Dengan langkah anggun bagaikan di atas catwalk, Sabrina Collins melangkah menuju panggung. Wanita berambut pirang ini pun mengambil mic yang ada di atas panggung dan menyalakannya.
Sambil tersenyum, ia pun melirik ke arah Jo yang tampak berusaha untuk maju dan mencegahnya."Sa ... Sabrina kau mau apa?" pekiknya sambil mencoba melangkah maju. Namun sayang kedua antek Sabrina menahan tubuhnya yang ramping."Kau diam saja di sini, Sabrina akan memberi pengumuman penting," kata Loren sok tahu.Kelompok Cheerleader itu sudah berencana untuk mengadakan acara lelang dan hasilnya akan disumbangkan untuk kemanusiaan. Namun dalam hal ini, yang menjadi barang lelangan adalah kencan semalam dengan Josephine.***Nicko berjalan menyusuri koridor setelah meninggalkan toilet pria. Membiarkan pemuda-pemuda sombong itu memperbaiki penampilan mereka yang tampak acak-acakan akibat gagal mengeroyoknya."Raymond,"Ehem!" Sepertinya Sabrina sengaja berdehem di depan mic yang menyala. Ia ingin mendaptkan perhatian dari seantero ruangan."Maaf mengganggu keasyikannyannya teman-teman," katanya mengawali. Membuat suasana yang tadinya riuh karena saling mengobrol pun mendadak hening.Sementara di salah satu sudut ruangan, Cindy dan Loren tampak memegangi tangan Josephine. Mereka berpura-pura menggandeng agar tak ada yang mengerti kalau tengah menahan si kapten cheerleader."Apa yang direncanakan kalian?" tanya Jo."Sudah kau diam dan ikuti saja permainan Sabrina, nanti kau pasti akan berterima kasih kepadanya. Dia seorang sahabat yang sungguh luar biasa peduli," kata Cindy mencoba menutupi rencana Sabrina.Jo cuma bisa menundukkan kepala dan menyembunyikan rasa malu. Semenjak tadi perasaannya tidak enak. Ia menduga akan ada sesuatu yang tidak baik terjadi padanya.Gaun pastelnya yang terkena noda minuman sudah cukup memb
Mic yang awalnya berada di depan Sabrina pun direbut tiba-tiba. Tentu saja hal ini membuatnya geram sampai-sampai ia menghentakkan kaki seperti anak kecil. Sementara pengunjung yang lain hanya saling pandang."Terima kasih untuk kesempatannya Nyonya Sabrina Collins atau Sabrina Dalton. Sungguh suatu kehormatan bisa berada di sini dan menyampaikan niat mulia dari suami Anda dan juga ketiga sahabatnya."Apa yang diucapkannya tentu membuat Sabrina semakin kesal dan mencoba untuk merebut mic nya kembali. Namun pemuda yang merebut mic justru bertingkah elegan. Menutupi pengeras suara itu dengan tubuhnya yang bidang bak seorang penyanyi profesional yang tengah melakukan performa.Saat itulah kepala Jo terangkat perlahan. Suara itu, sangat ia kenal,.dan ia tahu pasti akan ada sesuatu yang terjadi di luar dugaan. Perlahan senyum pun mulai terkembang di wajah ayunya, sambil berseru, "Nicko!"Saat itulah keempat laki-laki yang membawa Nicko
Jo menarik lengan suaminya saat mendapati kedua teman sekolahnya berdiri di samping Rolls Royce milik Kyle Brenan. Tentu Istri Nicko takut kalau-kalau mereka merusak mobil mewah itu."Sayang, bagaimana ini," tanya Jo yang terlihat sangat khawatir."Tenang saja," bisik Nicko."Bagaimana jika mereka menggoresnya? Gajiku takkan cukup untuk mengecatnya.""Tenang saja mereka tak akan berani. Ayo kita mendekat ke sana," ajak Nicko menggandeng tangan sang istri untuk mendekat pada mobil yang mereka bawa.Saat itu semua tampak berdecak kagum saat mendapati ketiga perempuan itu di sana. Tak lupa Brenda Walsh si gadis berkacamata mengambil gambar mereka dan mengunggahnya."Mobil milik siapa ini?" tanya mereka.Sabrina mengambil napas dalam-dalam dan menghadap ke arah mereka lalu berkata, "Tentu saja ini milik suamiku."Dagu runcing Sabrina sedikir mengarah ke atas. Jemarinya yang lentik men
"Ayo Sabrina, kami ingin sekali melihatnya!" teriakan-teriakan itu masih terdengar jelas di telinganya.Pelan-pelan Sabrina membuka tas tangannya, berpura-pura mencari kunci mobil dalam tasnya. Wanita bergaun biru laut itu melirik ke arah suaminya yang tampak sibuk dengan telepon genggam di telinganya.Sepertinya apa yang dilakukan oleh Erick Dalton hanyalah sebuah pengalihan agar tidak mendapat desakan yang sama seperti istrinya. Atau mungkin berpura-pura tidak tahu agar semua lupa akan mobil mewah ini."Oh maaf, suamiku yang memegang kuncinya, dan dia sedang sibuk mengurus pekerjaannya. Kalian lihat kan sedari tadi ia tak berhenti menerima telepon," katanya yang malah membuat Nicko tertawa meremehkan."Dia menerima telepon, atau berbicara sendiri," sindir Nicko yang membuat Sabrina beserta teman-teman dekat Erick naik pitam."Hei jangan sembarangan bicara kau!" seru Kevin Stoner yang memang menyimpan dendam pada suam
Semua masih mematung saat mobil mewah itu meninggalkan teman-teman Josephine. Tak seorang pun mengira kalau Rolls Royce yang terparkir tadi adalah milik suami Josephine.Lagi-lagi kasak-kusuk pun terdengar. Namun kali ini mereke membicarakan tentang mobil milik suami Jo. Tentu saja mereka semua penasaran dengan siapa suami Jo sebenarnya.Sangat aneh memang, jika sebelumnya pemuda itu diketahui membawa van yanh butut dan sekarang berubah menjadi Rolls Royce. Hanya ada dua kemungkinan penyebab perubahan itu.Pertama, suami Josephine sebenarnya seorang konglomerat yang nyentrik. Kedua suami Josephine adalas seorang sopir pribadi dari seorang yang sangat kaya."Hmm sungguh aneh, kemarin dia pakai van butut, kenapa sekarang jadi mobil mewah? Apa jangan-jangan suami Jo menyewa mobil," celetuk salah seorang."Kau ini ada-ada saja, mana mungkin suami Jo menyewa mobil. Menurutku dia sopir pribadi dari keluarga kaya," tambah yan
Jo tak bisa menahan tawa di dalam mobil mewah suaminya. Apa yang baru saja dialami sukses mengocok-ngocok perutnya. Meskipun sebelumnya sempat terjadi hal yang kurang menyenangkan."Kau ini bisa saja membalikkan keadaan Sayang," puji Josephine pada suaminya yang mengemudi dengan santai."Sudah kukatakan, aku tak akan membiarkan seorang pun menertawaimu Sayang," kata Nicko.Kembali pasangan muda itu tertawa lepas. Jo masih mengingat betul perubahan ekspresi wajah Sabrina saat suaminya mengemudiakan mobil."Kau lihat kan bagaimana wajah Sabrina saat melihatmu menyalakan mesin? Di terlihat sangat tegang dan wajahnya sungguh memerah. Berbanding terbalik saat dia mencoba merundungku tadi. Saat itu ia terlihat begitu cantik dan anggun," kata Jo dengan berapi-api. Namun Nicko hanya mengernyitkan dahi melirik istrinya."Oh ya? Aku tak melihat perempuan cantik selain kau," balas Nicko yang membut Josephine semakin bersemu merah
Josephine kembali nendengus setelah mendengarkan pertanyaan suaminya. Kemudian tersenyum dan berharap suaminya bisa memberikan ketenangan seperti biasanya."Damian meneleponku, dan seperti biasa ia menghinaku," kata Josephine."Hmm biar kutebak! Ia pasti memintamu untuk merayu seorang laki-laki kan?"Jo pun mengangguk lalu kembali pada suaminya."Ya, dan kali ini aku diminta untuk mereayu direktur Richmond untuk kepentingan mereka."Perempuan berambut lurus ini pun menceritakan apa yang membuat dirinya dipanggil menemui Nenek Elizabeth. Juga desakan-desakan yang terus menuerus diterima olehnya."Hmm jadi mereka ingin kau datang ke Group Richmond dan menemui direkturnya agar memberi kelonggaran. Bahkan menyuruhmu untuk menemui direktur Richmond dan merayunya?" tanya Nicko memastikan."Ya, itu benar."Nicko menyeringai dan tertawa saat mendapati pernyataan istrinya. Terlebih saat pe
Suasana restoran sudah mulai sedikit tenang. Para peserta reuni telah berkumpul di meja bundar sambil menikmati sajian makan siang di Restoran Cantaloup. Insiden Rolls Royce tampaknya sudah tidak menjadi pemberitaan yang hangat bagi mereka. Terlebih tak ada yang menggoreng berita tentang mobil mewah suami Josephine.Meskipun begitu, masih saja ada yang membatin tentang kejadian barusan. Adalah Brenda Walsh, wanita single berkacamata yang dikenal dengan sebutan Gossip Girl.Brenda tampak merenung sejak tadi, tangannya mencengkeram peralatan dengan kuat seolah ia tengah menahan amarah. Sesekali gadis itu melirik ke arah Michael Van Basten yang masih bercengkrama dengan teman-temannya."Sial, gara-gara ulahmu aku jadi kehilangan berita besar," pikirnya.Beberapa waktu lalu saat kehebohan Rolls Royce tengah berlangsung. Semua alumnus mencoba untuk mendekat dan memastikan siapa pemilik mobil itu.Sayang, Micha
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt