“Ini bukan salahku, tapi kesalahan kedua orang tua Josephine!” sangkal Adrian.
“Hmm tunggu … tunggu apa maksudmu dengan menyebabkan kecelakaan pada ayah Joepshine?” tanya Chad penasaran.
Damian pun mengangguk dan mulai menceritakan apa yang terjadi pada Pamannya. Semua kronologis ia ceritakan termasuk bagaimana keadaan Sang Paman, serta sogokan yang ditujukan oleh keluarga Law untuk keluarga Windsor.
Sesekali saudara sepupu Josephine ini melebih-lebihkan cerita yang sebenarnya, dan bertujuan untuk membuat Adrian semakin terhina. Damian juga ingin menunjukkan pada Chad kalau sebenarnya sosok Adrian bukanlah seorang yang patut untuk ia saingi. Secara keseluruhan Chad memang lebih unggul dibandingkan Adrian.
“Hei kenapa kau terus yang menyalahkan aku. Bukankah ini semua karena keluarga Windsor selalu mendorongku untuk mendapatkan Josephine. Bahkan kau sendiri juga de
Chad melirik ke arah Damian yang masih menertawai Adrian yang telah pergi meninggalkan mereka berdua. Sepertinya ia penasaran akan apa yang membawa Damian datang kemari.“Tuan Damian Windsor, aku ingin tahu ada keperluan apa sebenarnya Anda datang kemari?” tanya Chad dengan sopan.Saudara sepupu Josephine itu pun tampak gelagapan memikirkan jawaban apa yang sebenarnya pantas ia lontarkan untuk pertanyaan ini. Tak mungkin rasanya ia mengatakan hal yang sebenarnya tentang tujuannya kemari.Awalnya ia memang ingin sekali bertemu dengan Adrian dan membicarakan rencananya untuk menghancurkan Nicko, tapi ternyata ia justru mendapatkan pemandangan yang lain. Akhirnya ia pun terpaksa untuk berbohong pada orang yang baru ia kenal.“Mmm Adrian tadi memanggilku katanya ada yang ingin dibicarakan denganku, secara kebetulan aku lewat area ini, akhirnya aku pun memutuskan untuk mampir, ternyata i
"Hei Jo, kelak kau akan menyesal karena selalu mempertahankan lelaki tak berguna ini!” teriak Cathy menghentikan langkah Jo yang mengikuti Nicko.“Aku menyesal? Apa yang perlu kusesali dengan membela orang yang kucintai, apalagi aku tahu Nicko tak bersalah, dimana letak penyesalanku?”“Kau sungguh naif Jo,” balas Catherine.Catherine memang sudah tak tahan melihat kemesraan yang terjadi antara adiknya dan sang suami. Ia menunjukkan pada sang adik betapa buruknya Nicko, tapi di balik itu ia akan terus merayu Nicko. Sebuah cara adu domba yang dinilai bodoh.Tentu saja Nicko tak akan tergoda oleh kakak iparnya, apalagi perempuan yang mirip dengan Josephine itu selalu menghinanya seperti beberapa saat lalu.Kedua kakak beradik ini pun kembali beradu mulut seperti beberapa saat lalu. Mereka berdua sama-sama mempertahankan argumen mereka. Hingga bunyi bel
Sara memalingkan muka begitu melihat sosok yang ada di depannya. Kemudian wanita tiga puluh tahunan itu mundur satu langkah di belakang Nicko.“Kau kenal dia?” tanya Nicko sambil sedikit menoleh ke belakang.“Sayangnya iya, aku mengenalnya,” jawab Sara yang masih enggan menoleh pada pria yang ada di hadapannya.“Kau sendiri bagaimana?” tambah Sara sambil berbisik.“Aku pun sama sepertimu.”Pria yang tak sengaka berpapasan dengan merek aberdua itu pun berdiri berkacak pinggang sambil tertawa meremehkan kedua orang itu.“Ha ha aku tak menyangka bertemu dengan dua orang yang hmm,—” Pria di depan mereka berhenti bicara , dan memandang ke arah sepasang manusia yang ada di hadapan mereka.“Maksudku kalian berdua sama-sama orang yang dibuang,” balas pria itu.&n
“Nicko!” teriak Sara penuh kekhawatiran saat melihat bahu Nicko ditarik oleh lelaki yang tadi menghalanginya.Pemuda berambut cokelat itu memang nyaris kehilangan keseimbangan, tapi ia dengan cepat menapak kaki dan berdiri tegak di tangga. Tak semudah itu untuk membuatnya terjatuh.Nicko pun menoleh dan menatap ke arah Steve Leonard yang berdiri sambil berkacak pinggang.“Siapa yang mengijinkanmu untuk masuk pecundang!” seru Steve melontarkan ejekan.Sebagai seseorang yang memiliki kuasa, tentu saja ia tak mau membiarkan dua orang dari masa lalunya ini lewat begitu saja. Mereka berdua harus menyadari posisi mereka.“Sudah kukatakan aku kemari tidak untuk mencarimu. Jika kau ingin bermain-main denganku, tunggu saja sampai urusanku selesai,” kata Nicko sambil menyenggol tubuh Steve hingga sekarang giliran lelaki itu yang kehilangan keseimbangan.
Nicko hanya memperhatikan layar ponselnya yang sudah retak. Kemudian mencoba untuk memeriksa benda pipih itu sambil memastikan apakah masih berfungsi dengan baik.“Bagaimana Nick, apa ponselmu masih berfungsi?” tanya Sara yang ada di sampingnya.Nicko hanya menggeleng kemudian kembali meratapi ponselnya. Ponsel ini adalah pemberian terakhir dari Tuan Gilbert Windsor, sebulan sebemum pria itu menghembuskan napas terakhirnya.Ponsel yang selalu digunakan oleh Nicko memang bukanlah ponsel yang mahal dan super canggih. Ponselnya memiliki kualitas standar, dan lapisan warnanya sebagian sudah memudar.Ini suatu pemandangan yang sangat aneh, mengingat ia adalah lelaki yang menyukai teknologi informasi. Hal ini sengaja ia lakukan untuk menunjang penyamarannya, dan untuk keperluan teknologi, ia lebih suka menggunakan laptop ataupun min tablet yang ia sembunyikan di balik jaketnya.
Sara hanya memperhatikan tubuhnya yang kini basah kuyup. Ia yang tadi berdandan cantik, dan memakai gaunyang anggun berubah seperti apa yang dikatakan oleh Steve, seperti tikus got. Rambutnya yang tadi disisir rapi mendadak lepek. Gaunnya yang tipis membuat Sara harus mendekap tubuhnya sendiri agar tak kedinginan.“Kurang ajar kau Steve!” serunya.“Ha ha itulah balasan yang sudah sepantasnya diterima oleh orang-orang buangan seperti kalian!” teriaknya membuat Sara semakin geram.Wanita bertubuh ramping itu melangkah dan mencoba untuk mendekat ke arah Steve. Namun Nicko mencegahnya dengan menyentuh pundak perempuan itu.“Kau mau kemana?”“Aku harus membuat perhitungan dengannya. Apa kau akan diam saja setelah melihat apa yang mereka lakukan padamu? Ayolah Nick, jangan jadi orang terlalu baik, nanti kau hanya akan diinjak-injak!” ajak
Pria paruh baya itu berjalan dengan tergopoh-gopoh menuju tempat Sara memarkir mobilnya. Pria ini didampingi oleh seorang asisten pribadinya, seorang lelaki yang usianya sedikit lebih muda.Lobi sudah sepi, selang yang tadi digunakan untuk menyemprot Sara dan Nicko sudah dibereskan oleh petugas keamanan. Pemilik kantor hanya melihat ada bercak air pada pelataran meeka, dan ia tak peduli akan hal itu.Nicko yang melihat Tuan Lynch pun melambai dari kejauhan, meminta pria itu datang untuk menemuinya.“Tuan Nicko, ada apa sebenarnya?” tanya Tuan Lynch setelah mengetahui Nicko yang rambutnya tampak berantakan dan masih sedikit basah.Direktur Lynch enterprise itu tahu, rambut Nicko yang basah bukan karena menggunaka pomade yang membuat rambutnya rapi dan berkilau. Nicko hanya tesenyum misterius menjawab pertanyaan Tuan Lynch.“Hmm aku tak yakin kalau aku bisa memban
Bibir Tuan Lynch mendadak kaku mendengarkan apa yang diucapkan oleh Nicko dan Sara. Hal ini sungguh diluar dugaannya, ingin rasanya ia tak mempercayai apa yang didengarnya kali ini.Steve Leonard sudah lama bekerja dengannya, dan selama ini dia selalu menunjukkan perilaku dan ets kerja yang baik.“Steve menyuruh penjaga menyiram mereka? Ini rasanya sulit dipercaya. Steve bukan orang yang tak berpendidikan,” pikir Tuan Lynch.“Apa Anda yakin Nona Wu?” tanya Tuan Lynch.Sara hanya tersenyum sins dan menatap tajam ke arah pria paruh baya itu. Tak akan ia maafkan pemilik Lynch Enterprise ini tak mempercayai ucapannya.“Menurut Anda, apa kami memiliki keuntungan jika berbohong pada Anda? Anda juga bisa menanyakan kebenarannya pada penjaga keamanan atau melihat rekaman cctv di kantor Anda, tak mungkin kan perusahaan sebesar ini tak memiliki cctv?” ba
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt