John Peyton memang salah satu dari target Daisy. Dia cukup cerdas untuk meningkatkan standar kehidupannya. Ia sadar kalau tidak boleh menyimpan telur dalam satu keranjang, itulah ia memilih tiga target pria untuk didekati.Masalah dengan keluarga Windsor tentu ia tak ambil pusing. Sudah banyak pengabdian yang dilakukan olehnya untuk keluarga Windsor. Apalagi jika dibandingkan Edmund, Daisy nampak lebih Windsor dibanding suaminya.Ia menjalin komunikasi dengan Nenek Elizabeth dan putra sulungnya Howard dibanding suaminya. Bahkan sang nenek, yang menduduki posisi nomor satu dalam keluarga pun lebih mempercayainya.“Gara-gara menantu kurang ajar itu aku jadi kehilangan satu tambang emasku,” Daisy menggerutu sambil melangkah menuju rumah.Wanita itu pun membungkuk untuk mengambil barang belanjaan yang tadi sempat dibelikan oleh John. Pria itu memang sempat mengambilnya saat tahu tentang sandiwara yang dibuat oleh Damian dengannya. Namun Daisy berhasil merayu John lagi, walau tak berhasil
Kedatangan Nicko langsung disambut oleh pelayan di rumahnya. Seperti biasa, Nicko menyerahkan tas kerjanya kepada pelayan untuk disimpan ke ruang kerja yang letaknya bersebelahan dengan kamar tidurnya.“Dimana Jo?” tanya Nicko pada pelayan.“Mmmm tadi saya melihat Nyonya berada di kamar Tuan kecil,” jawab Sally sang pelayan.“Apa anda memerlukan sesuatu Tuan? Atau mungkin untuk makan malam? Nanti akan saya sampaikan pada juru masak,” tawar Sally sopan.Nicko menggeleng, “Aku sudah makan malam di kantor tadi. Aku akan menyusul istriku saja,” balas Nicko yang langsung menuju lantai dua dan ke arah sisi kiri tangga marmer yang pada pegangannya dilapisi emas.Pintu kamar putranya tidak sepenuhnya ditutup, Nicko langsung mengetuk dan membuka lebih lebar agar kehadirannya terlihat. Walaupun kamar anak, tapi ukurannya cukup luas, hingga kadang tidak terdengar jika ada yang mengetuk pintu.“Hei lihat siapa yang datang,” kata Josephine pada Ian saat melihat pintu kamarnya sudah terbuka lebar.
“Nick ada apa sebenarnya dengan Catherine? Lalu kenapa Chad harus memintamu datang. Apa semua ini ada hubungannya denganmu?” tanya Josephine yang terlihat begitu mengkhawatirkan kakaknya.Nick yang duduk di sampingnya pun menggenggam erat tangan istrinya. Ia tak menjawab apa-apa, tapi malah khawatir kalau Jo mengetahui sesuatu tentang masa lalunya dengan Cathy.Dulu Cathy pernah begitu menyukainya sampai-sampai mencoba untuk merayunya berbuat hal yang bukan-bukan. Baik Nicko maupun Catherine memang memilih untuk melupakan kejadian ini dan membuangnya jauh-jauh untuk menjaga perasaan pasangan masing-masing.“Nick!” panggil Jo.Nicko pun menghela napas panjang lalu mulai bicara.“Aku secara tak sengaja bertemu dengan kakakmu dan Chad saat mengunjungi Ibumu,” Nicko mengawali.“Ah ya tentang Ibu, bagaimana dengannya, kau belum sempat bercerita.”“Ceritanya panjang Jo, dan aku belum sempat membahas masalah Ian dengan Ibumu, lebih tepatnya aku belum bertemu dengannya.”Jo mengerutkan dahi.
Nicko langsung meraih tangan istrinya dan menggenggamnya erat. Ia tahu kalau apa yang dilihat Jo barusan memang tidak mudah untuk diterima.“Tenangkan dirimu Jo, semoga saja ada penjelasan yang baik tentang hal ini,” kata Nicko mencoba menenangkan istrinya.Baik Nicko maupun Jo perasaannya sama-sama kacau akibat ulah Daisy. Jo dipenuhi dengan penyesalan karena telah tidak mempercayai suaminya. Bahkan ia sempat menuduh suaminya yang bukan-bukan.Nicko sendiri juga menyesal karena telah membeberkan kenyataan pahit ini pada istrinya. Namun bagaimanapun juga, ditutupi sedemikian rupa pun Jo tetap saja akan mengetahuinya suatu saat nanti. Mungkin saja akan lenih pahit, karena jika tahu dari orang lain akan ada tambahan-tambahan informasi yang memprovokasi. ***Cathy tak hentinya menahan tangan sang suami, bahkan kukunya yang panjang tak jarang seperti menggoreskan luka pada lengan Chad. Namun Chad tak peduli, ini adalah yang harus dilakukan sebagai seorang suami da
Apa yang dilakukan oleh Nicko terlihat seperti mimpi atau kisah dalam dongeng saja. "Inikah mimpi?" tanya Josephine dalam hati, lalu ia mulai mencubit lengannya sendiri memastikan apa yang dilihat olehnya nyata.Josephine tersentak setelah mencubit lengannya sendiri. Ini benar-benar mencengangkan. Bagaimana mungkin Nicko bisa melakukan hal ini. Apa yang dilihatnya adalah sebuah legenda. Ia pernah mendengar cerita itu dari mendiang kakeknya saat masih kanak-kanak dulu. Sang kakek pun sempat melihat dengan nyata saat dirinya masih remaja. Kala itu sang kakek sedang bermain bola di halaman salah satu rumah kawannya. Karena tendangan yang terlalu keras oleh salah satu dari mereka bola itu pun terpelanting keluar halaman. Kawan sang kakek pun bertanggung jawab dengan mengambil bola keluar. Namun naas saat itu musibah terjadi, sebuah mobil truk pengangkut sampah pun tak sengaja menabrak tubuh kawannya itu dan membuat dirinya terpental menabrak pohon. Mendiang sang kakek bersama yang l
“Kau … kau bicara apa Nick? Apa mungkin wanita itu juga membuat keributan?” tanya Chad setelah mendengar penuturan adik iparnya.Nicko menghembuskan napas panjang, “Yah menurutmu bagaimana? Kau tahu sendiri kan seperti apa Daisy?”Kini Chad mulai bercerita tentang apa yang menimpa istrinya pada Nicko. Semua yang dilakukan oleh wanita itu dijelaskan secara terang-terangan.Chad bercerita bagaimana ia memergoki Daisy yang datang diantar oleh John Payton. Tingkah Daisy dinilai begitu memalukan di mata Chad. Bagaimana mungkin seorang wanita paruh baya berjalan bermesraan bergandeng tangan dengan seorang pria paruh baya dengan begitu mesra. Kadang-kadang Daisy membelai lembut dagu John Payton.Hal ini normal untuk dilakukan oleh para pasangan. Catherine sendiri seringkali melakukan hal ini pada dirinya. Bahkan seringkali mereka berjalan sambil berpelukan atau mungkin Chad membopong tubuh Cathy dan membawanya ke tempat tidur.Semua wajar untuk dilakukan, tapi mereka adalah pasangan resmi ya
Chad langsung mendongak dan melirik ke arah Nicko. Mencoba menerka-nerka apa yang terjadi pada istrinya kali ini.“ada sesuatu tentang istriku? Tunggu! Apa ini sesuatu yang berbahaya?” tanya Chad dengan kedua mata yang mulai menyipit.Lelaki yang tingginya sama dengan Nicko ini pun mulai menunjukkan ekspresi wajah penuh kekhawatiran.“Ada apa dengan Cathy, tadi dia sudah membaik, kenapa kini jadi mencurigakan? Apa mungkin ada kematian anakku di dalam sana atau janin yang tak juga berkembang? Ah tidak … bagaimana aku bisa memberitahu Cathy jika hal ini terjadi,” batin Chad kemudian menggeleng.Pemuda ini semakin khawatir saat mengingat Nicko mengajaknya bicara di luar.“Yah sepertinya terjadi sesuatu yang buruk hingga ia mengajakku bicara di sini,” pikir Chad kemudian ia menghembuskan napas panjang memastikan dirinya siap untuk menerima segala kemungkinan buruk.“Nick, katakan saja padaku ada apa. Aku akan berusaha siap untuk menerima semua kemungkinan buruk. Mungkin aku akan memberita
Jo masih saja diam di samping suaminya saat mereka menempuh perjalanan pulang ke rumah. Pikirannya melaju pada apa yang dilakukan oleh Cathy beberapa saat lalu.“Apa benar suamiku memiliki keahlian Dewa itu? Jika memang benar, apakah mungkin ini yang dilakukan olehnya padaku beberapa waktu lalu,” pikir Jo.“Jo,” panggil Nicko lembut.Jo yang terkejut pun langsung menoleh ke arah suaminya.“Eh kau memanggilku? Ada apa?” tanya Josephine.“Hmm tidak, aku hanya memikirkan sesuatu,” jawab Jo.Nicko menyatukan alis matanya dan melihat ke arah istrinya lalu menghembuskan napas panjang.“Hmm apa kau terpikirkan oleh apa yang diucapkan Chad mengenai ibumu?” tanya Nicko.Jo masih diam.Setelah Jo menemani Cathy, Chad pun berpamitan pada istrinya untuk mengantar Nicko maupun Jo ke lobi rumah sakit. Saat itu Chad meminta waktu padanya dan Nicko dan Jo untuk menceritakan apa yang terjadi pada ibu mertua mereka.Kali ini Jo benar-benar terkejut dengan apa yang dilakukan oleh ibunya. Ia tak pernah m