Share

Part 37

Penulis: Dwi Nella Mustika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu ikut Nenek saja ke dalam ya! Biar om yang cari mama."

"Benar kata om nya, Ki. Mending kita di dalam aja nunggu, dingin juga di luar."

"Tapi om janji ya, harus nyari mama sampai ketemu."

"Iya, om janji." Dennis pun mengulurkan jari kelingkingnya.

Awalnya, Kinara tampak ragu. Namun, bu Yani ikut meyakinkan bahwa Dennis bisa menepati janjinya. Barulah Kinara menautkan jari kelingkingnya.

"Aku titip Kinara, ya, Bu. Satu lagi, jangan sampai bu Wera tahu, ya. Aku takut dia kaget dan drop."

"Iya, Nak."

Kemudian, Dennis pun menekuk lututnya hingga sejajar berhadapan dengan Kinara.

"Ki, jangan bilang-bilang sama nenek Wera, ya. Kan nenek lagi sakit. Nanti ... kalau nenek kaget, nenek bisa tambah parah sakitnya. Pokoknya Kinara diam aja ya!"

"Baik, Om."

Bu Yani dan Kinara melangkah menuju ruang IGD.

"Ya Allah, maaf jika aku terpaksa mengajarkan berbohong," ucap Dennis dalam hati.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
jangan mau Dennis kmu darah mu kasi k orang yg jahat itu dn kmu hrs berterus terang juga apa yg kmu denger dn kmu lihat hr ini sama Laras ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 38

    Dennis mengangguk. Bu Wera, Laras, juga Kinara berpamitan dengan Syahrial. Meski mereka tak diperlakukan sopan. Terakhir, berpamitan dengan bu Yani yang terpaksa tinggal di rumah sakit untuk menemani Ibra."Maafkan mantan suamimu ya, Ras," bisik bu Yani saat mereka berpelukan."In syaa Allah aku sudah memaafkannya jauh hari, Bu."***"Jadi, apa yang ingin kamu katakan, Den?" tanya Laras saat mereka sudah sampai di rumah Laras. Bu Wera juga Kinara sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah."Apa berhubungan dengan yang dikatakan papa kamu tadi, Den?" Laras menatap tak senang."I-iya, Ras. Aku ... aku juga baru tahu ka-kalau pel@kor itu anak papa juga.""Rupanya, banyak hal yang aku tidak tahu soal kamu ya, Den. Kita teman dekat. Pantas saja selama ini kamu tidak terbuka sama aku dan Dinda. Rupanya kamu menyimpan banyak rahasia.""Berarti kamu tahu saat mas Ibra berkhianat lima tahun dulu? Kenapa kamu pura-pura me

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 39

    "Oh tidak, tidak. Tidak ada masalah. Kenapa nelpon?""Enggak, cuma ngasih tahu kalau aku nggak jadi pulang hari ini. Biar papa nggak cemas, makanya aku kasih tahu.""Oh, oke. Sudah telpon mamamu?""Sudah, sebelum telpon papa, aku telpon mama.""Terus?""Terus apa, Pa?""Iya, maksud papa, apa kata mamamu?""Mama jawab iya aja. Emangnya kenapa, Pa? Ada masalah ya?""Iya, Bry. Papa tadi dapat kabar, anak teman papa butuh darah. Kebetulan darahnya sama dengan kamu. Kamu bisa donor?""Anak teman papa? Kok bisa sama golongan darahnya? Laki-lkai ata perempuan, Pa?""Perempuan, iyalah, namanya golongan darah wajarlah sama. Kamu bisa tidak, Bry?""Hmm ... kurang tahu aku, Pa. Kalau begadang mana mungkin bisa donor. Pendonornya kan musti istirahat yang cukup dan segala macamnya. Kenapa nggak darah papa aja yang di donor?""Mana bisa, Bry. Papa sudah tua mana bisa. Kamu bisa bantu papa c

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 40

    "Silakan. Aku antar ya.""Den, duduk dulu. Aku mau liat Kinara dulu, dia sakit."Dennis mengangguk cemas. Perasaannya sungguh tidak tenang. Namun, diperbolehkan masuk sedikit memberi kelegaan pada hatinya.Sebelum menuju kamar Kinara, Dinda pun bersalaman terlebih dahulu dengan bu Wera karena kebetulan lewat depan ibunya Laras."Din, kok bawa Dennis sih ke sini. Aku yakin, kamu pasti dijadiin tumbal 'kan sama dia. Kali ini aku minta sama kamu. Apapun itu, jangan paksa aku untuk percaya. Dia tak sebaik yang kita pikir, Din," bisik Laras tak lama masuk ke dalam kamar. Sesampainya di kamar, mereka menemukan kondisi Kinara sedang tertidur."Ras, aku ke sini emang karena Dennis. Semalam ....""Din, maaf telepon malam-malam. Penting!"Dinda yang kala itu masih asyik menonton televisi dengan suaminya, agak curiga karena Dennis menghubunginya sudah dini hari. Sebelum mengangkat telepon, Dinda sudah terlebih dahulu meminta izin b

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 41

    "Gimana, Mbak? Bisa?""Bisa, Pak. Mari!"Seorang petugas PMI pun menuju ruangan khusus donor darah. Bryan bisa menjadi pendonor setelah seharian beristirahat total."Aku akan mendonorkan berapa pun kantong darah yang dibutuhkan, asal papa menjauhkan diri dari mereka. Tidak lagi berkomunikasi dengan mereka. Jika mereka butuh secara finansial, biar aku yang menanganinya. Ingat, Pa. Apa yang aku lakukan ini bukan semata untuk memaafkan papa. Bukan semata dengan gampang menerima pengkhianatan papa. Namun, aku lakukan ini demi nama baik keluarga, terpenting demi mama.""Ya, Bry. Papa janji."Begitulah perjanjian yang dibuat Bryan setelah melihat kondisi Liana semalam. Dan, Bryan langsung mengajak papanya pulang ke rumah. Meski Syahrial dan Yati tidak tidur sekamar, setidaknya Bryan bisa menjawab kegundahan hati Yati yang tak terucap padanya."Sebentar lagi, darahku akan mengalir di tubuhmu. Namun, semenjak itu juga, kamu dan ibumu tid

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 42

    Dikeremangan malam mata bu Yani berbinar kala melihat Laras berjalan mendekat tempat dia berdiri dekat pintu utama ruang ICU."Akhirnya kamu datang, Ras.""Iya, Bu. Aku ke sini karena Kinara badannya belum turun-turun juga.""Haa? Kinara panas?" Bu Yani yang kaget langsung menaruh tangannya di kening Kinara."Bu, boleh minta tolong nggak.""Apa, Ras? Iya, nih. Kinara panas.""Ibu aja ngomong sama petugas medis di dalam ya! Biasanya ada rentangan umur ada yang diperbolehkan masuk. Kinara kan belum cukup umur juga.""Ya sudah, ibu masuk dulu buat minta izin."Kakak Ibra sedang tidak berada di tempat, dia sedang pergi beli makan untuk di santap malam ini."Kamu nggak ikutan masuk, Ras?" tanya Dinda. Kali ini bu Wera tidak ikut dikarenakan ingin istirahat. Namun, ibunya Laras lah yang menghubungi bu Yani, bahwasanya Laras dan Kinara akan menemuinya di rumah sakit. Haru biru dan bahagia yang tak terucap deng

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 43

    Usai menghubungi kedua buah hatinya, setengah jam kemudian dua anak lelakinya itu sampai. Mereka benar-benar tidak menyangka akan keputusan mamanya. "Mama tahu kalian pasti berat akan keputusan yang mama ambil sekarang. Namun, perlu kalian tahu, pengkhianatan fatal yang seorang suami tidak akan pernah terhapus begitu saja. Dan, papa kamu melakukan hal fatal itu. Berbeda jika tidak separah ini, tidak sampai berhubungan intim, mungkin mama hanya menganggap itu masalah selewat saja.""Tapi bagaimana jika perusahaan kita merosot tajam, Ma? Banyak karyawan yang harus kita gaji.""Tidak akan, kalian tidak perlu memikirkan terlalu jauh. Biar mama yang urus. Papa kalian pantas diberi ganjaran.""Ya sudah, Ma. Aku mendukung apapun keputusan mama," ucap Dennis."Aku juga, Ma. Meski pel@kor itu akan menang karena mama berpisah.""Bry, berpisah tidak selamanya kalah. Dan, mereka pasti akan mendapat ganjaran perbuatannya.""Cob

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 44

    "Hah? Buka hati buat aku."Laras kembali mengangguk."Tapi perlahan ya, Den."Dennis yang merasa terharu langsung sujud syukur di lantai. Berulang kali dia mengucapkan kata alhamdulillah.Mendung yang begitu lama menyelimuti hati Dennis, dalam sekejap mata berubah.Semalam, saat memutuskan untuk membaca buku yang diberikan Bryan, mata Laras memanas dan menurunkan bulir bening. Dia haru membaca kata demi kata yang ditulis Dennis.Selama ini dirinya memang tidak sadar akan perhatian ataupun sikap lain yang lebih dari Dennis. Mungkin semasa kuliah, Laras lebih fokus agar bisa meraih nilai yang bagus."Din, aku mau ngobrol. Bisa?""Ngobrol aja, Ras. Kalau aku angkat, berarti aku bisa. In syaa Allah kapanpun kamu butuh aku siap membantu.""Din, kamu udah tahu lama ya soal perasaan Dennis sama aku?" Awalnya, Laras sempat mengurung niatnya untuk menghubungi Dinda."Ka-kamu tahu dari mana? Dennis?"

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 45

    "Ibra, kamu sudah sadar, Nak?" terdengar bergetar kata yang terucap dari bibir tanpa polesan itu.Pasca rawat intens di ICU selama empat hari, tepat sehari setelah kejadian listrik padam. Ibra bangun dari tidur panjangnya. Bubur yang tertarik di kedua sisi seketika kembali ke posisi semula."Bu, ibu, kenapa aku tidak bisa melihat apapun," ucap Ibra sembari meraba-raba. Sang dokter yang ada di sana seolah memberi kode pada bu Yani yang menatapnya dalam keheranan."Aku buta, Bu?" Suara Ibra yang menggema tak terkendali. "Sabar, Ib. Sabar." Namun, Ibra seolah tak mendengar apa yang dikatakan bu Yani. Ibra malah semakin memberontak, membuat dokter menyuntikkan obat penenang padanya."Anak saya buta, Dok?" tanya bu Yani disela tangis yang menjadi-jadi, saat mereka sedang berada di ruangan lain.Dokter Laura sebagai dokter spesialis syaraf mengangguk seraya memejam kedua matanya."Yang sabar, Bu.""Saya akan sabar, Dok. Tapi kenapa tidak sejak awak saya diberi tahu. Dokter bilang hanya ada

Bab terbaru

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 63

    "Iya, tapi saya kurang tahu apa isinya, karena privasi."Dua hari lalu, Ibra memang menitipkan surat tersebut pada petugas."Kalau boleh tahu siapa yang menjemputnya, Pak?""Tidak ada, Mbak. Tidak ada yang menjemput.""Begitu, ya. Hmm ... apa bapak menanyakan di mana rumah papa saya?""Tidak, Mbak.""Baik lah, Pak. Terima kasih. Maaf sudah menganggu."Kinara berjalan tak berdaya menuju area parkir.Saat sudah di dalam mobil barulah dia membuka surat yang diberikan pak Mulyono tadi. Dan, setelah dibuka, rupanya ada beberapa tiga lembar kertas.Surat yang berisikan permintaan maaf Ibra karena sudah menyakiti Laras, Kinara, dan Arkana. Panjang lebar dia tuliskan dan di lembar terakhir rupanya ada surat kuasa, dia menyerahkan kuasa pada Arkana untuk menjadi wali nikahnya minggu depan."Maafkan, aku, Pa ...." teriaknya sembari menundukkan kepalanya di stir mobil.Tiba-tiba air mata Kinara lolos deras dari bola matanya yang indah."Gimana, Ki? Apa kata papamu?" desak Laras saat dia baru saja

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 62

    Terbongkar Setelah 10 Tahun PernikahanBab 43Arkana mengemudikan mobil sportnya dengan kecepatan lumayan kencang. "Bro, gue titip absen ya!" titahnya pada Gio, teman yang bisa dikatakan cukup dekat dengannya. Arkana menghubungi Gio saat mobil yang dikemudi sudah terparkir."Kemana lu? Tumbenan mau cabut di kelasnya bu Rania?""Ada urusan lah pokoknya. Titip, ya!""Iya, kalau bisa. Kalau enggak ya takdir lu terdaftar absen."Setelah menutup sambungan telepon, Arkana menaruh ponsel canggihnya itu ke dalam tas kulit model salempang.Dengan sigap dia berjalan menuju ruang untuk melapor."Pak, bisa kah saya bertemu dengan bapak Ibra?" tanya Arkana tanpa basa-basi saat petugas menanyakan maksud kedatangannya."Tapi antri ya, Dik. Soalnya tadi bapak Ibra sudah ada yang besuk. Kalau boleh tahu adik siapanya?""Kira-kira berapa lama antrinya, Pak? Saya ... saya ... anaknya, Pak." Arkana memang ragu menjawab, entah apa yang membuat dia ragu walaupun beberapa detik kemudian dia tegas menjawab

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 61

    Laras, Bryan, dan Liana hampir berdiri dengan serentak saat Ibra ingin kembali di bawa ke luar ruang sidang."Jangan berbangga hati kamu, Laras. Ini bukanlah akhir selagi aku masih hidup." Tatapan dendam itulah yang tersirat saat mantan suami ini saling bertatapan."Dan, kamu Bryan. Jangan menjadi manusia sok suci. Kamu tak lebih dari pengkhianat ulung. Jangan terlalu berbangga diri karena mereka memilihmu. Ingat! Suatu saat nanti, jika anak itu butuh aku, jangan harap." Tak hanya pada Laras, Ibra juga mengancam Bryan. Entah apa maksud dari yang diucapkannya itu. "Semoga kamu memanfaatkan waktu untuk bertaubat, Mas!" ucap Liana. Sisi lain, dia juga prihatin dengan kondisi yang menimpa Ibra. Sedikit banyaknya, dengan apa yang terjadi, tentu dia masih bersalah dengan apa yang dia perbuat. Kalau bukan karena dirinya, pasti perjalanan yang ditempuh tidak akan se-runyam dan menyakitkan seperti ini."Ck! Kamu Liana. Jangan pikir saya lupa apa yang kamu perbuat. Apa yang kamu hancurkan, sam

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 60

    Terbongkar Setelah 10 Tahun PernikahanBab 42"Tenang, Bry. Jangan pikir macam-macam dulu." Bryan kemudian menepis yang ada dalam pikirannya.Setelah menghela napas panjang, Bryan pun melanjutkan langkahnya menuju meja administrasi. Dia memesan kamar VVIP pokoknya demi kenyamanan Kinara. Lagian sejauh ini, uangnya juga tidak seberapa dibanding rezeki yang dia peroleh."Mama!" sentak Laras saat mendapati mertuanya datang ke rumah sakit."Kenapa bisa begini, Ras?" lirih Yati.Yati pun mencium kening Kinara sembari menangis. Untung Kinara masih lelap dalam tidurnya. Pedih juga bagi Yati mendapat kabar dari Bryan. Tadi, saat Laras ke ruangan dr. Rani, Bryan memutuskan untuk memberi kabar pada mamanya."Mama kok bisa tahu?" tanya Laras heran."Bryan yang nelpon. Kenapa kamu tidak kasih tahu mama, Ras?" Mereka berdua agak berjarak berdiri dari ranjang pasien yang ditiduri Kinara. Takut dia terjaga."Panjang ceritanya, Ma. Tapi aku bersyukur kalau Kinara selamat.""Kamu juga tadi kata Bryan

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 59

    "Iya, boleh, Bu?" tanyanya lagi."Tidak apa, Ras. Periksa aja, demi kamu juga. Jangan sepele 'kan," tukas Bryan. "E-e, iya, Uda," sahut Laras gugup."Bu, kita usg ya!" titah sang dokter setelah memeriksa."Keluarga Kinara! Keluarga Kinara! Keluarga Kinara!" Rasa gugup tadi berubah saat Laras mendengar seruan itu. "Bentar, Dok. Saya seperti mendengar seruan panggilan untuk keluarga Kinara. Kamu dengar nggak, Uda?""Keluarga Kinara ... Keluarga Kinara ....""Iya, Bu. Itu panggilan untuk keluarga Kinara," jawab sang dokter. "Saya lihat anak dulu, Dok. Makasih, Dok." Laras yang sudah beringsut turun dari ranjang pasien dari pertama kali mendengar seruan itu berlari keluar ruangan."Nanti saya dan istri ke sini lagi, Dok. Makasih sebelumnya, Dok.""Baik, Pak."Bryan pun menyusul Laras kemudian."Aku sangat menyayangkan dia menyembunyikan sesuatu," gumam sang dokter sembari menggelengkan kepalanya."Bu ... Bu ... Bu ... tunggu!" seru Laras saat melihat petugas IGD ingin masuk ke dalam."

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 58

    Terbongkar Setelah 10 Tahun PernikahanBab 41Pintu kamar Kinara akhir terbuka juga saat pak Tony dan pak Budi tidak henti berusaha. Kadang menggunakan tubuhnya, sesekali menggunakan kaki. Puncaknya, saat keduanya menghempaskan tubuh dengan lebih kuat dari sebelumnya. Sampai-sampai lelaki berdua itu hilang kendali dan ikut masuk ke dalam kamar saat pintu kamar terbuka lebar. Napas kedua sopir itu jelas sudah tersengal-sengal, akan tetapi akan gurat puas. Sedangkan Laras berlari sigap bersama Bryan ke dalam kamar. Tak lupa asisten rumah tangga bik Minah dan bik Teti menyusul langkah majikannya dari belakang.Semua pasang mata yang ada di dalam kamar terbelalak bersamaan. Mata mereka tertuju pada obyek yang sama."Kinara ...," pekik Laras saat mendapati anak sulungnya tergeletak. Dia berlari lalu berjongkok, memegang kedua pangkal lengan anaknya. Dia guncang, akan tetapi tidak ada reaksi sama sekali. Ada darah yang membuat hati Laras semakin terasa tersayat. Pergelangan tangan selama

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 57

    "Innalillahi Wainnailaihi Raji'un."Laras menceritakan pada Liana semua hal sebelum kepergian Dennis."Ya Allah, Kak. Padahal mas Dennis orangnya baik.""Iya, Li. Aku titip doa buat dia ya.""In syaa Allah, Kak."Setelah selesai menikmati hidangan barulah Laras mengecek ponselnya. Puluhan panggilan telepon dari suaminya terpampang nyata di layar ponselnya."Uda, maaf. Nadanya silence.""Kamu sama siapa sekarang?""Kenapa Uda Bryan nanya seperti itu, ya?" tanyanya dalam hati."Aku sudah di restoran tempat kamu makan. Maaf aku terpaksa ngelacak kamu. Aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa, Ras. Kamu lagi sama siapa?""Aku sama Liana, Uda." Laras dengan jujur."Urusan apa? Kamu harus hati-hati!""Nanti aku ceritakan di rumah ya, Uda. Ini udah selesai kok. Abis ini aku mau antar Liana dulu. Baru langsung pulang. Kamu jadi ikut nanti?""Iya, aku ikut."Percakapan mereka lewat sambungan telepon berakhir tak lama kemudian."Mas Bryan marah ya, Kak?" tanya Liana saat Laras menaruh ponselnya di da

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 56

    Terbongkar Setelah 10 Tahun PernikahanBab 40"Ya sudah, Kak. Tapi tunggu sebentar biar aku rapikan dulu jualan ini.""Aku bantu ya, Li.""Makasih, Kak."Liana semakin malu, semakin rasa bersalah pun menghantui detik demi detik. Sesekali mereka saling menatap, akan tetapi tidak sampai beradu pandang. Liana yang semakin diselimuti rasa bersalah, lain hal dengan Laras yang merasa prihatin dengan kondisi serta nasib adik sepupu jauhnya itu."Kita naik mobil ya. Kruk-nya kita tinggal aja atau bawa?"Langkah Liana terhenti saat berjalan menghampiri Laras yang berdiri sekitar lima langkah dari dirinya."Kenapa, Kak? Kakak malu ya?""Malu? Malu apa maksud kamu, Li?" tanya Laras seiring kerutan di kening perempuan yang tengah memakai stelan gamis polos berwarna maroon itu. Tidak sungguh tidak mengerti apa yang dimaksud Liana."Iya, kakak malu 'kan karena aku pake alat bantu jalan ini. Lebih baik kita nggak usah pergi, Kak. Aku takut nanti kakak malu saat mereka melihat kita berjalan bagi bumi

  • Terbongkar Setelah 10 Tahun Pernikahan   Part 55

    Mata Liana terasa memanas saat kata demi kata terlontarkan dari mulut Ibra. Kembali pada penyesalan, kata-kata yang dia dengar tentu tabur tuai atas perbuatannya dulu. Mata yang memanas itu perlahan menerbitkan air bening. Menggenang di bawah mata tanpa kedipan bulir bening itu lolos begitu saja. Sesak dada jangan ditanya lagi."Mas, aku tahu aku salah. Tapi apa yang kamu tuduhkan itu semua tidak benar.""Stop, kamu jangan mendekatiku. Aku tidak ingin ketiban sial lagi!" bentak Ibra saat Liana baru ingin melangkahkan kakinya."Aku hanya ingin mengetahui gimana kondisimu. Sangat kaget ketika tahu kamu masuk rumah sakit lagi. Itu luka apa, Mas?" tanya Liana."Tidak usah sok peduli. Sekarang kamu pasti tertawa kan karena aku kembali masuk rumah sakit.""Bukan, Mas. Bukan.""Permisi, ada apa ini?" Seorang petugas medis akhirnya menghampiri mantan sepasang insan yang pernah merajut kasih ini. Suara Ibra yang tak terkendali membuat salah satu petugas memutuskan untuk menemuinya."Pak Ibra.

DMCA.com Protection Status