Share

Pergi Dulu

Penulis: Danea
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Zie, jalan yuk!” ajak Anggita. Waktu menunjukkan pukul lima sore, Kenzie sudah mengganti seragam dengan pakaian biasa. Saat ia hendak pulang, Anggita mengajaknya pergi. Tanpa pikir panjang, Kenzie mengangguk setuju. Lagipula, ia sedang malas pulang.

“Yuk, gas!”

“Semangat amat,” ledek Anggita.

“Gak papa dong. Lagian udah lama juga kita gak keluar bareng.”

Memang benar, sejak Kenzie menikah intensitas mereka bertemu selain di tempat kerja tidak pernah terjadi lagi. Bukan karena Kenzie lupa pada sahabatnya, melainkan Anggita sendiri yang merasa tidak enak untuk mengajak Kenzie yang sekarang sudah bersuami.

“Hahaha iya sih, bener juga,” ujar Anggita disertai tawa khasnya.

Mereka merapikan penampilan lebih dulu, sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan kafe tersebut. Kenzie berharap, semoga hati dan pikirannya menjadi lebih tenang setelah jalan-jalan dengan Anggita.

“Eh, kamu gak mau minta izin suami dulu?”

Kenzie menggeleng. “Enggak perlu, pasti diizinin, lagian cuma sebentar,” u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Cinta Om Duda   Kekasih?

    “Apa yang kau inginkan?” tanya Kenzo seraya menatap tak suka gadis di depannya. Mereka tengah berada di suatu tempat dengan cahaya temaram. Namun, Kenzo masih bisa melihat bagaimana terbukanya penampilan gadis tersebut.“Tidak ada. Sekadar ingin bertemu saja, Bang,” balas gadis itu. “Aku tidak tertarik denganmu!” tegas Kenzo.“Aku tak peduli,” sahut gadis itu santai. “Perempuan gila!” hardik Kenzo.“Memang, aku gila karenamu.”Kenzo hendak berbalik, namu gadis yang tak lain adalah Amanda menghalangi langkahnya. Ia menatap Kenzo penuh minat, seolah lelaki itu hidangan lezat di kala lapar melanda. “Jangan pergi,” cegah Amanda. “Cih! Aku tak punya alasan mengikuti keinginanmu.”“Maka, mulai sekarang aku akan membuatmu memiliki alasan untuk melakukannya.”“Jangan coba-coba mengancamku!”Kenzo menatap tajam pada Amanda. Sementara yang ditatap sama sekali tak merasa takut, Amanda justru mengerlingkan mata, menggoda Kenzo dengan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak Cinta Om Duda   Hinaan

    “Amanda, tangan kamu kenapa?” tanya Kenzie saat melihat ada bekas luka di tangan Amanda. “Gak apa-apa,” balas Amanda. Ia mengambil tempat di samping Alea, dan meminum segelas susu yang tersaji di atas meja. Posisinya yang berhadapan langsung dengan Kenzo membuat Amanda tersenyum dalam hati, hanya dengan melihatnya saja gairah Amanda sudah memuncak. Tanpa sadar, Amanda menggesek kedua pahanya. “Kak, kakinya kenapa? Kok gerak-gerak terus?” tanya Alea. Pertanyaan itu membuat fokus Kenzie kembali pada Amanda, ia menatap penuh tanya, sementara yang ditatap terlihat cuek saja. Amanda mengambil sepotong roti dan bangkit dari duduknya tanpa menjawab pertanyaan tersebut. “Kak Ziezie, Kak Manda kenapa ya? Dia aneh akhir-akhir ini,” lirih Alea. Rupanya, keanehan Amanda bukan hanya dirasakan olehnya, melainkan Alea juga. Entahlah, Kenzie pun tak tahu. Dia tak punya jawaban atas pertanyaan itu. “Kakak juga gak tahu, Al.” “Kayaknya Kak Manda suka sama Bang Ken. Aku sering lihat Kak Manda curi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak Cinta Om Duda   Melati

    Motor Alea berhenti di rumah sederhana dengan pagar kayu di depannya. Di teras rumah tersebut ada wanita berpakaian rumah sakit tengah menatap lurus dengan pandangan kosong. Alea turun dan menemui wanita paruh baya itu seraya tersenyum lebar. “Selamat pagi, Tante.”Wajah wanita tersebut menegang, ia tampak terkejut degan kedatangan Alea. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, sosok itu menghindar. Ia terlihat sangat ketakutan. Tak berselang lama, seorang suster tiba dengan semangkuk bubur dan teh hangat di tangannya. Melihat ekspresi ketakutan wanita yang sudah lebih dari lima tahun dia jaga, sang suster marah dan membentak Alea. “Siapa, kau! Pergi!” usirnya. Alea tersenyum ramah, ia sama sekali tak terusik dengan kemarahan suster yang dia ketahui bernama Sinta. “Suster Sinta, tenanglah. Namaku Alea, aku teman sekolahnya Kak Gala, dan aku bukan orang jahat.” Alea memperkenalkan diri. Mendengar Alea menyebut nama Gala, wanita yang berada di kursi roda berte

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak Cinta Om Duda   Diusir

    “Aku harus pergi,” ucap seorang lelaki yang tak lain adalah Gala seraya memunguti seragam dan mengenakan pakaian itu. Hari sudah hampir gelap, ia harus memenuhi janji temu dengan Kenzie. Sebenarnya, Gala ingin pergi sejak tadi. Namun, wanita tanpa busana yang saat ini memeluk perutnya tidak mengizinkan. Alhasil, dirinya harus menjinakkan wanita tersebut lebih dulu. “Mau ke mana?” tanya wanita itu dengan suara serak dan napas memburu. Libidonya bisa dengan mudah meningkat, hanya dengan menyentuh perut kotak-kotak Gala. “Ada urusan pekerjaan.” “Kau bekerja? Apa uang dariku tidak cukup?” “Bukan begitu, Tante. Aku membutuhkan banyak uang untuk mendapatkan sesuatu.” “Katakan! Berapa banyak yang kau butuhkan, sayang? Aku tidak akan membiarkanmu bekerja. Karena jika kau sampai kelelahan, kau tidak bisa memuaskanku. Aku tidak ingin itu terjadi.” Gala berteriak dalam hati. Ingin rasanya dia mendorong tubuh itu sekarang juga. Namun urung, karena satu dan hal lain yang belum dan tak mungk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak Cinta Om Duda   Kumau Dia

    “Om,” panggil Kenzie lirih.“Hmm.” Kenzo berdehem singkat. Apa yang ia lihat tadi, cukup membuat dirinya terpancing emosi hingga tanpa sadar mengusir Amanda. Bahkan sampai ia mendudukkan Kenzie di ranjang mereka pun, emosinya belum reda. Kenzo paling tidak suka, ada orang yang berani menyakiti miliknya.Kenzie melirik Kenzo sejenak, kemudian mengalihkan pandangan. Ia belum berani membuka mulut, sampai akhirnya pertanyaan Kenzo memecah hening di antara mereka. “Ada yang ingin kau katakan hmm?”Kenzie mengangguk cepat. “Apa yang tadi kau ucapkan tidak serius, kan?” Ia bertanya dengan hati-hati.Kenzo melepas setelan jasnya seraya melirik sekilas pada Kenzie. “Memangnya apa? Aku tidak ingat,” balasnya. “Jangan usir Amanda,” pinta Kenzie to the point.Kenzo tak langsung menyahut. Ia menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi. Kenzie tak tinggal diam, tanpa memikirkan dampak perbuatannya, ia mengekori Kenzo, hingga membuat lelaki itu mengerutkan kening

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak Cinta Om Duda   Pergi

    Beberapa menit sebelumnya“Aku akan memberikannya. Tapi tolong, jangan usir adikku,” ucap Kenzie sembari menundukkan kepala. Dia sengaja menunggu Kenzo selesai mandi dan mengatakannya dalam satu tarikan napas.Sejujurnya, Kenzie benci bersikap selemah ini. Tapi, hanya itu yang bisa dia lakukan agar tetap bisa tinggal bersama kedua adiknya. Selain karena janji pada almarhum kedua orang tua, ada tanggung jawab yang harus dia jalani sebagai kakak tertua. Tidak apa-apa harus mengorbankan harga diri, toh dirinya sudah lebih dulu melakukan itu dengan menikah dengan Kenzo.“Kau yakin?” tanya Kenzo yang tampak begitu tertarik.“Aku akan melakukan apa pun demi kedua adikku.”“Pilihan yang bagus. Kemari!” titah Kenzo. Ia meminta Kenzie mendekat padanya yang baru saja selesai membersihkan diri.Masih dengan menundukkan kepala, Kenzie mendekat. Aroma manly menyeruak, memenuhi inde

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak Cinta Om Duda   Jangan Pergi Lagi

    Kenzo mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan di tengah gemerciknya hujan yang kembali turun beberapa saat lalu. Matanya memintas segala arah, setiap objek yang memungkinkan dikunjungi Kenzie tak luput dari perhatiannya. Bukan hanya itu, dia juga sudah menelepon Bara—teman sekaligus laki-laki yang berstatus sebagai kakak Anggita untuk menanyakan keberadaan sang istri. Namun nihil, tak ada informasi apa pun yang ia dapatkan.Pikiran Kenzo kacau, ia benar-benar kalut dan khawatir. Suara hujan terdengar semakin deras, membuat rasa takut dan menyesal memenuhi hatinya. Kalau saja dirinya tidak bersikap keterlaluan, hal seperti ini tidak akan terjadi. Kenzie tidak mungkin pergi. Sekarang, saat semuanya sudah terjadi, ke mana lagi dia harus mencari Kenzie?Saat pikiran dan matanya hanya tertuju pada satu nama, ponsel Kenzo berpendar-pendar. Lelaki itu melirik sekilas, dan mendapati salah satu anak buahnya menghubungi. Tanpa pikir panjang, ia menolak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjebak Cinta Om Duda   Permintaan

    “Ken!” panggil wanita paruh baya yang tak lain adalah Lidia. Ia datang untuk meminta Kenzo menemani Rhea berbelanja. Pasalnya, gadis itu mengeluh tak memiliki teman karena terlalu lama menetap di luar negeri.Kenzo yang masih terlelap seraya memeluk tubuh Kenzie tak menggubris panggilan itu. Bahkan, ia sengaja menutupi tubuh mereka dengan selimut tebal, supaya tak mendengar teriakan menggelegar yang berasal dari ruang tamu.“Di mana Kenzo?” tanya Lidia pada Bi Minah.“Tuan masih di kamarnya, Nyonya.”“Baiklah, aku akan menyusulnya.”“Tapi, Nyonya.” Bi Minah berusaha menahan langkah Lidia. Hingga membuat wanita paruh baya itu mengerutkan kening. “Ada apa?”“Tuan pernah berpesan, tidak ada yang boleh mengetuk pintu kamar jika Tuan dan Nyonya Kenzie berada di dalamnya,” jawab Bi Minah hati-hati. “Kecuali ada hal mendesak,” sambungnya.Tanpa me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta Om Duda   Extra Part

    “Ayahhhhhh,” teriak bocah perempuan berusia enam tahunan. Ia berlari menghampiri lelaki yang masih mengenakan kemeja dan dasi berwarna senada. Disertai senyum lebar yang memperlihatkan gigi kelincinya, bocah tersebut menghambur, memeluk kaki si lelaki yang jauh lebih tinggi darinya. Sontak, lelaki itu berjongkok, membalas pelukan sang putri sembari mencubit pipi gembulnya. “Anak ayah cantik banget, sih.” “Iya dong, kan anak ayah sama bunda,” jawab bocah tersebut membanggakan diri. Dari arah dapur, wanita berdaster dengan rambut dicepol asal menghampiri keduanya, kemudian mencium punggung tangan lelaki itu. “Sini aku bawain, Mas.” “Gak usah, Sayang, biar aku aja. Kasihan, seharian ini kamu udah capek ngurusin Queenza.” “Enggak kok.” “Gak papa, aku aja,” jawab lelaki itu seraya mengecup pipi sang istri. “Ada Queenza!!!” Wanita berdaster tersebut mendelik kesal sambil mencubit perut suaminya. Ya, sepasang suami istri itu adalah Kenzie dan Kenzo. Pernikahan mereka sudah menginjak

  • Terjebak Cinta Om Duda   Perjanjian Pernikahan

    Satu Minggu Kemudian, di Kediaman Mahardika“Om, aku takut,” ujar Kenzie seraya menghentikan langkah. “Apa yang membuatmu takut?” tanya Kenzo. Mereka telah berada di depan rumah kedua orang tua Kenzo. Namun tiba-tiba, rasa ragu, takut, khawatir, dan tidak percaya diri menyergap. Kenzie dilema, haruskah dia menemui mertua yang sudah jelas membencinya? Bagaimana jika hatinya kembali terluka? Apa ia siap? “Lain kali saja, ya.” Kenzie menatap Kenzo dengan pandangan berkaca-kaca, mencoba bernegosiasi agar setidaknya lelaki itu mau memberi jeda.“Sayang, percayalah, Mama dan Papa sudah bisa menerimamu, tidak seperti dulu.” Kenzo meyakinkan. “Tapi…aku tidak yakin,” cicitnya. “Ada aku,” balas Kenzo. “Kita masuk?” sambungnya lembut. Setelah mengalami pergolakan batin yang cukup menguras hati dan pikiran, Kenzie mengangguk pasrah. Ia menguatkan diri , memejamkan mata sejenak kemudian melangkah dengan yakin. “Tunggu!” Kenzo menahan Kenzie yang hendak berjalan lebih dulu. “Kenap

  • Terjebak Cinta Om Duda   Nol Kilometer

    Seorang wanita lekas terduduk, membuka mata dengan napas terengah disertai keringat dingin yang mengucur deras di dahi dan pelipisnya. Netra wanita itu mengerjap beberapa kali, mengamati sekitar dan berakhir pada benda bulat yang menggantung di dinding. Pukul lima sore, sudah lebih dari tiga jam dia tertidur. Tak biasanya hal ini terjadi, mengingat beberapa bulan ke belakang ia kesulitan untuk sekadar memejamkan mata.“Syukurlah, cuma mimpi,” gumamnya sembari mengelus dada, menenangkan diri dan mengusir segala pikiran negatif yang tiba-tiba menghampiri.Disaat bersamaan, suara dering ponsel terdengar. Sebuah nomor tak dikenal terpampang di layar, enggan menjawab namun suaranya mengganggu pendengaran.Alhasil, wanita tersebut menggeser layar dan menempelkan benda pintar itu ke telinga.“Halo.”“Hai Kak Ziezie, ini Gala. Kakak apa kabar?” sapa sang penelepon.Ya, wanita di balik setelan piama bermot

  • Terjebak Cinta Om Duda   Kenyataan Pahit

    Dua Bulan Kemudian“Lusa, kau harus menemaniku ke luar kota!” titah Kenzo tak mau dibantah.“Untuk apa?”“Urusan pekerjaan,” jawab Kenzo singkat.“Tapi, Tuan, aku sudah berjanji akan berlibur bersama kekasihku.” Gala menolak secara halus. Pasalnya, ia dan Alea sudah sepakat akan pergi ke suatu tempat weekend ini.“Cih! Aku tidak peduli dengan urusan siapa pun!” sungut Kenzo.“Kalau boleh aku memberi saran, sebaiknya carilah seseorang yang mau menemani kemanapun kau pergi, bukan…”“Siapa yang mengizinkanmu memberi saran, ha?!” potong Kenzo seraya mendelik.Gala nyaris tergelak melihat ekspresi marah Kenzo. Namun, tentu saja dia tak seberani itu, mengingat siapa Kenzo dan dimana mereka berada sekarang membuatnya harus menjaga sikap.“Tidak ada,” sesalnya seraya menundukkan kepala.“K

  • Terjebak Cinta Om Duda   Hari Bahagia

    Flashback On“Brengsek!”Kenzo segera menghubungi nomor tersebut, usai memastikan Lidia dan Brata tak berada di sekitarnya.“Halo, Tuan,” ucap suara di seberang layar.“Aku tidak mau tahu, cari dia sampai dapat!” titah Kenzo. “Kalau perlu, kerahkan semua anak buahmu!” sambungnya.“Ba…ik. Aku akan berusaha semaksimal mungkin.”“Kalau kau tak berhasil menemukannya, maka kepalamu yang akan jadi taruhannya!”Tut!Setelah ujaran bernada ancaman itu terlontar, Kenzo mematikan sambungan teleponnya kemudian menggulir layar. Ia mengotak-atik benda pintar tersebut beberapa saat, hingga senyum puas terbit kala membaca pesan balasan dari seseorang.“Malam ini kau akan masuk perangkapku, Bara!” gumamnya.Tanpa berlama-lama, Kenzo menyambar jaket dan kunci motor, memacu kendaraan roda dua itu dengan kecepatan sedang, sampai akhirnya tiba di sebuah klub malam.Bergegas turun dari motor dan melangkah masuk, Kenzo memintas sekeliling, mencari-cari keberadaan Bara di tengah lautan manusia. Suara dentu

  • Terjebak Cinta Om Duda   Tertangkap

    “Permisi!”Seorang wanita mengenakan kemeja merah muda dan celana jeans hitam mengetuk pintu beberapa kali. Sambil menunggu pemilik rumah, matanya memintas segala arah, melihat dedaunan kering yang mengganggu penglihatan, juga beberapa bunga dalam pot yang tampilannya menyedihkan—hidup segan mati tak mau.Dalam hati ia bertanya-tanya, tumben sekali penampakan rumah ini seperti tak berpenghuni? Pasalnya, dia tahu betul sang pemilik sosok yang rajin dan menyukai tanaman.Lamunannya buyar kala mendengar suara derit pintu, diikuti wanita berseragam SMA menyembul dari baliknya.“Eh, Kak Anggita, silakan masuk, Kak,” ajak Alea ramah seraya membuka pintu lebih lebar.Anggita tersenyum tipis sembari mengikuti langkah Alea. Rumah minimalis ini tampak sepi, mungkinkah Alea tinggal seorang diri?“Silakan duduk. Maaf masih berantakan, aku sama Kak Manda belum sempet beres-beres, baru pindahan,” ucap Alea memecah hening sekaligus tanya di benak Anggita.Pindahan? Memang mereka darimana? Begitulah

  • Terjebak Cinta Om Duda   Epik

    Di tengah persiapan pernikahan yang cukup melelahkan, Rhea juga harus menghadapi drama orang tua yang tak berkesudahan. Rianti dan Yudha terus saja berdebat, meributkan hal-hal yang membuat Rhea muak. Disaat bersamaan, dia pun mendapat terror dari orang tak dikenal. Sungguh, kepalanya serasa mau pecah.“Mami, Papi, stop! Apa sih yang kalian ributkan?!” pekik Rhea saat kedua orang tuanya kembali bertengkar. Seharian ini dia disibukkan dengan berbagai hal, darah siapa yang tidak naik ketika baru menginjakkan kaki, melihat pemandangan tidak menyenangkan. Ya, apalagi jika bukan pertengkaran. “Masuk, Rhea! Tidak usah ikut campur!” titah Yudha. Berbeda dengan Yudha yang tak mau Rhea ikut campur, Rianti malah sebaliknya. Ia meminta sang putri duduk. “Duduk! Mami perlu bicara.”Dengan wajah masam, Rhea mendaratkan bokongnya di sofa panjang, menatap keduanya malas. “Mami dan Papi akan bercerai!” ucap Rianti. “Ri!” bentak Yudha. “Aku sudah tidak tahan hidup berdampingan dengan la

  • Terjebak Cinta Om Duda   Damai?

    Bus tujuan Yogyakarta akan berangkat dalam beberapa menit. Kenzie sudah duduk di ruang tunggu, sembari menatap secarik kertas di tangannya. Beberapa jam lalu, ia membuat keputusan untuk lari sejenak, menjauh dari hiruk pikuknya kehidupan. Beruntungnya, Alea dan Amanda tak banyak tanya, mereka mengizinkan saat Kenzie mengatakan akan pergi beberapa waktu, dan meminta keduanya tak mencari. Akan tetapi, dia tak lantas pergi begitu saja. Bermodalkan uang pemberian Kenzo, ia memberi sejumlah uang pada kedua adiknya, guna membiayai kebutuhan mereka selama dirinya tak ada. Tak lupa, Kenzie juga berpesan untuk tidak memberitahu siapapun perihal keberadaannya. Meskipun mulanya keputusan tersebut mengundang tanya dan rasa penasaran, Kenzie cukup pandai memberi pengertian mengapa ia pergi seorang diri. Alhasil, di sini lah dia sekarang, duduk sendirian dengan selembar tiket di tangan. Ya, begitulah, kadang-kadang kita memang perlu waktu untuk menenangkan diri, dan berdamai dengan kenyataan

  • Terjebak Cinta Om Duda   Karam

    “Kenapa?” tanya Kenzie dengan sedikit harap yang masih tersisa. “Aku sudah memutuskan untuk…” Kenzo menggantung ucapannya, menatap wajah Kenzie sekali lagi, sebelum akhirnya mantap dengan keputusan yang sudah dia pikirkan seminggu ke belakang.Kenzie menunggu lanjutan ucapan Kenzo dengan sabar. Pikiran dan perasaannya berkecamuk. Rasa tidak percaya diri akan berlanjutnya hubungan ke arah lebih baik tiba-tiba menjalar. Namun, ditepisnya pikiran itu segera, ia percaya Kenzo tidak mungkin mematahkan hatinya. “Untuk apa?” ujar Kenzie saat Kenzo tak kunjung melanjutkan kalimatnya. “Menikah dengan Rhea,” sahut Kenzo tegas. Tak ada keraguan di matanya saat berucap demikian. Membuat Kenzie sejenak terpaku di tempat. “Mana mungkin!” ujarnya beberapa saat kemudian. “Kenapa tidak?! Aku sudah tidur dengannya, kami pernah menghabiskan malam bersama beberapa kali,” balas Kenzo. “Kau itu terlalu naif dan gampang dibodohi, Zie,” tutupnya seraya terkekeh pelan. Deg!Kenzie menggeleng si

DMCA.com Protection Status