Share

101. Tidak Menyangka

Penulis: MMZ
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hidup yang nyaman dan bahagia ternyata memang mudah melenakan siapa saja. Sejak pulang ke rumah sore tadi, harusnya dalam rencana Daru akan bertemu pihak pengelola properti sebelum malam. Tapi ia dan Ella baru tiba di apartemen itu, saat langit sudah gelap.

Daru memarkirkan mobilnya tak jauh dari lobi apartemen. Pria itu berlari kecil memutari bagian depan mobil untuk membantu istrinya turun. Perut Ella tidak terlalu besar, tetapi dada dan pinggul wanita itu mengembang dengan sempurna. Hal itu yang membuat Daru merasa semakin gemas terhadap istrinya. Setiap membantu Ella turun dari mobil, atau membantu istrinya melakukan sesuatu, daru tak pernah melewatkan kesempatan untuk mengusap perut istrinya. Bayangkan saja, Ella mengandung anak pertamanya di usia hampir 21 tahun sangat muda sekali.

Dan karena godaan Ella sore tadi, Daru memang berencana untuk cepat-cepat menyelesaikan urusannya dengan agen properti. Mumpung Bayu berada di rumah ora

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Junaedi Juna
udah ah tinggal nyuci dulu
goodnovel comment avatar
Widya Nur Kartika Dewi
fahri ...untung ella aja nggak ikut jadian ma fahri
goodnovel comment avatar
WiwikK
yg terlihat baik ternyata lebih bren*sek,fahri....fahri....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Birahi Pengacara   102. Hasrat Tiba-tiba

    Ella sadar bahwa sekarang Ia dan Daru saling menyembuhkan atas rasa sakit yang mereka alami di masa lalu. Terlebih, suaminya yang telah kehilangan seorang wanita yang ia cintai bertahun-tahun yang lalu. Persaingan yang paling berat adalah ketika harus bersaing dengan seorang wanita yang telah tiada. Seberapa pun beratnya Ella mencoba untuk memberikan keutuhan cinta pada Daru, jika laki-laki itu tak melepaskan sosok wanita yang dicintainya dari dalam ingatan, maka semuanya akan sia-sia.Kejadian-kejadian di masa lalu memang tidak dapat dihapuskan. Tetapi kebersamaan mereka saat ini, yang bisa menerima ketidaksempurnaan dalam diri mereka masing-masing, sebenarnya sudah lebih dari cukup.Ella bisa mendengar gesekan suara pengait celana yang dilepas dan suara resleting yang diturunkan. Lalu, hempasan kain jatuh menyentuh lantai.Daru melingkarkan tangannya ke pinggang Ella dan menarik tubuh wanita itu lebih rapat. Bagian baw

  • Terjebak Birahi Pengacara   103. Penyesalan Yuni

    Yuni berjalan ke arah dapur, ia ingin mengambil minum untuk dirinya dan beberapa makanan ringan untuk Bramantya yang sudah pulang dan sedang duduk di taman belakang rumahnya. Iya ... suaminya sudah pulang. Namun, hanya raganya entah ke mana jiwa suaminya itu, seharian ini Bramantya hanya duduk dan menatap dengan pandangan kosong, entah apa yang suaminya itu pikirkan. Prang .... Yuni kaget saat mendengar suara benda jatuh di dapur, bergegas ia mendatangi sumber suara. “Haduh, kenapa ini?” tanya Yuni saat mendapati Renata yang menatap dirinya dengan tatapan takut-takut. “Maaf, Oma, tadi Renata nggak sengaja,” ucap Renata sambil menatap manik mata Yuni dengan perasaan bersalah, dengan cepat Renata mengambil tisu dan melap air putih yang ada di lantai dengan serampangan. “Aduh ... jangan begitu, Rena, yang ada malah meleber,” ucap Yuni sambil membawa lap dan membantu Renata membersihkan lantai. “Maaf, ya, Oma,” ucap Renata sambil menundukkan wajah

  • Terjebak Birahi Pengacara   104. Permintaan Yuni

    Renya berjalan bersama Renata dan Yuni menghampiri Bramantya yang ada di taman belakang, mereka memutuskan untuk berbincang di taman belakang rumahnya itu. sedikit bersantai, setelah Yuni mengungkapkan permintaan maafnya karena telah menyia-nyiakan Renata. “Renya, Mamah benar-benar meminta maaf, ya, andai waktu bisa diputar mungkin Mamah akan mengizinkan kamu menikah dengan David.” Yuni duduk di samping Bramantya yang masih menatap kosong ke depan. Bramantya sadar namun hanya bisa diam tidak mau berkomunikasi sama sekali, entah kenapa. Bahkan, Dokter yang memeriksa Bramantya hanya bilang ini masalah psikologis, karena penyakit jantungnya sudah berangsur-angsur pulih. “Mah ....” Renya duduk di hadapan Yuni dan Bramantya sambil menggendong Renata. “Andai, andai, dulu Papa dan Mamah tidak terlalu egois mungkin kamu sudah sangat berbahagia bersama Renata dan David. Mungkin, mungkin ....” Suara Yuni tiba-tiba tercekat karena menahan tangis akibat kesedihannya meli

  • Terjebak Birahi Pengacara   105. Rencana Perpindahan

    David mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, dia tidak mendapati Renya ataupun Renata di setiap ruangan. Sayup terdengar celotehan Renata di taman belakang, David melangkah perlahan ke arah dapur, meletakkan barang belanjaannya tadi saat Renya meminta tolong padanya untuk dibelikan sesuatu di supermarket yang tidak jauh dari rumah Bramantya. David mendengarkan percakapan antara Renya dan Yuni saat menemani Bramantya berjemur dan menunggu terapis datang."Sayang," ujar Renya menoleh saat David meletakkan tangannya di pundak Renya. "Ada titipan aku?" tanya Renya pada David, memastikan permintaannya sudah dibelikan oleh David."Ada ... kamu yakin makan itu habis, aku belinya banyak banget.""Renya minta apa?""Aku minta chiki Ma, yang bulat-bulat rasa keju dan coklat, dulu waktu kecil Mama sering banget beliin aku itu.""Chiki Balls?" Yuni terkekeh."Rena boleh makan chiki ya, Bu.""Boleh dong, tapi setelahnya harus minum yang bany

  • Terjebak Birahi Pengacara   106. Masa Depan Kita

    "Ibuu ... Ibu buka pintunya, Rena mau masuk." Suara gadis kecil itu menghentikan aktivitasnya, Renya tersenyum kala melihat wajah David yang kecewa. "Nanti lagi," bisik Renya. Renya membukakan pintu kamar, Renata sudah menunggu dengan bibir yang mengerucut karena lama menunggu pintu kamar orangtuanya terbuka. "Ibu habis mandi, Sayang ... lama nunggu ya?" Renya mengangkat tubuh Renata membawanya masuk ke dalam. "Bapak mana?" "Bapak mandi ... Rena mau apa? Makan? Ngemil? Apa mau jalan-jalan?" "Mau, Ibu ... Rena mau jalan-jalan," ujar Renata kegirangan. "Tapi, kalo kita jalan-jalan terus Oma gimana?" "Oma di rumah, jagain Opa." "Kalo gitu Rena di rumah aja, kasihan Oma jaga opa sendirian." "Ya ampun, anak Ibu baiknya." Renya menciumi Renata bertubi-tubi di seluruh wajah putri kecilnya itu. "Bapak juga mau dong di cium gitu," ujar David yang datang dari arah kamar mandi. "Gak boleh," uj

  • Terjebak Birahi Pengacara   107. Cemburu Mas Daru

    Ella turun dari mobil dengan susah payah, kandungannya yang lumayan besar membuat Ella kesulitan untuk keluar dari dalam mobil. Tiba-tiba saja Ella merasakan lengan-lengan kokoh membantunya untuk berdiri, lengan miliknya, lengan Daru. "Ah ... Mas, makasih, maaf aku susah keluar,"ucap Ella sembari berusaha untuk berdiri keluar dari dalam mobil dengan cara bertumpu pada lengan-lengan kokoh Daru yang selalu siaga menolongnya. "Nggak papa, perut kamu juga udah mulai besar, La," ucap Daru sambil menutup pintu mobil setelah mengeluarkan Ella. Tangannya membuka pintu belakang, agar Bayu bisa keluar. "Mama Ella, kenapa, Pa?" tanya Bayu yang memicingkan matanya karena terpaan sinar matahari. "Mama Ella, sakit?" tanya Bayu lagi yang cemas dengan keadaan Ella, yang detik ini sudah menjadi kesayangannya.

  • Terjebak Birahi Pengacara   108. Nikahi Aku?!

    "Apa, Tih?" tanya Andi kesal karena kekasihnya itu dari tadi menarik-narik kemejanya. "Itu Ella sama Daru?" tanya Ratih sambil terus menarik-narik kemeja Andi. "Iya," jawab Andi sambil mengambil tangan Ratih dan menggenggamnya erat. Andi tidak mau tangan Ratih terus menerus menarik-narik kemejanya, bisa sobek bila kemeja di tarik sekeras itu. "Ndi, benaran mereka udah nikah?" tanya Ratih lagi. "Kan, tadi kamu dengar sendiri apa yang Ella bilang, mereka sudah menikah dan berbahagia, masih kurang jelas, Tih?" tanya Andi sambil mendorong troli dan menggenggam tangan Ratih. Menyulitkan memang, tapi, harus dilakukan demi kesejahteraan kemejanya. "Oh ... enak, yah, jadi Ella," ucap Ratih sembari mengulum senyumnya.

  • Terjebak Birahi Pengacara   109. Minta Restu

    "Oh? Hanya oh?" Ratih berjalan cepat tanpa memikirkan perutnya, troli yang berisi barang belanjaan mereka dia tinggalkan begitu saja. Andi yang serba salah menyusul Ratih hingga meja kasir, wanita hamil itu melenggang begitu saja membiarkan Andi kesusahan membawa barang belanjaan mereka. "Tih ... ya ampun Tih, jangan cepet-cepet jalannya, ingat kamu lagi hamil." Andi meringis melihat Ratih berjalan cepat tanpa menoleh ke belakang. "Buka pintunya," ujar Ratih dengan ekspresi wajah kesal. "Astaga, Tih!" Andi membuka pintu mobilnya. Andi benar-benar harus menahan amarahnya menghadapi Ratih yang selalu sensitif selama masa kehamilannya. Ratih masih dengan mode diamnya, pandangannya dia alihkan keluar jendela mobil. Sementara Andi, merasa kikuk dengan tingkah Ratih yang selalu membuat serba salah. "Maaf ya," ujar Andi yang akhirnya mengalah. Ratih masih terdiam. "Kamu kan tau, hampir tiga bulan ini aku sibuk dengan pro

Bab terbaru

  • Terjebak Birahi Pengacara   117. Hari Baru (Tamat)

    Sewaktu kecil Ella tak pernah merasakan bagaimana memiliki seorang ayah. Dia anak yang tumbuh besar dari ibu tunggal yang membesarkannya dengan menyingkir dari kecaman keluarga dan omongan orang terdekat. Sudah tak heran lagi kalau kebanyakan manusia selalu menganggap dirinya yang paling benar dan sempurna. Sehingga merasa lebih mudah untuk menghakimi kehidupan orang lain. Satu perasaan yang selalu Ella syukuri adalah bahwa ia dibesarkan oleh seorang wanita tangguh yang mengorbankan masa muda dan mampu mengalahkan egonya untuk tidak menikah lagi. Dulu Ella tak mengerti. Ia menganggap kalau apa yang dilakukan ibunya memang suatu keharusan. Membesarkannya, merawatnya, memberinya jajan yang cukup, pakaian bagus dan pendidikan mahal. Ella tak pernah bertanya uangnya dari mana. Dan ia tak pernah menyangka kalau sebagian besar apa yang diperolehnya berasal dari seorang pria yang ternyata diam-diam masih bertanggungjawab

  • Terjebak Birahi Pengacara   116. Kekasih Berengsekku

    Hidup itu selalu tentang pilihan. Tentang baik dan yang buruk, tentang kesulitan dan kemudahan, tentang berjuang atau memasrahkan, juga tentang menjadi baik atau tidak. Semuanya tentang pilihan. Tentu saja semua orang ingin hidupnya berjalan dengan baik. Namun, seringnya yang terjadi malah jauh melenceng dengan yang direncanakan. Begitu pula Andi yang sejak dulu merencanakan memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama Ella. Gadis yang menjadi kekasihnya selama bertahun-tahun, namun hubungan itu kandas karena perselingkuhan yang dilakukan oleh wanita itu. Andi tetaplah manusia biasa. Laki-laki yang jauh dari kata sempurna. Ia marah, murka, membalas, puas, kemudian melampiaskan semuanya dalam satu waktu. Andi yang menjaga dirinya menjadi sosok lelaki berengsek, malah berubah menjadi sosok itu. Bagi Ella, Andi pernah menjadi lelaki berengsek. Bagi Andi, Ella juga pernah menjadi wanita berengsek yang mengkhian

  • Terjebak Birahi Pengacara   115. Hari Bahagia

    "Oke ... mengejan sekali lagi ya Ibu Ella, sedikit lagi kepalanya sudah kelihatan ya ... siap ya, hitungan ketiga," ujar Dokter Sarah yang membantu persalinan Ella. "Satu ... dua ... tiga ... sekarang Bu Ella," titah sang Dokter. Ella mengejan sekuat tenaga, semampu yang dia bisa. Genggaman tangan Ella semakin erat menggenggam tangan Daru, Daru meringis menahan sakit kala genggaman itu mencengkeram semakin kuat seakan akan mematahkan jari jemari Daru. "Iya ... terus Ibu, bagus ...." Suara tangis bayi memenuhi ruangan persalinan, bayi mungil yang masih ditempeli sisa-sisa plasenta itu menangis begitu keras. "Sempurna, ya ... semua lengkap, perempuan, cantik, berat badan dan tinggi semuanya baik," ucap dokter Sarah. "Selamat Bapak Daru dan Ibu Ella," ujar Dokter Sarah. Ella meneteskan air matanya, saat bayi mungil mereka berada di atas dadanya, mencari-cari puting susu sang Ibu. "Cantik," ujar Daru menatap bayi mereka. "Benar

  • Terjebak Birahi Pengacara   114. Sudah Saatnya

    Daru membuka pintu kamarnya perlahan, dia membawakan susu hangat sesuai permintaan Ella tadi. Istrinya itu sedang duduk bersandar pada headboard, menggulir layar ponselnya. Ya, belakangan ini Ella memang lebih tertarik dengan ponselnya di banding yang lain. Berlama-lama melihat online shop lebih menarik dan menjadi salah satu hobi terbaru Ella. "Susunya di minum dulu, Miss Ella," ujar Daru yang sengaja memanggil Ella dengan sebutan Miss seperti dulu saat mereka pertama kali bertemu. "Terimakasih, Pak Daru." Ella pun tersenyum, menyesap susu yang diberikan oleh Daru. Dari duduk di sebelah istrinya, sambil mengusap-usap perut yang semakin membesar itu. "Kamu pasti belanja baju bayi lagi, ya?" tanya Daru yang melihat Ella sedang memilah-milah jumper untuk bayi mereka. "Lucu-lucu, Mas ... nggak mungkin aku lewatkan." "Iya, tapi kan sayang kalo ke pakenya cuma sebentar, itu yang kemarin kamu belanja sama ibu aja belum ka

  • Terjebak Birahi Pengacara   113. Perasaan Arya

    Lalu lintas sore itu cukup padat, Arya melirik jamnya berkali-kali khawatir ia terlambat untuk makan di restoran. Tempat yang diminta Arya datangi oleh Papahnya. Sambil menatap lampu merah yang lama, Arya teringat dengan pembicaraan dengan Papanya tiga hari yang lalu. Saat di mana Papanya tiba-tiba memanggilnya dan memberikan satu pertanyaan yang tidak pernah Arya duga sebelumnya. “Arya, bolehkan Papa menikah lagi?” Arya mengenang pertanyaan Ayahnya, pertanyaan yang paling simple, paling to the point dan pertanyaan yang paling tidak di duga oleh dirinya. Mengingat selama dua tahun Papanya menjadi seorang duda, sibuk dengan dunia politik. Papanya tidak pernah membicarakan tentang pendamping hidup semenjak kepergian Ibunya. Arya tahu bahwa orang tuanya dinikahkan melalui jalan perjodohan tapi, selama mereka hidup sebagai pasangan suami istri, mereka adalah rekan, partner, rekan dan sahabat baik. Ibu Arya memang selalu tidak sehat, kesehatannya memang ti

  • Terjebak Birahi Pengacara   112. Lamaran Yang Sebenarnya

    Dulu, Diana sangat terkesima dengan sosok Syarif Chalid muda yang begitu gagah dan penuh kharisma. Seorang angkatan bersenjata dengan karir yang cemerlang. Usia mereka bertaut cukup jauh, dan Diana muda yang naif begitu singkat dalam berfikir. “Ella memang lagi di rumah?” tanya Chalid di dalam mobil, menoleh ke arah Diana yang pandangannya mengarah ke luar kaca jendela mobil. “Iya, Ella nunggu hari kelahirannya. Belakangan dia sering nginep di rumah bawa Bayu. Aku juga minta dia di rumah sementara ini. Khawatir ... Daru kerja kadang pulangnya larut malam,” sahut Diana, menoleh sekilas ke arah Chalid kemudian mengembalikan tatapannya ke depan. “Jadi, Bayu juga lagi di rumah?” tanya Chalid lagi. “Iya, Mas. Tadi malah katanya mau ikut kalau dia belum makan. Tapi, kayaknya dia keburu makan sop,” ujar Diana tertawa. Ia menoleh ke arah Chalid dan bertemu pandang sesaat. Tawanya langsung lenyap berg

  • Terjebak Birahi Pengacara   111. Hidup Baru

    Diana sudah berdiri di depan kaca selama setengah jam. Wanita 45 tahun itu sudah tiga kali berganti pakaian. Pertama tadi dia hanya mengenakan celana panjang dan kemeja santai. Beberapa langkah keluar pintu kamar, ia kembali ke dalam dan kembali mematut diri.Sekarang Diana telah mengenakan terusan berwarna kuning muda yang menutup hingga ke betisnya. Rasa-rasanya ia sudah sangat lama tidak mengenakan jenis pakaian seperti itu.Alasannya bukan karena tidak suka, tapi lebih ke tidak adanya kesempatan atau tempat yang cocok untuk ia bisa mengenakannya. Tak ada pergaulan yang sangat penting yang terjadi dalam hidupnya setelah ia memiliki Ella.Setelah pernikahan yang amat singkat dengan Chalid, ayah kandung Ella, Diana membelanjai dirinya sendiri dengan memanfaatkan sedikit uang peninggalan orangtuanya. Diana berinvestasi kecil-kecilan di perusahaan temannya. Hasilnya memang tak banyak, tapi setidaknya ia bisa menjaga egony

  • Terjebak Birahi Pengacara   110. Wejangan

    "Em ... karena—" Ratih tercekat, ternyata nyalinya juga belum cukup kuat untuk mengatakan sejujurnya pada kedua orangtuanya. "Jadi gini, Om ... Tante. Saya dan Ratih, kami ...." Andi menguatkan hatinya. "Kami memohon restu dari Om dan Tante, saya ingin menikahi Ratih putri Om," ujar Andi tegas. "Maksudnya gimana ini, Ibu gak ngerti." Retno duduk di sisi suaminya. "Ratih akan berhenti bekerja, Bu ... kami minta restu dari Ayah sama Ibu, Andi ingin Ratih menjadi istrinya." "Sudah berapa lama?" tanya Ridwan menatap Andi. "Kami kenal sudah enam bulan kurang lebih, Yah." Ratih menjawab cepat. "Ayah tanya pacar kamu." Ekspresi datar dari seorang Ridwan, pensiunan polisi itu. "Enam bulan, Om ... sudah enam bulan." "Pekerjaan kamu?" "Baru selesai ambil spesialis, Om." "Dokter?" "Iya, Om." "Kamu bisa pastikan anak saya bahagia? Dengan latar belakang dia, kehidupan dia bahkan masa lalunya?"

  • Terjebak Birahi Pengacara   109. Minta Restu

    "Oh? Hanya oh?" Ratih berjalan cepat tanpa memikirkan perutnya, troli yang berisi barang belanjaan mereka dia tinggalkan begitu saja. Andi yang serba salah menyusul Ratih hingga meja kasir, wanita hamil itu melenggang begitu saja membiarkan Andi kesusahan membawa barang belanjaan mereka. "Tih ... ya ampun Tih, jangan cepet-cepet jalannya, ingat kamu lagi hamil." Andi meringis melihat Ratih berjalan cepat tanpa menoleh ke belakang. "Buka pintunya," ujar Ratih dengan ekspresi wajah kesal. "Astaga, Tih!" Andi membuka pintu mobilnya. Andi benar-benar harus menahan amarahnya menghadapi Ratih yang selalu sensitif selama masa kehamilannya. Ratih masih dengan mode diamnya, pandangannya dia alihkan keluar jendela mobil. Sementara Andi, merasa kikuk dengan tingkah Ratih yang selalu membuat serba salah. "Maaf ya," ujar Andi yang akhirnya mengalah. Ratih masih terdiam. "Kamu kan tau, hampir tiga bulan ini aku sibuk dengan pro

DMCA.com Protection Status