"Hmm jadi kalian menganggap ku akan menjual villa itu?" tanya Nicko memastikan apa yang diucapkan oleh Damian.
"Ya benar, dasar kau serakah. Dia memang sengaja tidak ingin mengajak bibi saat menjual villanya. Dia ingin agar menikmati uangnya sendirian. Atau lebih parah lagi, dia akan menggunakan uangnya untuk mencari perempuan lain dan meninggalkan Josephine," tambah Damian memperparah keadaan.Apa yang diucapkan oleh cucu pria satu-satunya dalam keluarga Windsor itu benar-benar membuat Daisy panas. Bukan masalah Nicko yang akan meninggalkan Josephine dan mencari perempuan lain. Namun karena villa yang ia idam-idamkan dijual begitu saja.Sama hal nya dengan Edmund yang benar-benar tahu akan sejarah villa mewah itu pun tak terima. Villa itu dibuat oleh mendiang Ayahnya saat baru meraih kesuksesan. Bisa dibilang villa itu adalah simbol kejayaan keluarga Windsor.Bicara tentang nilai, tentu saja bangunan itu memiliki nilai yang tinggiDaisy berdiri berkacak pinggang menghadap ke arah menantunya yang dinilai semakin kurang ajar. Kedua mata aqua wanita itu membulat dan menatap tajam. Ia sangat geram."Dengar ya menantu tak tahu diri! Kau ini sudah melakukan suatu kesalahan, tapi kau malah meminta persyaratan pada kami," katanya sengit sambil menunjuk-nunjuk ke arah menantunya."Hei pecundang, kami semua menginginkan yang hasil penjualan itu agar kami bisa membeli villa itu kembali dan mengembalikannya pada Nenek. Beliau kecewa sekali karena telah salah memberikan hadiah padamu yang justru menjual simbol kejayaan keluarga kami," balas Damian."Nenek mau mempertaruhkan villa itu padamu karena kau masih dianggap sebagai bagian dari keluarga Windsor. Meskipun statusmu hanya seorang menantu yang tak berguna. Namun karena jasamu sebagai pengantin pengganti untuk menutupi aib keluarga, maka beliau mempercayaimu. Justru kau mengecewakan harapan Ibuku," tambah Edmund.Keti
Sekali lagi Nicko menatap tajam ke arah Damian. Membiarkan pria itu semakin terlihat pucat dan salah tingkah."Tuan Damian Windsor, sekali lagi apakah benar kau mengkhawatirkan keadaan Nenek? Atau kau juga menginginkan,-" Nicko sengaja tak melanjutkan ucapannya.Ia ingin bermain tarik ulur pada putra Howard Windsor. "Aku melihat villa nenek memiliki luas lebih dari satu hektar," kata Nicko kemudian.Sengaja ia membicarakan keunggulan villa di depan mertuanya. Membuat pasangan suami istri itu semakin emosi dan ingin segera memilikinya."Bukankah jika villa itu tidak boleh dijual karena simbol keluarga Windsor. Kupikir seharusnya neneklah yang paling berhak atas uang itu. Lalu kenapa kau menghalangi niatku untuk mengundang nenek?" tanya Nicko menyelidik.Melihat sang menantu bersikeras meminta sang Nenek untuk tetap hadir, Edmund pun mulai angkat bicara. Sepertinya ayah mertuanya sudah terpengaruh oleh perkataan Da
Nicko mengemudikan mobilnya dengan didampingi oleh sang istri dan kakak iparnya. Seperti biasa Edmund dan Daisy enggan bergabung dengan mobil menantunya yang sudah bobrok saat ada mobil lain yang lebih layak.Menantu yang tak dianggap oleh keluarga Windsor mengirimkan pesan pada istri dan kakak iparnya kalau tak bisa menjemput. Mereka yang baru saja pulang dengan menggunakan tadi pun tak sempat untuk berganti pakaian karena harus segera ke villa."Nick, apa benar yang dikatakan oleh Damian?" tanya sang istri sambil memperhatikan suaminya yang berkonsentrasi dengan kemudi."Kau akan tahu sendiri nanti," balas Nicko."Sayang, bukannya aku meragukanmu, tapi melihat keadaamu saat ini aku menyimpulkan kau cukup banyak membutuhkan uang. Jujurlah padaku sayang. Apa kau memang menjual villa itu?" tanya Josephine.Namun lagi-lagi Nicko bergeming. Ia tak memberi respons apapun terhadap pertanyaan sang istri. Sengaja membiarkan i
Anggota keluarga Windsor tampak heran dengan kehadiran para pria berpakaian serba hitam. Mereka merasa asing dengan kedatangan orang-orang itu.Terlihat bagaimana pasangan suami istri Windsor saling berbisik. Mereka penasaran dengan siapa yang datang. Damian sendiri tampak beringsut melihat penampilan mereka."Apa kau lihat siapa yang datang?" bisik Daisy pada suaminya."Entahlah, aku tak mengenal mereka. Apa dia ada hubungannya dengan si tak berguna itu?" tambah Edmund.Mereka berdua pun saling berpandangan dan mengangkat bahu. Sebentar-sebentar mereka pun melirik ke arah rombongan yang baru datang itu. Namun sedetik kemudian mereka menundukkan kepala.Sepertinya pasangan Windsor takut akan kehadiran orang-orang itu. Wajah mereka sama sekali tak bersahabat, tak ada senyum sama sekali.Nicko yang ada di situ pun langsung menyalami si pemilik rambut merah yang memimpin rombongan. Juga pria ber jas abu-abu y
Merasa terhina oleh ucapan menantu parasit keluarga Windsor, Damian pun langsung mendekati suami sepupunya. Kedua tangannya mendorong tubuh lelaki itu hingga ia mundur dua langkah.Lelaki yang tingginya hampir sama dengan Nicko itu pun mengacungkan telunjuknya di hadapan Nicko. Russell, si pria berambut merah yang ada di dalam melirik kejadian itu dan hampir berdiri. Namun Nicko mengedipkan mata untuk mengabarkan kalau ia bisa mengatasi masalah ini, dan memintanya untuk fokus pada tugasnya."Jangan kau kira kau sudah menang ya. Ingat kau sama sekali tak memiliki hak untuk villa yang diberikan oleh Nenek. Ayahku jauh lebih berhak daripada orang sepertimu."Nicko hanya menyeringai mendengar ucapan Damian. Kemudian perlahan membalikkan ucapan lelaki itu."Menang? Apa maksdumu dengan menang? Apa kita sedang melakukan sebuah perlombaan?" tanya Nicko berpura-pura bodoh."Jangan pura-pura tidak mengerti. Kau sengaja memanggil
Namun si pemilik rambut merah ini tetap tak peduli. Ia justru melanjutkan pembicaraannya dengan Nicko yang digadang sebagai pemilik villa mewah ini."Kami tidak menginginkan bangunan ini, kami akan menggunakannya sebagai tempat latihan menembak," sahut Russell yang membuat orang-orang yang ada di sana bergidik ngeri.Hampir saja Nicko tertawa begitu melihat ekspresi yang ditampilkan oleh Damian. Ternyata laki-laki ini sepengecut itu, baru mendengar tempat latihan tembak saja sudah memucat."Sial! Siapa orang-orang ini. Kenapa mereka berniat menghancurkan tempat ini dan menjadikan sarana latihan menembak. Apakah mereka tergolong mafia?" pikir Damian."Jadi tempat ini akan menjadi sarana latihan tembak?" Nicko mengulangi pernyataan Russell."Benar Tuan, bisa kita selesaikan transaksinya sekarang? Aku tak memiliki banyak waktu lagi. Besok aku akan segera mengirim ekskavator untuk menghancurkan villa ini," tambah Russell.
Perlahan, istri dari Nicholas mendatangi saudara sepupunya. Jemari lentiknya langsung mendorong sosok Damian."Katakan apa maksudmu dengan mengatakan villa ini sudah dijual oleh suamiku?" tanya Josephine tajam.Mendengar pernyataan dari putrinya, Daisy pun langsung berhenti memukuli Russell yang perkasa. Ia mulai berpaling ke arah suaminya, dan saling pandang.Sepertinya pasangan suami istri itu telah menyadari ada kejanggalan pada peristiwa kali ini. Rahang mereka berdua tampak mengeras kemudian menatap ke arah Damian."Sekali lagi, jelaskan pada kami apa maksud dari ucapanmu? Apa kau bermaksud untuk mengadu domba kami?" tanya Josephine dengan kedua mata yang menyala menatap sepupunya.Damian yang ada di sana hanya bisa diam dan memalingkan wajah. Ia tak tahu harus berkata apa lagi.Sementara Nicko, ia berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Kemudian ia saling melirik dengan Russell. Diam-diam pemuda itu pun m
Beberapa jam lalu,Tuan Muda Lloyd langsung menghubungi Russell dan anak muahnya melalui pesan teks secara diam-diam. Ia tak terima dengan sikap sang mertua yang dengan seenaknya menuduh.Terlebih lagi itu semua atas provokasi dari saudara sepupu sang istri. Tak ada jalan lain banginya untuk menjadikan tuduhan ini menjadi bumerang untuk Damian."Aku mau kalian datang ke villa pemberian Nenek Istriku. Minta tolong petugas bank untuk ikut pada kalian dan membawa donkumen yang tadi kutitipkan. Gunakan pengaruh yang kau punya!" perintah Nicko melalui layanan pesan."Baik Tuan Muda, lalu apa yang harus kami lakukan?""Berpura-puralah untuk menjadi pembeli, dan katakan kalau villa itu akan kalian hancurkan. Kita harus atur sandiwara ini serapi mungkin. Aku ingin agar mereka semua menyadari akal bulus dari sepupu istriku," tulis Nicko."Baik Tuan Muda. Serahkan semua pada kami!" balas Russell.Pria berambut