjalan mendekat ke Shanaya yang sejak tadi ternyata sedang membaca buku. Oriaga naik ke ranjang, lantas tanpa permisi mengambil buku Shanaya kemudian berbaring terlentang untuk membaca buku itu. “Kenapa bacanya sambil berbaring? Baca sambil duduk, nanti matamu sakit kalau membaca dengan posisi seperti itu,” ucap Shanaya sambil menatap Oriaga. “Aku memang sudah 43 tahun, tapi mataku ini masih bisa melihat dengan jelas. Kamu tenang saja,” balas Oriaga dengan santainya tanpa mengganti posisi. “Sombong, awas saja nanti kalau kamu mengeluh matamu gatal atau berair.” Shanaya bicara dengan nada candaan, dia menggeser dudu

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (10)

    Malam harinya Andra pun pergi ke rumah orang tua Mauri bersama Oriaga dan Masayu. Andra tak bisa bersikap tenang, dia terlihat sangat gugup saat baru saja turun dari mobil.“Jangan gugup, tarik napas panjang lalu embuskan perlahan,” ucap Masayu sambil merapikan kemeja Andra. Dia memulas senyum, menyadari bahwa sang putra mungkin sedang tidak baik-baik saja.Andra menatap sang mama, dia mengangguk kemudian melakukan apa yang dikatakan oleh Masayu.Masayu kemudian menggandeng tangan Andra, bersama Oriaga berjalan menuju pintu rumah Abraham.Saat sampai di depan rumah, ibu Mauri menyambut mereka dengan ramah meski wanita itu terlihat pucat dan tubuhnya masih kurang bugar.“Apa Anda baik-baik saja? Jika masih kurang sehat, seharusnya tak perlu menyambut kami di depan,” ucap Masayu berpindah menggandeng tangan ibu Mauri.Ibu Mauri pun mengajak semuanya masuk sambil digandeng Masayu. Meski baru pertama kali bertemu, tapi mereka tampak dekat.“Apa kondisi Anda sudah membaik?” tanya Masayu ka

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (9)

    Andra sudah sangat panik hingga memutuskan membuang status sebagai atasan dan bawahan lalu mencoba menghubungi nomor pamannya sendiri. “Ada apa?” Suara Oriaga terdengar dari seberang panggilan. Detak jantung Andra seketika mulai normal kembali, dia terlihat sangat lega karena panggilannya dijawab oleh Oriaga. “Paman ada di mana?” tanya Andra dengan suara yang masih panik. “Aku sedang ada urusan di luar,” jawab Oriaga, “ada apa?” tanya pria itu lagi. “Bagini Paman, ayah Mauri memintaku membawa Paman ke rumahnya nanti malam." Andra memberitahu Oriaga tanpa ada lagi basa-basi. “Sudah kuduga karena hal itu kamu menghubungi dengan suara panik seperti ini,” ucap Oriaga dari seberang panggilan. “Bagaimana aku tidak panik, aku ke ruangan Paman dan di sana sepi, bagaimana jika tiba-tiba saja Paman ke luar kota,” balas Andra. “Tenang saja, aku akan datang dan memastikan kalau kamu akan menikah dengan Mauri,” ucap Oriaga mencoba menenangkan Andra. Andra pun bernapas dengan

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (8)

    Setelah berbincang dengan Oriaga, Andra tak menunggu lama untuk menghubungi Mauri, memberitahu kabar baik yang didapatnya.“Apa kamu masih di rumah sakit?” tanya Andra saat panggilannya dijawab Mauri.“Iya,” jawab Mauri dari seberang panggilan.“Aku sudah menemui pamanku, dia setuju untuk membantu kita,” ucap Andra lagi. Ia mendengar suara helaan napas kasar dari seberang panggilan, hingga kemudian Mauri bicara.“Syukurlah kalau memang seperti itu.”Ada kelegaan di wajah Mauri yang tidak bisa Andra lihat karena mereka tidak sedang bersama. Bahkan jika saat ini berdekatan Mauri sangat ingin memeluk erat Andra.“Sampaikan ke papamu, pamanku bilang ingin bertemu, mau di rumah utama atau di rumahmu terserah yang penting papamu percaya.”“Hm … aku akan coba bertanya dulu ke Papa,” balas Mauri dari seberang panggilan.“Aku akan menunggu kabar darimu, kalau bisa cepatnya,” ucap Andra.“Pasti aku kabari segera,” balas Mauri. “Oh … ya, hari ini aku izin tidak ke kantor sehari lagi, aku sedang

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (7)

    Pagi itu Andra datang ke rumah utama. Saat sampai di sana, dia bertemu dengan Shanaya yang baru saja keluar dari lift dan heran melihat kedatangannya. Andra awalnya hendak menyapa, tapi melihat rambut Shanaya yang basah di pagi hari membuat Andra tertegun, bahkan pikiran pria itu sampai ke mana-mana. “Andra, tumben kamu datang pagi sekali?” sapa Shanaya. “Iya." Andra menjawab sekenanya. Masih kaget karena pikiran liar di kepala. “Itu ... memangnya wanita hamil boleh sering melakukan .... ?” Andra menjeda lisan, tanpa sadar mengungkapkan isi kepala. Shanaya terkejut mendengar pertanyaan Andra, hingga dia pun membalas, “Maksudmu bercinta? Itu malah sangat penting untuk menjaga kestabilan hormon.” Andra mengedip beberapa kali, dia bingung mendengar penjelasan Shanaya. Namun, agak sungkan untuk bertanya. “Makanya kamu cepetan nikah supaya tahu hal semacam ini,” ucap Shanaya saat melihat Andra bingung. Andra mengerucutkan bibir mendengar hinaan Shanaya, hingga dia pun mem

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (6)

    “Tidak bisa! Aku harus bicara serius ke papamu, jika masalah ini tidak dibereskan dan dituntaskan, maka akan terus berlarut,” ujar Andra mencoba meyakinkan Mauri.Mauri tertegun melihat Andra yang terlihat serius, hingga akhirnya mengangguk pelan mengizinkan pria itu pergi. “Baiklah, tapi hati-hati,” ucap Mauri yang masih menyimpan perasaan cemas.Andra mengangguk lalu menyentuh lembut pipi Mauri, dia lantas menoleh ke ibu Mauri yang terbaring lemah. Dia tersenyum tipis ke wanita itu seolah meminta izin.Setelahnya Andra pun keluar dari kamar inap itu, dan berlari mengejar Abraham yang berjalan di koridor hingga menghadang dan membuat Abraham berhenti melangkah.“Tunggu, saya ingin bicara dengan Anda,” ucap Andra. Meskipun menerima perlakuan buruk, tapi dia tetap bersikap sopan.Abraham terlihat kesal melihat Andra. Pria itu tak mau bicara, lebih memilih berjalan melewati Andra lagi tapi kembali dihadang.“Izinkan saya bicara pada Anda Pak,” ucap Andra membujuk.“Tidak ada yang perlu

DMCA.com Protection Status