Share

Bab 130. Uluran Tangan

Author: Pwati
last update Last Updated: 2024-01-06 20:50:35

Matahari naik semakin tinggi dan cuaca pun sudah cukup terik, karena saat ini waktu memang telah menunjukkan pukul 09.15 pagi. Aara dan Zayden sudah menyelesaikan acara makan mereka. Sekarang mereka terlihat tengah menikmati jalan pagi di trotoar jalan raya.

“Kau tidak lelah?” tanya Zayden.

Aara menggeleng. “Tidak, saat tinggal bersama bu Darmi. Aku sudah terbiasa berjalan seperti ini. Dan dengan berjalan begini, membuat tubuhku menjadi lebih bugar,” jawabnya.

Mendengar itu, Zayden tiba-tiba terdiam. Dia membayangkan bagaimana Aara hidup di kampung kecil itu dan dengan keadaan rumah yang sederhana. Dia juga kembali membayangkan, bagaimana keadaan Aara ketika dia hamil muda waktu itu, apa dia sangat tersiksa? Sungguh, membayangkan hal itu membuat rasa bersalah di hati Zayden kian membesar. Dia menoleh kepada Aara, menatap lekat gadis mungil di sampingnya itu. Tangannya ini sebenarnya sudah sangat ingin menggandeng tangan mungilnya itu. Tapi, dia tidak berani melakukannya. Syarat yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 131. Belanja

    Aara mendongak, kembali melihat kepada Zayden yang masih memberikan senyuman manis padanya. Dia lalu kembali melihat kepada tangan Zayden yang terulur padanya, dan dengan perlahan dia pun mulai menggerakkan tangan kanannya itu, lalu akhirnya menerima uluran tangan Zayden.Senyum Zayden semakin melebar, saat Aara akhirnya mau menerima uluran tangannya itu. Dia pun menggenggam dengan erat tangan mungil itu seakan tidak mau lagi melepaskannya. Mereka pun lalu melanjutkan langkah mereka untuk menuju toko penjual perlengkapan bayi. Tampak semua gadis yang tadi berbisik-bisik mengagumi Zayden itu langsung terdiam, setelah melihatnya menggandeng wanita hamil yang tadi berjalan di belakangnya. “Ya ampun, jadi pria tampan itu sudah memiliki istri. Bahkan istrinya itu sedang mengandung. Wahh, beruntung sekali wanita itu,” ujar salah satu wanita di sana.“Pria itu terlihat sangat mencintai istrinya,” ucap wanita lainnya juga.Zayden yang mendengar semua ucapan wanita-wanita di mal itu pun

    Last Updated : 2024-01-06
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 132. Kupikir Aku Akan Gila!

    Zayden akan kembali ke tempat Aara tadi berada dengan satu es krim di tangannya. Dia berjalan dengan langkahnya yang begitu lebar agar cepat sampai di sana. Karena dia tidak mau Aara menunggunya dengan terlalu lama. Terlebih, dia selalu merasa tidak tenang jika meninggalkannya sendiri. Karena dia takut, Aara akan melarikan diri lagi darinya.“Ini es kr....” Zayden tidak melanjutkan kata-katanya saat kedua matanya itu tidak melihat keberadaan Aara di sana. “Ke mana dia?” gumamnya.Zayden langsung mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru taman yang terjangkau oleh matanya itu. Namun nihil, dia tidak melihat Aara di mana pun. Tubuhnya mulai bergetar, pikiran-pikiran mengenai Aara yang meninggalkannya lagi itu langsung berputar-putar di kepalanya. Bahkan es krim yang berada di tangannya itu sudah terjatuh tanpa ia sadari. “Aara!” panggilnya dengan suara keras, berharap Aara akan menyahuti panggilannya.“Aara!” panggilnya lagi. Namun, tetap saja tidak ada suara Aara yang menyahut pang

    Last Updated : 2024-01-07
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 133. Aku Tidak Akan Membiarkan Kalian Pergi

    Saat ini Aara dan Zaydem sudah berada di dalam mobil, mereka sedang berada dalam perjalanan pulang untuk kembali lagi ke rumah mereka.Zayden melirik Aara, yang saat ini terus menguap di dalam mobil. Terlihat jelas, bahwa dia saat ini sangat kelelahan. Ya wajar saja, mereka berbelanja untuk keperluan bayi mereka dalam waktu yang tidak sebentar di tambah Aara juga harus membantu nenek yang terjatuh tadi dan menemaninya hingga cucunya itu datang menjemput. Dan saat ini, dia juga dalam keadaan hamil yang sudah cukup besar, itu pasti akan menambah rasa lelah padanya.“Tidur saja, tidak papa. Kau pasti sangat kelelahan, kan?” ujar Zayden.Aara menoleh, dengan mata yang sudah sayu itu dia pun mengangguk. Karena dia sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi. Aara akhirnya menyender pada sandaran kursi mobil dan mulai menutup matanya.15 menit pun telah berlalu, Zaydem kembali menoleh pada Aara. Dia melihatnya yang sudah tidur dengan begitu lelap. Tampak kepala Aara tidak bisa diam, ka

    Last Updated : 2024-01-07
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 134. Isi Hatinya dan Mencari Sebuah Buku

    Dan 10 menit pun berlalu, mobil mereka saat ini sudah memasuki pintu gerbang mansion. Lalu memasuki halaman mansion Zayden yang begitu besar dan luas hingga mobil mewah hitam itu pun berhenti tepat di depan pintu utama mansion. Zayden dan Aara pun turun dari dalam mobil, saat turun mereka sudah disambut oleh seseorang yang berdiri di depan pintu utama mansion. Dan membuat kening Zayden mengernyit ketika melihat orang itu.“Akhirnya kalian pulang juga,” ucap orang itu yang tak lain adalah Zion. Dia lalu melangkah menghampiri Zayden dan Aara yang masih diam di depan mobil.Zion tersenyum, dia berdiri di depan Aara dan meraih tangannya. “Jadi, kabar yang kudengar itu benar. Bahwa kau telah kembali dan dalam keadaan mengandung,” ucapnya seraya melirik pada Zayden.Zayden yang berdiri di damping Aara itu, melihat dengan jelas tangan papanya yang memegang kedua tangan Aara, dengan senyum gembiranya dan tatapan matanya yang terus tertuju pada Aara. Tampak mata Zayden menyipit, tiba-tiba a

    Last Updated : 2024-01-08
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 135. Keantusiasan Zayden dan Kebingungan Aara

    “Total semuanya Rp.350.000 Tuan,” ucap Anin.Dengan wajah dinginnya, Sam pun mengambil dompetnya yang dia taruh di saku celana bagian belakangnya. Dia membuka dompetnya dan mengeluarkan kartunya yang kemudian dia serahkan pada Anin.Anin menerimanya, dan dia juga memberikan paper bag berisi buku tadi kepada Sam dengan ekspresi yang masih sama datarnya seperti di awal. Sam menerimanya seraya mengambil kembali kartunya dan langsung keluar dari toko buku itu. “Cih, wanita itu ada masalah apa sih. Aku baru bertemu seorang pegawai di sebuah toko dengan ekspresi muka kaya gitu. Pantes aja toko bukunya sepi,” gerutunya.Sam membuka pintu mobilnya, dan masuk ke dalam. Sebelum menyalakan mobilnya, dia kembali membuka paper bag itu dan melihat buku yang baru saja dia beli. Dimana buku itu adalah buku pesanan dari Zayden. “Apa tuan sungguh akan membaca ini, apa dia akan berperan jadi ayah yang baik sekarang. Hah, apa semua calon ayah harus membaca buku seperti ini?” Sam merasa tidak mengerti.

    Last Updated : 2024-01-08
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 136. Mempraktikkan Apa yang Dibaca

    Hari yang gelap terasa begitu sunyi. Hanya terdengar detakan jarum jam yang kini telah menunjukkan pukul 11 malam.Namun, tak seperti biasanya. Saat ini Zayden masih juga belum pulang.Sementara Aara tampak sudah berbaring di ranjangnya, bahkan lampu kamarnya pun sudah dia matikan. Namun, entah kenapa dia merasa tidak bisa tidur. Terlihat jelas dari tubuhnya yang terus berpindah ke kiri dan ke kanan, seperti merasa gelisah.“Aku tidak bisa tidur, aku merindukan sentuhan itu,” gumamnya. Ya, saat ini Aara merasa gelisah karena tiba-tiba merindukan sentuhan Zayden pada perutnya seperti yang waktu itu dia lakukan. Rasanya hangat dan nyaman, dan dia seperti merasakan kasih sayang dari sentuhan itu. Dia juga tidak tahu, kenapa suasana hatinya ini sering berubah. Dan akhir-akhir ini dia selalu ingin merasakan kasih sayang. Terutama dari seorang suami.“Aku harus bagaimana, aku tidak mungkin pergi ke kamar Zayden dan meminta hal itu, kan? Terlebih sepertinya dia masih belum pulang. Tadi p

    Last Updated : 2024-01-09
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 137. Jalan Pagi

    “Good morning, sayang,” bisik Zayden di telinga Aara. Saat ini posisi mereka masih sama seperti semalam, Aara yang tidur membelakangi Zayden dan Zayden yang tidur dengan terus memeluk Aara dari belakang.Deg!Aara terkejut karena mendengar suara yang dia kenal tapi mengatakan ucapan yang aneh yang tidak mungkin pemilik suara itu katakan. Aara pun membuka matanya, suara aneh yang dia dengar itu pasti hanyalah mimpi. Tidak mungkin kan Zayden masih berada di sini.“Sudah bangun?” bisik Zayden lagi yang kini benar-benar menyadarkan Aara bahwa dia memang masih ada di sana. Dan Aara juga baru menyadari sentuhan hangat di bagian perutnya, dia menyurukan kepalanya melihat pada perutnya itu. Dan benar saja, di sana ada tangan besar dan kekar tengah mengusap-usap perut buncitnya.Dengan sudah berdebar-debar, Aara mencoba menolehkan wajahnya ke arah belakangnya.Deg!Dia kembali terkejut, saat dia benar-benar melihat Zayden yang tidur di belakangnya. ‘Apa itu artinya, semalam kita tidur be

    Last Updated : 2024-01-10
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 138. Suasana Hati yang Berubah-ubah

    Zion tampak berdiri di balkon mansionnya seorang diri, dia menatap ke arah depannya dengan tatapan seperti tengah memikirkan sesuatu yang begitu penting.Sesekali dia menghela nafasnya, kala hatinya bertanya-tanya perihal yang dia pikirkan saat ini.“Aku tidak mungkin salah lihat, jelas-jelas itu Aland. Tapi, apa yang sedang dia lakukan di rumah sakit jiwa seperti itu. Aku sudah cukup lama menjadi pemasok dana di sana, dan aku tidak pernah mendengar jika Aland juga menjalin kerja sama dengan rumah sakit itu. Jadi, apakah ada seseorang yang dia temui di sana. Tapi siapa?”Zion menggenggam pagar besi di depannya itu dengan cukup kuat karena rasa penasaran yang saat ini menggebu-gebu di dalam hatinya.“Tidak mungkin dia sedang merencanakan sesuatu, bukan. Apa aku harus bertanya pada direktur rumah sakit, sepertinya aku memang harus menanyakan hal ini.”“Menanyakan apa?”Deg!Zion terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar itu. Dia pun menoleh, dan mendapati Alya yang datang me

    Last Updated : 2024-01-11

Latest chapter

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 186. Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan (The End)

    Aara sudah berada di ruang perawatan VVIP sekarang. Di sana juga sudah ada Zayden, Alya dan Zion yang menemaninya. Setelah 3 jam tertidur, akhirnya Aara membuka matanya. Dan sekarang dia tengah memakan makanan yang disiapkan rumah sakit untuknya.Tampak Zayden dengan telatennya menyuapi makanan itu pada Aara. Walaupun Aara terus menolaknya, namun Zayden tetap memaksanya untuk memakan makanan itu.Aara terus menolak karena makanan rumah sakit itu tidak enak menurutnya. Rasanya hambar dan membuatnya mual.“Sayang sudah cukup, aku tidak mau makan lagi,” ucap Aara.“Sedikit lagi, lihat. Sebentar lagi makanannya habis. Ayo paksakan sedikit lagi ya,” jawab Zayden.Dengan bibir cemberutnya, Aara pun membuka mulutnya dan memakan yang terus Zayden sodorkan ke bibirnya itu.“Kamu memang anak yang baik,” puji Zayden.“Besok kita sudah bisa pulang, kan?“ tanya Aara.“Iya sayang, sekarang kau perlu dirawat dulu karena kelelahan.”“Apa putra dan putri kita baik-baik saja? Aku belum melihat

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 185. Melahirkan dengan Selamat

    Ketika sampai di rumah sakit, Zayden langsung bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Dia berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang persalinan. Hingga sampai di ruang persalinan itu, mereka melihat Alya dan juga Zion yang sudah berada di sana dengan raut gelisah yang terlihat jelas di wajah mereka. “Mama, Papa,” panggilnya.Sontak, Alya dan juga Zion langsung melihat ke asal suara. “Zay,” jawab Alya.Tampak Zayden terus berlari menghampiri Alya dengan keringat yang sudah bercucuran di keningnya. “Bagaimana hah hah keadaannya, Ma? Apa hah bayinya sudah lahir?” tanyanya dengan nafasnya yang terengah-engah.“Belum sayang, dari tadi Aara terus memanggil-manggil kamu. Tapi kamu masih belum datang. Masuklah, dia membutuhkanmu,” ujar Alya.Zayden pun mengangguk, dia berjalan ke arah pintu ruang persalinan. Glek! Zayden menelan salivanya, tidak bisa dia ungkiri saat ini dia merasa gugup dan juga takut. Menemani istrinya melahirkan adalah suatu impiannya. Tapi, saat hari

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 184. Detik-detik Melahirkan

    Sejak Aara memaafkan Zayden dan melupakan semua perbuatan yang telah Zayden lakukan padanya, kehidupan mereka berubah. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi perasaan tertekan. Mereka seperti mendapatkan kehidupan baru dan memulai semuanya dari awal.Zayden semakin memperhatikan Aara, begitu pun dengan Alya dan Zion. Mereka juga sangat menyayangi Aara layaknya putri mereka sendiri, saat ini mereka semua sangat menantikan lahirnya penerus keluarga Tan yang tak lain adalah Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan, yang tak lama lagi akan segera hadir ke dunia ini.Waktu terus berjalan, kebahagiaan demi kebahagiaan terus Aara dan keluarga Tan rasakan. Seperti semuanya berjalan dengan lancarnya tanpa hambatan apa pun. Sepertinya saat ini Tuhan sedang berbaik hati kepada mereka, setelah banyak cobaan dan ujian yang diberikannya, akhirnya semua itu bisa mereka lewati dan mereka bisa menikmati yang namanya kebahagiaan. Hingga 1 bulan pun berlalu, kandungan Aara sudah menginjak 9 bulan se

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 183. Sebuah Permohonan dan Suasana Penuh Canda Tawa

    Zayden saat ini telah dipindahkan ke atas ranjangnya, tampak di sana sudah ada Alya, Zion, Aara dan juga dokter David.Ekspresi wajah Alya dan Zion tampak begitu tegang, karena sudah 2 jam berlalu tapi Zayden tak kunjung sadar.“David sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Zayden bisa tiba-tiba pingsan seperti ini. Katamu kondisinya sudah semakin membaik, tapi apa ini?” tanya Zion.“Sepertinya ini memang disebabkan oleh luka di kepalanya, mungkin ada sesuatu yang membuat luka itu kembali terasa sakit,” jawabnya.“Apa itu berbahaya, apa Zayden akan baik-baik saja?” kali ini giliran Alya yang bertanya. Suaranya begitu bergetar, karena rasa kekhawatiran yang begitu besar pada putranya itu.“Saya rasa ini tidak akan berdampak buruk, wajar bagi pasien yang memiliki luka cukup parah di kepala untuk sesekali merasakan sakit kepala. Tapi, jika hal ini terus berlanjut di kemudian hari. Tentu saja harus ada penanganan,” jawab David.Mendengar semua penjelasan David, Aara semakin merasa bersa

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 182. Kau Akan Pergi?

    Zayden kembali melepaskan paksa pelukan yang Naura lakukan padanya. Dia lalu memegang kedua bahu Naura, dan menatapnya dengan begitu dingin.“Tidak ada, aku tidak merasakan apa pun lagi. Karena seperti yang kubilang, itu hanyalah masa lalu. Jadi tolong pergilah!”Air mata Naura turun semakin deras, dia sungguh tidak menyangka jika Zayden akan melupakan seperti ini.Dia menunduk. “Baiklah, maafkan aku Zay. Karena aku telah menggangguku, dan membuatmu tidak nyaman. Tapi, aku merasa senang karena kita bisa bertemu lagi. Karena dengan begitu, aku bisa meminta maaf padamu.” Naura tersenyum, dan senyum itu tampak tulus.“Aku akan pergi, semoga kau selalu bahagia,” lanjutnya. Seraya menyeka air matanya, Naura pun melangkah keluar.Tampak Zayden yang langsung menarik nafasnya, dia lalu memegangi keningnya. Tapi syukurlah, masalah ini sudah selesai. Dan Naura tidak akan menemuinya lagi.Ya, ini semua sudah selesai. ‘Sekarang fokusku hanya kepada Aara dan calon anak kami. Aku akan berusah

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 181. Tidak Sanggup Lagi

    “Zay,” ucap Naura yang baru saja dipersilakan masuk ke ruangan Zayden setelah mendapat izin darinya.Zayden pun mengangkat wajahnya, dia melihat Naura yang berdiri di depan pintu ruangannya.Entah kenapa, penampilan Naura saat ini mengingatkannya pada 10 tahun lalu. Dia tidak menyangka setelah selama itu, mereka akan bertemu lagi.Zayden lalu berdiri, keluar dari meja kerjanya menuju sofa. “Masuk dan duduklah,” ucapnya.“Silakan Nona,” ucap Sam yang kemudian memandu Naura untuk masuk dan duduk di sana.Sam kemudian membungkuk, dia keluar dari sana, memberi ruang untuk tuannya berbicara dengan tamunya ini.Tampak Zayden kemudian duduk, dia menatap Naura sebentar sebelum akhirnya dia pun membuka mulutnya.“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyanya.Naura yang tadi hanya menunduk, akhirnya mengangkat wajahnya itu. Kedua tangannya tampak saling meremas satu sama lain. Dia menelan salivanya, dengan air matanya yang tampak menetes.“Aku ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, tidak

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 180. Kisah Masa Lalu

    Zayden baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Tampak dia yang hanya memakai jubah mandinya, dengan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.Zayden melirik Aara yang saat ini kembali duduk di sofa, dia menatapnya kesal. Karena merasa jika Aara sama sekali tidak peduli padanya.Hal itu semakin membuatnya ragu, jika mereka memang benar-benar suami istri.‘Aku tahu hubungan kami mungkin buruk, tapi sebagai suami istri. Harusnya dia kan punya rasa penasaran. Tapi, dia justru hanya diam saja seakan tidak peduli. Apa dia benar-benar tidak marah?’ batinnya.“Hei!” panggilnya yang sontak membuat Aara menoleh.“I-iya Tuan?” jawab Aara.Zayden lalu melempar handuk kecil itu pada Aara, sedangkan dia duduk di samping Aara.“Keringkan rambutku!” serunya.Aara yang memang sudah mengerti pun lantas berdiri dan berjalan ke belakang Zayden.Dengan telatennya, dia lalu mengeringkan rambut basah Zayden. Dia melakukannya selembut mungkin, agar Zayden merasa nyaman.

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 179. Rasa Kesal Zayden!

    Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 19.15. malam. Zayden yang awalnya hendak pulang itu akhirnya ter-urung kala dia melihat papanya yang datang ke ruangannya.“Zay,” ucapnya.Zayden pun keluar dari meja kerjanya dan berjalan ke arah sofa. “Duduklah Pa,” ujarnya.Dengan senang hati, Zion pun menghampiri dan duduk di sana. Begitu pun dengan Zayden, kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain dan hanya terhalang oleh meja yang ada di depan mereka.“Apa yang mau Papa bicarakan?” tanyanya to the point.“Kau ingat, Aland yang sudah menyerangmu saat di rumah sakit?” tanya balik Zion.Mendengar itu, Zayden pun mengangguk. “Kenapa? Bukankah sekarang dia sudah di penjara?”Kali ini, giliran Zion yang mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya itu masih terlihat janggal. Tampak jelas, sesuatu yang saat ini sangat ingin dia katakan.“Benar, Aland sudah mendapatkan hukumannya sekarang. Tapi meskipun begitu, perasaan papa masih tetap tidak merasa tenang.”Alis Zayden mengerut, dia mas

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 178. Siapa Wanita Itu Sebenarnya

    Zayden yang awalnya marah pun ikut terdiam saat melihat siapa pelayan itu.“Kau ....” pekiknya.Dia seketika berdiri, lalu menatap lekat pelayan wanita di depannya itu yang kini juga terus menatapnya.Di sana, Aara yang sebenarnya juga terkejut juga ikut berdiri. Dia memandang dengan bingung Zayden juga pelayan itu yang saling menatap satu sama lain.Seketika, Aara pun terdiam. Kini, tatapannya itu hanya fokus pada Zayden. Ekspresi wajahnya berubah, dan kenapa tiba-tiba bertanya ini memanas.Kenapa hatinya berdebar keras, hingga terasa begitu sakit. Perasaan khawatir apa ini.“Naura,” ujar Zayden.“Ternyata benar, itu kau Zay.” Bruk! Tiba-tiba Naura memeluk Zayden, dan berhasil membuat Aara terkejut begitu pun dengan Zayden.Dia mematung, tanpa membalas pelukan Naura padanya.“Hiks, aku tidak menyangka jika kita akan bertemu lagi.” Naura semakin mengeratkan pelukannya, dia bahkan seperti tidak peduli bahwa ada banyak orang yang saat ini melihatnya.Clakkk! Di sisi lain, air

DMCA.com Protection Status