Share

28. Satu Kamar

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-22 09:24:36

"Jadi bagaimana, Vida? Kamu ingin bertukar atau tidak?" Sekretaris Fino mulai memperjelas pertanyaannya melihat keterkejutan di wajah Vida.

Vida hanya menarik salah satu sudut bibirnya ke samping juga hidung yang terlihat nyengir, bagaimanapun keduanya bukanlah pilihan yang baik untuknya. Haruskah dia menginap sekamar dengan pria lain, saat statusnya masih istri orang? Vida masih ingat kemarahan Davin di dalam mobil saat menegaskan harus menjaga sikap selama menjadi istrinya.

"Tenang saja, Vida. Ruangannya memiliki double bed kok. Tendang saja dia jika macam-macam denganmu," imbuh sekretaris Fino yang dibumbui sedikit ledekan.

Erick mulai mendengus kesal menatap Vida. "Lo lagi mikir apa, Vid? Jangan mikir yang tidak-tidak ya!"

"Tch ...." Vida hanya berdecak lirih.

Sekretaris Fino tertawa ringan melihat sikap dua muda mudi yang masih tampak polos tersebut.

"Sudah ya, berarti sudah diputuskan kalian berdua tidur sekamar, tidak perlu ada pertukaran lagi," pungkas sekretaris Fino dan berl
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    29. Bercak Merah

    Vida terkesiap mendapati suaminya ternyata juga berada di hotel yang sama. Dia ingin menyapa, namun urung dia lakukan. Vida malah berteriak terkejut, manakala Davin melangkah maju, dan mengangkat tubuhnya begitu saja pada pundak kokoh yang dia miliki."Kak, kamu ini apa-apaan? Turunkan aku! Aku haus, aku ingin membeli minum!" Vida meronta dan memukul-mukul punggung Davin, berharap suaminya akan melepaskannya.Tapi tentu saja Davin tidak mengindahkan pekikan istrinya. Dengan wajah dingin yang teramat serius dia terus melangkahkan kaki panjangnya menuju ruang presidential suite yang dia singgahi selama berada di Bali.Iko hanya bisa terbengong menatap pasutri yang baru saja bertemu tersebut, tak sedikitpun dia berani membuka mulut untuk mengomentari kelakuan Davin kepada sang istri. Apalagi dia sempat melihat ada raut kemarahan sebelum pintu lift terbuka.Tapi mendadak lengkungan senyum hadir pada garis bibir yang tampak menipis. Iko yang tadinya ingin mengikuti Davin, segera mengurungka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    30. Sempurna

    Dokter baru saja tiba di ruangan Davin bersama Iko. Dia segera masuk ke dalam kamar, sementara Iko langsung berdiri kaku dan sedikit gemetar tatkala mendapati tatapan tajam dari Davin. Bahkan dia tersentak dan tertegun setelah Davin menutup pintu secara mendadak tepat di depan hidungnya, jika dia maju sedikit saja sudah pasti darah segar mengalir dari lubang pernapasan, akibat hantaman kuat dari benda keras yang menjadi penutup ruangan yang sangat pribadi tersebut.Melihat betapa kacau ruangan tersebut, dokter sudah dapat menebak apa yang baru saja terjadi, dia sudah sering mendapati pasien dangan kondisi seperti ini di hotel. Dengan tenang dan sangat profesional, dokter segera memeriksa keadaan Vida yang masih terkulai lemas dengan mata terpejam.Sementara Davin terus memperhatikan dokter yang masih memeriksa istrinya, tak bisa menyembunyikan binar cemas yang sejak tadi mengitari parasnya yang tegang. Rasa sesak juga kian menghimpit, membuat Davin tak bisa bernapas dengan leluasa, seb

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    31. Bodoh

    Pagi menyingsing, semburat keemasan kian mengintip menebar kehangatan dari pemilik singgasana, mengetarakan keelokan burung camar yang terbang mengitari kilah air asin dengan rona biru kehijauan yang begitu memikat. Gulungan ombak kecil berlarian membawa riak warna putih menyapu garis pantai, tatkala angin berembus semilir, menebar aroma khas lautan. Begitu semerbak, menyapa indera penciuman para wisatawan yang menikmati keelokan pagi di pantai Jimbaran.Tapi tidak dengan pasutri yang masih berbagi kehangatan di bawah balutan selimut tebal warna putih yang begitu rapat. Davin yang sudah terbangun sejak beberapa saat yang lalu, tampak mengerjapkan kelopak mata, sekilas menutupi pupil warna hitam pekat yang kemudian berkilat.Pesona cantik alami sang istri yang masih terlelap, menciptakan lengkungan senyum yang merekah indah dan sangat langka. Davin masih ingin memuaskan diri menatap paras ayu istrinya, sebelum sang pemilik wajah mengamuk setelah terbangun dari tidurnya yang cantik.Dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    32. Ricuh

    Belum sempat Davin menanyakan apa yang terjadi, sekelompok laki-laki sudah menarik Iko untuk menyingkir berusaha menerobos masuk ke dalam kamarnya. Dimana dua di antaranya dapat Davin kenali siapa mereka."Apa-apaan ini?" Davin menghardik garang sembari menghalangi laki-laki yang terus berusaha masuk ke kamarnya.Bam!Erick menghantam Davin dengan penuh emosi, lantas memekik geram. "Apa yang kamu lakukan pada Vida? Dimana kamu menyembunyikannya?"Emosi Davin tersulut, dengan cepat dia membalas pukulan Erick dengan keras hingga Erick terhuyung dan nyaris jatuh jika tidak ditangkap oleh Fino.Fino yang mengenali Davin berusaha untuk menenangkan agar tidak terjadi kegaduhan. "Erick, tenangkan dirimu mari kita bicarakan baik-baik.""Bagaimana saya bisa tenang, Pak? Jelas-jelas laki-laki ini telah menculik Vida dan membawanya dengan paksa masuk ke kamarnya!" Kesalahpahaman itu benar-benar membuat suasana menjadi ricuh."Pak, sebaiknya Anda mengembalikan gadis yang telah Anda culik, atau kam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    33. Hanya untukmu

    Davin dapat melihat tatapan membunuh dari sorot mata Erick. Dia pun sedikit mengangkat dagu dengan menampakkan sorot mata dingin dan tajam, seolah menunjukan betapa agungnya dia.Fino yang melihat ketegangan di antara Davin dan Erick mulai sedikit gemetar, takut terjadi baku hantam lagi, dan berimbas pada perusahaannya. Dengan cepat dia mengambil jalan tengah."Erick ...." Fino membubuhkan sedikit tekanan kala menatap Erick lekat.Menyadari hardikan yang terpendam di wajah Fino, Erick pun sedikit meluruhkan keegoisannya. Tatapan kebencian pada Davin akhirnya berangsur-angsur redup dilanjutkan permintaan maaf."Maaf, saya tidak tahu jika Vida adalah istri Anda."Tidak ada tanggapan dari Davin, dia hanya sedikit menaikan kedua alisnya. Dan itu sudah cukup membuat Fino menarik napas kelegaan.Dengan senyum kepuasan Fino mulai berucap. "Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Pak. Semoga kedepannya perusahaan kami dapat bekerja sama dengan perusahaan Bapak.""Hmm." Hanya itu yang keluar dar

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    34. Penguntit Jahat

    "Apa-apaan ini? Siapa kalian?" pekik Vida begitu terbangun dari tidurnya.Karena tidak ada kegiatan, Vida pun bosan dan akhirnya tertidur di samping Davin. Tapi saat dia terbangun, ternyata dia sudah berada di atas facial bed, dengan hanya berbalut handuk putih yang melilit tubuhnya."Maaf, Nyonya. Kami hanya ingin merawat tubuh Anda." Seorang message therapist yang sejak tadi mengurut tubuh Vida berucap sopan padanya."Aku tidak ingin melakukan perawatan tubuh. Siapa yang menyuruh kalian melakukan ini?" Vida ingin beranjak dari ranjang perawatan, tapi segera terkejut ketika mendengar nada rendah yang sangat dia kenal."Membosankan! Bisa tidak, kamu bersikap tenang dan tidak mengundang kegaduhan?"Vida mencebik kesal melihat keadaan Davin tak jauh berbeda dengan dirinya. Hanya handuk putih yang melilit di pinggangnya. Mulutnya menggerutu tapi Vida kembali berbaring, membiarkan message therapist merawat tubuhnya.Davin hanya menarik senyum tipis yang teramat pelit mendengar Vida terus m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    35. Menebar Racun

    Acara final baru saja digelar. Para juri sudah duduk dengan tenang pada kursi yang disediakan. Begitu juga dengan Davin yang menampilkan pesonanya yang sangat luar biasa di deretan para juri, Vida baru tahu jika suaminya adalah salah satu dari juri yang akan menilai setiap karya yang mengikuti kompetisi.Ketampanan Davin yang mempunyai aura ketenangan dan kemuliaan seorang pria, bak menyihir para kaum hawa yang tengah melihatnya. Tapi tidak dengan istri sahnya yang malah tampak acuh tak acuh, seolah tak mengenal Davin di tempat tersebut. Menciptakan cibiran kental pada mulut Dion yang bergumam lirih."Sangat licik. Ternyata mereka adalah aktor dan aktris menyebalkan."Waktu kian bergulir, para finalis sudah melakukan presentasi satu per satu, sampai giliran perusahaan FN tiba yang tentu saja diwakili oleh Vida. Semua juri tampak menyimak dengan seksama apa yang disampaikan Vida. Dari raut wajah para juri, jelas mereka sangat takjub dengan desain yang tengah Vida perlihatkan, bukan hany

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    36. Surprise

    "Pak Davindra Wijaya. Apa benar nyonya Lavida Veronika adalah istri Anda?" Salah satu juri bertanya untuk memastikan.Vida menelan saliva, ada rasa was-was yang menyambangi hati. Meski sejak malam panas setibanya di Bali, sikap Davin memang lebih hangat dari sebelumnya, tapi bukankah mereka akan segera bercerai? Apa Davin masih mau mengakuinya sebagai istri di depan khalayak ramai?Davin menaikkan kedua alisnya sekilas, kemudian menurunkan tangannya yang sedari tadi melipat di dada. Lantas menjawab santai. "Benar, Vida memang istri saya."Seketika Vida langsung menegakkan kepala, menatap paras tampan sang suami yang berdiri gagah di depan sana.Semua orang semakin riuh termasuk para juri yang juga merasa dibohongi. Tidak sedikit tatapan sinis yang tertuju pada Vida, namun perempuan itu terlihat tidak peduli, fokusnya masih pada sang suami."Tapi bukan berarti penilaian kompetisi ini tidak adil. Semua murni dari penilaian para juri, saya juga tidak pernah ikut campur dengan masalah desa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28

Bab terbaru

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    130. Jahatnya Vida

    Matahari sudah condong ke barat kala Vida kembali ke rumah sakit. Hari yang sangat melelahkan, tapi juga dengan cepat terselesaikan meski dibumbui dengan kekerasan fisik. Paras cantik Vida menunjukan kelegaan saat sinar lampu menerpa wajah ayunya yang tak menunjukan senyuman.Dia berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan ekspresi datar, namun masih memperlihatkan keanggunan. Diikuti Mee Noi dan Pam di belakangnya yang berjalan tanpa berucap. Senyum baru tercipta kala Nia mengatakan jika Davin sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, dan sekarang dia sudah sadar.Vida sangat tidak sabar untuk menemui suaminya, detak jantung yang tadinya tenang, tiba-tiba saja menunjukan lonjakan, mungkin karena rasa senang yang meluap dari dasar hati. Vida segera masuk ke ruang rawat inap suaminya, dan menemukan laki-laki tersebut setengah berbaring dengan bantal yang tinggi, saat wajah tampan itu tersenyum lemah kepadanya.Sungguh tak ingin menangis, tapi tetap saja air mata bahagia itu bertumpuk mem

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    129. Anting yang Bagus

    "Sebenarnya apa yang kamu inginkan, ha? Sedari tadi kamu hanya membuang-buang waktuku, membuatku semakin muak melihatmu. Seharusnya yang mati hari ini adalah kamu, bukan Davin!" Seru Fani sembari mencengkeram kerah pakaian Vida.Vida kembali menyeringai sengit mengejek Pam dengan bertanya santai. "Jadi benar-benar kamu pelakunya?""Memangnya kalau iya kenapa, ha? Apa yang bisa kamu lakukan? Lagipula orang yang ku suruh untuk menembak mu juga sudah mati, dia tidak akan bisa bersaksi bahwa aku memang yang merencanakan pembunuhan ini," timpal Fani dengan geram dan melotot ke arah Vida, tangannya masih mencekeram pakaian Vida.Seketika terdengar suara tawa Vida yang renyah, dilanjutkan perkataan Vida yang santai. "Jadi setelah gagal membunuhku, kamu malah membunuh orang yang kamu suruh, begitu?"Fani sungguh tak suka melihat tawa Vida yang terdengar mengejek. Dia pun tak bisa mengendalikan tangan untuk menampar Vida dengan keras, hingga wajah Vida menoleh ke samping dengan paksa. Tapi kali

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    128. Aku Tidak Akan Melepaskan Mu

    Hari masih terang, matahari juga bersinar indah, hanya sedikit mendung yang terlihat bergelombang menghiasi langit biru yang tampak cerah. Seorang wanita cantik berlenggang santai di koridor hotel sembari menarik koper di tangannya.Setelah mengotori tangan dengan melenyapkan seseorang, Fani tidak mungkin akan tetap berdiam diri di tempat. Dia harus kembali ke Indonesia untuk menyelamatkan diri. Terlebih Fani juga tak ingin kepulangannya ke tanah air dengan menyandang gelar narapidana tindak pembunuhan, apabila tertangkap oleh polisi setempat, itu hanya akan mencoreng nama baiknya saja. Bagaimana pun dia harus tetap menjadi peri cantik yang baik hati.Sungguh ironi, setelah melakukan kejahatan yang tak terampuni, wajah cantik itu sama sekali tidak menunjukan ketakutan atau tertekan layaknya orang yang baru saja menghilangkan nyawa seseorang. Dia masih terlihat santai kala berjalan keluar dari dalam hotel dan menunggu taksi pesanannya tiba.Bahkan dia sempat tersenyum kala mengingat pe

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    127. Pahami Pak Davin, Nyonya ....

    Koridor rumah sakit masih terlihat senyap di depan ruang emergency. Empat orang yang masih menunggu terdiam menikmati aroma disinfektan yang terasa tebal menyentuh indera penciuman. Tak satupun yang membuka mulut untuk berucap, menciptakan keheningan yang penuh kecemasan.Pipi Vida tak lagi basah, meski manik hitam itu masih berkaca-kaca memandang udara kosong yang diliputi kehampaan. Ingatannya merujuk pada ucapan Davin sebelum dia ambruk setelah berusaha menyelamatkannya.'Sudah aku bilang, aku akan menjadi perisaimu.' Kata tulus itu terngiang dan terasa dalam menyentuh hati, hingga tanpa sadar bulir kristal kembali mengalir dengan pelan membasahi pipi Vida tanpa suara.Selama ini Vida masih menganggap Davin laki-laki arogan yang penuh rayuan, dia tidak pernah berpikir jika dia benar-benar akan membuktikan ucapannya untuk menjadi perisai. Tanpa sadar Vida menyentuh perutnya dan membatin. 'Bagaimana ibu bisa meragukan ayahmu?'Sesaat kemudian seorang perawat tiba memecah keheningan. "

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    126. Salah Sasaran

    Dor!Suara tembakan melengking jauh menghentikan waktu yang berputar. Vida pun sudah jatuh dalam pelukan Davin saat mendengar suara tembakan yang memekakkan telinga. Dia terdiam cukup lama dalam keheningan dan hangatnya dekapan sang suami, belum mengerti apa yang sedang terjadi, sampai dia mendongak dan mendapati senyuman manis dari seorang Davin."Aku sudah mengatakan, aku akan menjadi perisaimu."Bruk!Davin jatuh berdebum di parkiran, bersamaan dengan mengalirnya cairan berwarna merah dan menebar aroma amis khas darah pada jajaran paving blok. Menghadirkan jeritan panjang Vida yang melaung di udara, kala sadar tembakan telah mengenai punggung suaminya.***Brankar yang didorong tergesa-gesa mengiringi derai tangis Vida yang berjalan setengah berlari sembari terus menggenggam tangan Davin yang hampir kehilangan kesadaran akibat banyak mengeluarkan darah."Tolong, tunggu disini. Kami akan segera melakukan upaya penyelamatan." Seorang perawat menghentikan Vida sesampainya di depan pint

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    125. Tembakan Menghentikan Waktu

    Lenguhan malas terdengar di pagi hari saat Vida masih enggan membuka mata. Tapi ketika ingatannya menunjukan dimana dia berada, dia pun mau tidak mau membuka mata dengan segera. Terlihat mata kelam yang berkilat indah menyambut, begitu jernih layaknya embun yang menetes di dedaunan. Vida yakin suaminya sudah bangun sejak tadi, karena tak sedikitpun dia menangkap kemalasan pada binar wajah yang tersenyum.Tangan Vida bergerak malas menyentuh pipi Davin dan berucap. "Sudah lama bangun?""Uhum ...." Suara yang tercipta dari bibir yang terkatup itu terdengar sangat seksi."Kamu sudah lebih baik?" Kali ini pertanyaan Vida membuat Davin tak bisa menyembunyikan lengkungan senyum dari bibirnya.Namun, Davin segera kembali mengeluarkan suara samar untuk menjawab pertanyaan Vida. "Uhum ....""Baguslah kalau begitu." Hanya tiga kata bernada datar yang keluar dari mulut Vida dan terdengar acuh tak acuh, saat dia kembali menarik tangan dari pipi Davin. Dan itu lebih baik bagi Davin, dari pada Vida

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    124. Pembohong Cerdik

    Sementara Davin terlihat memiringkan tubuhnya membelakangi Vida. Dan mendadak bibirnya melengkung indah, menunjukan senyum penuh arti saat matanya terbuka lebar.Sejak awal dia memang tidak kehilangan kesadaran, dia memang sengaja berakting untuk melancarkan rencananya, juga demi memicu kemarahan Vida setelah tahu dia sedang dijebak. Sebelum Davin keluar dari restoran, dia sempat bertemu dengan ibu mertuanya."Davin, kamu mau kemana?" Nia yang baru saja ingin mengambil list dari pelanggan dari atas meja mulai bertanya kala melihat Davin lewat.Segera Davin mengerutkan alis dan membatin, 'bukankah ibu yang menyuruhku mengantar pesanan ini? Bagaimana dia tidak tahu aku akan pergi kemana?'"Oh, mau mengantar pesanan ya? Ya sudah, hati-hati di jalan," ucap Nia santai setelah melihat box makanan ukuran sedang di tangan Davin, kemudian dia pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Davin, setelah mengambil list tersebut.Davin masih berpikir positif, sampai dia bertemu dengan Vida di meja kas

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    123. Kalah Telak

    Dengan susah payah Fani membawa Davin ke ranjangnya. Sedikit kesal, dia sudah sering menggunakan obat perangsang tapi tidak seperti ini reaksinya, seharusnya Davin menyerangnya dengan bertubi-tubi, bukannya malah memejamkan mata seperti ini.Fani melihat Davin menggeliat, sembari menggumamkan sesuatu. "Vida ...."Membuat Fani semakin kesal mendengar nama itu, tapi tak lama kemudian bibirnya kembali melengkung, lantas merangkak di tempat tidur dan menjatuhkan diri di atas tubuh Davin yang terkulai di atas kasur. Tak lupa dia mengecup pipi Davin dan berbisik lembut. "Kamu boleh berfantasi dengan istrimu. Tapi malam ini kamu adalah milikku, Davin. Aku akan memuaskan mu."Perlahan Fani kembali menegakkan tubuhnya untuk duduk, jari-jemarinya mulai bergerak lembut membuka setiap kancing kemeja yang dikenakan Davin, kadang dia juga mengelus lembut otot liat yang begitu padat pada dada bidang yang berkulit putih.Fani masih mendengar Davin yang bergumam samar menyebut nama Vida, tapi dia sungg

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    122. Kamu Tidak Pantas untuk Ku

    "Vida, sejak kapan kamu berdiri di situ?" sedikit gugup tapi Pam menutupinya dengan senyuman.Tatapan Vida belum beralih, dan itu terlihat begitu tajam dan dingin, sampai suara samar nan menusuk terdengar dari celah kedua bibir tipis yang tampak bergerak samar. "Kemana kamu menyuruh kak Davin pergi?"Pam terkesiap mendengar pertanyaan Vida, tapi dia masih berusaha menguasai diri dan berlagak tidak mengerti dengan terus tersenyum hangat. "Aku? Kenapa aku menyuruhnya pergi? Berbicara dengannya saja aku enggan. Sudah, ayo kita masuk."Pam segera merangkul Vida dengan santai, tapi langsung mendapat tepisan kasar dari Vida. Kini Pam mulai mendapati kemarahan di wajah cantik yang semakin kentara."Vida ...." Pam menunjukan raut wajah sayu dan sedih melihat kemarahan Vida, bukan dibuat-buat, dia memang sedih melihat Vida seperti itu kepadanya."Aku tanya sekali lagi. Kamu menyuruh kak Davin kemana?" Suara pelan dan dingin Vida kembali membekukan udara yang Pam hirup. Membuatnya sedikit menah

DMCA.com Protection Status