Share

Bab 44

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-28 21:59:06

Setelah kepergian Hernomo dan Andreaz dari ruang guru hendak mengemasi barang-barang milik mereka, semua guru langsung kompak menatap Ivan dengan tatapan sendu sebab merasa bersalah sekaligus menyesal, lalu mereka pun bergantian angkat bicara.

"Pak Ivan, maafkan kami..."

"Kami sungguh menyesal karena sudah memojokan Pak Ivan waktu itu, kami terhasut oleh Pak Hernomo dan Andreaz,"

"Maafkan kami karena waktu itu kami kebawa emosi, kami langsung percaya kalau Pak Ivan lah yang mencuri uang di TU itu karena ada uang di dalam lokernya Pak Ivan. Tapi ternyata hal itu tidak benar, ternyata Pak Ivan dijebak oleh Pak Hernomo dan Andreaz. Mereka lah yang menaruh uang itu di dalam lokernya Pak Ivan."

"Mereka sungguh jahat, sungguh kejam!"

"Pak Ivan mau memaafkan kami, 'kan?"

Ivan menatap semua guru satu persatu dengan saksama dan berkata, "Baik lah. Saya memaafkan kalian semua."

Mendengar itu, wajah-wajah yang sebelumnya tertekuk dipenuhi gurat penyesalan kini berubah berbinar sekali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 45

    Seila begitu tersentak, langsung tersadar dengan keberadaan wanita anggun itu dan buru-buru berkata seraya membungkuk hormat. "Ah, Nona Susan, donatur sekolah ini yang begitu terhormat." Kemudian, Seila menegapkan tubuh kembali dan melanjutkan bicara seraya tersenyum. "Saya ingin berterima kasih kepada Nona yang sebesar-besarnya karena tanpa bantuan Nona Susan, mungkin saja nama Pak Ivan tidak akan bersih, juga Nona yang mau membela Pak Ivan." Susan merespon dengan memasang ekspresi wajah datar, kini ia tengah kesal tanpa sebab dengan guru perempuan itu. Namun untuk menutupinya, Susan balas tersenyum setengah terpaksa kepada Seila. "Sama-sama." "Saya melakukan hal itu karena saya percaya Ivan tidak mungkin mencuri dan juga menginginkan sekolah ini bebas dari orang licik dan berhati busuk seperti Pak Hernomo dan Andreaz." Kata Susan lagi. Seila mengangguk takzim. Seila lanjut berkata sambil menatap Susan dan Ivan bergantian. "Saya tidak menyangka kalau ternyata Pak Ivan menge

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 46

    Argh, apa yang kamu pikirkan Susan! Tidak seharusnya kamu memikirkan dan mempedulikan hal itu! Bukannya kamu sendiri yang membiarkan Ivan dekat dengan wanita mana pun? Selama kalian menjadi pasangan suami istri kontrak nantinya? Ingat tujuan dan rencana kamu diawal. Kamu melakukan ini karena untuk memenuhi persyaratan dari kakek supaya tetap bisa menjabat sebagai CEO. Jangan sampai kamu membawa-bawa hati karena itu akan merusak segalanya! Gumam Susan memperingati dirinya sendiri. Kala memikirkan hal itu, Susan buru-buru menggeleng sembari memejamkan mata kuat-kuat, mana mungkin ia sampai jatuh cinta dengan pria miskin seperti Ivan! Walau Ivan itu tampan, tapi ia tidak sungguh akan menjadikan suaminya seutuhnya. Ivan bukan tipenya! Sementara itu, Ivan tergelak mendapatkan Susan bersikap demikian. Ia memang sengaja menjawab seperti itu hanya untuk mengetes sekaligus menggoda Susan. Ivan mulai menikmati saat-saat ia menggoda CEO galak itu. Hal tersebut sedikit menyenangkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 47

    Melihat Ivan yang terlihat kaget, Marco tersenyum penuh arti. Lalu, Marco menaikan alis dan berkata. "Kenapa? Kaget kau melihatku ada di sini?" Ivan berdecih, sudah bersikap tenang. "Lukamu itu belum sembuh, mukamu masih terlihat menyedihkan begitu. Tapi, apa yang malah kau lakukan? Kau mau menyerahkan diri supaya jadi tambah bonyok lagi, Marco?" Seketika senyum di bibir Marco pudar. Kalimat Ivan terdengar begitu menjengkelkan di telinga. Menatap Ivan tajam sembari mendengus, Marco berseru, "Kau yang akan kubuat bonyok di sini, bangsat. Riwayatmu kali ini benar-benar akan tamat karena kau tau?" Kemudian, ia menyeringai lebar sambil menunjuk ketua mafia Kapak Merah yang kini masih duduk tenang menghisap rokoknya, membiarkan keduanya bicara. "Ada ketua mafia kapak Merah yang akan menghabisimu. Kali ini kau akan berakhir sebab tak kan ada yang menolongmu seperti waktu kejadian di hotel itu." Bukannya cemas, Ivan justru malah tergelak, "Ah, rupanya kau belum kapok juga ya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   48

    Mendengar itu, sang ketua bernama Gading melotot ke arah Ivan. "Anjing kau!" maki Gading sambil menunjuk muka Ivan dengan muka merah padam. "Kurobek mulutmu karena kau berani menantang dan mengatai Boss Besar kami!" Kemudian, Gading buru-buru mengondisikan diri dan membungkuk di hadapan Boss Besar Kapak Merah seraya berkata. "Bagaimana jika kita langsung habisi dia sekarang saja, Boss? Dia benar-benar kurang ajar, berani menantang dan mengatai Boss! Dia juga benar-benar telah menginjak harga diri kita, Boss!" Tanpa menoleh ke arah Gading, Axel mengangkat tangan di hadapan kaki tangannya itu dan berkata. "Nanti dulu, Ding. Pemuda ini memang menarik. Berbeda. Baru pertama kali ini ada sampah yang berani mengatai dan menantangku. Dia memang bodoh sebab sepertinya tidak tahu siapa kita. Sebentar, aku masih ingin mengobrol dengannya sebelum kita hajar habis-habisan." "Supaya dia tahu, sedang berhadapan dengan siapa!" Kata Axel lagi dengan geram. Mendapati hal itu, Gading menegapkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 49

    Sontak saja, Gading membeku di tempat, tercengang seraya menggeleng tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pria yang mereka anggap payah dan lemah itu berhasil mengalahkan sepuluh anak buahnya yang semuanya memiliki kemampuan di atas rata-rata? Terang saja Gading menggeram marah dengan kedua tangan terkepal kuat. "Bangsat!" maki Gading tak kalap. "Kau boleh saja menang melawan mereka, tapi tidak denganku!" Gading berteriak, langsung merangsek maju. Seketika Ivan kembali memasang kuda-kuda, mengepalkan tinju. Gading menyerang lebih dulu, beringas mencecar pukulan dan tendangan kepada Ivan. Jual beli pukulan dan tendangan pun kembali terjadi, saling menghindar, mengelak dan menepis. Plak! Plak! Kini Gading baru benar-benar terkejut setelah bertarung melawan Ivan secara langsung mengenai gerakan Ivan yang cepat sekali. Tidak hanya itu, Ivan juga tampak santai dan tenang. Mendapatkan hal itu, Gading berdecak kesal, juga jengkel kala melihat pukulannya berkali-kali menge

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 50

    Ivan benar-benar harus membuat perhitungan yang sangat akurat jika ia harus melawan pistol itu. Sedangkan Axel yang sudah kepalang malu sebab seorang ketua mafia seperti dirinya bisa dikalahkan oleh pria yang kini belum diketahui identitasnya tersebut. Tapi yang jelas pria itu bukan orang sembarangan. Kemampuan bertarungnya sungguh luar biasa. Benar-benar menakutkan. Axel kian semakin malu sekaligus marah, bagaimana tidak, tempat untuk mengeksekusi Ivan adalah bar miliknya. Seharusnya ia beserta anak buahnya dapat meringkus Ivan dengan begitu mudah di kandang sendiri. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Tidak mau hal ini diketahui orang-orang, maka, pria itu harus segera mati. Ia benar-benar tidak punya pilihan lain selain melenyapkan pria itu. Lalu, dengan menatap lurus ke arah sasaran, Axel segera menarik pelatuk pistolnya. Ivan sendiri sudah mempersiapkan diri sejak awal dan membuat perhitungan yang sangat akurat. Ia membaca ekspresi wajah, getaran tubuh dan geraka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 51

    Seorang perempuan cantik nan seksi dengan mengenakan gaun tampak berjalan ke arahnya, bersama seorang perempuan juga dengan setelan blazer dan celana di belakangnya. Sepertinya dia asisten pribadi perempuan itu atau mungkin sekretarisnya. Sebelumnya, dua perempuan cantik itu yang hendak pergi sehabis ada urusan di bar begitu mendapati ada pertarungan, membuat keduanya urung pergi dan memutuskan menonton dengan berada di dalam mobil. Ivan, kemampuan pria itu berhasil menarik perhatiannya. Maka dari itu, ia semakin penasaran dengan apa yang terjadi. Dan setelah Ivan berhasil mengalahkan ketua mafia Kapak Merah, perempuan itu tidak perlu berpikir lagi untuk menghampirinya. Sementara Ivan, tiba-tiba fokusnya teralihkan dengan Marco yang ikutan bubar bersama orang-orang yang tadi menonton pertarungan. Alias kabur. Melihat hal itu, Ivan terbahak. Ah, menyebalkan sekali aku harus berurusan dengan pria pengecut sepertinya! Tapi hal tersebut tidak masalah baginya. Kini kesabaran I

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 52

    "Sungguh? Ah, aku tidak percaya. Rasanya tidak mungkin seorang guru sepertimu memiliki kemampuan bela diri yang sangat mengagumkan." "Terserah Nona mau percaya atau tidak, yang penting, aku tidak berbohong, itu faktanya." Senyum di wajah Monica mendadak pudar, terdiam sejenak, mencerna perkataan Ivan. "Sekali lagi aku minta maaf, Nona. Aku tidak bisa menerimanya!" Kemudian ia meraih minumannya dan menenggaknya sampai habis. "Kalau begitu, aku pamit pergi dulu." Monica melebarkan matanya, seketika gelagapan. "Astaga kau benar-benar tidak sopan!" decaknya seraya melengos. "Aku benar-benar tidak bisa Nona karena aku memiliki pekerjaan yang tidak bisa aku tinggal!" Monica menatap Ivan untuk beberapa saat, entah kenapa, pria ini begitu menarik perhatiannya. Setelah melihat kemampuannya bertarung secara langsung, jelas pria ini bukan pria sembarangan. Tanpa mengatakan apa-apa, Monica mengecek tas dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. Sebuah kartu nama. Lalu, ia menyodork

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02

Bab terbaru

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 174

    "Kakek akan membelamu jika kamu benar!" Di ujung ponsel, napas Kakek Rahardian tersenggal, menandakan bahwa emosi orang tua itu tengah meledak-ledak. "Sekarang, lepaskan kedua orang tuanya Ivan dan memohon lah padanya! Katakan jika kau sangat menyesal! Jika kau tidak mau melakukannya, kakek sudah tidak sudi menganggapmu sebagai cucu lagi! Mengerti?! Setelah itu, segera temui Kakek dan siap-siap saja kau akan mendapatkan hukuman, Felix!" Mendapatkan nada yang begitu menggelegar, wajah Felix berubah masam. Lalu, ia mengusap wajah dengan kasar. Memohon dan meminta maaf kepada Ivan? Yang benar saja! Jelas ia tidak sudi melakukannya. Namun tiba-tiba Felix menjadi cemas. Hukuman apa yang akan ia dapatkan? Namun, Felix buru-buru menghalau kecemasaannya. Berusaha menenangkan diri. Paling-paling Kakeknya hanya menggertak saja. Tidak akan memberikan hukuman berat. Seusai menelfon Kakeknya, Felix langsung menatap Ivan tajam, sorot matanya sarat akan kebencian. Wajahnya

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 173

    Selang sebentar saja, muncul lima orang yang merupakan tukang pukul Ivan dilengkapi senjata di tangan masing-masing segera mengarahkannya kepada Felix, Jonathan dan dua anak buah tersisa yang membuat mereka seketika terperanjat. Jonathan sendiri yang kini masih bersimpuh di lantai begitu tampak tidak peduli dengan kedatangan mereka sebab ia sudah pasrah, tengah meratapi nasibnya. Apakah mereka anak buah yang dipanggil Ivan? Tapi, anak buah siapa mereka? Terang saja Felix cemas bukan main. Itu artinya anak buah yang berjaga di bawah sudah dihabisi. Demikian, ia sudah tidak punya anak buah lagi untuk dapat melindunginya. "Buang senjata kalian!!!" titah salah satu dari tukang pukul itu dengan kasar sekaligus lantang. Terpaksa, Jonathan dan dua anak buah Felix tersisa langsung melempar senjata. Lalu, mengangkat tangan tanda menyerah. Kini Felix tidak bisa bertindak gegabah terhadap kedua orang tuanya Ivan sebab situasi dengan cepat berbanding terbalik. Sampai-sampai

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 172

    "Mulai sekarang, jabatan anda saya copot! Anda sudah bukan lagi Kepala Polisi Kembangan Selatan! Selain itu, anda juga telah diblacklist dari kepolisian!" Mendengar nada yang begitu menggelegar, Jonathan hanya bisa menggeleng tidak percaya setelah sebelumnya terbelalak. Ia sungguh dipecat? Jabatannya sebagai kepala polisi telah dicopot? Juga telah diblacklist dari kepolisian? tanya Jonathan kepada dirinya sendiri. "Apa kesalahan saya sehingga saya langsung dipecat, Ndan? Saya tidak melakukan kesalahan besar! Saya hanya... " Jonathan berpikir demikian sebab begitu tidak masuk akal jika pemecatan dirinya hanya karena disuruh oleh seorang kepala sekolah yang sama sekali tidak berpengaruh. Meski pun ia mulai memikirkan bahwa Ivan bukan orang sembarangan. Ia, ingin memastikan hal tersebut. Dengan suara dan bibir bergetar, mulut Jonathan kembali bicara, "Apakah Komandan memecat saya karena disuruh oleh salah satu kepala sekolah bernama Ivan?" Jonathan sesekali menatap ke arah Iva

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 171

    Tidak ada gelak tawa meremehkan dan merendahkan seperti sebelumnya. Apa yang barusan dilakukan oleh Ivan itu berhasil membuat mereka merasakan ketakutan seraya menelan ludah susah payah. Sementara Joko dan Yuni yang sebelumnya juga sama terkejutnya mengernyitkan kening, lantas saling pandang. Mungkin kah... "Bagaimana mungkin sebuah kartu bisa membunuh orang, Om? Memangnya terbuat dari apa kartu itu?!" ucap Felix heran dengan suara tercekat. Jonathan, tanpa menoleh ke belakang menimpali, "Entah lah, Lix. Yang pasti, kartu yang digunakan oleh Ivan bukan kartu biasa. Kita harus segera mengeceknya!" Dengan napas memburu sekaligus tidak karuan, mulut Jonathan kembali bicara, "Kau tidak lihat bagaimana pria itu membunuh anak buahmu tadi, Felix? Dia melakukannya dengan sangat cepat! Dan hebatnya, tidak hanya satu orang saja, melainkan semuanya! Sepertinya, benar apa kata orang tuanya jika dia bukan orang sembarangan. Kita harus berhati-hati padanya!" Felix termangu mendengar penjel

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 170

    Felix, Jonathan dan dua anak buah tersisa seketika menghentikan aksi bejat yang dilakukan terhadap kedua orang tua pura-puranya Ivan. Detik berikutnya, mereka membelalak. Senyum jahat beberapa saat lalu yang tampak menghiasi bibir masing-masing mendadak pudar. Juga tawa menggelegar yang memenuhi atmosfer gedung lantai tersebut ikutan terhenti dan digantikan dengan sunyi senyap. Bagaimana tidak, anak buah Felix yang berjumlah sepuluh orang, berjejer di kanan-kiri mereka. Dari leher masing-masing orang itu, darah merembes keluar. Lalu secara bersamaan, mereka semua ambruk ke lantai. Diikuti bunyi senjata berkelontangan. Setelah itu, Felix, Jonathan dan dua anak buah tersisa menatap bingung ke arah Ivan yang kini masih berdiri di tempatnya dengan tersenyum miring. Bagaimana mungkin semua anak buah Felix tiba-tiba mengeluarkan darah dari leher dan ambruk? Apa yang terjadi? Semua orang juga akan menebak jika Ivan akan tunduk pada Felix sebab orang tuanya yang telah berada di tanga

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 169

    Felix dan Jonathan sedang menertawakan ancaman Ivan barusan yang mereka berdua anggap hanya bualan semata. Tidak hanya itu, keduanya juga kian menjadi-jadi menghina dan merendahkan Ivan. Sementara itu, Joko dan Yuni yang masih tergeletak di lantai berusaha saling pandang. Padahal apa yang dikatakan Ivan sungguhan. Bukan hanya bualan semata!Tentu, Felix dan Jonathan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Ivan. Keduanya pun memilih diam, mempercayakan Ivan sepenuhnya jika dapat menghadapi dua orang jahat itu dan membalas perbuatannya meskipun hanya seorang diri tanpa senjata. "Kau mau aku melepaskan kedua orang tua miskinmu itu, bukan?" tiba-tiba, setelah tawa menghina mereda, Felix angkat bicara.Sambil menghisap rokok dengan nikmat dan penuh kepuasaan. Ivan sendiri masih bergeming di tempat dengan tatapan begitu dingin, "Kedatanganku ke sini memang untuk melepaskan kedua orang tuaku darimu! Tapi, tidak dengan cara memohon padamu!"Felix mengernyitkan ke

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 168

    Felix tidak suka dikatai pengecut. Tentu hal itu ditunjukan padanya. Felix pun berjalan lebih dekat ke arah Ivan. Kini, wajah keduanya berhadap-hadapan. Hanya satu jengkal saja jaraknya. "Siapa yang kau maksud pengecut itu, bajingan?!" ucap Felix dengan gigi gemeretak. Setelah mengatakan hal itu, dengan sangat kurang ajar Felix menyemburkan asap rokok di wajah Ivan. Hal tersebut membuat Ivan naik pitam. Namun, Ivan memilih memalingkan muka, menghindari semburan asap rokok tersebut. Ivan sengaja menahan emosinya, memilih akan menghadapi Felix dengan kepala dingin. Sebab, ia sudah menyiapkan rencana untuk menghajar pria itu. Selain itu, keadaan dirinya saat ini tidak memungkinkan untuk ia langsung bertindak menyelamatkan kedua orang tua pura-puranya dan memberi pelajaran kepada Felix. Juga ada belasan anak buah Felix yang semuanya memegang senjata dan sedang diarahkan kepadanya. Setelah terdiam beberapa saat, Ivan membuka mata, kembali menatap Felix yang kini juga teng

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 167

    Namun, Ivan memilih mengabaikan semua orang yang ada di situ. Ivan langsung mencari-cari keberadaan kedua orang tua pura-puranya. Akhirnya, Ivan menemukan mereka berdua tergeletak di lantai dengan posisi tubuh terikat pada kursi, berada di belakang mereka. Kondisinya kurang lebih sama seperti yang ada di foto dan video yang dikirimkan Felix sebelumnya. Mendapati pemandangan kedua orang tua pura-puranya dalam keadaan seperti itu, Ivan mengepalkan kedua tangan begitu kuat. Sorot matanya kembali berkilat tajam. Di saat yang sama, aura bak pembunuh berdarah dingin terpancar kuat. Kentara bengis. Melihat Ivan, Joko dan Yuni lega buka main. "I-Ivan... akhirnya kamu datang juga, Nak... " ucap Joko dengan suara tersendat di lantai. Seketika berusaha menatap ke arah Ivan. "I-ivan... tolong Ibu dan Bapakm, Nak... selamatkan kami... " ucap Yuni menambahi suaminya. Kini keduanya begitu tidak peduli dengan luka yang didapatkan. Mereka berdua yakin jika Ivan akan datang untuk meny

  • Terjebak Bersama Bos Cantik yang Angkuh   Bab 166

    Sesampainya di lokasi yang dikirim Felix melalui aplikasi pesan, Ivan langsung turun dari atas motor. Lalu, ia mengedar pandangan ke sekeliling, mengamati keadaan sekitar yang tampak lengang. Tidak ada penjagaan sama sekali. Ivan menegadahkan kepala, mengamati gedung lokasi tempat Felix menyekap kedua orang tua dan menyiksanya. Seketika amarah Ivan meluap-luap, menjadi tidak sabar ingin segera menghajar Felix. Baik lah. Kau mau bermain-main denganku, Felix?! Akan aku ladeni! Kau benar-benar telah membuat kesabaranku habis! Kali ini aku tidak main-main karena kau telah membawa-bawa orang terdekatku! Ivan, dengan tatapan yang tiba-tiba berkilat mengerikan bergegas menuju ke arah gedung tidak terpakai tersebut. Di lantai dasar Ivan berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan. Masih tidak ada orang di dalam. Hingga akhirnya Ivan menemukan tangga yang menghubungkan ke lantai berikutnya. Saat Ivan hendak menaiki tangga tersebut... Tiba-tiba... "Berhenti!!!" Terdengar teriakan

DMCA.com Protection Status