Home / Romansa / Temen Tapi Demen / Temen Tapi Demen 9 B

Share

Temen Tapi Demen 9 B

last update Last Updated: 2022-04-18 12:12:02

TEMEN TAPI DEMEN 9 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Setengah jam berlalu, akhirnya mereka sampai di Pantai Suwuk. Karena bukan hari Minggu suasana sedikit sepi. Tidak seramai akhir pekan. 

Baru saja memarkir motor, angin khas pantai yang sepoi-sepoi membelai wajah Shasa. Ia dapat melihat air yang bewarna biru menempel di langit nan jauh di sana.

Sementara bebatuan yang tertata rapi membuat debur ombak tak menghantam begitu kuat. Juga pegunungan yang berjarak begitu dekat menambah indahnya pemandangan.

Sedang di sisi lain terlihat ada beberapa orang memancing ikan di atas bebatuan. Suasana seperti ini yang kadang Shasa rindukan. Ketenangan.

"Duduk dulu sebentar di sini ya?" pinta Shasa. Ia ingin menikmati suasana tenang ini sebentar saja.

"Boleh. Emang kenapa gak langsung mainan air?" tanya Rey y

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 10

    TEMAN TAPI DEMEN 10Oleh: Kenong Auliya Zhafira Berpura-pura memang hal yang tidak enak dalam hidup. Karena bisa membuat semangat meredup. Shasa masih duduk seperti patung mendengar ajakan pulang dari Rey. Ia merasa tidak enak hati dan bersalah."Ayo ...! Jangan sampai aku berubah pikiran nih?" ajak Rey untuk kedua kali.Shasa pun segera bangkit dan berdiri di dekat Rey. Sungguh hatinya merasa tidak enak."Maaf ...," ucap Shasa lirih. Hanya kata itu yang bisa keluar dari bibirnya.Rey mengembuskan napasnya. Mencoba menerima keadaan hatinya sendiri. Ia memang sudah berani memasuki rumah yang sudah berpenghuni."Maaf untuk apa, Sha? Kamu kan gak salah," jawab Rey sambil menaiki motornya."U

    Last Updated : 2022-04-18
  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 11 A

    TEMEN TAPI DEMEN 11 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Mengabaikan seseorang itu bencana. Sedangkan diabaikan juga bencana. Sama-sama membuat darah semakin tinggi. Hingga sampai pada satu emosi yang ingin memaki juga menghakimi.Shasa merasakan emosinya kini mulai memuncak melihat Soni mengabaikan dirinya. Padahal ia sudah memberikan luka untuk Rey agar bisa bertemu dengannya. Akan tetapi, ia justru malah sibuk bermain gitarnya."Aku pulang aja, kalau kamu begini!" ucap Shasa sambil meletakkan pisau di meja."Kok, ngambek? Iya maaf ... soalnya nanggung dikit lagi lancar. Ya udah, sini, aku suapin? Mau apel atau pir?" tawar Soni dengan senyum-senyum tak jelas.Senyum Soni memang selalu mengandung sihir. Itu bisa menyulap marah menjadi rasa be

    Last Updated : 2022-04-18
  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 11 B

    TEMEN TAPI DEMEN 11 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraShasa pun merasa demikian. Ia merasa kalau Soni sedang mengungkapkan isi hatinya. "Haruskah aku menjawab yang sebenarnya?" batin Shasa. Pikirnya tidak ada salahnya kalau dicoba."I love you too ...!" Shasa mengucapkan itu dengan sedikit keras agar Soni bisa mendengar. Dan itu terbukti. Ia langsung menatapnya tajam. Sorot matanya seolah mempertanyakan kebenaran dan keasliannya."Jangan becanda, Sha! Gak lucu," jawab Soni seolah ingin kejelasan yang nyata. Bahkan hatinya sudah ia persiapkan sekuat mungkin."Aku nggak becanda. Apa wajahku terlihat tertawa?"Soni menyelidik wajah Shasa dengan teliti. Memang tidak ditemukan senyum sedikit pun. Akan tetapi, akalnya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Tidak mungkin hanya dengan candaan sereceh ini bisa di

    Last Updated : 2022-04-18
  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 12 A

    TEMEN TAPI DEMEN 12 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Ketahuan karena melakukan sesuatu hal yang tidak diperbolehkan pasti akan menimbulkan kegugupan yang berakhir ketakutan. Itulah yang sekarang Soni rasakan.Sang bapak masih saja berdiri mematung melihat kelakuan bujangnya yang dengan berani menyentuh anak gadis orang. Belum lagi tentang kalimat calon manten yang terlanjur terdengar. Meski dalam hati merasa senang, tetapi Soni tetap salah di matanya."Bapak tanya kalian sedang ngapain? Siapa yang jadi calon manten?" Bapak mengulangi pertanyaannya. Bahkan tatapan matanya masih tajam melebihi silet."I--itu, Om ... Shasa yang mau jadi calon manten." Akhirnya Shasa memberanikan diri menjawab. Meski tangannya gemetaran dan jantungnya berjedag-jedug tidak karuan. Ia tidak peduli lagi kalau Om Hadi akan marah. Y

    Last Updated : 2022-04-18
  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 12 B

    TEMEN TAPI DEMEN 12 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni tahu jika sudah menjadi pasangan pasti ada rasa ingin bertemu untuk saling melepas rindu dengan canda tawa. Atau hanya sekedar ingin melihat wajahnya. Semoga saja memang Shasa tidak akan berubah sama sekali. Ia pasti mengerti jika semua ini juga untuknya."Soni ...," panggil Bapak yang membuat Soni tersadar."Eh, iya, Pak. Kenapa?" jawab Soni kaget. Kepalanya menerawang memikirkan kemungkinan yang bisa terjadi."Kamu sanggup kan, kalau tidak bertemu Shasa selama beberapa waktu?" tanya Bapak lagi. Kali ini sorot matanya terlihat serius."InsyaAllah sanggup, Pak. Kan nanti bisa kirim pesan atau teleponan. Bapak tenang aja ...." jawab Soni. Senyumnya pun ia kembangkan agar Bapak tidak merasa bersalah. Meskipun sebenarnya hatinya mulai meragu. 

    Last Updated : 2022-04-18
  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 13 A

    TEMEN TAPI DEMEN 13 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Menahan rindu memang hal yang berat. Mungkin benar hanya Dilan yang sanggup. Shasa belum tahu sanggup atau tidaknya. Namun langkahnya tidak mau berhenti hanya karena rindu. Dengan rindu maka kadar cinta yang ada semakin besar.Akan tetapi, rasa takut pun juga tiba-tiba menghampiri kalau berpikir dari sisi buruknya. Ia tidak mau kepalanya dipenuhi firasat yang tidak-tidak. Karena rindu bisa beralih fungsi menjadi cemburu dalam sekejap.Shasa masih menatap sang ibu yang menunggu jawabannya. Bibirnya hanya bergeming, tidak tahu harus mengatakan apa."Aku gak tahu, Bu ... semoga aja sanggup." Akhirnya Shasa menjawab semampunya.Sang ibu pun mulai mengerti kalau anaknya belum terbiasa akan keadaan y

    Last Updated : 2022-04-18
  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 13 B

    TEMEN TAPI DEMEN 13 BOleh: Kenong Auliya Zhafira** Pagi sekali, sebelum matahari terbit, Soni dan bapaknya sudah mulai menyusun kerangka tarub ke mobil bak. Sang ibu pun menyiapkan cemilan dan minuman untuk dua lelaki terhebat di hidupnya.Kebetulan urusan dapur sudah selesai. Bahkan sarapan seadanya pun sudah siap. Pagi ini menunya sederhana, yakni nasi goreng.Sang ibu membawa minuman dan cemilan di teras depan. "Pak, Son ... minum dulu," titah sang ibu yang sudah duduk di bangku panjang.Soni dan Bapak yang sudah selesai pun langsung mendekati sang ibu. Mata Soni berbinar melihat teh manis hangat ditemani oleh pisang goreng dan mendoan. Masih panas pula. Pasti akan terasa sangat enak."Wah, Ibu tahu aja kalau Bapak haus," goda Bapak

    Last Updated : 2022-04-18
  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 14 A

    TEMEN TAPI DEMEN 14 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Perjodohan yang disembunyikan sedemikan dalam bisa saja seperti hadiah. Akan tetapi bisa menjadi seperti kotak Pandora yang bisa saja isinya tidak terduga.Dengan bayangan yang sudah berkelana jauh, Soni membantu Bapak menyusun semua kerangka besi hingga menjadi tenda. Tidak ada kata sama sekali. Hanya kata tolong dan terima kasih yang sering mereka ucapkan.Sesekali Soni melirik sang bapak yang tengah mengambil seng untuk atap tenda. Ia terus berpikir kalau Bapak memang mengenal ibunya Shasa.Peluh dan keringat yang menetes di dahi tak dihiraukan Soni. Cuaca memang lumayan panas, bahkan angin yang bertiup hanya memberikan kesejukan sementara.Setelah hampir setengah hari bergelut dengan kerangka besi, akhirn

    Last Updated : 2022-04-18

Latest chapter

  • Temen Tapi Demen   Last Episode E

    TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode EOleh: Kenong Auliya ZhafiraSatu bulan berlalu kehidupan mereka semakin mesra. Dan juga sibuk, untuk Soni. Karena mereka masih numpang, Soni mengusulkan seminggu nginep di rumahnya, dan sebaliknya.Jika Soni sibuk sampai larut malam, maka Shasa akan memilih pulang ke rumahnya. Meninggalkan Ibu Niar dengan Kayla saja.Sejak bekerja sama dengan besan, jasa tarub mereka semakin besar dan lengkap. Bahkan sudah terkenal di berbagai desa. Hasan pun mulai terampil berkat ajaran dari Hadi.Hanya Shasa yang sering merajuk jika Soni selalu pulang malam. Ia merasa menjadi yang nomor dua. Padahal dulu saat masih temenan, tidak pernah merajuk jika Soni tidak punya waktu.Akan tetapi, sekarang bawaannya selalu gelisah jika Soni pulang malam. Shasa akan memasang wajah cemberut. Hidupnya mula

  • Temen Tapi Demen   Last Episode D

    TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode DOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni menghentikan laju motornya sejenak di tengah perjalanan. Getar ponsel dalam saku celana memaksanya menepikan motor.Shasa diam memperhatikan gerak jari Soni membuka ponselnya.Bapak[ Semua sudah oke. Kamu bisa ke sini. ]Senyum tipis tercetak di pipinya. Membuat Shasa bertanya pesan dari siapa hingga sesenang itu.Soni membalas pesan dengan cepat.Soni[ Oke. Lagi di jalan. ]Kemudian memasukkan ponsel kembali ke saku."Lanjut lagi," ucap Soni sembari melajukan roda duanya.Sikap Soni yang tertutup membuat Shasa kecewa. Biasanya kalau ada pesan, ia selalu cerita. Namun sekarang ...."Pesan dari siapa, Sayang? Kok, kamu senyum

  • Temen Tapi Demen   Last Episode C

    TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode COleh: Kenong Auliya ZhafiraRey langsung menambah sentuhan akhir dari kejutan ini dengan memasang lampu warna-warni dan beberapa bunga palsu dan asli di samping kanan kiri tarub. Kemungkinan bunga mawar putih dan merah adalah bunga kesukaan Shasa.Hadi juga tak lupa membuat meja layaknya prasmanan dengan hiasan kain penutup yang disesuaikan, yakni putih dan gold.Untuk kursinya, Hadi sengaja memilihkan yang paling bagus. Tentunya kursi plastik yang dihias oleh kain penutup dengan tambahan pita bewarna merah muda. Pun dengan meja yang berbentuk bundar tak kalah cantik.Hasan benar-benar terpesona oleh keahlian milik Hadi. Jasa tarubnya ternyata lumayan lengkap. Hanya belum merambah ke dekorasi dan sound system. Andai saja semua itu lengkap, pasti biaya untuk pernikahan bisa ditaksir puluhan juta ha

  • Temen Tapi Demen   Last Episode B

    TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBerkumpul dengan keluarga akan selalu membuat waktu berjalan cepat. Tak terasa jarum jam sudah menunjuk angka sembilan malam. Raga pun sudah ingin diistirahatkan dari rasa lelah."Ya udah. Sekarang kita tidur ya? Udah malem," titah sang ayah.Mereka beranjak dan berjalan menuju kamar masing-masing. Shasa menatap sang ibu yang selalu bergelayut manja jika akan masuk ke kamar. Membuatnya merasa iri.Jangankan gandengan tangan, jalan aja kayak kereta. Depan belakang.Akan tetapi semua itu terganti saat pintu sudah tertutup rapat dan terkunci. Tiba-tiba Shasa merasa tubuhnya melayang. Soni menggendongnya di depan. Kedua tangan Shasa spontan mengalung di leher prianya sebagai pegangan.Shasa tersenyum menatap

  • Temen Tapi Demen   Last Episode A

    TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode AOleh: Kenong Auliya Zhafira Pria sejati adalah pria yang selalu bisa membuat wanitanya bahagia dan tidak pernah membuatnya menangis. Yang akan selalu berusaha mewujudkan setiap keinginan sesuai kemampuannya.Soni ingin menjadi pria seperti itu untuk Shasa-- istri sekaligus teman hidupnya."Hei ... tidak ada yang percuma. Kan, masih bisa dipakai. Lagian dihias secantik apa pun juga nantinya akan dirusak. Kan, mau dipakai bukan untuk hiasan," jawab Soni seakan mencoba menenangkan. Padahal dalam otaknya akan merancang kejutan termanis untuknya."Maaf ... untuk soal tarub memang benar-benar tidak bisa kasih yang cantik. Bukannya tidak mau, tapi keadaan memaksa kita untuk ini. Ya sudah, biar kamu gak sedih lagi, kita nginep di sini malam ini. Kali aja kamu kangen sama Ayah dan ibumu

  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 30 C

    TEMEN TAPI DEMEN 30 C 2 Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira Soni memilih ikut berlari kecil hingga sampai ke rumah. Napasnya lumayan ngos-ngosan karena sudah lama tidak berlari lagi. Sang bapak yang melihat mereka berdua berlari menjadi ingin tertawa. Kedekatan mereka benar-benar membawa aura yang berbeda di rumah. Kayla langsung menuju ke dapur mengambil air minum. Untuk membasahi dahaganya. Shasa melihat Kayla menjadi penasaran apa yang sedang ia lakukan. "Kay habis ngapain? Kok ngos-ngosan?" "Habis dikejar buaya." Kayla menjawab asal lalu meletakkan gelas di meja. Akan tetapi mengingat ucapan Soni kalau Rey teman Shasa, ia berbalik dan ingin bertanya tentangnya. "Mbak." "Iya. Kenapa?" "Mbak Shasa

  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 30 B

    TEMEN TAPI DEMEN 30 B 2 Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Haish! Awas kamu, Son! Bikin malu aja pakai ninggalin jejak merah," batin Shasa. Ia baru menyadari saat Soni mennyentuh jenjang lehernya lebih lama. Ternyata, oh, ternyata ia meninggalkan jejak. Ibu mertua yang sejak tadi diam mendengarkan sebenarnya ingin tertawa, tapi takut membuat mantunya lebih malu. Ia tahu rasanya digoda karena menjadi pengantin baru. Jadi lebih baik berpura-pura tidak melihat. "Kayla, lebih baik kkta cepat selesaikan semua ini. Biar semua bisa dibagi telat waktu," ucap Tante Niar yang kesannya mengalihkan topik utama. Ucapan Tante Niar langsung mendapat respon yang baik. Terbukti Kayla jadi tidak bertanya lebih detail. Mereka bertiga kembali fokus memasak. Hampir berjam-jam bergelut di dapur. Sampai akhirnya bisa se

  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 30 A

    TEMEN TAPI DEMEN 30 A2 Last EpisodeOleh: Kenong Auliya Zhafira Takaran cemburu untuk pasangan yang masih pacaran dan sudah menikah hanya berbeda dalam penyampaiannya. Apabila masih pacaran kemungkinan besar hanya akan dipendam dengan marah yang tanpa sebab, berbeda jika sudah menikah. Kemungkinan akan diungkapkan dengan blak-blakkan dan terbuka.Shasa masih menatap Kayla dan Soni bergantian. Memang dari sorot matanya ada binar bahagia bertemu kembali dengan Kayla."Dia istrimu, Mas?" tanya Kayla sambil melihat Shasa dari ujung kepala hingga kaki."Mas ...? Dia memanggil Soni, Mas ...?" batin Shasa. Rasanya ingin tertawa dan juga memaki. Bagaimana tidak, dirinya saja yang dari dulu kenal sampai sekarang jadi pasangan tak pernah memanggil begitu.Soni terlihat tersenyum mendapati perta

  • Temen Tapi Demen   Temen Tapi Demen 29 D

    TEMEN TAPI DEMEN 29 DOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni langsung menggoreskan jejak penanya dalam buku nikah. Kemudian dengan lantang membaca semua kewajiban dan haknya sebagai suami yang baik hingga selesai."Sekali lagi selamat menempuh hidup baru. Semoga sakinah, mawadah, warohmah," ucap pak penghulu lalu pergi meninggalkan ruangan.Om Hasan memeluk Soni dengan hangat. "Selamat, Son," bisiknya. Tangannya menepuk lembut punggung mantunya."Makasih, Om.""Jangan panggil, Om ... kan sudah jadi anak mantu. Panggil Ayah juga kaya Shasa," ucapnya lagi yang sukses membuat Soni gelagapan."I--iya ... A--ayah," jawab Soni terbata."Selamat, ya, Mbak Shasa ... akhirnya kalian naik level dari temen jadi manten," ucap Pak Danu sambil mengusap lengan Shasa."Ma

DMCA.com Protection Status