Share

Bab 3

Author: Iffat Naura
last update Last Updated: 2024-12-19 11:06:11
Tiara menjatuhkan diri ke lantai, terlihat sangat menyedihkan. "Kak, aku bicara jujur. Mereka yang melakukan implan payudara ...."

Aku sangat marah, sampai sekarang pun dia masih bicara omong kosong.

Aku mengangkat tangan dan menunjuk hidung Tiara, siap untuk memarahinya.

Dirga menghampiri dan memelukku, mencoba menenangkanku, "Sayang, tenanglah."

"Kenapa kamu marah-marah sama terapis? Sudah, jangan marah-marah."

Aku menjadi tenang setelah dipeluk dan ditenangkan Dirga.

Aku memelototi Tiara yang terduduk di lantai. Aku memutuskan untuk mengatakan pada Intan bahwa terapis pasca persalinan yang dia pekerjakan ini memiliki masalah karakter.

Ketika Tiara melihatku mulai tenang, dia kembali berdiri dan mengatakan akan mengerjakan layanan selanjutnya.

Aku langsung melambaikan tangan dan menolak, "Nggak, aku mau ganti orang."

Mendengar aku ingin ganti orang, Tiara sedikit cemas. "Kak, jangan. Kalau kamu minta ganti, bonusku bulan ini akan hangus."

"Tolong kasihani aku."

Aku tetap bersikeras untuk ganti orang.

Tiara mengalihkan perhatiannya ke Dirga.

"Kak, tolong bantu aku membujuknya. Aku sudah kesusahan karena harus cari uang sendiri. Aku nggak ingin bonusku juga hangus."

Tiara menangkupkan tangannya dengan air mata berlinang, mencoba meminta bantuan Dirga.

Tangannya menangkup seperti itu, membuat garis dada yang sudah dalam jadi makin dalam.

Dirga mengalihkan pandangannya, berjalan mendekat lalu memelukku, "Valeri sayang, bagaimana kalau kita beri dia kesempatan lagi?"

"Aku merasa kasihan padanya."

Aku langsung menolak.

Raut wajah Dirga langsung berubah tidak mengenakkan.

Untuk mencairkan suasana, aku mengubah topik pembicaraan, "Anak kita belum diberi nama, lebih baik pikirkan nama untuknya."

Dirga langsung tertarik. "Ya, ini anak pertama kita, jadi aku harus memikirkannya baik-baik."

Tiara yang sudah berjalan sampai pintu tiba-tiba berbalik. Dia melihat kami, lalu berseru, "Eh, Kak, bukannya kamu sudah pernah melahirkan sebelum ini?"

Setelah mengatakan itu, Tiara langsung menutup mulutnya, seolah-olah dia mengatakannya secara tidak sengaja.

Matanya yang berair bergerak sedikit kikuk.

Seolah-olah dia sedang berusaha keras memikirkan cara untuk memperbaiki situasi.

Orang yang sebelumnya berkumpul di sekitar pintu pun mendekat, takut melewatkan gosip panas dan menggemparkan.

Dirga juga menatapku dengan bingung. Valeri, apa-apaan ini?"

Aku menatap Dirga dengan kecewa. Dirga, kamu nggak percaya padaku?”

Dirga mengerucutkan bibirnya dan memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapanku.

Aku tertawa jengkel.

Aku merapikan pakaianku dan berjalan ke pintu, menoleh ke arah Tiara. "Barusan kamu bilang apa? Katakan lagi?”

Tiara tersentak ke belakang Dirga seperti terkejut.

Aku mendorong Dirga menjauh dan meraih tangan Tiara, memaksanya untuk berhadapan denganku.

"Kapan dan di mana aku pernah melahirkan?"

Tiara menjawab tergagap, "Dua tahun yang lalu di ...."

"Di ... di Rumah Sakit Angel."

"Aku sedang melakukan pemulihan pasca bersalin dan bertemu denganmu di ruang bersalin. Kamu sedang menggendong bayimu."

Melihat alis Dirga berkerut, Tiara tampak sangat bersemangat.

Dia melanjutkan dengan lantang, "Melihat data hasil pengujian otot dasar panggul, aku tahu kalau kamu pernah melahirkan lebih dari satu kali."

"Kamu melakukan operasi plastik di sekujur tubuhmu dan sekilas bisa diketahui kalau kamu bukan wanita normal. Mungkin sebelumnya kamu bekerja sebagai wanita simpanan, punya pemikiran menggunakan anakmu untuk menaikkan statusmu."

"Kak Dirga, jangan tertipu olehnya."

"Monster plastik seperti dia nggak pantas untukmu."

"Kamu kaya dan tampan, kamu pantas mendapatkan wanita yang lebih baik untuk mendampingimu."

Orang yang berkumpul di sekitar mulai berbisik-bisik, banyak dari mereka yang menatapku dengan ekspresi jijik.

Beberapa bahkan sudah membuka mulut untuk mengutukku, "Wanita simpanan yang nggak tahu malu!"

"Wanita simpanan kenapa nggak mati saja?"

"Aku ingin menghajar wanita simpanan!"

Related chapters

  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 4

    Mendengar umpatan dari kerumunan orang, aku menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan ponselku untuk memotret wajah mereka."Kamu bilang aku pernah punya bayi sebelumnya, apa kamu punya buktinya?""Kamu bilang aku pernah melakukan operasi plastik di sekujur tubuhku, apa kamu punya buktinya?""Kamu bilang aku pernah menjadi simpanan dan selingkuhan, apa kamu punya buktinya?""Kalau kamu nggak bisa kasih bukti, bersiaplah mendekam di penjara.""Kamu membuat rumor dan memfitnahku sudah cukup untuk membuatmu mendekam di penjara."Mendengar bahwa dia bisa mendekam di penjara, Tiara langsung panik."Kak, aku ... aku mungkin salah lihat ....""Salah lihat? Nggak bisa, kamu lihat CCTV dan lihat baik-baik.""Kalau kamu nggak bisa jelasin, aku akan lapor polisi sekarang juga."Tiara menggelengkan kepalanya dengan panik.Saat itu, Intan yang sedang berada di luar kota untuk melakukan riset pasar akhirnya kembali.Dengan wajah ironis, dia meminta manajer untuk membubarkan kerumunan, lalu membawak

    Last Updated : 2024-12-19
  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 5

    Aku menatap Dirga tidak percaya. "Dirga, kenapa kamu mempekerjakannya sebagai asistenmu?""Kamu tahu kalau dia pernah memfitnah dan menjelek-jelekkanku sebelumnya!"Dirga mengerutkan kening. "Valeri, bisa berhenti jangan buat masalah di perusahaan tidak?""Aku ini manajer umum perusahaan dan aku peduli sama yang namanya harga diri!""Aku nggak seperti kamu yang hanya seorang ibu rumah tangga yang tiap hari hanya minum teh, belanja dan menghabiskan uang yang nggak ada habisnya.""Aku ini manajer umum perusahaan, mempekerjakan seorang asisten hanyalah masalah kecil. Aku nggak perlu sampai melaporkannya kepadamu."Aku menatapnya dengan mata terbelalak, tidak percaya bahwa itu adalah kata-kata dari seorang Dirga yang selalu bersikap lembut dan penuh perhatian.Entah sejak kapan Dirga yang mencintaiku telah berubah.Melihatku terdiam, sedikit ketidaksabaran muncul di mata Dirga."Kamu nggak perlu kaget begitu. Saat itu kamulah yang membuat Tiara kehilangan pekerjaan. Aku melihatnya kebingun

    Last Updated : 2024-12-19
  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 6

    Malam besoknya, Dirga pulang ke rumah lebih awal dari biasanya."Sayang, aku kangen sekali.""Aku mau melihat anak kita."Aku mencibir dan mendorongnya pergi. "Kamu masih sadar kalau kamu punya istri dan anak?""Kenapa kamu nggak ingat kami ketika kamu lagi bersenang-senang sama selingkuhanmu?"Raut canggung terpancar di wajah Dirga. Lalu, dia menjawab, "Bukankah ini wajar?""Orang kaya mana yang istrinya cuma satu? Cuma orang yang nggak berpendidikan sepertimu yang akan berpikir kalau seorang pria hanya boleh punya satu perempuan."Ketika aku mendengar kata-kata tidak berperasaan dari mulut Dirga, aku masih bisa bersikap tenang dan tidak merasakan getaran apa pun di hatiku.Mungkin aku sudah terlalu sering dikecewakan, jadi aku tidak punya harapan lagi terhadapnya.Aku berkata dengan dingin, "Dirga, kita cerai saja."Dirga mengejek, "Itu pilihanmu, Valeri."Dirga dan aku akhirnya bercerai.Dirga pergi dengan penuh percaya diri. Dia memberikan rumah ini kepadaku dan memberiku hak asuh

    Last Updated : 2024-12-19
  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 7

    Ternyata Dirga lah yang membawa pergi Raka.Aku mencoba menghubungi Dirga.Dirga berkata di telepon dengan nada sombong, "Raka? Aku ingin menghabiskan waktu dua hari bersama anakku dan ini nggak melanggar hukum!"Setelah memastikan bahwa Raka aman, aku memaksakan diri untuk tenang.Tidak lama kemudian, Dirga dan Raka dibawa ke kantor polisi. ke kantor polisi.Setelah diingatkan akan beberapa hal, polisi meminta kami kembali dan menyelesaikan masalah keluarga kami, tidak perlu berlama-lama di kantor polisi.Di depan pintu kantor polisi, aku bertanya, "Dirga, apa yang kamu inginkan?"Dirga tersenyum. "Valeri, aku nggak punya pekerjaan dan nggak punya penghasilan, jadi aku hanya ingin mengasuh anakku setiap hari.""Menurutmu apa yang ingin aku lakukan?"Dirga yakin bahwa aku tidak akan berani bertaruh dengan keselamatan Raka, jadi dia pikir dia sudah memegang kendali atas diriku.Tadinya, aku akan mengeluarkan Dirga dari perusahaan, tetapi sekarang aku berubah pikiran.Aku menulis cek unt

    Last Updated : 2024-12-19
  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 1

    Ketika suamiku datang ke tempat pemulihan pasca persalinan untuk menemaniku, terapis pasca persalinan yang selalu tidak banyak bicara tiba-tiba menjadi antusias dan bersemangat.Awalnya, dia memuji suamiku yang tinggi dan tampan. Dia masih muda, tetapi sudah menjadi manajer umum perusahaan.Kemudian, dia berasumsi bahwa aku bisa menikah dengan orang kaya dengan mengandalkan operasi plastik yang aku lakukan.Ketika dia melakukan pijat laktasi kepadaku, dia juga menasihatiku bahwa aku tidak bisa memberikan asi kepada anakku karena aku menggunakan implan di payudara, karena itu tidak baik untuk bayi.Aku terlalu malas untuk meladeninya, jadi berdiskusi dengan suamiku tentang nama anak kami nanti.Suamiku mengatakan bahwa ini adalah anak pertama kami, jadi dia harus memikirkannya dengan baik.Namun, terapis pasca persalinan berseru, "Ah, Kak, bukankah sebelum ini kamu sudah pernah melahirkan?"...Sahabatku yang bernama Intan membuka tempat pemulihan pasca persalinan dan menghabiskan banya

    Last Updated : 2024-12-19
  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 2

    Tiara panik dan mengalihkan pandangannya dari Dirga.Aku mengikuti tatapannya di saat yang tepat, kebetulan melihat sosok Dirga yang sempurna dan jam tangan Patek Philippe yang melingkar di pergelangan tangannya.Tiara langsung tersipu malu. "Ah, maaf ya, aku sudah menyakitimu.""Tapi, Kak, biasanya perempuan yang menggunakan implan payudara saja yang merasakan sakit."Aku mengabaikannya karena terlalu jengah.Aku tidak menyangka dia akan memperkeruh suasana. "Sungguh, Kak. Kamu sudah melakukan operasi di seluruh tubuhmu, kamu pasti sudah mengeluarkan biaya yang nggak sedikit, 'kan?""Berapa banyak yang kamu habiskan untuk membuat tubuhmu bisa membuat suamimu tertarik?"Aku sangat marah dan menepis tangannya, lalu bertanya, "Apa maksudmu?"Mendengar itu, Dirga bergegas masuk dan menanyakan apa yang sedang terjadi.Tiara langsung merengek, "Nggak apa-apa, kok. Aku cuma mau bilang kalau Kakak sangat beruntung.""Nggak cuma tampan, suaminya juga kaya raya.""Kakak bertanggung jawab untuk

    Last Updated : 2024-12-19

Latest chapter

  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 7

    Ternyata Dirga lah yang membawa pergi Raka.Aku mencoba menghubungi Dirga.Dirga berkata di telepon dengan nada sombong, "Raka? Aku ingin menghabiskan waktu dua hari bersama anakku dan ini nggak melanggar hukum!"Setelah memastikan bahwa Raka aman, aku memaksakan diri untuk tenang.Tidak lama kemudian, Dirga dan Raka dibawa ke kantor polisi. ke kantor polisi.Setelah diingatkan akan beberapa hal, polisi meminta kami kembali dan menyelesaikan masalah keluarga kami, tidak perlu berlama-lama di kantor polisi.Di depan pintu kantor polisi, aku bertanya, "Dirga, apa yang kamu inginkan?"Dirga tersenyum. "Valeri, aku nggak punya pekerjaan dan nggak punya penghasilan, jadi aku hanya ingin mengasuh anakku setiap hari.""Menurutmu apa yang ingin aku lakukan?"Dirga yakin bahwa aku tidak akan berani bertaruh dengan keselamatan Raka, jadi dia pikir dia sudah memegang kendali atas diriku.Tadinya, aku akan mengeluarkan Dirga dari perusahaan, tetapi sekarang aku berubah pikiran.Aku menulis cek unt

  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 6

    Malam besoknya, Dirga pulang ke rumah lebih awal dari biasanya."Sayang, aku kangen sekali.""Aku mau melihat anak kita."Aku mencibir dan mendorongnya pergi. "Kamu masih sadar kalau kamu punya istri dan anak?""Kenapa kamu nggak ingat kami ketika kamu lagi bersenang-senang sama selingkuhanmu?"Raut canggung terpancar di wajah Dirga. Lalu, dia menjawab, "Bukankah ini wajar?""Orang kaya mana yang istrinya cuma satu? Cuma orang yang nggak berpendidikan sepertimu yang akan berpikir kalau seorang pria hanya boleh punya satu perempuan."Ketika aku mendengar kata-kata tidak berperasaan dari mulut Dirga, aku masih bisa bersikap tenang dan tidak merasakan getaran apa pun di hatiku.Mungkin aku sudah terlalu sering dikecewakan, jadi aku tidak punya harapan lagi terhadapnya.Aku berkata dengan dingin, "Dirga, kita cerai saja."Dirga mengejek, "Itu pilihanmu, Valeri."Dirga dan aku akhirnya bercerai.Dirga pergi dengan penuh percaya diri. Dia memberikan rumah ini kepadaku dan memberiku hak asuh

  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 5

    Aku menatap Dirga tidak percaya. "Dirga, kenapa kamu mempekerjakannya sebagai asistenmu?""Kamu tahu kalau dia pernah memfitnah dan menjelek-jelekkanku sebelumnya!"Dirga mengerutkan kening. "Valeri, bisa berhenti jangan buat masalah di perusahaan tidak?""Aku ini manajer umum perusahaan dan aku peduli sama yang namanya harga diri!""Aku nggak seperti kamu yang hanya seorang ibu rumah tangga yang tiap hari hanya minum teh, belanja dan menghabiskan uang yang nggak ada habisnya.""Aku ini manajer umum perusahaan, mempekerjakan seorang asisten hanyalah masalah kecil. Aku nggak perlu sampai melaporkannya kepadamu."Aku menatapnya dengan mata terbelalak, tidak percaya bahwa itu adalah kata-kata dari seorang Dirga yang selalu bersikap lembut dan penuh perhatian.Entah sejak kapan Dirga yang mencintaiku telah berubah.Melihatku terdiam, sedikit ketidaksabaran muncul di mata Dirga."Kamu nggak perlu kaget begitu. Saat itu kamulah yang membuat Tiara kehilangan pekerjaan. Aku melihatnya kebingun

  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 4

    Mendengar umpatan dari kerumunan orang, aku menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan ponselku untuk memotret wajah mereka."Kamu bilang aku pernah punya bayi sebelumnya, apa kamu punya buktinya?""Kamu bilang aku pernah melakukan operasi plastik di sekujur tubuhku, apa kamu punya buktinya?""Kamu bilang aku pernah menjadi simpanan dan selingkuhan, apa kamu punya buktinya?""Kalau kamu nggak bisa kasih bukti, bersiaplah mendekam di penjara.""Kamu membuat rumor dan memfitnahku sudah cukup untuk membuatmu mendekam di penjara."Mendengar bahwa dia bisa mendekam di penjara, Tiara langsung panik."Kak, aku ... aku mungkin salah lihat ....""Salah lihat? Nggak bisa, kamu lihat CCTV dan lihat baik-baik.""Kalau kamu nggak bisa jelasin, aku akan lapor polisi sekarang juga."Tiara menggelengkan kepalanya dengan panik.Saat itu, Intan yang sedang berada di luar kota untuk melakukan riset pasar akhirnya kembali.Dengan wajah ironis, dia meminta manajer untuk membubarkan kerumunan, lalu membawak

  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 3

    Tiara menjatuhkan diri ke lantai, terlihat sangat menyedihkan. "Kak, aku bicara jujur. Mereka yang melakukan implan payudara ...."Aku sangat marah, sampai sekarang pun dia masih bicara omong kosong.Aku mengangkat tangan dan menunjuk hidung Tiara, siap untuk memarahinya.Dirga menghampiri dan memelukku, mencoba menenangkanku, "Sayang, tenanglah.""Kenapa kamu marah-marah sama terapis? Sudah, jangan marah-marah."Aku menjadi tenang setelah dipeluk dan ditenangkan Dirga.Aku memelototi Tiara yang terduduk di lantai. Aku memutuskan untuk mengatakan pada Intan bahwa terapis pasca persalinan yang dia pekerjakan ini memiliki masalah karakter.Ketika Tiara melihatku mulai tenang, dia kembali berdiri dan mengatakan akan mengerjakan layanan selanjutnya.Aku langsung melambaikan tangan dan menolak, "Nggak, aku mau ganti orang."Mendengar aku ingin ganti orang, Tiara sedikit cemas. "Kak, jangan. Kalau kamu minta ganti, bonusku bulan ini akan hangus.""Tolong kasihani aku."Aku tetap bersikeras u

  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 2

    Tiara panik dan mengalihkan pandangannya dari Dirga.Aku mengikuti tatapannya di saat yang tepat, kebetulan melihat sosok Dirga yang sempurna dan jam tangan Patek Philippe yang melingkar di pergelangan tangannya.Tiara langsung tersipu malu. "Ah, maaf ya, aku sudah menyakitimu.""Tapi, Kak, biasanya perempuan yang menggunakan implan payudara saja yang merasakan sakit."Aku mengabaikannya karena terlalu jengah.Aku tidak menyangka dia akan memperkeruh suasana. "Sungguh, Kak. Kamu sudah melakukan operasi di seluruh tubuhmu, kamu pasti sudah mengeluarkan biaya yang nggak sedikit, 'kan?""Berapa banyak yang kamu habiskan untuk membuat tubuhmu bisa membuat suamimu tertarik?"Aku sangat marah dan menepis tangannya, lalu bertanya, "Apa maksudmu?"Mendengar itu, Dirga bergegas masuk dan menanyakan apa yang sedang terjadi.Tiara langsung merengek, "Nggak apa-apa, kok. Aku cuma mau bilang kalau Kakak sangat beruntung.""Nggak cuma tampan, suaminya juga kaya raya.""Kakak bertanggung jawab untuk

  • Terapis Pembawa Petaka   Bab 1

    Ketika suamiku datang ke tempat pemulihan pasca persalinan untuk menemaniku, terapis pasca persalinan yang selalu tidak banyak bicara tiba-tiba menjadi antusias dan bersemangat.Awalnya, dia memuji suamiku yang tinggi dan tampan. Dia masih muda, tetapi sudah menjadi manajer umum perusahaan.Kemudian, dia berasumsi bahwa aku bisa menikah dengan orang kaya dengan mengandalkan operasi plastik yang aku lakukan.Ketika dia melakukan pijat laktasi kepadaku, dia juga menasihatiku bahwa aku tidak bisa memberikan asi kepada anakku karena aku menggunakan implan di payudara, karena itu tidak baik untuk bayi.Aku terlalu malas untuk meladeninya, jadi berdiskusi dengan suamiku tentang nama anak kami nanti.Suamiku mengatakan bahwa ini adalah anak pertama kami, jadi dia harus memikirkannya dengan baik.Namun, terapis pasca persalinan berseru, "Ah, Kak, bukankah sebelum ini kamu sudah pernah melahirkan?"...Sahabatku yang bernama Intan membuka tempat pemulihan pasca persalinan dan menghabiskan banya

DMCA.com Protection Status