Malam sudah tiba, ditaman belakang tampak ramai dengan teman-teman Lia yang diundang untuk menghadiri pesta sweeth seventeen adiknya itu. Jam sudah hampir pukul 7 malam artinya pesta akan segera dimulai, namun Ayu masih diam dikamarnya dengan memegang ponsel dikedua tangannya. "Tuan kemana ya?" tak biasanya Kenzo pulang malam ini, biasanya paling hanya jam 6 malam tapi sekarang sampai suami itu belum menunjukan tanda-tanda kepulangannya. Ayu ingin menghubungi tuannya itu namun ia takut menganggu Kenzo, takutnya dia masih sibuk dengan pekerjaan atau yang lain. "Telpon saja kali ya?" gumam Ayu, tidak terlalu khawatir marahnya Kenzo takutnya tuannya itu terjadi sesuatu di jalan tapi juga seperti yang terlihat Kenzo dijaga juga bukan dengan para bodyguardnya jadi tidak mungkin jika Kenzo terkena apa-apa dijalan. Ayu jadi merasa binggung sendiri disini, ia belum ingin ke taman belakang karna Kenzo tadi pagi menyuruhnya untuk menunggunya dan ber
Ayu menutupi wajahnya dengan pelan disaat merasa sinar matahari masuk ke dalam kamarnya. Ia merasa ada yang memeluknya dari belakang, Ayu pun segera melihat siapa dalang yang memeluknya. "Tuan Kenzo kapan pulang?" tanya Lily dalam hati. Dibelakangnya ada Kenzo yang tampak tidur terlelap dengan tangan yang dililitkan dipinggang wanitanya. Ayu memposisikan dirinya agar wajah tampan itu agar berhadapan dengan tuannya. la melihat wajah yang berada dihadapannya sekarang. Aui mendekatkan wajahnya dan tersenyum kecil melihat wajah tuannya ini yang nampak tenang dan lucu tanpa ada wajah dingin yang biasa suaminya tunjukkan ke semua orang.Rasanya Ayu sudah jatuh cinta pada tuannya ini. Apa rasanya tidak salah mencintai pria ini? Masih ada keraguan dihati Ayu yang membuat ia bimbang untuk menyukai Kenzo. "Aku harap tuan benar-benar cinta padaku." batin Ayu. Ayu mengangkat tangannya dan meraih wajah tuannya ini, ia merasaka
Ayu dan wanita bernama sena itu tatapan pandangannya mengarah pada asal suara tadi. Rena berjalan dan berdiri disamping Ayu dengan menatap tajam pada wanita yang sangat ia tidak suka. "Kamu ngapain kesini lagi!" ucap Rena dengan memberikan tatapan tajam. Lain dengan Ayu yang muncul diam-diam menatap mereka sebagai pemilik merasa kebingungan. Apa mertuanya-Rena tahu jika wanita ini pacar Kenzo? Sena tersenyum manis dan menyapa Reni. "Hay mommy duh Sena kangen sama mommy Rena." saat Sens ingin mencium wanita berumur itu dengan segera Rena menghindarinya. "Jangan sok akrab sama saya," ucap Rena cetus. Kedua bola mata Ayu menatap di hadapannya dengan lebih tajam wanita dihadapannya. Walau mendapat perlakuan tidak baik dari Reni, Sena tetap tersenyum manis. "Mommy kok gitu sih,"Rena memutar kedua bola matanya malas, ia tidak suka jika wanita masa lalu Kenzo datang kembali. Padahal sudah bagus dia pergi bertahun-t
Kenzo turun dari mobil mewahnya. Sejenak,, ia menatap kearah mension besar bernuansa kuno dihadapannya, lalu segera masuk ke dalam mension itu diikuti para pengawal dan juga Jimmy di belakangnya. Cekrek! Kenzo membuka pintu tersebut dan masuk ke dalamnya tanpa siapapun oleh siapapun. Tatapannya menatap tajam disekeliling mension ini. "Cari dia," ucap dingin Kenzo dengan memasukkan kedua tangan di saku celananya. Para bodyguard langsung memencar untuk mencari seseorang yang dimaksud tuannya keseluruh mension ini. Jimmy masih setia berdiri di samping Kenzo dengan mata yang berjaga-jaga di sekitarnya. Mension ini nampak sepi dan juga sudah lama tidak terawat karna debu ataupun kotoran sudah bertebaran dimana-mana. Beberapa menit kemudian, para pengawal yang ditugaskan Kenzo Kembali dihadapannya. "Maaf tuan, disini sepertinya sudah tidak ada siapa-siapa," ucap hormat salah satu pengawal. Kenz
Ayu kembali masuk kedalam mension, matahari sudah berada diatas tandanya hari sudah mulai siang. la akan kembali ke dapur untuk membantu para maid mempersiapkan makan siang. "Bibi, masak apa hari ini?" tanya Ayu ketika sampai didapur. Pembantu itu kaget saat mendengar suara Ayu dari arah belakangnya. Maklum mereka semua sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing sehingga tidak ada yang mengetahui jika nona mudanya ada didapur. "Eh non ini bibi masak makanan seperti biasa." Ayu ber-oh dan mengangguk. la meneliti masakan yang sudah siap diantar ke meja makan dengan segera ia mengambil nampan tersebut dan memegangnya dengan kedua tangan. "Ini buat dimeja makan kan, bi?" Bibi itu mengangguk. "lya non," "Biar aku yang bawa ke meja ya bi," ucap Ayu yang membuat bibi itu langsung mengayun. "Gak usah non biar bibi saja yang bawain, nona muda duduk saja dimeja makan biar makanan dianter sama yang lain." tolak bibi t
Hari sudah mulai sore tapi belum ada tanda-tanda Kenzo pulang dari kantor. Ayu masih diam menunggu Kenzo diluar pintu utama tapi sepertinya pria itu belum pulang. "Ck, ngapain kamu disini?" ucap seseorang di belakang Ayu. Ayu menoleh menuju kearah sumber suara tersebut. Rena berjalan menuju kearah Ayu dan berdiri disampingnya. "Menunggu tuan, nyonya," ucap Ayu dengan menatap pandangannya masih pada gerbang depan sana. Rena pun menatap gerbang yang dilihat Ayu, benar anaknya kemana sekarang? Kenapa belum pulang? Padahal Kenzo jarang pulang selambat ini. "Kau sudah meneleponnya?" tanya Rena.Ayu menoleh kearah Rena dan menggeserkan tubuhnya agar berhadapan dengan nyonya Rena."Belum nyonya." "Kamu ini gimana, daripada nunggu gajelas disini mending kamu nelpon suamimu itu." Ayu langsung mengambil ponsel yang berada didalam sakunya dan mulai mencari kontak pria tersebut. Lantas ia menekan telepon dipinggir kontak terseb
Lia terkekeh mendengar ucapan mommynya itu. Akhirnya memutuskan untuk duduk kembali ke sofa ruang tamu. Lia merasa bosan di Mension , ia ingin sekali berkeliling mencari udara segar tapi dirinya tidak memiliki teman. Jika mengajak mamanya pasti Rena tidak mau karna sibuk . "Kalau tahu begini mending sekolah. " gumam Lia sebal . Tadi ia sempat menemukan keberadaan kakak iparnya tapi nihil Lia tidak menemukan keberadaan Ayu. Akhirnya, ia menanyakan keberadaan kakak iparnya pada kepala maid dan jawaban bibi itu mengatakan Ayu pergi karna ada urusan penting entah urusan apa bibi itu tidak tahu . Jadi, Lia memutuskan berkeliling di Mension ini walau dibuat bosan. Metta yang merupakan anak dari Biksur - kepala pembantu pun sedang tidak ada dirumah jadi Ayu benar - kesepian sekarang . "Lia, kamu tahu kemarin perempuan itu kesini," ucap Rena duduk di samping anak keduanya. Lia menatap kearah mommynya dengan kedua bola mata malas . " Sudah tahu mama, kemarin dikasih tahu kakak i
Ayu menatap ke arah jam dinding yang berada di atas lemari kamarnya. Jam sudah menunjukan pukul 8 malam tapi belum ada tanda - tanda kepulangan dari Kenzo. Ia tahu bahwa mungkin Kenzo masih berduaan dengan wanita itu. Ayu harus kuat menerima kenyataan jika sewaktu - waktu Kenzo mencampakkan dirinya karna cinta pertama Kenzo sudah berada disisinya sekarang. Sudah dari awal seharusnya Ayu membentengi perasaannya pada tuannya itu. Ia tahu jika dia tidak pantas berada dengan Kenzo atau pun menjadi menantu dari Mension ini.Tapi suasana sekarang sudah berbeda, dirinya sendiri telah jatuh cinta pada Kenzo. Ia juga tidak bisa menyangkal jika dirinya mencintai suaminya itu tapi dirinya juga mendengarkan ucapan Lina saat itu "Jatuh cinta sama sakit hati itu paket komplit, jika kamu berani jatuh cinta kamu juga harus berani patah hati." dirinya harus kuat menerima semua apapun yang akan terjadi nanti antara mereka.Ayu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi. Akhir - akhir i
Kevin merasa tidak suka jika berjalan di tempat keramaian orang. Tubuhnya yang kecil membuat takut jika berjalan di sekumpulan orang dewasa seperti ini. " Keyla mau endong sama Mama ! " potong Keyra sebelum Ayu ingin mengendong Kevin. Anak perempuan itu tampak ingin di gendong juga oleh sang Mama. " Kepin duluan yang di endong ! " " Keyla ! " " Kepinn ! " Dengan melihat di antara kedua anak di hadapannya ingin memperebutkannya membuat Ayu mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya. Kenzo mengerti dengan tatapan mata wanitanya ini, dengan segera ia mendekati kedua anaknya itu. " Sudah - sudah, Mama kalian hari ini menjadi milikku jadi tidak boleh ada yang digendong oleh kalian. Lebih baik kalian meminta gendong sana pada anak buahku di belakang, " ucap Kenzo membuat wajah Keyra dan Kevin menoleh ke arah belakang tubuh Papanya itu. Disana terlihat beberapa bodyguard berbadan besar yang berdiri di belakang Kenzo. Keyra dan Kevin diam menatap Papanya. "Ndak mau! Mau
Di pagi harinya, Ayu sudah bersiap dengan membawa kopernya. Ya! sekarang dia akan kembali ke jogyakarta untuk mengurus beberapa pekerjaan, kemarin juga saat itu sudah mengizinkan dirinya jadi Ayu memutuskan untuk pergi hari ini bersama kedua anaknya. " Yee pulang ! " ucap Keyra merasa senang. Mereka sekarang berada di kamar milik Kenzo. Kedua anaknya itu memang tidur disini karna Keyra menginginkan tidur dengan sang papa dan alhasil mereka berempat tidur di kamar ini. " Papa ikut Ma ? " tanya Kevin yang sedang duduk di pinggir kasur tidur. Ayu mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak ingin Kenzo ikut ke sana tapi tetap kekeh ingin ikut beralasan sebagai bulan madu mereka. " Sudah siap semuanya ? " tanya seseorang di belakang Ayu.Mendengar perkataan itu Ayu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat asal suara di belakangnya. " Hm. " gumam Ayu mengiyakan ucapan Kenzo. Kenzo sudah siap dengan pakaian formalnya, terlihat senyuman hangat tercetak di wajah dingin itu. Ayu ikut terseny
" Ck ! Kau fokus sekali menonton berita tak bermutu itu, " ucap Kenzo sambil menatap wanita duduk di sampingnya yang nampak fokus menatap Televisi. Ayu hanya diam, ia menekan remot televisi di tangannya dengan asal. Kenzo yang merasa diabaikan itu menatap kesal pada wanitanya. " Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo membuat Ayu hanya menatap sekilas ke arahnya lalu kembali fokus pada televisi di hadapannya. " Ck ! Aku tidak suka diabaikan ! " ucap Kenzo tajam saat menatap Ayu tapi ya ampun wanita itu tetap diam tak bergeming. " Huh ! Membosankan sekali siarannya, tidak ada yang bagus, " ucap Ayu dengan mematikan televisi di hadapannya dan bangkit dari duduknya. Sebelum Ayu melangkah pergi dari Kenzo, Kenzo terlebih dahulu mencekal tangan wanitanya. " Kau mau kemana ? " Ayu menghentikan langkah kakinya dan menghempaskan tangan yang di pegang oleh Kenzo agar tangan Kenzo terlepas darinya. " Ke kamar. " setelah tangan Kenzo terlepas darinya, Ayu kembali melangkah pergi menu
Ayu yang masih teringat perkataan Rena barusan. Di dalam hati, ia menyayangkan sikap Rena, apa Rena tega memisahkan ibu dari anaknya ? Mengapa Rena selalu seperti ini ? " Maaf, sa - saya tidak mau uang itu Nyonya, saya tidak mau berpisah dengan anak saya apalagi bercerai sama Kenzo, " ucap Ayu dengan pelan saat mengatakan kata terakhir itu. Rena berdecak sebal dengan menatap menantu di hadapannya dengan tatapan meremehkan. " Mengapa ? Uangnya kurang ? sebutin saja mau berapa nanti saya tinggal tranfer uangnya. " " Saya yang melahirkan mereka, seberapa besar uang yang nyonya berikan tidak akan membuat keputusan saya berubah. " sahut Ayu mencoba untuk tetap tenang di Rena hati ia sudah emosi dengan sikap Lia yang terus meremehkannya. " Saya tahu kalau saya bukan dari kalangan atas, saya juga tahu status saya jauh dengan Nyonya maupun Kenzo. " " Uang bukan segalanya Nyonya, memang hidup perlu uang tapi tak semuanya harus dibayar dengan uang termasuk kebahagiaan. " Ayu menghe
" Sudah. " jawab Ayu dengan singkat dan mengiyakan pertanyaan suaminya tadi. kenzo memperhatikan pandangannya kepada para pengikutnya yang sekarang malahan dengan dunia mereka. Melihat wajah tenang dari kevin dan Keyra, Kenzo pun kembali menatap wanitanya. " Kita pulang sekarang, " ucap Kenzo dengan dingin. Ya , hari sudah mulai petang jadi sudah waktunya mereka pulang dari kantor. Dengan cepat Ayu mengangguk dan bangkit dari sofanya. " Kita pulang yuk ? " Ayu menatap Kevin dan Keyra yang hanya diam dengan ekspresi wajah polosnya tapi tak lama kedua anak itu pun turun dari sofanya masing - masing dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini. Ayu yang melihat itu langsung mengikuti kedua anaknya agar tidak kabur seperti tadi. Ia hanya takut terjadi apa - apa lagi pada Kevin dan Keyra. Sebelum keluar dari pintu, Ayu terlebih dahulu menghentikan langkah kaki kedua anaknya dan menatap mereka sekarang berdiri di hadapannya. "Keyra sama Kevin mau digendong?" tanya Ayu dengan te
" Itu memang wanitaku, bodoh ! " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan duduk di samping wanita itu kembali. Orang yang masuk tadi masih menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan tak percaya. " Kakak ipar ? " Miko berjalan mendekat ke Ayu dengan kedua tangan yang ingin memeluknya sebelum memeluk Ayu.Kenzo berjalan terlebih dahulu mencegahnya. " Hei ! Berani - beraninya kau ingin memeluk wanitaku ! " tajam Kenzo menatap temannya dengan penuh dendam membuat Miko mengurungkan niatnya untuk memeluk wanita yang disebut kakak ipar olehnya . " Ck ! Aku hanya ingin melepas rindu dengannya, memeluk saja tidak boleh. " Miko menatap Kenzo tak kalah tajamnya. " Dasar posesif. " gumamnya kecil agar tidak mendengar pria di hadapannya." Cari saja wanita lain untuk kau peluk ! " ujar Kenzo membuat Miko menekkukan wajahnya dan ikut duduk di sofa yang berada di samping teman Kenzo. " Aku ini hanya menyukai adikmu tapi Lia menolakku hiks, menolak rasa sakit hati ku ini, " ucap Miko dengan
Ayu berputar - putar berjalan belum menemukan keberadaan kedua anaknya. " Keyra ! Kevin ! " Ayu sudah menanyakan lewat karyawan - karyawan disini tapi mereka bilang tidak melihatnya yang membuat Ayu tambah khawatir karna sibuk mencari kedua anaknya. Ayu pun tidak tahu jika di depannya ada seseorang yang berdiri menatap dalam ke arah dirinya.Bruk ! " Eh tuan sa- " sebelum Ayu melanjutkan ucapannya, ia meminta maaf yang ditabraknya tadi yang membuat diam seribu bahasa. Mati aku! " Kau disini ? " tanya pria di hadapannya membuat Ayu merasa gugup. " Iya. " jawab Ayu dengan menatap Kenzo yang berdiri di hadapannya. Jantungnya mulai berdetak cepat karena takut pada suaminya untuk memeriksa kedua anaknya. " Sendiri ? kedua anakku dimana ? " Baru saja Ayu menghawatirkan itu tapi Kenzo sudah menayakan itu terlebih dahulu.Dengan cepat Ayu menatap Kenzo dengan takut. " Mereka - mereka . " Pikiran Ayu sudah tak karuan, ia sungguh takut mengatakan ini." Ck ! Mereka kemana ? " tany
Setelah mengatakan akan kemana mobil yang ditumpangi Ayu pun berjalan keluar dari mension. Di sepanjang jalan Keyra sibuk memainkan ponsel milik Ayu sedangkan Kevin sibuk menatap luar jendela. keduanya cukup tenang dan tidak ribut seperti tadi. Keyra tampak sibuk memiringkan apa dan benda persegi panjang ditangannya, Ayu hanya acuh tak acuh padanya sedang memainkan ponselnya sedang melakukan apa yang Keyra lakukan. " Ini bukan rumahnya Nona ? " tanyanya saat berhenti di depan rumah besar yang familiar dipikiran Ayu. Ayu menatap bangunan yang tidak berubah itu dan tersenyum manis. " Iya pak, em, Bapak pulang saja soalnya saya bakal lama sepertinya. " jawab Ayu menyuruh supir ini pulang duluan karna ia takut pria berkepala botak ini menunggu dirinya lama. " Saya tunggu disini saja nona. " sahut sang sopir tak mau meninggalkan Ayu disini. " Tapi lama gak apa-apa ? " Dengan segera sopir itu mengangguk. " Tidak apa - apa nona. " " Ya sudah, saya turun dulu ya pak. " Ayu pun
Sekarang Ayu dan kedua anaknya itu berjalan ke arah meja makan meninggalkan Kenzo yang sedang bersiap - siap di kamar. "Mama mau jalan - jalan." pinta Keyra menatap Mamanya yang berjalan di sampingnya. Anak perempuan itu memang senang sekali jalan - jalan, bisa dibilang tidak terlalu betah jika berada di mension saja. Segera Ayu mengangguk mengiyakan ajakan anaknya. Hari ini memang dirinya akan mengajak kedua anaknya untuk ke rumah Papanya - Dimetri, jadi mungkin nanti mereka akan berjalan - jalan. Lia sudah tampak terduduk di meja makan dengan memakan paginya, ia tampak memakai pakaian yang rapi dengan beberapa buku di sampingnya. " Pagi Lia! " sapa Ayu saat melihat Lia yang fokus dengan makanannya, ia menyapa duluan karna sepertinya adik iparnya itu belum mengetahui kehadirannya disini. Mendengar ada suara memanggil namanya, Lia pun langsung melihat pandangannya pada orang yang bersuara tadi. " Eh kakak ipar, ada keponakan bibi juga nih. " Lia mengalihkan pandangannya