Home / Urban / Tentang Harga Diri / 293. Kalah Lagi

Share

293. Kalah Lagi

Author: Rindu Rinjani
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Diam-diam Adrian mundur dari kerumunan. Ia tak mau harga dirinya hancur karena harus berlutut pada laki-laki tak berguna itu untuk kedua kalinya. Terlebih sanksi dibekukannya rekening karena kartu mengalami kerusakan.

"Huh, siapa juga yang mau merusak kartu emas. Aku harus segera pergi dari sini," pikirnya.

Namun sepertinya Dewi Fortuna tidak berpihak pada lelaki berambut pirang ini. Josephine memergokinya dan mengundang perhatian yang lain.

"Adrian, kau mau kemana?" panggil Josephine setengah berteriak. Mau tak mau yang lain pun menoleh ke arahnya, dan yang dipanggil pun berhenti.

"Kau mau pergi kemana Adrian?" ulang Josephine.

Adrian hanya mematung kikuk di hadapan Josephine. Ia menoleh ke kanan kiri, seperti mencari obyek untuk dibicarakan dengan Josephine.

"Apa yang kau cari Adrian, bukankah kau sudah membuat kesepakatan dengan suamiku jika kau kalah maka kau akan berlutut di depannya dan menggunting kartu em
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tentang Harga Diri   294. Menantu Banyak Akal

    Nicko melihat keadaan rumah masih terlihat berantakan. Ia pun segera meletakkan kunci mobilnya dan berganti pakaian rumahan untuk melakukan tugasnya.Namun saat ia hendak mengambil alat pembersih, seseorang meraih pundaknya."Kau mau apa Nick?"Dialah Daisy ibu mertuanya, yang kali ini berbicara dengan nada yang ramah dan sopan. Sangat berbeda dari kesehariannya."Tentu saja aku hendak membereskan rumah. Tadi pagi bukankah kita terburu-buru sehingga aku tak sempat melakukannya?" tanya Nicko memastikan."Ya, kau benar rumah rumah ini memang terlihat kotor dan berantakan. Namun kau tak perlu bersusah payah untuk membersihkannya. Kau istirahat sajalah di kamar. Aku sudah menghubungi jasa pembersih rumah dan memesan makanan untuk kita makan malam bersama," ajak Daisy.Nicko tahu wanita di hadapannya ini memiliki maksud yang tersembunyi. Kuat dugaannya kalau Ibu mertuanya sangat ingin mendapatkan kesemp

  • Tentang Harga Diri   295. Darimana Uangnya?

    Josephine tampak termenung di tepi ranjang. Kejadian kali ini sungguh tak terduga olehnya.Meski ia senang karena Adrian tidak bisa mengalahkan sang suami. Namun ada satu pertanyaan yang menggelitik bagi Josephine."Hmm bagaimana Nicko bisa mendapatkan hadiah itu? Bukankah lukisan Mueler yang asli sangat mahal," pikirnya sambil menghentak-hentakkan telapak kakinya yang telanjang pada lantai.Berbagai dugaan muncul pada istri Nicko, tentu ia khawatir kalau suaminya melakukan perbuatan yang tidak benar. Takut kalau Nicko mencuri, terlibat hutang rentenir, dan yang terparah ia ingat ucapan mendiang Armando."Bagaimana kalau suamiku menjadi seorang gigolo. Dia kan tampan, tubuhnya bagus, dan ianjuga sangat piawai di atas ranjang, tentu saja banyak wanita kesepian yang menginginkan dirinya," gerutu Josephine lirih.Namun tanpa ia sadari terdengar oleh suaminya yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar."Hmm jadi menu

  • Tentang Harga Diri   296. Jo Masih Curiga

    Wajah Josephine masih terlihat masam meskipun hari sudah berganti pagi. Ia masih mempertanyakan darimana sang suami bisa mendapatkan hadiah semahal itu.Melihat keadaan sang istri yang tampak suram, Nicko pun langsung mendekatinya. Ia sangat terganggu melihat sang istri yang bermuka masam. Tentu saja pemuda ini tak ada semangat untuk menjalani harinya.Ia pun merangkul pundak sang istri dengan mesra dan membimbingnya untuk beranjak keluar kamar. Namun tangannya ditepiskan oleh Josephine."Kenapa kau melepaskannya, apa.ada yang mengganggumu?" tanya Nicko.Josephine hanya mengangkat bahu dan mendengkus."Apa aku harus mengulangi pertanyaanku?" tanyanya."Pertanyaan yang mana?""Bagaimana kau bisa mendapatkan uang untuk membeli hadiah nenek?" tanya Josephine ketus."Bukankah sudah kukatakan aku diberi oleh seseorang."Namun tak semudah itu Josephine mempercayai. Ia menatap tajam ke arah

  • Tentang Harga Diri   297. Siapa Yang Heboh

    Sebuah kejutan kembali menyambut Nicko saat ia keluar dari kamar bersama sang istri. Meja penuh dengan hidangan yang lengkap untuk sarapan.Pemuda itu pun melirik ke arah jam dinding yang ada di ruang makan. Ia terlambat bangun, dan tak ada teriakan untuknya sama sekali."Selamat pagi Jo, Nicko. Ayo sarapan bersama," ajak Daisy yang membuat kedua putrinya heran.Namun tidak dengan Nicko. Ia tahu kalau wanita ini sengaja melakukan hal ini karena ingin sesuatu darinya.Nicko pun berpura-pura untuk memeriksa aneka hidangan yang ada. Ia ingin tahu, apalagi reaksi yang akan diberikan oleh Daisy dan Edmund."Kenapa Nicko, apakah sarapan yang kau inginkan tidak tersedia di meja? Jika tidak, aku bisa memesan menu baru," tawar Daisy dengan keramahan yang dibuat-buat, dan pastinya menimbulkan kecurigaan pada Josephine.Josephine berbisik pada sang suami yang duduk di sebelahnya. Ia curiga, takut kalau snag Ibu akan memberin

  • Tentang Harga Diri   298. Mempersiapkan Kejutan

    Seorang pria berdasi turun dari mobil sport mewahnya. Dengan gagah ia mulai memasuki sebuah dealer mobil BMW.Sudah pasti penampilannya yang mentereng mampu memberi kesan pada pramuaniaga. Seorang sales wanita dengan pakaian minim mencoba mendekati lelaki itu."Tuan mobil apa yang Anda cari?" tanyanya ramah."Hmm, apa yang bisa kudapat dengan uang segini?" tanyanya sambil menunjukkan angka pada layar ponselnya.Perempuan itu pun tersenyum dan mengangguk ramah. Dengan angka yang ditunjukkan oleh pemuda di hadapannya, maka laki-laki itu bisa membawa sebuah unit sedan BMW seri 5."Mari ikut saya Tuan," ajak perempuan itu ramah sambil berjalan berlenggak-lenggok, dan bermaksud mencari perhatian pada pelanggan dealernya.Perempuan berpakaian minim itu sudah membayangkan komisi yang akan ia terima jika mampu menjual satu mobil. Apalagi mobil itu adalah seri 5, yang hanya mampu dimiliki kalangan menengah atas.

  • Tentang Harga Diri   299. Semua Ingin Punya

    Nicko hanya mengucapkan maaf secara singkat. Tanpa ada penjelasan apapun pada mertuanya, ia pun berlalu untuk masuk ke dalam kamarnya.Namun wanita paruh baya itu meraih lengan pemuda di hadapannya agar tak melanjutkan langkah. Tatapan penuh kekecewaan pun ditujukan pada menantunya seperti sedia kala."Apa kau tidak dengar aku bicara apa?" protes Daisy yang merasa tidak dihargai oleh menantunya."Ya, aku dengar, Ibu protes karena aku tak mengajak Ibu bertemu dengan Nenek kan?" balas Nicko."Itu kau tahu, tapi kenapa kau tak melakukannya?" tanya Daisy menantang.Nicko yang merasa dirinya telah melakukan hal benar pun tak setuju dengan keberatan mertuanya. Baginya Daisy telah melakukan hal konyol.Bukankah ia memiliki tugas mengantar Jo dan Cathy bekerja setiap hari? Catherine pun juga bekerja di hotel Windsor menggantikan posisi adiknya. Lalu untuk apa Nicko harus pulang ke rumah menjemput mertuanya.

  • Tentang Harga Diri   300. Kau Jual Aku Beli

    Edmund hanya melirik sang istri yang tampak uring-uringan. Berkali-kali wanita yang ia nikahi selama puluhan tahun itu memukuli bantal sofa."Ini tak bisa dibiarkan. Ayo Edmund kita harus melakukan sesuatu," gerutunya.Pria paruh baya ini pun meletakkan majalah yang tengah ia baca, kemudian berpaling pada Daisy."Kenapa kau tak berhenti marah sejak tadi?" tanyanya."Huh tentu saja aku sangat kesal akan ulah menantu tak tahu diuntung itu," keluh Daisy."Memang apa yang ia lakukan?" tanya Edmund.Daisy pun menceritakan apa yang dilakukan oleh Nicko pada suaminya dengan penuh emosi. Ia ingin agar sang suami setuju dengan pendapatnya."Hmm, jadi itu masalahnya. Sudah lupakan saja masalah ini. Justru lebih baik kan kalau dia segera pergi dari rumah ini," balas Edmund santai.Mendengar jawaban sang suami, Daisy pun naik pitam. Tentu ia tak setuju dengan ucapannya."Kau ini,

  • Tentang Harga Diri   301. Rencana Damian

    "Hmm jadi kalian menganggap ku akan menjual villa itu?" tanya Nicko memastikan apa yang diucapkan oleh Damian."Ya benar, dasar kau serakah. Dia memang sengaja tidak ingin mengajak bibi saat menjual villanya. Dia ingin agar menikmati uangnya sendirian. Atau lebih parah lagi, dia akan menggunakan uangnya untuk mencari perempuan lain dan meninggalkan Josephine," tambah Damian memperparah keadaan.Apa yang diucapkan oleh cucu pria satu-satunya dalam keluarga Windsor itu benar-benar membuat Daisy panas. Bukan masalah Nicko yang akan meninggalkan Josephine dan mencari perempuan lain. Namun karena villa yang ia idam-idamkan dijual begitu saja.Sama hal nya dengan Edmund yang benar-benar tahu akan sejarah villa mewah itu pun tak terima. Villa itu dibuat oleh mendiang Ayahnya saat baru meraih kesuksesan. Bisa dibilang villa itu adalah simbol kejayaan keluarga Windsor.Bicara tentang nilai, tentu saja bangunan itu memiliki nilai yang tinggi

Latest chapter

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status