Hari sudah menjelang sore, Ayu yang telah menyelesaikan ritual mandinya itu. Ia duduk di pinggiran kasur, sebentar lagi tuan mudanya pulang ia harus apa? Jujur saja, melihat wajah tuan Kenzo sekarang membuat ia takut.
“Aku pura-pura pingsan aja kali ya?” gumam Ayu, ia memikirkan cara agar tidak bertemu dengan Kenzo sekarang namun ia belum cukup keberanian untuk melakukan itu.
"Apakah aku berpura-pura sakit? Berpura-pura tidur? Berpura-pura amnesia?" tanya Ayu dalam hati.
Ayu pusing memikirkan bagaimana caranya untuk tidak bertemu dengan tuan mudanya.
“Huh... Berpura-pura tidur saja,” Ayu kembali merebahkan tubuhnya. Jujur saja sebenarnya badannya masih sakit karna tadi malam tapi ia tahan, Ayu tidak mau ada yang tau jika ia sakit.
Terdengar suara riuh dari bawah sepertinya tuan mudanya sebentar lagi akan sampai di mension ini, seperti biasanya ada yang mengetuk pintu kamar Ayu untuk memberitahu jika tuan muda sudah sam
Kepergian Kenzo ke luar kota untuk memantau bisnisnya, membuat Ayu merasa sedih. Semua keluarga Kenzo dan Ayu mengantarkan Kenzo dengan selamat tanpa tujuan. “Sayang, kamu hati-hati ya disana.” sahut Rena dengan memeluk Kenzo tanpa melepaskan genggamannya dari Ayu“Kakak hati-hati ya,” ucap Lia.“Kak Kenzo hati-hati ya,” ucap Nita yang merupakan sepupu jauh Kenzo yang baru 2 jam tiba di mension milik Kenzo.Kenzo dan Ayu melanjutkan langkahnya menuju ke arah mobil yang terparkir di halaman.“Kau jangan mencoba kabur ya karna aku tidak ada disini,” ucap Kenzo menatap tajam ke arah Ayu.Ayu mengangguk patuh. “Aku tidak mungkin kabur tuan.” sahut Ayu.“Awas saja sampai kau coba menghubungi selingkuhan mu itu.” balas Kenzo.Lagi-lagi Ayu mengangguk, terserah apa kata tuan mudanya yang jelas dia sudah jelaskan bahwa pria itu hanya tukang ojek bukan selingkuhannya.
Mereka langsung duduk di meja makan yang sudah banyak tersedia makanan yang mengunggah selera Ayu.Tak lama kemudian, Rena dan Nita turun dari lantai atas menuju ke arah meja yang sudah di tempati Ayu dan juga Lia."Mereka tadi ngomongin apa ya?" kata Ayu dalam hati.Bukan maksud Ayu menguping atau ingin tahu tapi tadi ia mendengar nama nya di percakapan mereka berdua, sebenarnya ada apa?Ayu menatap kedua orang yang sudah duduk dihadapannya. nampak kedua orang itu hanya acuh melihat kehadiran Ayu.Semua nampak tenang disana, tak ada suara apapun dimeja itu hanya ada suara sendok dan garpu yang menyentuh piring.***“Jimmy, kemarilah ponselku!” ucap Kenzo.Kenzo dan Jimmy sekarang berada di mobil. mereka baru sampai tadi pagi, sekarang mobil itu melaju ke arah hotel tempat dimana mereka akan beristirahat s
Ayu mendengar samar-samar suara gaduh dari dalam Butiknya, dengan segera ia langsung berjalan menuju asal suara tersebut.Ia menatap sekumpulan orang-orang yang sedang melingkari sesuatu disana.Ayu berjalan dan mendekat ke arah sana “Ini ada apa ya?”Mendengar suara yang sangat mereka kenal, sekumpulan orang itu berbalik menatap suara wanita tadi.“Eh ada mbak Ayu,” ucap salah satu orang yang berkumpul disana.Mereka mulai minggir memberi jalan untuk pemilik Butik ini.Ayu menatap ke arah depannya, disana berdiri Lina yang memandangnya dengan pandangan memohon pertolongan. lain dengan orang yang sedang berjongkok di depan Lina dengan pandangan berharap."Pasti dia lagi, sudahlah lebih baik aku langsung masuk ke dalam ruangan atas." Ayu melangkah kaki menuju ke arah anak tangga.Saat sudah sampai di ruangan itu, Ayu langsung duduk di kursi nya, tak lupa juga ia mengecek handpone nya."Belum ada noti
Sinar matahari telah bergantian Kedatangan bulan yang gelap, Ayu yang berada di dalam kamarnya, ia melangkahkan kakinya untuk makan malam. Ketika berjalan ia melihat Nita yang berdiri di depannya dengan tersenyum lebar, Ayu tidak tau apa itu senyuman tulus atau bukan. Nita berjalan mendekati Ayu yang nampak diam disana sembari menatap ke arahnya. “Hey kakak ipar, aku tadinya akan mengajakmu untuk pergi ke meja makan bersama-sama” ucap Nita dengan maksud terselubung di dalamnya. “Benarkah?” jawab Ayu. “Iya, tapi ketemu duluan disini. ya sudah ayo kita turun sama-sama.” sahut Nita. Ayu menatap curiga ke arah Nita, tumben sekali wanita ini bersifat baik seperti ini padanya. “Kenapa kamu menatapku seperti itu, ayo kita turun.” lanjut Nita sembari menatap wajah dari Ayu. Ayu mengangguk, mungkin saja, Nita sudah tobat atau sedang memperbaiki diri? kita tidak tahu itu. “Ya sudah ayo, Nit.” Ayu berjalan diikuti Nita di
Prang! Suara vas bunga berhasil terjatuh di atas lantai. Jimmy yang mendengar suara bantingan keras dari dalam kamar Tuan muda Kenzo. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar Tuan muda Kenzo. Jimmy mengetuk pintu kamar tuannya, tetapi, tidak mendapat jawaban dari penghuni kamar. Jimmy memberanikan diri untuk membuka pintu dan saat ia berhasil membuka pintu kamar itu. Pandangan matanya menemukan seseorang yang menatap tajam ke arahnya. Iya, seseorang itu adalah Kenzo. Kenzo melangkahkan kakinya dengan tegas untuk mendekati ke arah Jimmy. Namun, Jimmy tak bisa mengelak dengan pukulan yang diberikan oleh Kenzo. Brug! Pukulan keras itu tepat mengenai bibir kiri Jimmy, Jimmy terjatuh di atas lantai.“Dasar brengsek! Memberi perintah menjaga wanitaku pada bodyguard saja kamu tidak becus!" teriak Kenzo. Jimmy menghapus darah yang mengalir di area bibirnya dengan telapak tangannya. Ia berusaha berdiri di hadapan Kenzo.“Maaf
Kenzo mengambil handpone yang diberikan bodyguardnya. dan ia langsung pergi begitu saja keluar ruangan diikuti bodyguard yang tadi masuk ke dalam ruangan. Ayu menatap pintu yang sudah tertutup rapat tersebut. ia menghembuskan nafas kasarnya sambil mencoba untuk bangkit. "Awww..." ringis Ayu pelan. Sungguh kepalanya seperti terkena pistol saja, sakit itu yang Rara rasakan. la terduduk sembari merapkan dirinya di bantal kasur ini. lalu menatap luar jendela yang terdapat di sampingnya. "Huh... Mengapa hidupku selalu seperti ini?" "Mengapa tuhan tidak mengambil nyawa ku saja." lirih Ayu pelan. Ayu mengingat kembali apa yang terjadi pada dirinya sampai bisa seperti ini. . ya! Satu nama itu yang terlintas dibenak Ayu saat ini, ia tak menyangka jika sepupu iparnya bisa melakukan itu padanya padahal Ayu tidak melakukan kesalahan apapun tapi mengapa membencinya sampai berbuat seperti ini.
Namun, Ayu tetap menjawab senyum pertanyaan adik iparnya"Udah Lia." Ayu tersenyum karna Lia menyempatkan dirinya untuk mengunjunginya di sini."Syukur deh, kakak ipar kapan boleh pulang?" Ayu gemetar, ia tidak tahu kapan akan pulang."Gak tahu Lia, aku baru aja sadar pasti masih lama pulangnya." Baru beberapa jam saja disini, Ayu sudah bosan, ia ingin cepat-cepat pulang.Lia diam sambil melihat sekelilingnya yang tampak sepi, dimana kakaknya itu? malam kakaknya itu tidak pulang ia kira Kenzo menginap disini tapi melihat keadaan sepertinya ini sepertinya Kenzo tidak berada disini."Kak Kenzo dimana?""Gak tahu Lia, pas aku bangun pagi tadi tuan Kenzo udah gak ada," ucapnya sambil menikmati bubur yang terasa hambar dibibirnya."Kamu mau bubur,Lia ?" tawar Ayu yang dibalas gelengan oleh ad
Ayu sekarang sendiri berada dikamar ini. tadi Lia pamitan karna ada beberapa pekerjaan sekolah yang harus segera ia selesaikan sehingga perempuan pergi kembali kerumahnya setelah berbicara apa keinginannya. Ayu sudah bilang jika ia tidak mungkin memberikan ponakan atau pewaris keluarga karna ia tidak mau jika nanti diperlakukan sesuai, sudah cukup Rara yang merasakan semua orang sendiri."Huh... Ada-ada aja anak itu." Karna Lia yang tetap bersikukuh agar memberikannya ponakan.Akhirnya Ayu menyerah ia hanya menjawab "Anak itu mempersembahkan dari Tuhan jadi kita lihat saja nanti ya Lia, aku gak janji."Ayu dibuat tidak percaya karna Lia malah membalas "Kalo gitu aku bakal berdoa semoga kakak ipar bisa hadiahin aku ponakan." yang Ayu jawaban Lia yang ia ingat beberapa jam lalu.Ayu hanya berdoa agar doa Lia tidak dikabulkan, jujur ia belum siap menjadi seorang ibu diusia muda apala
Kevin merasa tidak suka jika berjalan di tempat keramaian orang. Tubuhnya yang kecil membuat takut jika berjalan di sekumpulan orang dewasa seperti ini. " Keyla mau endong sama Mama ! " potong Keyra sebelum Ayu ingin mengendong Kevin. Anak perempuan itu tampak ingin di gendong juga oleh sang Mama. " Kepin duluan yang di endong ! " " Keyla ! " " Kepinn ! " Dengan melihat di antara kedua anak di hadapannya ingin memperebutkannya membuat Ayu mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya. Kenzo mengerti dengan tatapan mata wanitanya ini, dengan segera ia mendekati kedua anaknya itu. " Sudah - sudah, Mama kalian hari ini menjadi milikku jadi tidak boleh ada yang digendong oleh kalian. Lebih baik kalian meminta gendong sana pada anak buahku di belakang, " ucap Kenzo membuat wajah Keyra dan Kevin menoleh ke arah belakang tubuh Papanya itu. Disana terlihat beberapa bodyguard berbadan besar yang berdiri di belakang Kenzo. Keyra dan Kevin diam menatap Papanya. "Ndak mau! Mau
Di pagi harinya, Ayu sudah bersiap dengan membawa kopernya. Ya! sekarang dia akan kembali ke jogyakarta untuk mengurus beberapa pekerjaan, kemarin juga saat itu sudah mengizinkan dirinya jadi Ayu memutuskan untuk pergi hari ini bersama kedua anaknya. " Yee pulang ! " ucap Keyra merasa senang. Mereka sekarang berada di kamar milik Kenzo. Kedua anaknya itu memang tidur disini karna Keyra menginginkan tidur dengan sang papa dan alhasil mereka berempat tidur di kamar ini. " Papa ikut Ma ? " tanya Kevin yang sedang duduk di pinggir kasur tidur. Ayu mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak ingin Kenzo ikut ke sana tapi tetap kekeh ingin ikut beralasan sebagai bulan madu mereka. " Sudah siap semuanya ? " tanya seseorang di belakang Ayu.Mendengar perkataan itu Ayu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat asal suara di belakangnya. " Hm. " gumam Ayu mengiyakan ucapan Kenzo. Kenzo sudah siap dengan pakaian formalnya, terlihat senyuman hangat tercetak di wajah dingin itu. Ayu ikut terseny
" Ck ! Kau fokus sekali menonton berita tak bermutu itu, " ucap Kenzo sambil menatap wanita duduk di sampingnya yang nampak fokus menatap Televisi. Ayu hanya diam, ia menekan remot televisi di tangannya dengan asal. Kenzo yang merasa diabaikan itu menatap kesal pada wanitanya. " Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo membuat Ayu hanya menatap sekilas ke arahnya lalu kembali fokus pada televisi di hadapannya. " Ck ! Aku tidak suka diabaikan ! " ucap Kenzo tajam saat menatap Ayu tapi ya ampun wanita itu tetap diam tak bergeming. " Huh ! Membosankan sekali siarannya, tidak ada yang bagus, " ucap Ayu dengan mematikan televisi di hadapannya dan bangkit dari duduknya. Sebelum Ayu melangkah pergi dari Kenzo, Kenzo terlebih dahulu mencekal tangan wanitanya. " Kau mau kemana ? " Ayu menghentikan langkah kakinya dan menghempaskan tangan yang di pegang oleh Kenzo agar tangan Kenzo terlepas darinya. " Ke kamar. " setelah tangan Kenzo terlepas darinya, Ayu kembali melangkah pergi menu
Ayu yang masih teringat perkataan Rena barusan. Di dalam hati, ia menyayangkan sikap Rena, apa Rena tega memisahkan ibu dari anaknya ? Mengapa Rena selalu seperti ini ? " Maaf, sa - saya tidak mau uang itu Nyonya, saya tidak mau berpisah dengan anak saya apalagi bercerai sama Kenzo, " ucap Ayu dengan pelan saat mengatakan kata terakhir itu. Rena berdecak sebal dengan menatap menantu di hadapannya dengan tatapan meremehkan. " Mengapa ? Uangnya kurang ? sebutin saja mau berapa nanti saya tinggal tranfer uangnya. " " Saya yang melahirkan mereka, seberapa besar uang yang nyonya berikan tidak akan membuat keputusan saya berubah. " sahut Ayu mencoba untuk tetap tenang di Rena hati ia sudah emosi dengan sikap Lia yang terus meremehkannya. " Saya tahu kalau saya bukan dari kalangan atas, saya juga tahu status saya jauh dengan Nyonya maupun Kenzo. " " Uang bukan segalanya Nyonya, memang hidup perlu uang tapi tak semuanya harus dibayar dengan uang termasuk kebahagiaan. " Ayu menghe
" Sudah. " jawab Ayu dengan singkat dan mengiyakan pertanyaan suaminya tadi. kenzo memperhatikan pandangannya kepada para pengikutnya yang sekarang malahan dengan dunia mereka. Melihat wajah tenang dari kevin dan Keyra, Kenzo pun kembali menatap wanitanya. " Kita pulang sekarang, " ucap Kenzo dengan dingin. Ya , hari sudah mulai petang jadi sudah waktunya mereka pulang dari kantor. Dengan cepat Ayu mengangguk dan bangkit dari sofanya. " Kita pulang yuk ? " Ayu menatap Kevin dan Keyra yang hanya diam dengan ekspresi wajah polosnya tapi tak lama kedua anak itu pun turun dari sofanya masing - masing dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini. Ayu yang melihat itu langsung mengikuti kedua anaknya agar tidak kabur seperti tadi. Ia hanya takut terjadi apa - apa lagi pada Kevin dan Keyra. Sebelum keluar dari pintu, Ayu terlebih dahulu menghentikan langkah kaki kedua anaknya dan menatap mereka sekarang berdiri di hadapannya. "Keyra sama Kevin mau digendong?" tanya Ayu dengan te
" Itu memang wanitaku, bodoh ! " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan duduk di samping wanita itu kembali. Orang yang masuk tadi masih menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan tak percaya. " Kakak ipar ? " Miko berjalan mendekat ke Ayu dengan kedua tangan yang ingin memeluknya sebelum memeluk Ayu.Kenzo berjalan terlebih dahulu mencegahnya. " Hei ! Berani - beraninya kau ingin memeluk wanitaku ! " tajam Kenzo menatap temannya dengan penuh dendam membuat Miko mengurungkan niatnya untuk memeluk wanita yang disebut kakak ipar olehnya . " Ck ! Aku hanya ingin melepas rindu dengannya, memeluk saja tidak boleh. " Miko menatap Kenzo tak kalah tajamnya. " Dasar posesif. " gumamnya kecil agar tidak mendengar pria di hadapannya." Cari saja wanita lain untuk kau peluk ! " ujar Kenzo membuat Miko menekkukan wajahnya dan ikut duduk di sofa yang berada di samping teman Kenzo. " Aku ini hanya menyukai adikmu tapi Lia menolakku hiks, menolak rasa sakit hati ku ini, " ucap Miko dengan
Ayu berputar - putar berjalan belum menemukan keberadaan kedua anaknya. " Keyra ! Kevin ! " Ayu sudah menanyakan lewat karyawan - karyawan disini tapi mereka bilang tidak melihatnya yang membuat Ayu tambah khawatir karna sibuk mencari kedua anaknya. Ayu pun tidak tahu jika di depannya ada seseorang yang berdiri menatap dalam ke arah dirinya.Bruk ! " Eh tuan sa- " sebelum Ayu melanjutkan ucapannya, ia meminta maaf yang ditabraknya tadi yang membuat diam seribu bahasa. Mati aku! " Kau disini ? " tanya pria di hadapannya membuat Ayu merasa gugup. " Iya. " jawab Ayu dengan menatap Kenzo yang berdiri di hadapannya. Jantungnya mulai berdetak cepat karena takut pada suaminya untuk memeriksa kedua anaknya. " Sendiri ? kedua anakku dimana ? " Baru saja Ayu menghawatirkan itu tapi Kenzo sudah menayakan itu terlebih dahulu.Dengan cepat Ayu menatap Kenzo dengan takut. " Mereka - mereka . " Pikiran Ayu sudah tak karuan, ia sungguh takut mengatakan ini." Ck ! Mereka kemana ? " tany
Setelah mengatakan akan kemana mobil yang ditumpangi Ayu pun berjalan keluar dari mension. Di sepanjang jalan Keyra sibuk memainkan ponsel milik Ayu sedangkan Kevin sibuk menatap luar jendela. keduanya cukup tenang dan tidak ribut seperti tadi. Keyra tampak sibuk memiringkan apa dan benda persegi panjang ditangannya, Ayu hanya acuh tak acuh padanya sedang memainkan ponselnya sedang melakukan apa yang Keyra lakukan. " Ini bukan rumahnya Nona ? " tanyanya saat berhenti di depan rumah besar yang familiar dipikiran Ayu. Ayu menatap bangunan yang tidak berubah itu dan tersenyum manis. " Iya pak, em, Bapak pulang saja soalnya saya bakal lama sepertinya. " jawab Ayu menyuruh supir ini pulang duluan karna ia takut pria berkepala botak ini menunggu dirinya lama. " Saya tunggu disini saja nona. " sahut sang sopir tak mau meninggalkan Ayu disini. " Tapi lama gak apa-apa ? " Dengan segera sopir itu mengangguk. " Tidak apa - apa nona. " " Ya sudah, saya turun dulu ya pak. " Ayu pun
Sekarang Ayu dan kedua anaknya itu berjalan ke arah meja makan meninggalkan Kenzo yang sedang bersiap - siap di kamar. "Mama mau jalan - jalan." pinta Keyra menatap Mamanya yang berjalan di sampingnya. Anak perempuan itu memang senang sekali jalan - jalan, bisa dibilang tidak terlalu betah jika berada di mension saja. Segera Ayu mengangguk mengiyakan ajakan anaknya. Hari ini memang dirinya akan mengajak kedua anaknya untuk ke rumah Papanya - Dimetri, jadi mungkin nanti mereka akan berjalan - jalan. Lia sudah tampak terduduk di meja makan dengan memakan paginya, ia tampak memakai pakaian yang rapi dengan beberapa buku di sampingnya. " Pagi Lia! " sapa Ayu saat melihat Lia yang fokus dengan makanannya, ia menyapa duluan karna sepertinya adik iparnya itu belum mengetahui kehadirannya disini. Mendengar ada suara memanggil namanya, Lia pun langsung melihat pandangannya pada orang yang bersuara tadi. " Eh kakak ipar, ada keponakan bibi juga nih. " Lia mengalihkan pandangannya