Sedangkan Herlambang, Hesti dan Irene, mereka menatap Ivan dengan ekspresi wajah buruk. Bagaimana tidak, Ivan kini semakin berani di depan mereka, tanpa mempedulikan keberadaan sang kepala keluarga. Juga, merasa berkuasa di keluarga mereka. Seakan-akan, mereka harus tunduk dan takut pada apa yang dikatakannya. Padahal, yang seharusnya bersikap seperti itu adalah dirinya. Ini tidak boleh dibiarkan! Soal Ivan dan Susan yang memberi maaf dan ampunan kepada Felix, mereka tidak terlalu mempedulikannya. Sebab, sejatinya mereka tidak mau merasa bersalah dan kalah dari Susan mau pun Ivan. Kini, dengan pandangan tertunduk ke bawah, Felix menggertakan giginya, serta kedua tangannya yang tengah terkepal kuat. Namun, ia tidak bisa bertindak gegabah saat ini karena malah akan memperburuk suasana. Alhasil, ia hanya bisa memaki Ivan dalam hati dan menahan amarah yang membara. Setelah berhasil menguasai diri, Felix mendongak. Lalu, menatap Ivan sembari mengangguk dan berkata, "Aku ja
"Jika alasannya demikian, maka, tidak ada keraguan lagi bagi kami berdua sekarang untuk tidak menerima bantuan dari anda, tuan muda Charles, dari keluarga Fairuz," ucap Doni, "mohon bantuannya untuk kami menghadapi tuan muda Ivan!" "Kami begitu tidak siap, tuan muda Charles dengan apa yang kini tengah terjadi. Pun sebelumnya, kami tidak menduga jika kasus itu akan naik kembali ke permukaan dan keluarga Graha lah yang mengusutnya! Tentu, kami tidak akan bisa menghadapinya. Tapi, dengan bantuan anda, kami yakin, kami akan bisa melawan keluarga Graha!" ucap Samuel menambahi Doni. Mendengar jawaban dari keduanya, Charles menyeringai sambil menghisap rokoknya. "Keputusan yang tepat tuan Doni dan tuan Samuel," "Jadi, mulai sekarang, kalian tidak perlu khawatir, tidak perlu takut lagi kepada keluarga Graha, karena ada kami di belakang kalian!" Tentu saja mereka berdua akan menerima bantuan darinya, sebab tidak ada pejabat tinggi, keluarga pebisnis sekaligus mafia di negara Ferania yan
"Di mana kau membeli Lamborghini keluaran terbaru edisi terbatas ini, Van?!" Tiba-tiba, suara Felix memecah hening yang sedang terjadi. Felix yang suka mengoleksi mobil super, mobil sport dan mobil mewah, sedikit banyak memiliki relasi dengan boss-boss pemilik showroom yang menjual mobil-mobil tersebut. Namun, mobil-mobil yang dikoleksi Felix hanya berkisar rentang harga antara 1,5 sampai 3 miliar saja. Belum ada yang harganya mencapai puluhan miliar. Tentu saja, hal itu membuat Felix merasa iri sekaligus terkejut. Sebenarnya, ia juga mengincar mobil Lamborghini keluaran terbaru edisi terbatas itu dan ingin membelinya. Namun, sebab uang yang dimilikinya tidak cukup, bahkan masih kurang banyak, membuatnya hanya bisa mengaguminya. Ditengah tatapan tidak percaya itu, Ivan berkata, "Di showroom fame motorcars," Sontak saja, jawaban Ivan membuat semua orang terhenyak. Bagaimana tidak, itu adalah showroom terbesar di negara Ferania ; tempat para pejabat, artis dan konglomerat m
Kepergian Charles diiringi gelak tawa lepas Doni dan Samuel, sebab kepanikan juga kebingungan yang beberapa saat lalu masih dirasakan oleh keduanya, kini sudah tidak lagi. Sedangkan keduanya beranjak pulang dari bar tidak lama setelah itu. Kini keduanya tengah berjalan keluar bar sambil mengobrol. "Jadi, selama ini, keberadaan tuan muda Ivan yang tiba-tiba raib itu karena menikah dengan Nona Susan dan tinggal di keluarga Rahardian tanpa menggunakan identitas keluarga aslinya, malah menyamar sebagai orang biasa?" ucap Samuel heran sekaligus terkejut. Tanpa menoleh ke arah Irjen itu, Doni menimpali, "Begitu lah, Sam. Sial, kenapa dulu aku tidak langsung menyadari jika itu adalah tuan muda Ivan?! Jika aku menyadarinya sejak awal, aku bisa mengantisipasi lebih awal, menyusun rencana dan tidak akan kacau seperti ini!" Meski kini keduanya sudah tidak takut lagi, sebab ada keluarga Fairuz yang akan membantu dan melindungi. Tapi, tetap saja, mereka berdua sangat menyesali karena terlalu
"Setelah ibu dan Ayahmu yang menginginkan kamu cepat-cepat menikah, hal itu sudah terwujud sekarang dan lalu ibu mendengar jika istri kamu hamil!?" suara ibunya berubah serak. Terang saja ia terharu. "Sebentar, Van! Ibu akan memanggil Ayahmu!" Kemudian, terdengar teriakan ibunya yang memanggil-manggil suaminya dengan nada yang begitu riang. Ivan dan Susan yang mendengar itu hanya saling tatap sebelum kemudian kompak tersenyum. Tidak lama waktu berselang, suara di ujung ponsel Ivan kini telah berganti dengan suara Ayahnya, "Benar kah jika Susan hamil, Van?!" "Betul sekali, Yah." Graha langsung bereaksi sama seperti istrinya, "Ayah sangat-sangat bahagia mendengarnya, Van. Apalagi jika teringat dulu kamu yang menolak dijodohkan. Kamu pasti tau, betapa sedihnya juga marahnya Ayah dan ibumu dulu, Van! Tapi, sekarang kamu sudah menikah, hal itu membuat kami bahagia dan lalu ditambah kalian berdua yang akan segera memiliki anak!" "Ini harus dirayakan besar-besaran, Van! Sekaligus un
Kini Ivan tampak berada di balkon apartemen, tengah berbicara dengan seseorang melalui telepon. "Keluarga Gao benar-benar tidak tunduk pada kita sepenuhnya, kak!" ucap Ivan begitu Aditama mengangkat panggilannya. Setelah mendapat telepon dari Basuki, Ivan langsung menghubungi Aditama. Lupakan soal Aditama yang hendak memulai obrolan dengan topik santai, sebab ada hal mendesak yang harus Ivan beritahu kepadanya dan sesegera mungkin mengambil langkah apa yang akan keduanya buat. "Itu tidak mungkin, Van! Waktu itu, seluruh tukang pukul keluarga Gao yang masih hidup telah menyerahkan diri dan kita juga telah bicara baik-baik dengan anggota penting keluarga Gao sebelumnya, bukan? Mereka telah mengakui kekalahan, berjanji tidak akan berbuat macam-macam dan akan saling menghormati keluarga yang lain kedepannya!" Aditama langsung menyangkal di sebrang sana. Menandakan bahwa pewaris keluarga Gandara itu tidak langsung mempercayai apa yang dikatakan Ivan. Suara Aditama kembali terdengar
Mendapatkan pertanyaan itu, Susan mengangguk sambil berusaha mengingat-ingat. "Memang, kita berhasil menakhlukan musuh kala itu. Tapi, sepertinya ada pengkhinat, ada keluarga lain, salah satu keluarga penguasa Asia yang membantu keluarga Gao. Jadi, sekarang, mereka berencana menyerang keluarga kita dan juga keluarga Gandara, keluarga tuan muda Aditama, sayang." "Aku, benar-benar tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu dan calon anak kita. Maka dari itu, untuk jaga-jaga, aku memperketat pengawalan demi keselamatanmu ke mana pun kamu pergi karena ditakutkan mereka akan mengincar kamu dan bayi yang ada di dalam perutmu!" Seketika Susan terbeliak, mencerna perkataan Ivan dalam sepersekian detik. Lalu, ia kembali manggut-manggut. Demikian, ia mengerti sekarang dan akan menurut dengan suaminya. *** Sementara itu, di rumahnya Sheila, ibunya tampak ketakutan setelah mengecek ke depan. Sheila yang melihat ibunya bersikap demikian, buru-buru berjalan menghampiri. "Ada apa, Bu? Kenap
Di tempat lain, Doni dan Charles tampak tengah mengobrol serius. "Aku mohon jangan apa-apakan Nona Sheila, tuan muda Charles," pinta Doni memohon sambil membungkuk hormat. Doni terpaksa menyerahkan Sheila kepada Charles karena hanya dengan itu Ivan tidak akan bisa merebutnya. Tujuan Doni dulu menculik Sheila—yang aslinya bernama Natasha, yang tidak lain adalah adiknya Susan—hanya untuk merenggut kebahagiaan keluarga Robin semata. Tanpa ada niatan melenyapkan nyawanya. Alasan ia tetap menyembunyikan Sheila dari keluarga Rahardian adalah karena Sheila ia jadikan alat untuk mengancam keluarga itu kalau-kalau berani melawan. "Anda tidak percaya padaku, tuan Doni?" Charles mengangkat sebelah alisnya. Ekspresi wajahnya berubah datar. Juga kentara mengintimidasi. Mendapati hal itu, membuat Doni gentar. Bagaimana tidak, ia sedang berurusan dengan keluarga penguasa negara Lordia! Dengan ketakutan, Doni buru-buru menggeleng, "Bukan itu maksud saya, tuan muda Charles. Hanya saja, anak i
Di kediaman keluarga Graha, tampak Graha dan Rosalinda tengah duduk bersebelahan dengan muka mengeras karena mendapatkan berita tentang anaknya yang tidak mengenakan. Sedangkan di sofa sebrang yang dibatasi meja, duduk Renata yang kini tengah menjelaskan mengenai berita serta foto dan video yang dimaksud kepada tuan dan nyonyanya. "Jelas, foto dan video itu telah diedit, tuan, nyonya. Nona Irene sengaja melakukan hal itu untuk merusak rumah tangga tuan muda dan nyonya Susan, serta untuk menghancurkan reputasi mereka berdua," "Hal itu masuk akal mengingat nona Irene termasuk salah seorang anggota di keluarga Rahardian yang membenci dan tidak menerima kehadiran tuan muda di keluarganya nyonya Susan." Graha dan Rosalinda kompak mangguk-mangguk mendengar penjelasan Renata. Keduanya sudah tahu kalau Irene termasuk orang yang tidak menyukai anaknya. Pun sebelumnya, Renata sudah pernah melaporkan siapa-siapa saja yang pernah berbuat jahat kepada Ivan mau pun Susan. Sebab kebahagiaan y
"Sayang, ini salah paham. Tidak seperti yang kamu pikirkan. Foto dan video itu tidak benar. Aku mohon, percaya padaku kalau aku tidak berselingkuh dengan tante Irene dan tidak melakukan perbuatan tak senonoh seperti apa yang kamu liat di foto dan video itu!" ucap Ivan yang tengah mencoba meyakinkan Susan sambil memegangi kedua lengannya. Sebelumnya, Ivan menghubungi Susan ketika masih berada di sekolah dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Namun, Susan belum percaya. Akhirnya, keduanya memutuskan pulang dan hendak membahas masalah yang sedang terjadi lebih lanjut di apartemen. Sesampainya di apartemen, Susan kembali meluapkan amarah sekaligus kekecewaannya terhadap Ivan. "Tapi ada foto dan videonya, Van. Orang yang ada di situ jelas-jelas adalah kamu dan tante Irene sedang... astaga, bayangan dua orang itu mirip sekali dengan kalian berdua walau terhalang kaca. Dan kalian berdua melakukannya di dalam kamar mandi apartemen?!" seru Susan tertahan dengan kedua mata sembab samb
Seketika kolom komentar foto juga video syur antara Ivan dan Irene yang mendadak viral itu membeludak oleh komentar netizen. Tentu saja menuai berbagai tanggapan yang beragam. Tapi, lebih banyak mencibir dan menjudge! Di sekolah Ivan, para guru dan staf tengah dihebohkan dengan berita dan video viral tersebut. "Apa yang dipikirkan Pak Ivan sih?! Bisa-bisanya Pak Ivan berselingkuh?! Padahal, Bu Susan itu jauh lebih cantik daripada tantenya!" "Pak Ivan benar-benar tidak bersyukur! Sudah memiliki istri yang cantik, pintar dan kaya. Tapi terpincut dengan wanita lain. Lebih gilanya lagi dengan tantenya sendiri!" "Hei, hei, jangan pada berasumi yang tidak-tidak dulu dong! Kita belum tahu kebenarannya. Bisa saja itu semua bohong!" Melihat kemunculan Ivan, perhatian mereka seketika langsung teralihkan dan buru-buru mendesak Ivan, mencecarnya dengan pertanyaan. "Apakah berita dan video itu benar Pak Ivan? Anda berselingkuh dengan tantenya Bu Susan sendiri?!" "Pak Ivan, bisa jelaskan p
Pagi itu, Rahardian, Susan dan Natasha tengah berpelukan di sebuah rumah sakit elit. Kebahagiaan tengah menyelimuti mereka bertiga karena hasil tes DNA menyatakan bahwa Sheila adalah adik kandungnya Susan. Sebab hasil test DNA menyatakan demikian, maka, sudah tidak ada yang diragukan lagi! Sebenarnya, sejak awal, Rahardian dan Susan sudah sangat yakin jika hasilnya akan menyatakan seperti itu. Dan sekarang, terang saja, keduanya semakin bahagia tidak terkira. "Sekarang kamu sudah percaya, 'Kan? Kalau kamu itu adalah adikku? Cucunya kakek Rahardian?" ucap Susan sambil menatap Natasha penuh kasih sayang. Mendengar itu, Natasha yang juga tengah balik menatap sendu Susan dan kakek Rahardian secara bergantian mengangguk. "Sekarang aku sudah percaya, kak, kek," Sementara Herlambang, Hesti, Irene dan Felix terperangah dan lalu saling pandang, "Jadi, wanita itu benar-benar Natasha... " Sebelumnya, anggota keluarga Rahardian yang lain tentu saja langsung shock bukan main setelah di
Air mata Sheila pun pecah seketika, "Aku sungguh bahagia sekali karena akhirnya aku bisa kembali ke keluarga asliku. Aku dipertemukan kembali dengan keluargaku. Tak pernah kubayangkan sebelumnya kalau hal itu akan terjadi. Meski aku sangat sedih disaat yang sama karena kedua orang tuaku ternyata sudah meninggal." "Jadi, aku tidak akan bisa bertemu dengan mereka lagi. Tapi, untungnya, aku masih memiliki kakak perempuan dan kakek." Lalu, ketiga orang yang baru dipertemukan kembali setelah 18 tahun lamanya berpisah itu saling berpelukan sebelum kemudian disertai dengan tangis, membuat atmosfer ruangan tersebut dipenuhi isak tangis sebab terharu. "Terima kasih ya Tuhan karena engkau telah mengabulkan doa-doa kami. Sehingga, mempertemukan kami dengan anggota keluarga kami yang telah bertahun-tahun lamanya menghilang. Ini adalah anugerah terindah yang pernah engkau berikan kepada kami," "Kami mohon, jangan pisahkan kami lagi setelah ini, ya Tuhan." Sementara Ivan dan Graha yang meliha
Sheila bersama kedua orang tua angkatnya juga sempat tinggal di luar kota selama beberapa tahun sebelum akhirnya memutuskan tinggal di kota ini ; kota kelahiran Sheila. Entah, sebuah kebetulan atau apa. Hal itu membuat Sheila berada di kota yang sama dengan Susan. Tentu saja setelah melalui berbagai pertimbangan terlebih dahulu, juga berbagai alasan dan persetujuan dari Doni yang kala itu tidak terlalu khawatir. Tanpa mempedulikan reaksi Sheila, Susan buru-buru menjatuhkan diri di samping adik perempuannya itu sambil menatapnya sendu penuh haru. Pokoknya, kini perasaanya tengah campur aduk tak karuan. Detik berikutnya, Susan langsung memeluk Sheila. Tangis Susan pun pecah seketika dalam posisi mendekap tubuh adiknya, "Kenapa aku tidak sadar sejak awal sih. Bertahun-tahun lamanya aku memikirkanmu, berusaha mencarimu, dik. Bertahun-tahun lamanya pula aku memendam perasaan rindu ini padamu. Selalu, terbayang-bayang janjiku pada Ayah dan ibu," "Padahal, kamu itu dekat denganku. Ka
Sebelumnya, Sheila sudah takut duluan dengan kemunculan Susan. Ia berpikir bahwa istrinya Ivan itu hendak melabrak dirinya seperti terakhir kali sebab kini ia kembali meminta tolong kepada Ivan untuk menyelamatkannya, padahal Susan sudah memperingatinya. Namun, Sheila terpaksa melakukan hal demikian sebab situasi yang benar-benar genting dan tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi. Dugaan Sheila semakin kuat, dengan dirinya dibawa ke rumah kakeknya Susan. Namun, kepanikan dan ketakutan itu mendadak terhempas kala melihat Susan seperti tidak akan marah padanya. Malahan, raut mukanya menunjukan sikap sebaliknya. Menatap dirinya penuh arti juga dengan kedua mata berkaca-kaca. Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah perkataannya barusan yang membuat Sheila kaget sekaligus bingung. Apa maksud Susan memanggilnya Natasha? Bukan kah Susan sudah tahu kalau dirinya adalah Sheila? Sheila sendiri masih shock berat, tengah mencerna apa yang terjadi dengan dirinya sejak pagi tad
Graha menggeleng takjub, "Renata dan Basuki benar-benar bisa diandalkan! Tak salah lagi aku memilih mereka berdua!" Kemudian, wajah Graha tiba-tiba berubah. "Rasakan kau tuan muda Charles. Siapa suruh kau menyinggung keluarga kami dan keluarga Fairuz, akan menyesal karena telah mencari masalah dengan keluarga Graha!" ucap Graha lagi dengan geram. Ivan, Graha dan Rahardian tengah membahas mengenai Renata juga Basuki yang berhasil meringkus Charles dan menyelamatkan Natasha darinya. Rahardian, dengan raut muka cemas juga tidak sabaran menimpali, "Di mana sekarang mereka, Van?" Ivan menghadap kakek Rahardian, "Renata dan Basuki sedang membawa Natasha ke rumah sakit, kek sekedar untuk mengecek kondisinya." Seketika raut muka Rahardian berubah kala mendengar kabar itu, "Apakah dia terluka, Van? Sehingga..." "Tidak ada luka serius padanya kok, kek. Kakek tenang saja. Hanya luka-luka ringan dan akan segera diobati," jawab Ivan sambil tersenyum. Rahardian tak ayal menghembuskan naf
Ke empat anak buah Ivan akhirnya berhasil menemukan lokasi si perakit bom. Adalah di apartemen mewah dekat markas besar milik Doni yang dipilih sebagai tempat mengirim dan memonitor bom. Namun mereka mendapat sedikit masalah saat hendak masuk ke dalam apartemen. Tapi, tentu saja mereka langsung bisa mengatasinya. Petugas keamanan apartemen itu berusaha mencegah mereka masuk. Tanpa pikir panjang, sebab mereka yang sedang diburu waktu, salah satu dari mereka meninjunya yang membuatnya tersungkur. Setelah itu, mereka pun bergegas masuk ke dalam apartemen. Begitu tiba di dalam, mereka segera berlarian menuju pintu tangga darurat dan menaiki anak tangga. Mereka memutuskan lewat tangga, alih-alih lift, sebab lebih aman. Boleh jadi perakit bom itu memantau menggunakan CCTV. Tiba di lantai lima, mereka melanjutkan langkah dan masuk ke lorong lantai. Sebelumnya, mereka sudah mendapatkan petunjuk mengenai keberadaan si perakit bom. Demikian, mereka tidak bingung, langsung bisa tahu