Home / Urban / Tentang Harga Diri / 40. General Manager Yang Baru

Share

40. General Manager Yang Baru

Author: Rindu Rinjani
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sementara di Hotel Windsor ...

Damian tampak bolak balik memeriksa dapur. Ia memerintahkan Chef untuk menyajikan hidangan terbaik untuk tamu istimewa mereka.

"Pastikan semua tersaji dengan baik, gunakan bahan yang fresh dan mewah. Kalian tahu kalau pihak Richmond akan datang pada perusahaan kita sore ini!" perintah Damian.

"Tapi Tuan, untuk persediaan ikan, baru ada besok pagi, untuk yang kali ini sudah dipesan oleh tamu dari Jepang," jawab Chef Kendrick pada Damian.

Malam ini hotel mereka memang akan kedatangan tamu dari negeri matahari terbit. Mereka akan mengadakan jamuan makan malam dengan menu utama sushi dan sashimi.

"Kalau begitu kau ganti saja menu mereka dengan ikan beku, tak ada bedanya kan?"

Chef Kendrick yang sudah berpengalaman dalam mengolah masakan ala Jepang itu pun menggeleng tak setuju. Ia sangat tahu kalau untuk membuat sushi ataupun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Randa Sador
hahahahahahahahaha limabelas milyar dolar. bisa beli singapur kali?............
goodnovel comment avatar
Hamdani Abdullah
novel paling membosankan.. bertele tele
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tentang Harga Diri   41. Kerja si Jubah Hitam

    Tanpa sengaja Josephine menabrak seorang pria di koridor karyawan. Pria itu mengenakan celana panjang hitam dan kaos polo abu-abu, sambil menenteng tas ransel di punggungnya, seperti hendak pulang kerja."Chef Kendrick?" tegur Jo menatap pria di hadapannya."Nona Windsor, saya mohon maaf atas kesalahan yang saya perbuat semasa bergabung dengan perusahaan ini," katanya sambil membungkukkan badan.Perempuan berias tipis itu terhenyak dengan pernyataan juru masaknya. Mempertanyakan apa yang dimaksud dari permintaan maafnya."Maksud Anda bagaimana Chef? Tunggu, apa itu artinya Anda tidak lagi bekerja di sini?"Chef bertubuh kekar itu mengangguk, dan membenarkan ucapan dari manager keuangan di hotel."Tapi kenapa?" tanya Jo.Tentu saja pernyataan pamit dari Chef Kendrick benar-benar mengejutkan untuknya. Selama ini juru masaknya dikenal sangat tekun dan hebat. Beliau tidak hanya piawai dalam menyaj

  • Tentang Harga Diri   42. Konspirasi

    Kehadiran Nicko bersama orang-orang berjubah hitam itu sungguh mengejutkan Tuan Will. Membuat pria tua ini seperti kehilangan arah, mempertanyakan siapa sebenarnya anak muda di hadapannya. Kenapa bisa memiliki pengawal?Sekilas ia melirik Tuan Evans dan mulai ingat sesuatu."Ah mungkin dia salah satu pengawal Tuan Evans yang menyamar, itulah kenapa ia datang bersama para pria berpakaian hitam-hitam," pikirnya.Tak ingin mengecewakan tamunya, Tuan Will pun mempersilakan para pengawal itu duduk.Menganggap kehadiran mereka adalah permintaan Tuan Evans."Mohon maaf untuk kekacauan yang terjadi, istriku sudah setuju dengan harga empat puluh miliar," katanya kemudian melirik Mandy dengan mata melotot garang.Mandy hanya tersenyum simpul penuh misteri, tapi tak diperhatikan oleh suaminya yang gemuk. Sementara Nicko menaikkan satu alisnya sebagai kode pada wakil direktur Richmond."Sebenarnya, saya tak mas

  • Tentang Harga Diri   43. Rayuan Simon

    Pria botak itu berdiri dan memutar tubuhnya sambil memegang kepalanya yang licin. Ia tak percaya dengan apa yang barusan didengar."Mandy, apa kau sedang mabuk?" tanya Simon."Huh, kalau aku mabuk tak mungkin berada di sini. Oh ya satu hal lagi, Simon," Mandy mengingatkan kemudian diam sebentar dan menunggu reaksi suaminya yang menyebalkan.Bagaimana mungkin pria yang pakaianya buruk adalah Tuan Muda Lloyd. Namun melihat sikap dari Raymond Evans dan kelompok jubah hitam padanya menunjukkan kalau kenyataan itu benar adanya."Aku sudah mendaftarkan perceraian kita secara daring," tambah Mandy.Pria sombong itu menggaruk kepalanya, tak mengira akan reaksi sang istri yang meminta perceraian. Tentu saja ia memikirkan bagaiamana melunasi hutang 28 miliar."Kau masih ingat dengan perjanjian pra nikah kita kan? Jika kita bercerai, maka semua harta akan jatuh ke tangan anak kita?" Dengan nada yang mengejek, wanita

  • Tentang Harga Diri   44. Karma Deborah

    "Kau ... Kau lupa padaku? Bukankah kau janji akan meninggalkan istri dan anakmu setelah menjual hotel ini dan kita hidup bahagia bersama?" Deborah mengingatkannya."Hmm jadi benar kau perempuan selingkuhan Simon?" tanya Mandy.Perempuan genit itu berdiri berkacak pinggang. Rambut dan wajahnya berantakan membuatnya tampak aneh dengan posisi seperti itu."Hei perempuan tua, dengar ya! Pria ini begitu mencintaiku, buktinya dia rela meninggalkan Istri dan anaknya untuk bisa bersamaku. Kau tahu, dia selalu beralasan dinas di luar kota, padahal berlibur denganku. Ia pun hanya pulang ke rumahnya satu atau dua hari dalam sepekan."Ucapan Deborah benar-benar membuat Mandy geram. Wanita itu mencengkeram roknya kuat-kuat, mencoba menahan marah."Begitukah?" tanya Mandy yang ingin tahu lebih banyak tentang hubungan gelap sang suami."Tentu saja, apa kau tahu apa yang dikatakan oleh Simon tentang istrinya. Ia bilang is

  • Tentang Harga Diri   46. Hadiah dari Mandy

    Mandy Thompson mencegat Nicko bersama pengawalnya, begitu pemuda ini keluar dari ruangan."Tuan Muda Lloyd," panggilnya."Ada yang bisa kubantu Nyonya?" tanya Nicko ramah."Saya hanya ingin berterima kasih atas apa yang telah Anda berikan pada saya."Pemuda bertubuh proporsional itu hanya tersenyum dan mengangguk.Apa yang dilakukannya untuk Mandy hanyalah suatu kebetulan. Niat awalnya adalah ia ingin memberikan hadiah untuk Istrinya.Wanita paruh baya itu pun mengeluarkan kartu nama dari dalam tas nya. Kemudian ia menyerahkan kartu nama untuk Nicko."Ini adalah alamat tokoku, Anda bisa datang kemari kapan saja, akan saya siapkan hadiah untuk Anda," tawarnya."Tak perlu Repot-repot Nyonya.""Tidak Tuan, sama sekali tak merepotkan. Tolonglah terima pemberianku yang tak seberapa ini," tambah Mandy."Hmm baiklah Nyonya, nanti akan kubicarakan dengan Istriku.

  • Tentang Harga Diri   47. Kedatangan Tuan Evans

    Ekspresi wajah yang tak bersahabat menyambut Nicko begitu tiba di rumah mertuanya. Wanita yang selalu merias wajahnya berlebihan itu telah menunggunya di depan pintu."Lama sekali. Dari mana saja kau?" tanya Daisy geram."Maaf Bu, aku harus mengerjakan sesuatu," kata menantu yang selalu diremehkan itu, tapi Ibu mertuanya hanya mendengkus dan mencibirnya."Sudah, cepat ganti pakaianmu dengan yang pantas. Kita akan menghadiri makan malam dengan pejabat Richmond di hotel. Jangan buat malu kami!" perintah Daisy.Pemuda ini pun mengangguk patuh dan masuk ke dalam. Segera membersihkan diri dengan cepat dan berganti pakaian. Celana chinos, kemeja putih dan juga jas warna khaki yang sudah sering dipakainya di tiap acara formal. Jas yang diberikan oleh Damian karena sepupu istrinya itu sudah bosan."Ayo, kita betangkat Bu!" ajaknya kemudian. Wanita berambut pirang ini memperhatikan menantunya, dan merasa tak suka.

  • Tentang Harga Diri   48. Hadiah Untuk Armando

    Josephine pun menyadari keheranan pada Paman dan sepupunya pun ingin tertawa. Namun ia tetap menghormati keluarganya dan memperkenalkan mereka pada Tuan Evans. Tanpa mengetahui maksud dari sikap yang ditunjukkan oleh wakil direktur Richmond."Perkenalkan, ini adalah Nenekku, Elizabeth Windsor, beliau menjabat sebagai penasihat perusahaan Windsor," katanya kemudian memperkenalkan satu-persatu termasuk suaminya."Ini suamiku Nicholas," katanya menunjuk pada pria yang ada di sampingnya."Hei Jo, apa kau tak malu memperkenalkan pecundang itu pada Tuan Evans?" balas Catherine mempertegas posisi Nicko di keluarga mereka. "Sst, sudahlah tak perlu kau perjelas posisinya, Istriku!" tambah Armando, kemudian pria berambut hitam itu pun menatap ke arah Tuan Evans dan menyapanya ramah."Apa kabar Tuan Evans, saya senang sekali melihat kehadiran Anda di tengah keluarga kami," kata Armando berusaha bersikap ramah, tapi sebetulnya ia hanya b

  • Tentang Harga Diri   49. Keinginan Sang Direktur

    Armando tak berkata apa-apa semenjak kembali dari menjawab telepon. Pria angkuh itu lebih banyak diam mendengarkan percakapan keluarga Windsor dengan Tuan Evans.Tak seorangpun peduli dengan perubahan sikap menantu kesayangan Edmun kali ini kecuali Catherine yang mempertanyakan kenapa. Juga senyum satir yang diberikan oleh Nicko karena tahu apa yang membuatnya berubah."Tunggu giliran kalian, Windsor!" batin Nicko sambil menggenggam garpu kuat-kuat."Saya cukup senang melihat hotel kalian," kata Raymond Evans membuka percakapan setelah melihat drama yang barusan terjadi di hadapannya."Terima kasih Tuan Evans. Ini semua telah diupayakan oleh mendiang suamiku sejak lama. Kami sebagai anggota keluarga ingin sekali merawat apa yang telah ditinggalkan oleh beliau," kata Nenek."Anda benar sekali Nyonya. Saya banyak mendengar tentang kinerja Tuan Gilbert Windsor. Semoga beliau tenang di sana dan tersenyum melihat perkembang

Latest chapter

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status