Share

Bab 174. Harapan Aara

Esoknya. Zayden tampak baru saja bangun dari tidurnya.

Dia membuka matanya, lalu menoleh pelan ke arah sampingnya di mana Aara sudah tidak ada di sana.

“Di mana dia,” gumamnya.

Zayden hendak mendudukkan tubuhnya, namun dia masih belum kuat.

Hingga akhirnya terdengar suara pintu kamarnya yang terbuka dan memperlihatkan Aara yang masuk ke dalam dengan nampan berisi makanan di tangannya.

Aara tersenyum, lalu menghampiri Zayden.

“Anda sudah bangun rupanya,” ucap Aara. Dia lalu membantu Zayden untuk bergerak, dan akhirnya duduk di atas tempat tidurnya.

Zayden tidak bisa menolak, karena memang saat ini dia membutuhkan bantuan Aara.

“Saya membawakan Anda sarapan, saya akan menyuapi Anda. Ayo mulut Anda, aaaa.”

“Kau jorok sekali, aku kan belum cuci muka dan gosok gigi. Dan kau malah menyuruhku langsung makan?” ujar Zayden.

“Ah begitu, maafkan saya. Kalau begitu Anda mau ke kamar mandi dulu?”

“Tolong panggilkan paman Ben kemari, dia yang akan membantuku,” zayden.

“Ya? Kenapa Anda m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status