“Kenapa udaranya panas sekali?” tanya Nicko sambi mengeluhkan apa yang ia alami sekarang. Ia masih berada dalam kurungan dimensi, sementara perempuan yang bersamanya tampak menangis ketakutan.“Apa kau tak bisa menolongku?” tanya Karen.“Bodoh! Memangnya aku ini ayahmu hingga kau harus meminta bantuanku?” tanya Nicko dengan sinis.Ia memang tak ingin mempedulikan keadaan wanita itu. Baginya kehadiran Karen hanya akan memperburuk suasana saja. Karen hanya akan merepotkannya.“Aku kepanasan,” keluh Karen.“Tiup saja dirimu sendiri!”Nicko kali ini memilih duduk dan mencoba mengikuti kemana dinding dimensi akan membawanya pergi. Kali ini ia merasakan hawa panas di sekitar bahkan dia merasa kalau dirinya berada di luar angkasa dan sedang berkelahi dengan meteor. Atau mungkin ia memecahkan meteor.“Ah kemana aku, kenapa aku justru berada semakin jauh dari tempatku berada, lalu bagaimana dengan keadaan Josephine dan Ian kali ini, apa mereka baik-baik saja?” tanya Nicko dalam hati.Bagaimana
Tubuh Nicko terasa begitu ringan setelah ia keluar dari tubuh lelaki yang baru saja ia tolong. Hembusan angin mengitari tubuhnya yang kurus.“Ah ini melelahkan, tapi setidaknya aku cukup senang bisa membantu mereka semua. Kasihan juga anak dan perempuan itu jika sesuatu terjadi pada dirinya,” pikir Nicko.Sekali lagi ia melirik ke arah bawah dan melihat wanita yang ia tolong tadi tampak memapah suaminya. Sementara anak perempuannya ikut membantu sang ibu memapah ayahnya.Dari kejauhan Nicko mendengar anak perempuan bernama Lily itu mengangisi ayahnya. Mengharap agar ayahnya tetap bertahan hingga mereka ke rumah sakit.“Bagaiamana perasaanmu anakku?” tanya suara yang datang tiba-tiba padanya.“Huh, kau lagi, tapi aku akui kalau aku merasa lebih baik setelah membantunya. Aku harap laki-laki itu segera sembuh dan dapat berkumpul bersama keluarganya kembali,” kata Nicko.Nicko tak tahu seperti apa rupa pemilik suara itu, tapi tugas yang diberikan padanya adalah tugas yang mulia dan seharu
Tubuh Nicko perlahan meninggalkan mobil milik Rachel. Perempuan itu tampak mengatur napasnya dan menghembuskannya lepas. Kedua matanya tampak berbinar dan sesuatu terbayang di matanya.Segera Rachel memotong jalan mobil yang ada di sampingnya. Ia menghentikan mobilnya secara horisontal hingga mobil kekasihnya itu tak dapat melaju. Saat itulah Rachel turun dan melangkah anggun.Lelaki yang mengencani Rachel itu mendadak gugup, terlebih saat sosoknya semakin dekat dengan mobil. Rachel hanya tersenyum saat tiba di depan pintu mobil.“Hmm, apa dia kekasih barumu?” tanya Rachel.Mendadak lelaki itu gugup, tapi belum sempat menguasai dirinya Rachel sudah menadahkan tangan.“Aku tak masalah kalau kau menyukainya, perempuan itu begitu cantik dan seksi, mungkin bagimu itu tak sebanding denganku. Aku menghentikanmu hanya ingin meminta kunci mobilku dan kau tinggalkan mobil ini!” seru Rachel.Lelaki itu langsung membuka mata lebar-lebar, dan berdiri mencoba membujuk Rachel.“Bisakah aku mengemba
Bugh! Tubuh Tuan Dawson yang perkasa tiba-tiba terhuyung oleh pukulan di wajahnya. Ia yang tak sigap pun terjatuh, dan semakin geram saat menoleh dan melihat siapa yang memukulnya.“Kau!” seru Tuan Dawson“Ya, ini aku, ada masalah denganmu?” tanya pria yang memukulnya. Pria itu adalah Sean, lelaki yang menjadi suami dari si gadis, sekaligus pemasok pakan ternak.Tuan Dawson yang tersungkur jatuh pun segera bangkit dan menantang sosok yang baru saja melayangkan tinju. Ia terlihat menyeringai karena menahan rasa sakit pada rahangnya. “Sial, kau sudah berani rupanya?” seru Tuan Dawson geram. Sesungguhnya ia tidak tahu bagaimana Tuan Dawson bisa datang dengan tiba-tiba.“Memangnya aku harus diam melihat apa yang kau lakukan?”Sementara perempuan itu hanya berdiri sambil menutupi dadanya dengan tas yang ia bawa di tangannya. Perempuan muda itu terlihat ketakutan. Cuih! Tuan Dawson meludah ke samping, menunjukkan rasa muak pada orang sok jago yang baru saja memukulnya.“Kau kira kau suda
Berada di dimensi lain mengingatkan Nicko akan kehidupan di dalam penjara beberapa waktu lalu. Saat orang terdekatnya membuatnya terjebak hingga divonis sepuluh tahun penjara tanpa peradilan. Semuanya hanyalah ulah dari si manusia serakah, Gerald.Di tempat itu, segala aktivitas Nicko dikontrol oleh sipir penjara. Ia harus berada dalam kamar selama sepuluh jam sehari, dan sisanya bisa berinteraksi dengan narapidana lainnya.Kini ia merasa dikontrol oleh suara misterius, dan ia tak punya pilihan lain selain menurutinya. Tak mungkin juga bagi Nicko untuk terus berada di tempat ini. Sejenak ia pun berpikir apa ini ada kaitannya dengan Karen?Setiap kali ia melakukan aktivitas pasti akan ada suara yang memerintahkannya, sayang ia tak pernah bertemu dengan pemilik suara itu. Setiap kali ia selesai melakukan sesuatu, berharap kalau tugasnya selesai dan bisa kembali ke alamnya semula. Namun sayang, kesempatan itu belum juga datang.“Huh seperti di ruang isolasi saja,” pikir Nicko yang tering
Mendengar dirinya tak jadi ditembak oleh si bos, si botak pun langsung mendekap kaki Tuannya dengan erat untuk mengucapkan terima kasih. “Terima kasih Tuan atas kemurahan hati Anda. Ini benar-benar berarti bagi saya, dan saya janji tak akan melakukan perbuatan yang sama lagi, “ kata si pria botak dengan wajah berseri-seri. Tentu saja ia terlihat begitu bahagia, lantaran ia mendapatkan pengampunan dari pria yang paling berkuasa di sini. Menjadi orang yang bekerja pada si bos memiliki arti tersendiri baginya. Ia bisa mendapatkan banyak kemudahan di tempat umum. Salah satunya ia bisa mendapatkan banyak barang atau makanan gratis karena ketakutan akan pimpinan mereka.Si Botak juga dengan mudah mendapatkan wanita-wanita hanya dengan menyebutkan dirinya adalah orang kepercayaan si bos, pimpinan di tempat ini. Ia akan mentraktir dan memberikan hadiah mahal pada wanita yang dikencaninya. Jika begini, tentunya hanya sedikit saja wanita yang sanggup menolak dirinya.Si bos pun tersenyum sini
Nicko masih menggeleng tak mengerti dengan rangkaian peristiwa yang ia lihat beberapa waktu lalu. Kembali pemuda tampan ini memijit pilipisnya untuk menenangkan pikiran.Sejenak ia teringat akan keadaan anak maupun istrinya yang sekarang berada di dimensi lain.“Huft, sedang apa kalian berdua? Aku benar-benar tidak tahan berada di sini. Semoga kalian baik-baik saja,” gumam Nicko sendirian.Ingin sekali ia menghubungi Russell untuk datang dan menjaga anak istrinya, tapi sayang ia tak tahu bagaimana menghubungi mereka. Jika berada di dimensi yang sama tentu saja itu mudah bagi Nickp, tapi ini berbeda.“Aku hanya bisa mengharap kalian baik-baik saja,” pikir Nicko.Pemuda itu pun berdiri dan berjalan mengitari ruang dimensinya yang sempit. Ruanga yang begitu gelap dan juga dingin.“Aah ini membosankan,” amuk Nicko sambil mengepalkan tangan dan meninju ke udara.Tiba-tiba saja sebuah cahaya jingga muncul dari arah timur. Cahaya itu begitu terang tapi sama sekali tidak panas. Cahaya itu beg
Perlahan gadis itu membuka matanya, dan ia mendapati lelaki yang tadi mencoba menciumnya jatuh tersungkur, dengan hidung menatap jalan yang berbatu. Suara benturan tadi sangat keras, dan ia yakin kalau hidung lelaki itu pasti patah atau setidaknya berdarah. Kedua lelaki yang tadi mencengkeram lengannya pun sama ternganga seperti dirinya. Tak ada yang mengira kalau posisi gadis yang mereka temukan sendirian itu bisa berubah beruntung. Bisa-bisanya ada seseorang yang tiba-tiba mencegah mereka.Sementara gadis itu hanya diam dan mencuri pandang pada sosok yang menolongnya.“Seorang pria bertopeng? Siapa dia? Apa mungkin di jaman seperti ini ada pahlawan super seperti cerita di televisi?” pikir gadis berambut cokelat itu.“Ah tidak, kurasa tidak mungkin itu kan hanya sebuah cerita fiksi. Mungkin saja itu seorang cosplayer yang kebetulan lewat dan menolongku. Namun siapapun engkau, aku berharap kau bisa menyelamtkanku. Aku tak ingin mati konyol dengan menjadi budak napsu para berandal itu