“Summer, ayo kita bicara—”
“Menolak!” Peony mengangkat sebelah telapak tangan sambil berlalu begitu saja dengan langkah lebar, meninggalkan Kheil yang mencoba mengenggam jemarinya sejak sampai di basement.
Sepanjang perjalanan di dalam mobil, mereka hanya saling diam. Lebih tepatnya Peony yang tak memedulikan Kheil saat pria itu mencoba mengajaknya berbicara. Peony bahkan memerintah pria itu untuk diam. Karena kalau tidak, Peony mengancam akan terjun ke luar mobil meskipun kemungkinannya sangat kecil bisa terjadi. Meski demikian, Kheil menuruti keinginan sang istri. Kheil takut kalau Peony nekat memecahkan kaca jendela mobil yang mereka naiki. Istrinya sedang diliputi kemarahan. Tidak menutup kemungkinan Peony akan nekat melakukannya. Ia tidak ingin sang istri terluka. Kheil akan menyesal seumur hidup kalau sampai hal itu benar-benar terjadi.
Mereka pulang menaiki mobil yang dikendarai Seth. Sementara mobil yang dibawa Kheil, diting
Ceklek!“Summer—” Kheil langsung mengatupkan bibir saat mendapati Peony bergelung di atas ranjang dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Kheil melangkah perlahan. Setelah sampai di depan ranjang, ia menatap tubuh itu bernapas dengan teratur. Pelan-pelan Kheil membebaskan wajah Peony yang tertutupi selimut. Senyum setipis benang terbit dari bibir Kheil. Sang istri tertidur dengan mulut sedikit terbuka.Kheil berbaring dengan hati-hati di samping Peony. Mereka kini berbaring berhadapan. Bedanya, mata Kheil terbuka sempurna, sementara Peony mungkin sedang menjelajah ke alam mimpi. Kheil menumpukan kepala dengan sebelah tangan. Sementara sebelah tangan lagi mengusap seringan bulu pipi bulat Peony yang tumpah ke samping.Wajah Peony saat ini seperti anak kecil. Membuat Kheil gemas.“Kenapa kau bisa jauh lebih menggemaskan dari saat pertama kali aku melihatmu, Summer?” bisik Kheil lembut. Kheil menatap Peony penuh kerinduan
“Aku mengerti. Kata itu tabu untuk kau dengar, bukan?” Peony menyindir Kheil dengan senyum yang dipaksakan. “Aku tidak akan mengucapkannya lagi. Lepaskan aku…” Peony menjauhkan diri sambil melepas tangan Kheil yang memerangkap tubuhnya. Kheil tak mencegah. Pria itu seakan membeku.Peony tertawa miris di dalam hati. Jika dulu Kheil yang pergi begitu saja, kini Peony yang akan pergi dari hidup Kheil. Ia membalikkan tubuh untuk beranjak dari ranjang. Namun belum sempat kakinya menyentuh lantai, Kheil kembali menarik tubuhnya sampai lagi-lagi masuk ke dalam perangkap pria itu. Kali ini Kheil memeluknya dari belakang.“Berjanjilah setelah aku mengatakan ‘ini’, kau tak akan hilang lagi dari hidupku…” Kheil berbisik berat dan bergetar seakan menahan tangis. Seluruh tubuhnya pun ikut bergetar. Peony merasakannnya dengan nyata.Ada apa dengan pria ini? Dan apa maksud Kheil?Peony menoleh ke belakang. Me
“Kau cantik…”Peony tersipu. Namun tangannya memukul bahu Kheil dengan gemas untuk menutupi rasa malu. “Mulutmu manis sekali!” sarkas Peony.Kheil tersenyum kecil. Wajahnya masih terlihat murung meski tak ada tangisan seperti tadi.Entah berapa lama Kheil menyalurkan kesedihannya. Pria itu benar-benar menangis di dalam pelukan sang istri. Peony menuntunnya agar mereka kembali berbaring karena sesunggungnya tubuh Peony masih letih. Ia juga ingin Kheil lebih nyaman dengan posisi seperti sekarang, berbaring berhadapan dan saling tatap.Darah Peony berdesir saat kali ini Kheil membelai pipinya. “Aku mencintaimu…”Peony membelalak. Ia menggeleng kencang.Wajah Kheil kembali berubah datar. Kedua alisnya menukik kesal. “Kenapa kau menggeleng?”“K-kau salah bicara ya?” tanya Peony gugup. Jantungnya sedang lari maraton saat ini.“Ck! Bukankah tadi aku
Kheil kembali menatap sang istri. Matanya mengintimidasi. “Aku tidak mungkin bermesraan dengan kekasih ayahku sendiri.”Peony mencibir. Tidak heran dengan fakta yang Kheil kemukakan. Maribel sudah pasti punya hubungan dengan Nicholas, dan mungkin juga dengan Kheil. “Oh, jadi dia benar-benar memiliki hubungan dengan Tuan Leight ya?”“Bukankah kau sudah pernah melihat mereka saling memakan bibir seperti yang sering kita lakukan?”Wajah Peony tiba-tiba memanas. Mengerti apa yang Kheil maksudkan. “Jadi kalau dia bukan kekasih ayahmu, kau pasti bermesraan dengannya?” sinis Peony.Peony menjerit tertahan saat Kheil menerjang. Pria itu kini telah berada di atasnya, memerangkap tubuhnya. Kheil menatapnya intens.“Aku hanya ingin bermesraan dengan orang yang aku cintai sejak dulu…” bisik Kheil.Cup!Peony membelalak merasakan bibirnya dikecup kencang. “Hanya kau yang aku
“Berapa banyak rahasia yang kau punya?” tanya Peony. Kekehan Kheil menjadi jawaban atas pertanyaannya.Peony memandang takjub sebuah ruangan luas penuh fotonya dan foto seorang wanita yang baru Peony ketahui adalah sosok Dakota.Wanita itu cantik. Memiliki bibir yang tipis seperti Kheil dan tatapan bening. Wajahnya lembut meneduhkan. Kheil bercerita kalau sang ibu memang sosok yang penyabar. Namun, sekitar dua tahun sebelum perceraian dengan Nicholas, Kheil merasakan perubahan sifat Dakota yang menjadi pemarah dan sensitif. Belakangan baru Kheil tahu karena penyakit yang diderita Dakota. Mungkin karena itu pula Dakota memutuskan sesuatu yang besar, yaitu meninggalkan orang-orang terkasihnya dan memilih tinggal menyendiri dengan menyewa seorang perawat.Empat tahun. Dakota dapat bertahan hidup empat tahun setelah perceraian dengan Nicholas. Sebelum penyakit itu merenggut semua ingatan, Dakota mempunyai catatan-catatan harian serta foto-foto Kheil dan
Peony masih penasaran atas kedekatan Kheil dan juga Maribel. Pria itu tadi memang sudah menjelaskan jika kedekatannya dan Maribel tak lebih dari sekadar teman. Bagi Kheil, wanita itu adalah sumber informasi nyata yang mengetahui kehidupan yang dijalani Dakota selama ini.Namun, tetap saja rasa cemburu bertengger di hati Peony. Apalagi mengetahui kalau Kheil pernah tinggal lama di Amerika setelah memutuskan berkuliah di sana, yang mana adalah tempat asal Maribel. Bukankah itu berarti kedekatan mereka bisa terjadi di luar batas?“Ck! Sudah aku katakan, tidak ada rasa yang seperti itu di hatiku selain padamu. Kenapa sulit bagimu untuk percaya?” Kheil mengecup bahu Peony malas-malasan setelah mengatakan itu. “Untuk tambahan, aku dan Marie tidak pernah terlibat yang namanya ‘hubungan romantis’, Summer…”“Benarkah? Bukankah kau berkuliah di Amerika? Pasti selama ini kalian sering menghabiskan waktu bersama. Apalagi kau
“Sayang… pakaikan dasi.”Setelah mematut diri sekali lagi di depan cermin, Peony beranjak menghampiri Kheil yang berdiri di depan ranjang mereka. Ia melayangkan senyum pada Kheil sambil mengambil dasi dari tangan sang suami. Senyum setengah hati tepatnya. Bukan bermaksud seperti itu, tapi saat ini hati dan pikirannya sedang tidak baik-baik saja. Jantungnya berdegup kencang setiap detik yang terlewat di pagi ini.Ia mulai menyimpul dasi Kheil, tapi tatapannya kosong.“S-Sayang…” panggil Kheil lemah.Peony terkejut merasakan punggung tangannya disentuh lembut. Pandangannya kembali mengarah pada wajah sang suami.“Kau ingin… mencekikku?” tanya Kheil kepayahan.Peony membelalak terkejut, dan langsung melonggarkan dasi yang entah sejak kapan sudah selesai ia simpul dan berakhir justru terlalu menarik kencang ke atas sampai leher Kheil tercekik.“M-maafkan aku, Kheil!” Peo
“Maafkan aku… tidak mengatakan pada kalian yang sebenarnya. Aku… bingung. Ehm… a-aku takut kalian akan beranggapan aku memanfaatkan hubunganku dan Kheil untuk menjadikan rancanganku sebagai rancangan pilihan. Tapi, aku bersumpah, pada saat meeting, aku baru tahu kalau Kheil adalah pemilik SEASON ME!” Peony berucap tanpa henti. Semua yang mengganggu pikirannya ia keluarkan begitu saja dengan polos di depan Daniella, Grace serta Olivia yang sudah mengelilinginya sejak ia baru duduk di kursinya. Sementara Ella berada di meja kerjanya sendiri. Menatapnya tajam penuh kebencian dari jauh.“Miss Hart—Ah bukan, maaf, maksudku Nyonya Leight,” Daniella meralat panggilannya setelah tahu siapa Peony, “apakah kau berpikir kami ini punya pikiran picik?” tanya Daniella mengintimidasi.Peony segera menggeleng dan menggerakkan kedua tangannya dengan heboh. “No-no-no! Maaf, aku hanya ketakutan. Aku ju