Hai semua.. maaf jarang up, terima kasih yang masih setia menemani TTIS dari awal hinggq menjelqng Bab akhir.. sebentar lagi kita akan tiba di part² terkahir sebelum Tamat, semoga kalian tidak bosa ya🙏🙏🫶
Breaking News... "Sebuah Helikopter milik TNI-AU yang tengah menyusuri pegunungan Nduga tiba-tiba saja meledak diudara, Helikopter yang mengangkut tiga anggota TNI-AD serta dua anggota TNI-AU itu dikabarkan tengah mencari keberadaan kelompok kriminal bersenjata yang akhir-akhir ini sangat mereshakan, belum diketahui apa yang menyebabkan Helikopter MI 17 v 5 HA 5141 itu terbakar. Hingga berita ini diturunkan belum diketehaui apakah tragedi tersebut memakan korban atau tidak? Sebab Anggota Militer yang masih bertugas disana belum bisa memastikan, dikarenakan jalan dan posisi terjatuhnya helikopter itu berada dilereng pegunungan dengan jalan curam dan sulit dilalui. Namun jika melihat dari pantauan udara, sepertinya tidak ada penumpang yang selamat." ucap seorang wanita yang menyiarkan sebuah berita. "Sama-sama kita memanjatkan doa, semoga tragedi tersebut tidak menimbulkan korban jiwa!" Adit dan Amar berdriri memandangi layar Telivisi yang tersedia didepan ruang tunggu persalinan. Ra
Kabar begitu cepat menyebar, hampir seluruh penjuru Negri sudah mendengar prihal tragedi na'as yang menimpa Helikopter milik TNI-AU tersebut.Bahkan beberapa anggota Militer yang bertugas tak jauh dari Kabupaten Nduga pun turut membantu melakukan pencarian. Besar harapan mereka bisa menemukan ke-5 teman-temannya dengan keadaan sehat dan selamat.Seperti Rian, berjam-jam lamanya pria itu tak henti mencari sahabatnya, ikut melakukan penyusuran menggunakan Helikopter. Posisi tebing yang curam dengan pepohonan rimbun membuat mereka sulit melakukan efakuasi, mereka pun tidak tahu kondisi dibawah sana, sehingga belum ada yang turun untuk melakukan penyusuran.Dari pantauan Udara mereka hanya bisa melihat bangakai Helikopter yang sudah hancur berserakan, terhempas disekitar lereng pegunungan Nduga. Jika melihat kondisi tersebut, kecil harapan untuk para anggota Militer selamat. Namun tentu mereka tak mau menyerah, dan terus memanjatkan doa pada sang pencipta. Berharap ada sebuah keajaiban un
"Selamat Dokter Kanaya, bayinya laki-laki, sangat tampan."Mariana mengulum senyum, seraya membersihkan bayi mungil yang baru saja menyuarakan tangis pertamanya.Mata Kanaya terpejam, namun ia mendengar apa yang Mariana katakan. Tangis bayi mungil itu sekaan menghilangkan segala rasa sakit dan lelah yang ia derita. Sudut matanya mengeluarkan air. Pertanda haru dan bahagia yang begitu luar biasa."Allhamdulilah.." Kompak Sarah dan Amy mengucap syukur. Moment menegangkan itu telah berlalu, berganti haru yang menggebu."Selamat nak, sekarang Naya sudah menjadi ibu." Amy mengecup kening putrinya, dua puluh delapan tahun lalu ia melahirkan Kanaya, dan kini gadis mungil itu sudah melahirkan cucu ketiganya. Bersyukur Tuhan masih memberikan kesempatan untuk dia merasakan moment mendebarkan dan mengharukan ini.Sarah berganti mengecup kening menantunya. Wanita paruh baya itu terlihat lebih sedih, entah mengapa dia teringat saat melahirkan Rey dulu. "Selamat sayang, selamat untuk status barunya,
Perlahan kelompak mata Kanaya terbuka, krongkongannya terasa kering. Lampu yang ada diatas kepalanya begitu menyilaukan, membuat Kanaya kembali terpejam."Haus..haus.."Suara lirih itu membuat Amy bergegas bangkit menghampiri ranjang dimana putrinya terbaring setelah melewati proses persalinan."Nay, ada apa sayang?" tanya Amy lembut."Haus Mah," jawab Kanaya singkat.Amy menyambar botol air mineral yang ada di dalam ruang VVIP itu. Tak lupa memasukan pipet agar memudahkan putrinya.Hampir empat jam lamanya Kanaya terpejam. Sempat membuat seluruh keluarga cemas, namun Mariana berusaha menenangkan, meminta mereka semua tidak perlu hawatir, sebab hal seperti itu wajar terjadi."Sudah nak?" tanya Amy lagi.Susah payah Kanaya berusaha membuka matanya dengan sempurna, agar ia bisa melihat bayi mungil yang baru saja terlahir kedunia. "Dimana bayi Naya Mah?" tanya Kanaya.Anita terlihat mendekat, membawa seorang bayi dalam dekapannya. Wanita itu nampak antusias menyambut kelahiran keponakan
Deru Mesin Helikopter beradu dengan suara bising baling-balingnya. Satu persatu anggota Militer turun menggunakan tali guna menyusuri lokasi meledekanya Helikopter yang kemarin tengah melakukan Patroli.Persenjataan lengkap dengan keamanan memadai lah yang di izinkan untuk menyusuri lereng Pegunungan Nduga. Bagaimana pun mereka harus tetap waspada, karena mereka tidak tahu apa yang ada dibawah sana. Bisa saja Klompok kriminal kini ada dibawah mengintai mereka.Rian sebagai Kapten yang lebih dulu memutuskan turun, di susul beberapa anggota lainnya.Sisa puing-puing masih banyak tersangkut diatas pepohonan, parasut milik salah satu anggoa Militer pun nampak terbentang diantara rimbun nya dedaunan.Tentu keberadaan parasut itu menjadi secerca harapan untuk mereka semua. Pandangan Rian mengedar, menilik sekitar lereng, seraya menunggu anggotnya turun."Kap, ada parasut." Salah satu anggota Militer yang pada dadanya tertulis nama Yanto menunjuk parasut itu."Semoga mereka semua selamat, ka
"Hati-hati sayang." Amy membantu putrinya turun dari mobil, sementara Sarah menggendong cucunya. Setelah tiga hari di rawat, akhirnya Mariana memperbolehkan Kanaya pulang. Sedari kemarin kondisinya pun sudah membaik, namun pihak keluarga sengaja menunda kepulangan nya. Ketiga wanita itu berjalan beriringan memasuki kediamana Amar, sementara mereka memutuskan Kanaya untuk tinggal disana. Sebab disana Anita bisa menemani, agar Kanaya tidak terlalu memikirkan suaminya. Tiga hari berlalu, nyatanya hingga kini keberadaan Rey dan ke-4 anggota lain nya tak juga di temukan. Namun mereka tidak menyerah begitu saja, sampai saat ini penyusuran terus dilakukan, bahkan sengaja di perluas.Sempat beberapa kali keluarga memergoki Kanaya menangis seorang diri dikala malam, wanita itu menatap ponselnya seraya terus menghubungi Rey. Membuat keluarga tidak kuasa membendung kesedihan mereka. Pastilah Kanaya sangat hawatir dengan kondisi Rey yang hampir lima hari ini tidak ada kabar beritanya.Perlahan A
Penyusuran terus dilanjutkan setelah Jenazah Deri di efakuasi menggunakan Helikopter. Rasa sedih mereka belum menghilang, namun tugas harus tetap berjalan, terus melanjutkan pencarian di tengah duka yang di rasa. Namun kali ini tidak seperti sebelumnya, sebab semangat mereka terkikis oleh penemuan Jenazah salah satu rekan mereka."Kap, bagaimana kalau ternyata Kapten Rey sudah tidak ada juga?" Tiba-tiba saja Yanto mengatakan sesuatu yang membuat Rian kesal. "Bicara apa kamu To? Berdoa yang baik-baik, jangan asal bicara," sergahnya tak suka.Yanto menghela napas dalam, terus saja dia teringat akan rekannya Ari yang hingga kini belum juga di temukan.Penemuan tadi seakan menjadi pertanda bahwa tidak akan ada anggota lain yang masih hidup. Apa lagi dihari ke tiga ini.Suara anggota Militer terus saja bersahutan menggema didalam hutan itu. Namun nihil, tetap tidak ada respon, maupun tanda yang menunjukan dimana keberadaan Rey dan tiga rekan lainnya. Jujur, jika sebenarnya Rian pun mulai m
"Kanaya..."Pandangan semua orang tertuju pada Sarah dan Kanaya, rupanya apa yang mereka bahas sedari tadi didengar pula oleh kedua wanita berbeda usia itu."Kalian bohong kan? mas Rey nggak kenapa-napa kan?" Lagi Kanaya mengulangi apa yang sudah ia tanyakan. Berharap jika semua itu hanya candaan seluruh keluarganya.Buru-buru Amy memghampiri putrinya, begitupun dengan Adit yang turut mendekati Sarah."Sayang, bangun nak!" Air mata Amy tak mampu ia tahan lagi, melihat putrinya yang histeris seperti ini membuatnya sedih."Pah, Rey nggak kenapa-napa kan Pah? Dia sudah di temukan dalam keadaan selamat kan?" tanya Sarah penuh harapan.Lidah Adit terasa kelu, mulut nya tak mampu menjawab apa yang istrinya tanyakan. Sungguh dia pun syok dan sedih mengetahui Rey telah ditemukan, namun dalam keadaan tak bernyawa.Perkataan ibu mertuanya sontak membuat Kanaya terdiam, mencerna maksud ucapan wanita paruh baya itu. Dia mulai memahami jika memang telah terjadi sesuatu pada Rey. Namun seluruh kelu