Share

Bab 16 Menegangkan

Penulis: D Lista
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-05 04:09:48

Bab 16

"Maaf, Pak. Swari ini calon istri saya," ucap Hangga dengan sopan.

Pak Dahlan tercengang tak percaya, otaknya seperti mendidih mendengar ucapan Hangga. Meskipun laki-laki di depannya adalah bos tempat kerjanya tapi masalah Swari adalah masalah keluarganya.

Karyawan yang mendengarnya pun terperanjat, tak terkecuali Dena yang menampakkan raut kesedihan.

"Satria, aku menyuruhmu menjaga adikmu. Kenapa jadinya begini?"

"Maafkan aku, Yah," jawab Satria dengan lirih.

Swari hanya menyaksikan ketegangan dengan wajah terpaku.

'Kenyataan pahit apa ini, Satria kenapa memanggil ayahku dengan panggilan yang sama denganku. Ayah juga kenapa bilang kalau aku adiknya. Jadi, selama ini Satria membohongiku.'

Bak disambar petir Swari mendapatkan fakta ini. Di saat dirinya ingin merengkuh bahagia bersama Hangga justru dipatahkan sebuah kenyataan pahit.

"Satria, kamu tega membohongiku, hah?" teriak Swari dengan berderai air mata menatap nyalang laki-laki yang dianggap sahabatnya ternyata adalah kak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 17 Tak Menyerah

    Bab 17Hangga merasa Swari sudah tenang segera melonggarkan pelukannya.Tak disangka Swari memanfaatkannya dengan melepaskan diri.Swari membalikkan diri dan berjalan menjauhi Hangga maupun Satria.Kepalanya terasa pening dan pandangan pun mulai kabur.Tiba-tiba semua terasa gelap.Brukk."Swari...," teriak kedua laki-laki yang sedari tadi fokus padanya.Hangga segera membawa Swari ke RS karena tak kunjung siuman. Satria segera menghubungi ayahnya mengenai kondisi Swari. Bagaimanapun, Satria sudah diberi amanah oleh ayah Swari yang sekaligus juga ayahnya dengan beda ibu untuk menjaga adiknya.Swari memang tidak dibiarkan mengetahui siapa dirinya karena Satria takut akan tumbuh rasa benci terhadapnya.Swari membuka matanya perlahan, badanya masih terasa lemas dengan kepala sedikit pening. Swari terbaring di ranjang pasien dengan Satria yang menunggu di sampingnya. Sementara sosok laki-laki paruh baya yang sudah memberi tanda merah di pipinya telah duduk di sofa ruang VIP tak jauh dari

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 18A Bertemu

    Bab 18ASwari dan Rendra melangkahkan kaki dari tempat parkir menuju pinggir alun-alun. Mereka mencoba jajanan yang ditawarkan pedagang kaki lima. Langkah kaki Rendra yang lebar membuat posisinya berada di depan meninggalkan Swari yang berjalan terseok di belakang. Swari bertambah malas-malasan mengikuti laki-laki di depannya. Dia hanya menghentakkan kakinya ke tanah untuk mengurangi kekesalan.'Kencan macam apa ini, sudah seperti gunung es terasa dingin menyengat. Komunikasi yang buruk, hufh.' Swari sudah menggerutu dengan kondisi Rendra yang cuek terhadapnya.Rendra berhenti di sebuah penjaja batagor lalu memesan tiga porsi.'Haah, kenapa dia pesan tiga porsi. Apa dia makannya banyak?' Swari dipenuhi prasangka yag berkelebatan di otaknya, namun dia urung bertanya."Kamu mau berdiri terus di situ?" seru Rendra sambil menahan tawanya melihat tingkah Swari yang bengong."Eh iya," Swari merasa malu menyadari dirinya kepergok melamun. Dia lantas ikut duduk lesehan di tikar yang disedia

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 18B Bertemu

    Bab 18B"Kenapa aku jadi seperti obat nyamuk ya, Ren?" celetuk Swari sudah tak tahan bersuara.Rendra dan Aisyah tergelak mendengar Swari yang menyeletuk."Maksudmu apa Swari?" balas Rendra dengan senyum lebar seperti mengejek Swari."Ishsh, dasar nggak peka. Kamu sebenarnya mau ngajak jalan-jalan siapa sih?" Swari mulai terpancing emosinya namun dia segera menahan diri dengan menghela nafas."Oh itu, santai saja. Kita makan bareng bertiga, iya kan Aisy."Aisyah yang merasa terpanggil hanya mengangguk sopan."Sebenarnya Aisyah ini siapa kamu, Ren? Kamu kok cuma mengenalkan namanya aja sih.""Kamu beneran mau tahu Aisyah siapa?" tantang Rendra membuat nyali Swari menciut.Perasaan Swari menjadi tidak nyaman dengan pertanyaan Rendra, namun daripada dirundung penasaran dia pun mengangguk mengiyakan."Aisyah itu wanita yang sangat berarti untukku."Swari terperanjat mendengar penuturan Rendra. Dia tak menyangka berada di posisi sekarang ini menjadi orang ketiga. Berarti benar kalau Rendra

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 19 Cemburu

    Bab 19Swari mengarahkan netranya ke pintu ruangan saat mendengar suara denting sepatu menggema. Matanya terbelalak mendapati sosok yang beberapa hari mengusik pikirannya."Om Hangga? Astaghfirullah, kenapa harus ketemu dia di sini?"Tatapan terperanjat juga tersirat di wajah Hangga mendapati Swari ada bersama koleganya.Keduanya larut dalam pandangan mata yang terkunci satu sama lain, sampai sebuah suara membuyarkannya."Swari, ini kolega dari Yogya yang aku ceritakan," terang Rendra membuat Swari mengernyitkan dahi. Dia tahu kalau Rendra sedang mengajaknya berpura-pura bekerja secara profesional.Swari menampakkan senyum terbaiknya meski dalam hatinya gugup setengah mati. Seminggu tidak melihat wajah laki-laki yang sudah menempati sudut ruang hatinya membuatnya merasakan kerinduan yang teramat besar. Pun juga Hangga melemparkan sirat kerinduan dari sorot matanya yang tajam menghujam ke arah Swari.Rendra sedikit salah tingkah dibuatnya, pasalnya mereka berdua saling menatap tajam da

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 20 Emosi

    Bab 20"Maafkan aku, Swari. Katakan yang sebenarnya. Apa kamu mengenal Pak Hangga kolega kita?"Swari mengangguk sembari mengusap air matanya yang sudah membasahi pipi."Dia ayah muridku. Dia juga yang membuat ayah melemparku ke sini.""Apa? Kamu serius?" Rendra menepuk jidatnya merasa telah membuat kesalahan pada Swari.Rendra berjanji pada Swari untuk membantu meluruskan kesalahpahaman saat mengenalkan Swari sebagai istrinya pada Hangga. Akan tetapi, Swari merasa bisa menyelesaikan masalah itu sendiri. "Aku siap jika kamu butuh sesuatu, Swari," ucap tegas Rendra yang diangguki Swari.Rendra berniat mengantar pulang Swari sebelum menjemput Aisyah, namun Swari menolak tawarannya. Swari melihat secarik kertas yang digenggamnya setelah Rendra pergi melajukan mobil menjemut Aisyah. Swari meyakinkan Rendra bahwa dirinya baik-baik saja dan akan menyelesaikan urusannya dengan Hangga sebelum pulang ke rumah.Dia tidak ingin terlihat sedang ada masalah saat sampai rumah. Tertulis nama hotel

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 21A Kamu

    Bab 21A"Assalamu'alaikum," salam Swari begitu masuk ke rumah untuk menyapa ibunya yang sedang menyirami hunga di taman depan rumah. Salam takzim tak lupa Swari berikan untuk ibundanya."Wa'alaikumsalam. Tumben sampai sore, Swari. Kamu pergi sama Rendra?"Bu Mareta sedikit heran dengan wajah sembab Swari. Meskipun putrinya berusaha menutupinya dengan seulas senyum tetapi Bu Mareta menduga kalau Swari habis menangis."Iya Bu, tadi ada meeting dengan koleganya Rendra trus menjamu makan siang, setelah itu Swari ke toko buku.""Ya sudah, kamu mandi dulu trus istirahat saja pasti capek banget. Lihat wajah kamu ditekuk gitu," canda Bu Mareta.Sejatinya Bu Mareta trenyuh karena sejak Swari pindah ke Solo wajahnya seringkali murung. Putrinya tidak seceria dulu, mungkin karena kekecewaan yang dipendam terhadap sikap ayahnya. Bu Mareta sebenarnya ingin memberikan yang terbaik bagi putrinya, namun sepertinya beliau perlu memikirkan ulang hal itu. Beliau tidak ingin Swari terpuruk kembali sejak p

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 21B Kamu

    Bab 21B"Bu, besok Swari mau main ke Wonogiri ya. Ada murid yang sedang liburan di rumah eyangnya. Swari ajak Rendra untuk menemani."Bu Mareta tersenyum mendengar Swari mengucapkan nama Rendra. Beliau berpikir sudah ada kemajuan hubungan Swari dan Rendra."Oh ya? Baiklah, kamu hati-hati di sana. Rendra orang yang baik, kan?"Swari mengangguk dan mengacungkan jempol karena ada makanan yang masih dikunyahnya."Dihabiskan dulu, nanti kesedak," saran ibunya."Terima kasih banyak Bu."Bu Mareta senang karena melihat putrinya ceria kembali saat meminta ijin.-----Esok pagi, Swari bersiap dengan bawaannya. Dia membawa tas berisi pakaian karena akan menginap satu atau dua malam tergantung tempat wisata yang mau dikunjungi bersama Arka. Dia berpamitan dengan ibunya lalau memesan taksi online.Swari mengajak ketemuan dengan Rendra dan Aisyah di alun-alun kota.Sampai di lokasi, Swari sudah melihat dua orang berdiri bersandar di mobilnya.Swari sangat kagum dengan Aisyah yang selalu terlihat c

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 22 Bertengkar

    Bab 22Swari berlari keluar rumah mendapati dua orang laki-laki sebentar lagi adu jotos."Apa-apaan sih kalian?"Swari segera melerai keduanya dan tercengang melihat Hangga yang hadir di hadapannya."Om Hangga?""Swari, kamu?""Hentikan, om bisa melukai Rendra."Swari menggunakan tangkisannya menahan pukulan Hangga yang mengarah ke wajah Rendra. Sementara Aisyah hanya mampu menutupi wajah dengan kedua tangannya."Ikut aku, kita selesaikan masalah ini berdua!"Deg, jantung Swari tak mampu berdetak normal mendengar titah Hangga yang sarat tak terbantahkan.Hangga menarik lengan Swari yang mengenakan kaos navy berlapis sweater dan membawanya masuk ke mobil."Hangga, mau kamu bawa kemana Swari?" seru Bu Sari berusaha mencegah tindakan putranya."Hangga ijin keluar sebentar, Bu."Swari hanya mampu meringis menahan malu karena disaksikan Bu Sari dan orang-orang yang sudah berdiri di halaman rumahnya."Hati-hati, Yah. Jangan adu karate!" teriak Arka pada ayahnya membuat Hana memukul lenganny

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 51B Bahagia (Ending)

    "Mas, di mana?" Suara Raihan terdengar dari seberang."Siapa, Mas." tanya Dena penasaran."Astaga, Mas Ardi di mana? Ingat Mas, Mbak Dena belum ketemu kenapa Mas Ardi sama perempuan lain. Suara siapa perempuan tadi?" teriak Raihan memaksa Ardi menjauhkan ponselnya. "Pakai baju, Sayang. Ada Raihan."Ardi lalu mengubah panggilan Raihan menjadi videocall."Ada apa, Rai?""Mas apa-apaan nggak pakai baju gitu. Mas tidur sama...""Hush, jangan sembarangan. Ini Mas sama Mbak Dena.""Hah?!" Dena menyunggingkan senyum di depan layar ponsel. "Dena! Mana Dena putriku?""Mama!" jerit Dena saat melihat wajah mama Ardi dan mamanya ada di layar menggantikan Raihan yang sudah memberi ruang bagi kedua wanita paruh baya itu. Sorot mata sendu terutama terlukis di wajah Bu Sinta--mama Dena. Mamanya beberapa hari menginap di rumah sahabatnya sekaligus besannya itu. Ia tidak tahan sendirian di rumah kare

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 51A Bahagia (Ending)

    "Na, tolong dengarkan aku! Semua bisa diselesaikan dengan baik-baik. Jangan gegabah. Jangan berpikiran sempit. Kamu tidak sendiri, Sayang. Ada aku, mama, papa, teman-teman. Kumohon, buka pintunya, Na!"Teriakan memohon dari Ardi sebagai usaha terakhir setelah dengan kalimat lembut tidak mempan, akhirnya membuahkan hasil.Cklek, Ardi bersyukur Dena mau membuka pintu. Namun, begitu ia masuk kamar mandi, Dena masih terisak. Tubuhnya menggigil karena terlalu lama mengguyur dengan air dari shower."Ya Allah, Dena! Apa yang terjadi? Kenapa kamu jadi begini?!"Ardi meraih handuk lalu mengganti baju Dena dengan bathrope. Ia memapah Dena keluar kamar mandi. Hening, tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Ardi membiarkan istrinya tenang dengan memberi segelas teh panas buatannya."Minumlah untuk menghangatkan badanmu, Na!" Ardi memberi ruang pada Dena untuk berpikir dingin supaya tenang hatinya.Tidak berselang lama, Dena justru

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 50 Kumohon

    Dena berniat menuju restoran untuk menikmati makan malam karena Ardi sudah mengirim pesan agak terlambat datang. Ia sudah merasa lapar, karena Ardi tidak kunjung tiba. Sampai di restoran hotel. Dena berjalan pelan hingga tubuhnya terpaku di pintu masuk restoran. Netranya memicing ke arah sosok yang dilihatnya mirip Ardi.Deg,"Ardi? Kenapa dia malah makan malam sendiri?" Dilihatnya Ardi hanya duduk sendiri menikmati makan dan minuman. Namun, Dena baru mau melangkah terlihat seorang wanita berjalan menuju kursi di seberang Ardi."Hah, siapa wanita itu?" Dena melihat pakaian wanita itu rapi, rambutnya digelung ke atas. Keduanya terlihat akrab saat menikmati makan.Dena merasakan setitik nyeri di dada, pun rasa sesak menyeruak hingga membuatnya susah bernapas."Kenapa kamu melakukan ini padaku, Ar? Apa karena semalam aku menolakmu." Berbagai spekulasi menari-nari di otak Dena hingga membuat kepalanya pening. Ia masih setia berdiri

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 49 Bangkit

    Bab 49 Bangkit"Suami? Istri? Astaghfirullah." Dena menepuk jidatnya berkali-kali setelah ingat kalau mereka sudah menikah."Iya kamu istriku, tapi belum istri yang sesungguhnya karena belum melakukan ini.""Ardi?!" Dena sudah menjerit akibat sentuhan lembut dan dingin mengejutkan dari Ardi terasa di bibirnya. Dekapan erat pun menyusul menghangatkan tubuhnya, hingga keduanya bersiap melakukan ibadah yang dinantikan selama ini."Aargh. Jangan sentuh aku. Pergi!"Dena berteriak sekencang-kencangnya saat Ardi hendak memberikan sentuhan penuh cinta. Sontak saja Ardi terkejut luar biasa, ternyata istrinya masih trauma. Ia segera mendekap erat Dena yang tubuhnya masih gemetaran. Bahkan istrinya itu meronta-ronta saat ia ingin melakukan lebih jauh."Maafkan aku, Sayang. Aku tidak akan memaksamu. Tenanglah! Aku di sini melindungimu."Dena masih sesenggukan dengan kepala merebah di dada bidang suaminya. Ia bisa merasakan suaminya mendesah pelan seolah menahan sesuatu. Raut kecewa jelas terlukis

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 48 Dekapan Hangat

    Bab 48"Mbak Kusuma ayo pulang!""Tidak! Tolong pergi! Jangan ikuti saya!" Teriakan histeris Dena semakin membuat Pak Rahmat panik. Ia tidak tahu kejadian tak terduga itu. Bahkan Dena mendadak pingsan karena teriakan disusul tangisannay yang kencang."Mbak, Mbak Kusuma, Bangun!"Pak Rahmat menepuk-nepuk lengan lalu pipi Dena tetapi tidak ada respon."Astaga! Kenapa jadi begini. Kalau terjadi apa-apa bagaimana ini."Pak Rahmat bergegas membobong Dena ke mobil. Pakaian keduanya sudah mulai basah terkena air hujan terutama Pak Rahmat. Setelah dibaringkan di kursi belakang, Pak Rahmat mencari apa saja yang bisa untuk menutupi tubuh Dena supaya tidak kedinginan. Lama mengobrak abrik bagasi hingga akhirnya Pak Rahmat menemukan sebarang kain.Pak Rahmat merasa lega, lalu berniat keluar dari mobil dan harus segera membawa Dena ke rumah sakit. Namun, baru saja hendak keluar, ia dikejutkan oleh sebuah tarikan pada kerahnya.

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 47A Trauma itu

    Bab 47 Trauma itu"Jadi, Bapak tinggalkan mereka berdua?! Kalau terjadi apa-apa dengan istri saya bagaimana?! Siapa yang bertanggung jawab, hah?!" Ardi sudah tidak bisa mengontrol emosinya. Semua mata tercengang mendengar ucapan mengejutkan Ardi."Istri?" lirih Andi."Ya, Dena Artha Kusuma adalah istri saya.""Apa?!" Semua saling pandang dengan wajah dipenuhi penyesalan.Gegas Ardi menarik Andi menuju mobil yayasan untuk mencari Dena."Ya Allah, semoga Dena baik-baik saja."Ardi tidak mempedulikan hujan lebat yang mengguyur, bahkan petir pun terdengar bersahutan. Ia menarik lengan Andi dan bergegas mencari Dena juga Pak Rahmat."Saya ikut juga, Pak!" Suara Pak RT terdengar lantang. Karena merasa bersalah telah meninggalkan mobil Pak Rahmat yang membawa Dena bersamanya."Mari, Pak!" ucap Andi karena Ardi sudah tidak sempat membalas. Akhirnya mobil itu berisi empat orang, bu kepala panti pun turut kembali mencari Dena. Ia khawatir terjadi apa-apa pada salah satu relawan yang terlihat pal

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 46B

    Bab 46B Kepanikan"Yang ini bagus, Mbak Tantri," sahut Ardi sambil melirik ke arah istrinya yang berdecak kesal."Dasar suami berondong. Awas saja kalau besok sampai rumah." Dena melanjutkan kegiatannya sambil sesekali mencuri pandang ke arah suaminya, manatahu suaminya tebar pesona hingga membuat Tantri salah mengartikan.Sampai waktu menjelang senja, beberapa pengunjung telah kembali pulang. Ardi dan Andi serta tim relawan membantu anak panti membawa beberapa barang kembali ke rumah panti. Namun, Dena masih membereskan tempat pameran bersama Tantri, Pak Rahmat, kepala panti dan juga anak-anak."Bu, ada info rombongan dari sekolah SD mobilnya macet di dekat hutan. Apa bisa kita beri pertolongan?" ucap Tantri dengan wajah sedikit khawatir, tangannya memegang ponsel yang baru saja menyala."Ada apa, Mbak?" Dena mendekati Tantri yang mengobrol serius dengan kepala panti."Ada mobil pengunjung yang membawa anak-a

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 46A Kepanikan

    Bab 46A KepanikanPagi itu suasana panti ramai oleh hiruk pikuk anak-anak yang semangat menyiapkan karya mereka yang akan dipamerkan di hari terkahir. Andi sudah bangun awal dan bersiap dengan seragam kaosnya. Pikirannya masih terngiang percakapan semalam dengan Ardi di kamar."Hmm, maaf nih Pak Ardi kalau saya lancang.""Ya, Mas.""Tadi...hmm, saya lihat Pak Ardi keluar dari kamar Mbak Kusuma."Uhuk, uhuk."Pak Ardi nggak apa-apa?""Nggak, Mas. Saya tadi kebetulan lewat depan kamarnya. Ada suara jeritan dari dalam. Katanya sih kecoa. Ya, saya bantu ngusir.""Oh."Andi masih belum percaya, tetapi pikiran aneh-anehnya segera terhempas begitu saja. Ia harus membantu persiapan hari ini."Mbak Kusuma, di mana?" tanya Andi sambil mengangkat dus berisi karya anak-anak panti. Teman relawan yang kebetulan lewat mengambil dus snack pun menjawab."Itu pergi sama Pak Rahmat dan bu kepala panti untuk menjemput rombongan siswa dari sekolah yang ingin kemari, Mas.""Oh, oke. Makasih infonya. Ayo k

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 45B

    Bab 45B Salah Sangka"Sttt!" Dena merapat dengan sigap tangannya menutup mulut Ardi. Tanpa sadar keduanya saling menatap,menyelami manik mata masing-masing. Ada kerinduan yang ingin disampaikan lewat tatapan mata.Ardi mengikis jarak hingga kening keduanya menempel."Aku mencintaimu, Na. Izinkan aku menyelami hatimu hingga tidak ada lagi lara yang tertinggal di sana. Hanya ada kamu dan aku yang akan mengukir masa depan. Menghadirkan keramaian anak-anak kita nantinya."Memilih diam mencerna setiap kata lembut yang keluar dari mulut suaminya, Dena tenggelam dalam pusaran kerinduan yang terobati dengan sentuhan. Hingga tak terasa keduanya merasakan puncak kebahagiaan dengan sentuhan. Dena menarik diri karena harus menghirup oksigen banyak-banyak. Kedua tangannya reflek menutup bibir bahkan mukanya yang sudah memerah seperti buah Cherry."Kamu cantik sekali kalau seperti ini, Na. Kita lanjutkan besok pulang dari sini ya, sekalian ho

DMCA.com Protection Status