Janet menutup mulutnya begitu melihat mata hazel Nicko telah terbuka lebar. Lelaki itu tampak berbeda dengan beberapa saat sebelumnya, saat ia tengah tertidur.
Kali ini pemuda berparas tampan itu pun menunjukkan raut wajah yang cerah, sama sekali tidak menunjukkan wajah seorang yang bangun tidur ataupun kesakitan. Padahal kedua pergelangan tangannya terikat oleh tali yang dikaitkan dengan sandaran ranjang.
“Kau suka bermain tali Nona Janet Hall?” tanya Nicko sambil mengangkat salah satu alisnya seolah mengejek perempuan bertubuh tinggi ini.
“Eh aku … aku,” balas janet gugup.
Gadis yang saat ini hanya mengenakan pakaian dalam pun meremas-remas jemarinya sendiri. Ia merasa kikuk karena tidak menyangka Nicko akan bereaksi seperti ini. Menurut perkiraannya pemuda itu akan tidur sampai dua atau tiga jam ke depan. Di saat itulah ia akan berpose mesra dengan Nicko dan mengirim
Seseorang yang baru keluar dari persembunyiannya itu pun mengangguk dengan mantap kepada pimpinan kelompok berpakaian serab hitam ini.“Anda bisa mempercayakan semua pada saya, karena saya sangat yakin akan hal ini. Bahkan saya jaminkan kepala saya untuk Anda semua,” katanya.“Huh percaya diri sekali kau!” balas Russell.Pria itu hanya mengangguk, dan yakin, bahkan mengangkat tangannya untuk menunjukkan kalau ia tak bersenjata. Dari penampilannya pria itu sama sekali tidak menunjukkan kalau dirinya adalah seorang petugas keamanan. Pria itu justru berpakaian serba putih lengkap dengan jas nya.Pria itu Peter Hughes, yanag tadi sempat membuat keributan dengan Nicko. Entah apa yang membuatnya memberanikan diri untuk menawarkan bantuan pada Russell.Peter langsung mengambil ponsel pintar dalam saku celananya dan membuka situs keamanan Hall Enterpise. Pria itu
Janet mencoba untuk mencegah Nicko yang saat ini hendak mencapai ke arah pintu. Perempuan bertubuh kurus itu menahan lengan kekar milik Nicko.“Kau benar-benar ingin pergi?” tanya Janet.“Menurutmu bagaimana? Apa harus aku berada di sini dan menemanimu? Ada hubungan apa diantara kita, kirasa tidak ada. Bahkan hubungan porfesional pun kita juga tak memilikinya kan?” balas Nicko dengan dingin.Janet masih diam, ia tak menyangka kalau rencana yang telah disusun oleh ayahnya gagal total. Janet yang terbiasa mendapatkan keinginannya dengan mudah semenjak masih kanak-kanak pun terlihat kecewa.Saat ini ia berdiri dengan memakai pakaian dalam saja dan bibirnya meruncing. Ia sangat kecewa dengan apa yang dialaminya sekarang.“Nick, kau harusnya mendengarkan aku,” kata Janet.“Mendengarkanmu? Apa ada hal pantas untuk didengark
Janet berteriak semakin kencang. Ia tak henti-hentinya meminta tolong. Nicko menyipitkan kedua matanya dan mencoba menerka apa yang sebenarnya direncanakan oleh perempuan bertubuh semampai ini.“Apa yang ingin kau lakukan? Berteriak - teriak seperti orang tidak waras?”Bukannya menjawab pertanyaan Nicko, Janet pun semakin keras berteriak, sesekali teriakannya diselingi dengan isak tangis.“Tolong! Tolong aku!” teriak Janet lagi.Tak lama setelah mendengar teriakan itu, terdengar suara pintu yang terbuka dengan kasar dari arah depan, disusul dengan langkah kaki menuju ke ruang tidur. Kamar paviliun tempat mereka berdua berada memang memiliki ruang tidur yang terpisah dengan ruang duduk, sehingga tamu yang menginap lebih memiliki privasi.Mendengar suara itu, Nicko pun akhirnya tahu apa maksud dari teriakan Janet. Untuk masalah yang satu ini, ia belum memili
Seketika pria berbaju hitam yang didampingi oleh Peter hughes pun mendekat ke arah Nicko. Kembali pria ini mengarahkan senjata pada dua orang bodyguard yang hendak menyelamatkan Janet secara bergantian. Kedua mata Russell menatap mereka nyalang, ia terlihat begitu lapar ingin segera menghabisi kedua orang itu.“Beraninya kalian!” serunya pada dua orang yang mencoba menyerang Nicko.Satu pengawal keluarga Hall pun mengarahkan jari telunjuknya ke arah Nicko dengan bermaksud menghinakannya.“Bajingan ini sangat layak untuk kami jadikan daging cincang, sebab ia telah melakukan perbuatan tak senonoh pada Nona,”cecar pengawal yang berambut pirang.Sementara Janet cuma diam sambil duduk. Ia belum juga menutupi tubuhnya dengan seliut yang tergeletak, meskipun tadi Nicko sudah mencoba untuk mengingatkannya. Entah apa maksud perempuan ini melakukannya, apakah ia sudah kepalang basah, ha
Tanpa malu perempuan bertubuh tinggi itu mencoba mendekati Nicko. Kembali ia meraih lengan Nicko dan menahannya.“Jadi kau benar-benar putra Tuan Lloyd, maafkan aku, aku telah berbuat lancang padamu,” katanya sambil menunduk dan mengancingkan pakaiannya.Saat mengejar Nicko, perempuan ini sempat mengambil pakaiannya yang tergeletak dan memakainya sambil berlari. Cukup beberapa orang saja yang melihatnya mengenakana pakaian dalam merah muda, dan itu sudah membuatnya sangat malu.Terlebih sekarang saat ia mendengar kenyataan tentang siapa Nicko yang sebenarnya, Janet pun merasa ketakutan karena perbuatannya bersama sang ayah dapat menyebabkan kehancuran akan bisnis mereka.“Tuan Muda, aku betul-betul tidak tahu kalau kau adalah keturunan keluarga Lloyd. Apa yang baru saja kulakukan benar-benar perbuatan yang tak terpuji,” akunya sambil menunduk.“Huh m
Kedatangan Nicko beserta Peter Hughes ke lobby mengejutkan semua. Seketika Adam Reinhart langsung menghampiri pemuda itu dan menunduk dengan hormat.Nicko memperhatikan sekeliling, dan mendapati kalau semua pengawal pribadi yang bekerja pada Tuan Hall sudah tidak lagi berdaya. Mereka semua duduk di lantai dalam keadaan terikat dan wajah yang penuh lebam.“Tuan Muda, orang-orang ini telah berhasil kami lumpuhkan, dan seperti perintah komandan kami, kalau kami diminta mematahkan kaki mereka,” kata Adam.Nicko mengangguk, kemudian menepuk-nepuk pundak Adam Reinhart.“Bagus, sekarang biarkan Russell dan kau yang mengurus mereka semua, aku tak peduli dengan keluarga Hall sama sekali,” balas Nicko.Tuan Hall yang saat ini tengah duduk dalam keadaan terikat pun mendongak dan mulai bersuara dengan lantang. Ia masih tak terima akan kekalahannya, dan mencoba menunju
“Ayah, ayo ikuti aku, segeralah kita berlutut dan minta maaf padanya,” Janet menarik-narik lengan ayahnya yang telah selesai menerima panggilan telepon.Pria itu tampak muram, lantaran berita yang baru saja ia dengar dari rekan bisnisnya. Kontrak yang baru saja batal itu bernilai miliaran. Yang artinya ia kehilangan hampir dua puluh persen asetnya.“Apa katamu Janet? Aku harus berlutut pada laki-laki ini? Laki-laki ini telah menggagalkan rencanaku,” protes Tuan Hall.“Ayah, kita harus melakukannya. Laki-laki ini adalah seorang yang sangat penting bagi kita,” rengek Janet.Namun sang ayah tak mempedulikannya, ia justru menghempaskan tangan putrinya.“Dengar Janet, apa tadi dia sempat menyentuhmu?”Janet menggeleng, dan ia mengatakan apa yang terjadi dengannya, dan juga kemarahan Nicko. Gadis tinggi itu menunjukka
“Da … darimana kau mendapatkan ini?” tanya Josephine kemudian meletakkan ponsel Damian dengan sedikit kasar.Perempuan berambut pirang itu tak dapat menyembunyikan keterkejutannya ketika mendapatkan gambar suaminya sedang bersama seorang gadis cantik yang penampilannya seperti seorang supermodel papan atas.Damian cukup pintar mengambil gambar, ia menggunakan tehnik perbesar gambar agar yang terekspos adalah gambar Nicko dan perempuan itu, sementara pria lainnya tidak terfoto karena berada di depan dan belakang mereka berdua. Beruntung sekali Damian, karena penanda Hall Enterprise yang ada di depan pintu tertutup oleh tubuh perempuan yang bersama Nicko, sehingga terkesan mereka berdua hendak masuk ke dalam hotel.Damian tak pandai untuk mengedit foto ataupun teknologi. Namun kali ini nasibnya sangat beruntung, tak sia-sia usahanya dalam mengikuti Nicko dan mengambil banyak gambar mereka secara diam-dia