Ayu terbangun dari alam mimpinya, ia mengucek pelan kedua bola matanya. Ayu mendudukkan dirinya di atas kasur sejenak untuk menyeimbangkan tubuhnya. Setelah dirasa cukup, ia melangkahkan kakinya menuju ke arah ruang kamar mandi umum yang terletak di sebelah dapur.
Hari telah menunjukkan pukul 07.10 pagi, Ayu dengan cekatan, merapikan semua makanan yang telah ia masak di atas meja makan. Ia menatap semua masakan yang dibuatnya yang begitu indah dan ia pergi dari ruang meja makan karena sudah waktunya sarapan pagi. Ayu yang berada di ruang dapur, ia telah terbiasa melihat kedua orang tuanya bersama adik tirinya berjalan menuju meja makan.
"Ayu, geserkan kursi ini! Aku mau duduk. Tangan aku telah melakukan perawatan dan aku takut tangan aku kotor dan tidak indah lagi," ucap Nada yang berdiri di sebelah meja makan.
"Kamu bisa dengar gak perkataanku! Apa telinga kamu sudah hilang dan tidak bisa mendengarnya dengan baik!" bentak Nada seenak jidatnya di hadapan ayah kandung Ayu.
"Okey." Ayu menuruti semua keinginan kakak tirinya untuk memajukan kursi yang akan di duduki Nada. Nada tersenyum puas saat merasakan keinginannya dituruti oleh Ayu. Sedangkan Ayu merasa sedih diperlakukan seperti membantu oleh keluarganya sendiri.
"Oh iya, siang nanti kamu harus datang ke restoran yang saya kirimkan lokasi restoran di nomor ponselmu ," ucap Dimetri dengan wajah dinginnya dan tentu saja menghadap ke arah depan.
"Kalau udah selesai, kamu ngapain masih berdiri di sini! pergi kamu," ucap Ibu tirinya mengusir Ayu masih berdiri di hadapan mereka.
Ayu yang mendengar ucapan dari ibu tirinya, ia melangkahkan kaki menuju ke arah ruang dapur. Di kelurga baru Papanya, Ayu tidak pernah dianggap oleh kehadirannya. Makan bersama pun tidak diizinkan oleh Miyana karena ia tidak ingin melihat Ayu duduk di meja makan.
Kalau dilihat dari segi marga keluarga, Ayu Liyunma tidak disandingkan dengan nama belakang Albert. Entahlah, Papa kandungnya begitu kejam dengan Ayu hingga tidak menganggap Ayu sebagai putri kandungnya. Dimetri sangat membenci Ayu dan jangan harap Ayu menyandang nama marga Albert, sedangkan anak tirinya bernama Nada dengan jelas namanya disandang gelar marga keluarga Albert. Tidak adil kan? Tapi apa daya Ayu yang sebenarnya anak kandung Dimetri hanya tegar dalam menyikapi hal itu yang nama marga tidak berhak di miliki oleh orang asing seperti Nada dan Miyana.
Di setiap sudut ruang rumahnya, hanya terbingkai foto mereka bertiga. Sedangkan Ayu dan Ibunya sudah fana di pikirannya.
***
Di sebuah ruangan yang mewah, terlihat seorang lelaki muda sedang duduk di atas kursi kebanggaannya. Ia menatap ke arah jendela luar yang terpampang jelas pemandangan padatnya jalan raya yang di penuhi orang-orang berlalu lintas.Drt! Drt!
Mama Tersayang memanggil...
Kenzo yang mendengar panggilan masuk dari ponselnya, ia mengalihkan pandangannya menuju ke arah ponsel yang berada di atas meja. Ia mengambil ponsel itu dan melihat tampilan layar di ponselnya yang tertera bernama Mama Tersayang. Kenzo langsung menggeserkan tombol berwarna hijau untuk mengangkat panggilan masuk tersebut.
"Ada apa Ma?" tanya Kenzo to the point.
"Kenzo, cepatlah pulang ke mension. Mama akan menjodohkan kamu dengan anak teman mama." jawab Mamanya melalui sambungan panggilan masuk di ponselnya.
"Sudahlah Ma, Aku sudah memiliki calon istriku sendiri," sahut Kenzo cetus.
"Kapan kamu pulang?" tanya Mama.
"Nanti sore aku akan pulang." jawab Kenzo singkat.
"Baiklah, jangan lupa makan tepat waktu," ucap Mama.
"Hmmm..." Kenzo langsung mengakhiri panggilan masuk dari ponselnya.
Saat ini, Kenzo tidak sabar ingin bertemu dengan seorang wanita yang memikat perhatiannya. Kenzo membayangkan betapa cantiknya wajah wanita itu? Apakah Kenzo terlihat berbeda? Atau ia akan tetap seperti dulu? Setelah puas berpikir, Kenzo melanjutkan pekerjaan perusahaannya dengan hati yang tenang.
***
Jam telah menunjukkan pukul 11.15 siang. Ayu yang telah menmbereskan semua pekerjaan rumah. Ia bersiap-siap untuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ia akan mengikuti ucapan Papanya untuk bertemu dengan Tuan Muda Kenzo. Setelah ia mengenakan gamis syar'i yang diberikan untuknya kemarin dan ia tidak lupa memberikan sedikit polesan make up tipis di wajah cantiknya.
Ayu mengambil tas selempangnya dan ia melangkahkan kaki menuju keluar dari kamarnya. Ayu berjalan melewati ruang dapur menuju ruang tamu. Ia melihat ada seorang lelaki berpakaian jas hitam rapi sedang berbicara sopan di depan Ibu tirinya.
Miyana menoleh ke arah Ayu yang berjalan untuk menghampirinya. Miyana tersenyum dan menyapa Ayu dengan suara lembut dan hangat.
"Ayu anak kesayangan Mama sudah siap dan cantik. Lihatlah, sekretaris Jimmy sudah datang menjemput kamu" ucap Miyana dengan suara halus tetapi berbeda dengan sorot matanya yang menatap tajam ke arah Ayu.
"Kenapa mama bersikap baik padaku?" tanya Ayu pada diri sendiri.
Jimmy yang melihat drama kecil Antara Anak tiri dan Ibu tiri di hadapannya, ia hanya diam saja. Sebenarnya ia telah mengetahui bagaimana sifat asli Miyana saat memperlakukan Ayu seenak jidatnya. Jimny telah menyelidiki informasi tentang wanita yang akan menjadi Nona mudanya. Ibu tirinya itu hanya Berpura-pura bersikap baik di depan Jimmy.
"Kalau semuanya sudah siap, kamu ikut dengannya. Sekretaris Jimmy anak gadisku ini bernama Ayu." ucap Miyana.
Jimmy yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Miyana yang terlihat perhatian dan baik, ia mengalihkan pandangannya ke arah Ayu. Kasian itulah yang dibenak hatinya sekarang. Jimmy melihat ke arah tangan Ayu terdapat bekas luka sayatan yang ia sudah mengerti kehidupan keluarga yang kejam dan tidak adil ini.
"Mari nona muda kita pergi sekarang. Tuan Muda sudah menunggu," ucap Jimmy mengucapkan pamit di depan Miyana dan ia langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah keluar rumah.
Ayu yang melihat Jimmy yang berjalan menjauhinya, ia bergegas berjalan menyusulnya. Namun, langkah kaki Ayu terhenti saat tangannya di tarik oleh seseorang dari belakang "Ingat, kamu harus nurut semua keinginan dari Tuan muda Kenzo," ucap Miyana menatap tajam ke arah Ayu. Ayu menganggukkan kepalanya dan ia berjalan cepat untuk menyusul keberadaan Jimmy.
Jimmy berjalan menuju mobil mewah yang terparkir indah di halaman rumah keluarga Ayu.
"Bagus sekali mobilnya." gumam Ayu.
Jimmy yang melihat Ayu berjalan mendekati mobil itu, ia langsung membuka pintunya.
"Silahkan Nona Muda masuk," ucap Jimmy ramah dengan ekspresi wajah datarnya.
"Terima kasih." balas Ayu tersenyum manis di depan Jimmy.
Setelah memastikan wanita yang menjadi Nona Mudanya duduk di dalam mobil, ia langsung mengitari badan mobil untuk masuk ke dalam mobil dan ia menyalakan starter mobil agar bersiap menjalankan mobil menuju tempat restoran.
Jimmy menghentikan laju mobilnya di depan sebuah halaman restoran mewah. "Sudah sampai Nona," Jimmy langsung berjalan keluar dari mobilnya dan ia membukakan pintu untuk nona mudanya.
Ayu turun dari mobil, ia menatap wajah Jimny dengan tersenyum ramah. "Terima kasih," ucap Ayu tersenyum tulus.
"Ternyata, wanita ini murah senyum." gumam Jimmy memperhatikan sikap Ayu di depannya.
"Itu sudah tugas saya Nona, mari saya antar ke dalam," ucap Jimmy berjalan terlebih dahulu di hadapan Ayu.
Akhirnya, mereka berjalan masuk ke dalam restoran mewah. Jimmy membawa Ayu menuju satu ruangan yang telah dipesan oleh tuan muda Kenzo.
"Tuan," ucap Jimmy saat Tuan muda Kenzo menatap fokus ke arah layar ponsel di genggamannya.
Kenzo yang mendengar namanya dipanggil oleh seseorang. Lalu, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah kedua orang yang berdiri di hadapannya.
Ayu yang berdiri di belakang Jimmy, ia melihat siapa Tuan muda yang dimaksud oleh Lelaki berdiri di depannya.
Seketika kedua bola mata Ayu membulat tak percaya, melihat siapa orang yang duduk di hadapannya.
Deg!
"Tuan Kenzo." lirih Ayu pelan.
Semua orang tahu dengan Tuan Kenzo Rihandra, dia adalah seorang CEO tampan di perusahaan Rihandra Group, Perusahaan terkaya menduduki posisi nomor satu di dunia dan memiliki anak cabang di setiap negara. Saat ini, Kenzo berumur 28 tahun. Hal itu membuat keluarganya selalu mendesaknya untuk menikah.
Sebenarnya semua wanita menginginkan mereka menjadi istri sah dari Tuan Muda Kenzo Rihandra. Namun, sifat kejam dan dingin Kenzo membuat kaum wanita berpikir dua kali untuk mendekatinya.
Kenzo yang sering disebut sebagai Tuan muda. Dulu, Kenzo memiliki panutan hati,tetapi wanita yang dicintainya tega meninggalkannya.
Betapa sakitnya seseorang yang dicintainya tega meninggalkannya saat ia sangat sayang-sayangnya dan jangan lupakan dengan harapan palsu yang dititipkan agar Kenzo selalu mempercayai keputusan dari wanita masa lalunya. Sekarang, semua sifat Kenzo berubah drastis atas luka yang diberikan oleh mantan pacarnya. sifatnya yang dulu tidak berlaku lagi pada dirinya dan sekarang hanyalah tatapan tajam yang ia berikan pada orang lain. Selain itu, Kenzo tidak memiliki perasaan manusiawi yang melekat pada dirinya.
"Tuan," Kenzo yang mendengar namanya di panggil oleh seseorang. Ia langsung mengalihkan pandangannya menuju ke arah sumber asal suara tersebut. Ia melihat Jimmy sedang membungkuk sopan di hadapannya.
“Nona muda, mari silahkan duduk disini.” lanjut Jimmy undur diri di hadapan tuan muda Kenzo. Ayu yang masih berdiri di belakang Jimmy, ia langsung melangkahkan kakinya menuju meja di depannya. Wajah yang cantik, pujian Itulah yang Kenzo klaim saat menatap wajah polos wanita muda yang berada di belakang sekretarisnya. Ternyata, melihat orangnya secara langsung, lebih cantik dibandingkan dengan tampilan foto. Jimmy mempersilahkan Ayu untuk duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Tuan muda Kenzo, Ayu yang diperlakukan seperti ratu, ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Jimmy yang berdiri di sebelahnya. “Nona Muda Ayu Liyunma, apakah kamu mengetahui kalau Tuan Dimetri mengajakmu datang kemari?” ucap Kenzo saat melihat Ayu duduk di hadapannya. “Aku tidak tahu, ada apa Tuan?” ucap Ayu dengan wajah penuh tanya. Ayu memang tidak kalau papa kandungnya menyu
"Bagus! Siapkan semua pakaianmu, sore ini kau akan ikut pulang bersamaku dan minggu depan kita akan melangsungkan pernikahan kita di belakang mensionku," ucap Kenzo. "Apa? Pulang bersamamu dan minggu depan melangsungkan pernikahan," sahut Ayu kaget. "Jimmy! Antar dia pulang ke rumahnya!" titah Kenzo. Jimmy yang mendengar perintah dari tuan mudanya, mengangguk patuh. "Baik Tuan." jawab Jimmy. "Tidak usah, aku bisa pulang sendiri." sahut Ayu menolak. "Jangan pernah membantah perintah ku!" bentak Kenzo menatap tajam ke arah Ayu. Ayu yang menerima bentakannya hanya mengabaikannya saja dan ia berjalan menuju pintu keluar Restoran. Ayu lelah diperlakukan seenak jidatnya oleh ayahnya. "Hey! Ayy..." ucap Kenzo terhenti saat mendengar ucapan dari Ayu. "Tuan, maaf saya lancang. Sepertinya, Nona muda ingin menenangkan hatinya terlebih dahulu. Mungkin, Nona muda tidak percaya dengan perlakuan dari ayahnya." jelas Jimmy saat melihat Kenzo ingin men
Ayu melepaskan rangkulan tangan Kenzo, ia meminta izin untuk segera kembali ke kamar untuk membereskan semua pakaian dan barang yang akan dibawanya. Ayu memasukkannya ke dalam tas koper berwarna pink miliknya. Setelah selesai membereskan, ia melangkahkan kakinya menuju pintu keluar kamar dan berjalan ke arah ruang tamu. Ayu berjalan menuju ruang tamu sembari membawa tas kopernya. Di sana, ia menatap semua orang yang berada di depannya dengan tatapan sendu. "Jimmy, bawakan tas kopernya!" perintah Kenzo. Jimmy yang mendengar namanya dipanggil, ia langsung menganggukkan kepala dan membawa tas koper milik Ayu. Ayu pun mengucapkan terima kasih di hadapan Jimmy. "Ayah, aku pamit pergi," ucap Ayu menatap wajah Dimetri yang berdiri di depannya. Dimetri y
Hari ini adalah hari pernikahan antara Kenzo bersama Ayu. Tidak terasa satu minggu telah berlalu. Semua perlengkapan telah siap dan tertata rapi. Dekorasi mewah dengan pernak-pernik berkilauan menyinari ruangan. Berbagai macam makanan mewah telah tersedia. Para tamu undangan telah datang memenuhi ruangan dan disinilah Ayu berada, ia menatap sekelilingnya sedang berbincang ramai. Penghulu yang dibayar oleh Kenzo pun telah datang dan janji suci pernikahan telah diucapkan dan akhirnya dinyatakan sah atas pernikahannya. Ayu menatap tak percaya bahwa tuan muda itu benar-benar menikahinya. Ayu menatap ke samping dimana tuan mudanya duduk, sekarang Ayu tahu kenapa ia disuruh mencoba mengenakan gaun pengantin kemarin. Saat ini, Kenzo sedang mengenakan jas casual berwarna abu yang senada dengan dirinya. Tampan itulah kesan pertama saat Ayu bertemu dengan Kenzo. Ayu tak menyangka suaminya kelak adalah seorang Kenzo Rihandra, entahlah pernikahan ini akan bertahan lama t
Ayu yang mendengar ucapan dari Kenzo, ia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya di depan Kenzo."Ak-ku tidak terpesona dengan tuan," ucap Ayu dengan mengalihkan pandangannya menatap Kenzo menuju ke arah samping. Ayu menutup wajahnya yang terlihat merah merona dengan kedua tangannya. "Kenapa wanita ini berbeda dengan orang yang selalu memujaku di luar sana." kata Kenzo dalam hati, ia menatap intens ke arah Ayu. Ayu yang ditatap begitu menjadi salah tingkah. Kenzo berjalan menuju tempat tidur yang sedang diduduki oleh Ayu. Ayu melihat Kenzo yang sedang berjalan mendekati dirinya. Kenzo menyentuh ujung rambut Ayu, Ayu merasakan ada yang tidak beres dan ia berjaga-jaga agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan oleh Kenzo. "Jadi, kau tidak terpesona dengan tubuh tegapku?" ucap Kenzo dingin. "Bu-bukan begitu tuan, aku..." ucapan Ayu terhenti saat mendengar ucapan Kenzo yang memotong pembicaraannya. "Lalu apa?" tanya Kenzo mulai memainka
Ayu yang mendengar ucapan dari Kenzo itu, ia hanya mengucapkan istigfar dalam hatinya. Barusan tuannya ini memujinya karna pijatan nya enak, Setelah itu, malah ia? Ah... Sudahlah Ayu hanya mencoba tersenyum menanggapi tuannya ini. "Tuan apa ki..ta tidur sekamar?" Dengan segala keberanian akhirnya Ayu mengucapkan apa yang ingin ia sampaikan. "Kau ingin tidur denganku?" sahut Kenzo dengan pandangan seperti om-om hidung belang yang mengajak seorang wanita untuk menemani malamnya, pikir Ayu. "A..ku bisa pergi ke kamar ku sekarang tuan." jawab Ayu, ia ingin sekali cepat keluar dari kamar terkutuk ini karna mereka hanya berdua di kamar ini yang membuat Ayu takut khilaf karna perut Kenzo yang masih terpampang jelas di depannya. Ayu mulai terbangun dari duduknya, namun, suara itu yang membuat ia menghentikan gerakannya. "Aku tak keberatan jika harus berbagi tempat tidur denganmu." sahut Kenzo dengan ekspresi wajah datarnya. Aku tidak berharap tidur de
*Flashback On* Kenzo melihat jika Ayu sudah tertidur di sofa tersebut, ia sebenarnya tak tega melihat istrinya itu tidur disana namun Rara yang memilih tidur disitu, ia pun tidak ingin melarangnya. Kenzo berjalan kearah tepat dimana Ayu tertidur. "Good night My angel." Kenzo tersenyum melihat wajah damai dari wanitanya, Ketika sudah mendengar nafas Ayu yang teratur, ia pun inisiatif menggendong Ayu dan merebahkan badan wanita itu di kasurnya, Melihat tidak ada gerak-gerik seperti terusik di tubuh Ayu, akhirnya, Kenzo pun ikut tidur di samping gadis itu. Kenzo tersenyum saat menatap gadis di depannya, akhirnya, setelah sekian lama mencari ia bisa mendapatkan gadis ini. setelah itu Kenzo pun ikut tertidur dengan Ayu di sampingnya. *Flashback Off* Ayu sedikit membuka matanya ketika merasa ada cahaya yang masuk kedalam kamar ini. Setelah sadar dari tidurnya, ia pun bangkit duduk di kasur tersebut. Ayu menatap kamar ini, ia tersadar jika tadi malam
Kenzo menatap tajam menuju ke arah Ayu, bisa-bisa nya dia meninggalkan Kenzo di kamar sendirian, seharusnya Ayu menunggunya di depan pintu atau setidaknya mereka turun bersama-sama. Namun, Ayu sepertinya turun terlebih dahulu karna Kenzo juga melihat Lia di samping wanitanya. Ayu yang merasa ditatap seperti itu hanya mengalihkan pandangannya ke arah mana saja yang penting ia tak ingin menatap mata pria yang menikahinya. Mati aku "Lia, sini sayang duduk, kita sarapan," ucap Mommy kepada anaknya itu tanpa menyapa Ayu. "Kak, ayo sarapan," ucap Lia saat melihat mommy nya ini hanya menyapa nya tanpa menyapa kakak ipar. Mereka pun duduk dan menikmati sarapan masing-masing, tidak ada yang bersuara sedikit pun dimeja ini karna memang peraturannya masing-masing, tidak ada yang berkata sedikit pun di meja ini karna memang peraturannya jika sedang berada di meja makan tidak boleh berbincang atau mengobrol karna tidak sopan katanya. Ada rasa senang di hati terdalam Ayu karna ia bisa makan di m
Kevin merasa tidak suka jika berjalan di tempat keramaian orang. Tubuhnya yang kecil membuat takut jika berjalan di sekumpulan orang dewasa seperti ini. " Keyla mau endong sama Mama ! " potong Keyra sebelum Ayu ingin mengendong Kevin. Anak perempuan itu tampak ingin di gendong juga oleh sang Mama. " Kepin duluan yang di endong ! " " Keyla ! " " Kepinn ! " Dengan melihat di antara kedua anak di hadapannya ingin memperebutkannya membuat Ayu mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya. Kenzo mengerti dengan tatapan mata wanitanya ini, dengan segera ia mendekati kedua anaknya itu. " Sudah - sudah, Mama kalian hari ini menjadi milikku jadi tidak boleh ada yang digendong oleh kalian. Lebih baik kalian meminta gendong sana pada anak buahku di belakang, " ucap Kenzo membuat wajah Keyra dan Kevin menoleh ke arah belakang tubuh Papanya itu. Disana terlihat beberapa bodyguard berbadan besar yang berdiri di belakang Kenzo. Keyra dan Kevin diam menatap Papanya. "Ndak mau! Mau
Di pagi harinya, Ayu sudah bersiap dengan membawa kopernya. Ya! sekarang dia akan kembali ke jogyakarta untuk mengurus beberapa pekerjaan, kemarin juga saat itu sudah mengizinkan dirinya jadi Ayu memutuskan untuk pergi hari ini bersama kedua anaknya. " Yee pulang ! " ucap Keyra merasa senang. Mereka sekarang berada di kamar milik Kenzo. Kedua anaknya itu memang tidur disini karna Keyra menginginkan tidur dengan sang papa dan alhasil mereka berempat tidur di kamar ini. " Papa ikut Ma ? " tanya Kevin yang sedang duduk di pinggir kasur tidur. Ayu mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak ingin Kenzo ikut ke sana tapi tetap kekeh ingin ikut beralasan sebagai bulan madu mereka. " Sudah siap semuanya ? " tanya seseorang di belakang Ayu.Mendengar perkataan itu Ayu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat asal suara di belakangnya. " Hm. " gumam Ayu mengiyakan ucapan Kenzo. Kenzo sudah siap dengan pakaian formalnya, terlihat senyuman hangat tercetak di wajah dingin itu. Ayu ikut terseny
" Ck ! Kau fokus sekali menonton berita tak bermutu itu, " ucap Kenzo sambil menatap wanita duduk di sampingnya yang nampak fokus menatap Televisi. Ayu hanya diam, ia menekan remot televisi di tangannya dengan asal. Kenzo yang merasa diabaikan itu menatap kesal pada wanitanya. " Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo membuat Ayu hanya menatap sekilas ke arahnya lalu kembali fokus pada televisi di hadapannya. " Ck ! Aku tidak suka diabaikan ! " ucap Kenzo tajam saat menatap Ayu tapi ya ampun wanita itu tetap diam tak bergeming. " Huh ! Membosankan sekali siarannya, tidak ada yang bagus, " ucap Ayu dengan mematikan televisi di hadapannya dan bangkit dari duduknya. Sebelum Ayu melangkah pergi dari Kenzo, Kenzo terlebih dahulu mencekal tangan wanitanya. " Kau mau kemana ? " Ayu menghentikan langkah kakinya dan menghempaskan tangan yang di pegang oleh Kenzo agar tangan Kenzo terlepas darinya. " Ke kamar. " setelah tangan Kenzo terlepas darinya, Ayu kembali melangkah pergi menu
Ayu yang masih teringat perkataan Rena barusan. Di dalam hati, ia menyayangkan sikap Rena, apa Rena tega memisahkan ibu dari anaknya ? Mengapa Rena selalu seperti ini ? " Maaf, sa - saya tidak mau uang itu Nyonya, saya tidak mau berpisah dengan anak saya apalagi bercerai sama Kenzo, " ucap Ayu dengan pelan saat mengatakan kata terakhir itu. Rena berdecak sebal dengan menatap menantu di hadapannya dengan tatapan meremehkan. " Mengapa ? Uangnya kurang ? sebutin saja mau berapa nanti saya tinggal tranfer uangnya. " " Saya yang melahirkan mereka, seberapa besar uang yang nyonya berikan tidak akan membuat keputusan saya berubah. " sahut Ayu mencoba untuk tetap tenang di Rena hati ia sudah emosi dengan sikap Lia yang terus meremehkannya. " Saya tahu kalau saya bukan dari kalangan atas, saya juga tahu status saya jauh dengan Nyonya maupun Kenzo. " " Uang bukan segalanya Nyonya, memang hidup perlu uang tapi tak semuanya harus dibayar dengan uang termasuk kebahagiaan. " Ayu menghe
" Sudah. " jawab Ayu dengan singkat dan mengiyakan pertanyaan suaminya tadi. kenzo memperhatikan pandangannya kepada para pengikutnya yang sekarang malahan dengan dunia mereka. Melihat wajah tenang dari kevin dan Keyra, Kenzo pun kembali menatap wanitanya. " Kita pulang sekarang, " ucap Kenzo dengan dingin. Ya , hari sudah mulai petang jadi sudah waktunya mereka pulang dari kantor. Dengan cepat Ayu mengangguk dan bangkit dari sofanya. " Kita pulang yuk ? " Ayu menatap Kevin dan Keyra yang hanya diam dengan ekspresi wajah polosnya tapi tak lama kedua anak itu pun turun dari sofanya masing - masing dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini. Ayu yang melihat itu langsung mengikuti kedua anaknya agar tidak kabur seperti tadi. Ia hanya takut terjadi apa - apa lagi pada Kevin dan Keyra. Sebelum keluar dari pintu, Ayu terlebih dahulu menghentikan langkah kaki kedua anaknya dan menatap mereka sekarang berdiri di hadapannya. "Keyra sama Kevin mau digendong?" tanya Ayu dengan te
" Itu memang wanitaku, bodoh ! " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan duduk di samping wanita itu kembali. Orang yang masuk tadi masih menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan tak percaya. " Kakak ipar ? " Miko berjalan mendekat ke Ayu dengan kedua tangan yang ingin memeluknya sebelum memeluk Ayu.Kenzo berjalan terlebih dahulu mencegahnya. " Hei ! Berani - beraninya kau ingin memeluk wanitaku ! " tajam Kenzo menatap temannya dengan penuh dendam membuat Miko mengurungkan niatnya untuk memeluk wanita yang disebut kakak ipar olehnya . " Ck ! Aku hanya ingin melepas rindu dengannya, memeluk saja tidak boleh. " Miko menatap Kenzo tak kalah tajamnya. " Dasar posesif. " gumamnya kecil agar tidak mendengar pria di hadapannya." Cari saja wanita lain untuk kau peluk ! " ujar Kenzo membuat Miko menekkukan wajahnya dan ikut duduk di sofa yang berada di samping teman Kenzo. " Aku ini hanya menyukai adikmu tapi Lia menolakku hiks, menolak rasa sakit hati ku ini, " ucap Miko dengan
Ayu berputar - putar berjalan belum menemukan keberadaan kedua anaknya. " Keyra ! Kevin ! " Ayu sudah menanyakan lewat karyawan - karyawan disini tapi mereka bilang tidak melihatnya yang membuat Ayu tambah khawatir karna sibuk mencari kedua anaknya. Ayu pun tidak tahu jika di depannya ada seseorang yang berdiri menatap dalam ke arah dirinya.Bruk ! " Eh tuan sa- " sebelum Ayu melanjutkan ucapannya, ia meminta maaf yang ditabraknya tadi yang membuat diam seribu bahasa. Mati aku! " Kau disini ? " tanya pria di hadapannya membuat Ayu merasa gugup. " Iya. " jawab Ayu dengan menatap Kenzo yang berdiri di hadapannya. Jantungnya mulai berdetak cepat karena takut pada suaminya untuk memeriksa kedua anaknya. " Sendiri ? kedua anakku dimana ? " Baru saja Ayu menghawatirkan itu tapi Kenzo sudah menayakan itu terlebih dahulu.Dengan cepat Ayu menatap Kenzo dengan takut. " Mereka - mereka . " Pikiran Ayu sudah tak karuan, ia sungguh takut mengatakan ini." Ck ! Mereka kemana ? " tany
Setelah mengatakan akan kemana mobil yang ditumpangi Ayu pun berjalan keluar dari mension. Di sepanjang jalan Keyra sibuk memainkan ponsel milik Ayu sedangkan Kevin sibuk menatap luar jendela. keduanya cukup tenang dan tidak ribut seperti tadi. Keyra tampak sibuk memiringkan apa dan benda persegi panjang ditangannya, Ayu hanya acuh tak acuh padanya sedang memainkan ponselnya sedang melakukan apa yang Keyra lakukan. " Ini bukan rumahnya Nona ? " tanyanya saat berhenti di depan rumah besar yang familiar dipikiran Ayu. Ayu menatap bangunan yang tidak berubah itu dan tersenyum manis. " Iya pak, em, Bapak pulang saja soalnya saya bakal lama sepertinya. " jawab Ayu menyuruh supir ini pulang duluan karna ia takut pria berkepala botak ini menunggu dirinya lama. " Saya tunggu disini saja nona. " sahut sang sopir tak mau meninggalkan Ayu disini. " Tapi lama gak apa-apa ? " Dengan segera sopir itu mengangguk. " Tidak apa - apa nona. " " Ya sudah, saya turun dulu ya pak. " Ayu pun
Sekarang Ayu dan kedua anaknya itu berjalan ke arah meja makan meninggalkan Kenzo yang sedang bersiap - siap di kamar. "Mama mau jalan - jalan." pinta Keyra menatap Mamanya yang berjalan di sampingnya. Anak perempuan itu memang senang sekali jalan - jalan, bisa dibilang tidak terlalu betah jika berada di mension saja. Segera Ayu mengangguk mengiyakan ajakan anaknya. Hari ini memang dirinya akan mengajak kedua anaknya untuk ke rumah Papanya - Dimetri, jadi mungkin nanti mereka akan berjalan - jalan. Lia sudah tampak terduduk di meja makan dengan memakan paginya, ia tampak memakai pakaian yang rapi dengan beberapa buku di sampingnya. " Pagi Lia! " sapa Ayu saat melihat Lia yang fokus dengan makanannya, ia menyapa duluan karna sepertinya adik iparnya itu belum mengetahui kehadirannya disini. Mendengar ada suara memanggil namanya, Lia pun langsung melihat pandangannya pada orang yang bersuara tadi. " Eh kakak ipar, ada keponakan bibi juga nih. " Lia mengalihkan pandangannya