TEMEN TAPI DEMEN 28 A
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Melihat Ibu bisa cepat akrab dengan seseorang yang tadinya sedikit malu membuat merasa heran dan takjub. Juga menjadi tanda tanya besar.
Soni tidak biasa bercanda dengan ibunya. Ia akan lebih memilih menanggapi dengan senyuman jika ibunya menggoda.
Akan tetapi, hari ini di depan matanya, Soni menjelma seperti anak lelaki Weni Utomo-- ibunya. Tersenyum dan tertawa dengan lepas.
Ada rasa haru bisa melihat pemandangan di depannya. Tanpa sadar bulir bening menetes membasahi pipinya. Gerak langkahnya seakan tertahan untuk menyaksikan mereka lebih lama.
Melihat sang ibu yang begitu bahagia bisa bercanda dengan Soni, mengingatkan kembali tentang ucapan ayahnya tentang Mas Yusuf. Andai dia masih hidup, mungkin
TEMEN TAPI DEMEN 28 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni menggunakan kesempatan itu untuk mendaratkan satu kecupan di kening Shasa. Seketika Shasa tersadar merasakan kehangatan. Bukan di tubuhnya, melainkan di hatinya.Setelah beberapa detik, Soni melepaskan kecupannya. Membuat Shasa benar-benar seperti makhluk tak berdaya oleh tipu daya cinta."Kamu istirahat aja. Kan capek habis belanja setelah luka di lutut baru kering. Sekalian bilangin ibumu kalau aku udah pulang," ucap Soni lembut. Kemudian berlalu pergi meninggalkan Shasa yang baru saja merasakan bermandikan bunga oleh sikap prianya.Entah kenapa jika bersama Soni, rasanya selalu luar biasa.Sang ibu yang melihat adegan itu dari balik ruang makan menjadi terharu. Ternyata Soni memperlakukan Shasa dengan lembut. Belum lagi sikapnya hari ini men
TEMEN TAPI DEMEN 28 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira Seperti malam ini, mereka akan selalu tersenyum bahkan tertawa dengan ponsel. Hanya lewat tulisan saja mereka bisa sebahagia itu. Apalagi nanti jika sudah hidup bersama menjadi pasangan. Pasti hidupnya akan lebih bahagia dengan saling bergandengan tangan meski banyak rintangan menghadang. Itu termasuk bagian dari doanya. Senyum Shasa kian merekah mendapati banyak rayuan dalam ponselnya. Soni [ Malem, Sha ... cie ... yang sebulan lagi mau nikahan sama temen sendiri. ] Seketika tawanya pecah digoda oleh calon suami sendiri. Bisa-bisanya ia bersikap demikian dengan calon istri. Kan jadinya gimana .... Shasa pun tak mau kalah. Ia juga ingin menggoda prianya. Shasa [ Malem juga ... cie juga yang gak berani nembak temen,
TEMEN TAPI DEMEN 28 D Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bapaknya Soni-- Hadi sudah duduk berhadapan dengan Weni-- ibunya Shasa. Mungkin benaknya dipenuhi tanda tanya karena sepagi ini sudah bertamu. Ada rasa bersalah dan menyesal ketika akan mulai membuka percakapan. Sedangkan tatapan Weni begitu tajam ke arahnya. "Sebelumnya saya minta maaf karena datang terlalu pagi, Wen. Ada hal yang penting harus saya katakan dan diskusikan denganmu. Mengenai pernikahan anak kita," jelasnya dengan menatap wanita di depannya. Ada sorot bingung dan takut terpancar dari matanya. "Ten-- tang apa?" Weni-- ibunya Shasa sedikit gugup jika harus berdiskusi hal yang akan menyakiti anaknya. "Begini ... saudara Niar yang di desa sebelah mengalami kedukaan. Menurut kepercayaan desa, jika ada yang meninggal dalam keluarga dan saudara, maka pe
TEMEN TAPI DEMEN 29 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Berhadapan dengan situasi yang tidak memiliki penengah memang harus bisa memikirkan ide atau rencana yang sebisa mungkin tidak menyakiti semua orang, terutama Soni dan Shasa.Hadi masih menatap Weni. Seakan sama-sama mencari persetujuan. Weni sebenarnya setuju saja, jika menyangkut kebahagiaan Shasa-- anak gadisnya."Bagaimana? Kalian setuju gak?" Hasan-- suami Weni mengulang lagi pertanyaannya.Tidak ada salahnya mengambil jalan ini jika demi kebahagiaan semua orang. Ia juga ingin Soni bahagia dengan segera menjadi pasangan Shasa yang sah. Agar terhindar dari zina."Baiklah. Saya setuju. Kalau begitu semuanya saya serahkan ke kalian. Nanti habis ini sekalian saya mampir ke rumah Pak Danu untuk minta bantuann
TEMEN TAPI DEMEN 29 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang ibu mendekati gadisnya. Mengusap lembut lengannya."Sayang ... gak usah sedih dong. Mau pakai baju kebaya Ibu gak? Ini saksi Ayah mengucap janji suci di hadapan Tuhan. Masih bagus, juga lumayan sesuai sama gayamu," tawar sang ibu sambil menyodorkan kebaya di depan Shasa.Seketika Shasa menatap kebaya bewarna putih tersebut. Kemudian menerimanya dengan ragu."Cobain dulu, pasti cantik," titah sang ibu.Karena Shasa sudah memakai dalaman lengkap, ia bisa leluasa mencoba kebaya tanpa harus malu. Pelan, kebaya tersebut berpindah dari tangan ke tubuhnya. Dan ternyata ... melekat sempurna di tubuh rampingnya. Seperti sudah diwariskan khusus untuknya.Sang ibu hampir menangis melihat Shasa memakai kebaya pernikahan. Entah kenapa ingatan
TEMEN TAPI DEMEN 29 COleh: Kenong Auliya ZhafiraAkan tetapi, ini lebih baik daripada harus menunggu lagi dan lagi setelah penantian panjang. Menatap sang pria yang kini berdiri di hadapan, itu sudah lebih dari cukup mengganti semua mimpi. Karena mimpi yang sesungguhnya adalah bisa hidup berdua sebagai pasangan bersama sang pria.Tarub dan pernak-perniknya kini tidak lagi utama.Soni yang merasa sedang diperhatikan menjadi heran. Ia mulai berpikir kalau Shasa ragu melakukan hal ini."Sha, kamu kenapa? Kok lihat aku begitu? Kamu ragu? Mumpung belum mulai, kamu masih bisa membatalkannya. Aku akan menerima kalau kamu belum siap," ucap Soni sambil menggenggam jemari wanitanya.Shasa menggeleng pelan. Bukan itu maksud tatapannya. "Enggak ... bukan itu. Aku gak ragu sama sekali. Aku justru ingin semua ini segera bera
TEMEN TAPI DEMEN 29 DOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni langsung menggoreskan jejak penanya dalam buku nikah. Kemudian dengan lantang membaca semua kewajiban dan haknya sebagai suami yang baik hingga selesai."Sekali lagi selamat menempuh hidup baru. Semoga sakinah, mawadah, warohmah," ucap pak penghulu lalu pergi meninggalkan ruangan.Om Hasan memeluk Soni dengan hangat. "Selamat, Son," bisiknya. Tangannya menepuk lembut punggung mantunya."Makasih, Om.""Jangan panggil, Om ... kan sudah jadi anak mantu. Panggil Ayah juga kaya Shasa," ucapnya lagi yang sukses membuat Soni gelagapan."I--iya ... A--ayah," jawab Soni terbata."Selamat, ya, Mbak Shasa ... akhirnya kalian naik level dari temen jadi manten," ucap Pak Danu sambil mengusap lengan Shasa."Ma
TEMEN TAPI DEMEN 30 A2 Last EpisodeOleh: Kenong Auliya Zhafira Takaran cemburu untuk pasangan yang masih pacaran dan sudah menikah hanya berbeda dalam penyampaiannya. Apabila masih pacaran kemungkinan besar hanya akan dipendam dengan marah yang tanpa sebab, berbeda jika sudah menikah. Kemungkinan akan diungkapkan dengan blak-blakkan dan terbuka.Shasa masih menatap Kayla dan Soni bergantian. Memang dari sorot matanya ada binar bahagia bertemu kembali dengan Kayla."Dia istrimu, Mas?" tanya Kayla sambil melihat Shasa dari ujung kepala hingga kaki."Mas ...? Dia memanggil Soni, Mas ...?" batin Shasa. Rasanya ingin tertawa dan juga memaki. Bagaimana tidak, dirinya saja yang dari dulu kenal sampai sekarang jadi pasangan tak pernah memanggil begitu.Soni terlihat tersenyum mendapati perta
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode EOleh: Kenong Auliya ZhafiraSatu bulan berlalu kehidupan mereka semakin mesra. Dan juga sibuk, untuk Soni. Karena mereka masih numpang, Soni mengusulkan seminggu nginep di rumahnya, dan sebaliknya.Jika Soni sibuk sampai larut malam, maka Shasa akan memilih pulang ke rumahnya. Meninggalkan Ibu Niar dengan Kayla saja.Sejak bekerja sama dengan besan, jasa tarub mereka semakin besar dan lengkap. Bahkan sudah terkenal di berbagai desa. Hasan pun mulai terampil berkat ajaran dari Hadi.Hanya Shasa yang sering merajuk jika Soni selalu pulang malam. Ia merasa menjadi yang nomor dua. Padahal dulu saat masih temenan, tidak pernah merajuk jika Soni tidak punya waktu.Akan tetapi, sekarang bawaannya selalu gelisah jika Soni pulang malam. Shasa akan memasang wajah cemberut. Hidupnya mula
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode DOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni menghentikan laju motornya sejenak di tengah perjalanan. Getar ponsel dalam saku celana memaksanya menepikan motor.Shasa diam memperhatikan gerak jari Soni membuka ponselnya.Bapak[ Semua sudah oke. Kamu bisa ke sini. ]Senyum tipis tercetak di pipinya. Membuat Shasa bertanya pesan dari siapa hingga sesenang itu.Soni membalas pesan dengan cepat.Soni[ Oke. Lagi di jalan. ]Kemudian memasukkan ponsel kembali ke saku."Lanjut lagi," ucap Soni sembari melajukan roda duanya.Sikap Soni yang tertutup membuat Shasa kecewa. Biasanya kalau ada pesan, ia selalu cerita. Namun sekarang ...."Pesan dari siapa, Sayang? Kok, kamu senyum
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode COleh: Kenong Auliya ZhafiraRey langsung menambah sentuhan akhir dari kejutan ini dengan memasang lampu warna-warni dan beberapa bunga palsu dan asli di samping kanan kiri tarub. Kemungkinan bunga mawar putih dan merah adalah bunga kesukaan Shasa.Hadi juga tak lupa membuat meja layaknya prasmanan dengan hiasan kain penutup yang disesuaikan, yakni putih dan gold.Untuk kursinya, Hadi sengaja memilihkan yang paling bagus. Tentunya kursi plastik yang dihias oleh kain penutup dengan tambahan pita bewarna merah muda. Pun dengan meja yang berbentuk bundar tak kalah cantik.Hasan benar-benar terpesona oleh keahlian milik Hadi. Jasa tarubnya ternyata lumayan lengkap. Hanya belum merambah ke dekorasi dan sound system. Andai saja semua itu lengkap, pasti biaya untuk pernikahan bisa ditaksir puluhan juta ha
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBerkumpul dengan keluarga akan selalu membuat waktu berjalan cepat. Tak terasa jarum jam sudah menunjuk angka sembilan malam. Raga pun sudah ingin diistirahatkan dari rasa lelah."Ya udah. Sekarang kita tidur ya? Udah malem," titah sang ayah.Mereka beranjak dan berjalan menuju kamar masing-masing. Shasa menatap sang ibu yang selalu bergelayut manja jika akan masuk ke kamar. Membuatnya merasa iri.Jangankan gandengan tangan, jalan aja kayak kereta. Depan belakang.Akan tetapi semua itu terganti saat pintu sudah tertutup rapat dan terkunci. Tiba-tiba Shasa merasa tubuhnya melayang. Soni menggendongnya di depan. Kedua tangan Shasa spontan mengalung di leher prianya sebagai pegangan.Shasa tersenyum menatap
TEMEN TAPI DEMEN 31Last Episode AOleh: Kenong Auliya Zhafira Pria sejati adalah pria yang selalu bisa membuat wanitanya bahagia dan tidak pernah membuatnya menangis. Yang akan selalu berusaha mewujudkan setiap keinginan sesuai kemampuannya.Soni ingin menjadi pria seperti itu untuk Shasa-- istri sekaligus teman hidupnya."Hei ... tidak ada yang percuma. Kan, masih bisa dipakai. Lagian dihias secantik apa pun juga nantinya akan dirusak. Kan, mau dipakai bukan untuk hiasan," jawab Soni seakan mencoba menenangkan. Padahal dalam otaknya akan merancang kejutan termanis untuknya."Maaf ... untuk soal tarub memang benar-benar tidak bisa kasih yang cantik. Bukannya tidak mau, tapi keadaan memaksa kita untuk ini. Ya sudah, biar kamu gak sedih lagi, kita nginep di sini malam ini. Kali aja kamu kangen sama Ayah dan ibumu
TEMEN TAPI DEMEN 30 C 2 Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira Soni memilih ikut berlari kecil hingga sampai ke rumah. Napasnya lumayan ngos-ngosan karena sudah lama tidak berlari lagi. Sang bapak yang melihat mereka berdua berlari menjadi ingin tertawa. Kedekatan mereka benar-benar membawa aura yang berbeda di rumah. Kayla langsung menuju ke dapur mengambil air minum. Untuk membasahi dahaganya. Shasa melihat Kayla menjadi penasaran apa yang sedang ia lakukan. "Kay habis ngapain? Kok ngos-ngosan?" "Habis dikejar buaya." Kayla menjawab asal lalu meletakkan gelas di meja. Akan tetapi mengingat ucapan Soni kalau Rey teman Shasa, ia berbalik dan ingin bertanya tentangnya. "Mbak." "Iya. Kenapa?" "Mbak Shasa
TEMEN TAPI DEMEN 30 B 2 Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Haish! Awas kamu, Son! Bikin malu aja pakai ninggalin jejak merah," batin Shasa. Ia baru menyadari saat Soni mennyentuh jenjang lehernya lebih lama. Ternyata, oh, ternyata ia meninggalkan jejak. Ibu mertua yang sejak tadi diam mendengarkan sebenarnya ingin tertawa, tapi takut membuat mantunya lebih malu. Ia tahu rasanya digoda karena menjadi pengantin baru. Jadi lebih baik berpura-pura tidak melihat. "Kayla, lebih baik kkta cepat selesaikan semua ini. Biar semua bisa dibagi telat waktu," ucap Tante Niar yang kesannya mengalihkan topik utama. Ucapan Tante Niar langsung mendapat respon yang baik. Terbukti Kayla jadi tidak bertanya lebih detail. Mereka bertiga kembali fokus memasak. Hampir berjam-jam bergelut di dapur. Sampai akhirnya bisa se
TEMEN TAPI DEMEN 30 A2 Last EpisodeOleh: Kenong Auliya Zhafira Takaran cemburu untuk pasangan yang masih pacaran dan sudah menikah hanya berbeda dalam penyampaiannya. Apabila masih pacaran kemungkinan besar hanya akan dipendam dengan marah yang tanpa sebab, berbeda jika sudah menikah. Kemungkinan akan diungkapkan dengan blak-blakkan dan terbuka.Shasa masih menatap Kayla dan Soni bergantian. Memang dari sorot matanya ada binar bahagia bertemu kembali dengan Kayla."Dia istrimu, Mas?" tanya Kayla sambil melihat Shasa dari ujung kepala hingga kaki."Mas ...? Dia memanggil Soni, Mas ...?" batin Shasa. Rasanya ingin tertawa dan juga memaki. Bagaimana tidak, dirinya saja yang dari dulu kenal sampai sekarang jadi pasangan tak pernah memanggil begitu.Soni terlihat tersenyum mendapati perta
TEMEN TAPI DEMEN 29 DOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni langsung menggoreskan jejak penanya dalam buku nikah. Kemudian dengan lantang membaca semua kewajiban dan haknya sebagai suami yang baik hingga selesai."Sekali lagi selamat menempuh hidup baru. Semoga sakinah, mawadah, warohmah," ucap pak penghulu lalu pergi meninggalkan ruangan.Om Hasan memeluk Soni dengan hangat. "Selamat, Son," bisiknya. Tangannya menepuk lembut punggung mantunya."Makasih, Om.""Jangan panggil, Om ... kan sudah jadi anak mantu. Panggil Ayah juga kaya Shasa," ucapnya lagi yang sukses membuat Soni gelagapan."I--iya ... A--ayah," jawab Soni terbata."Selamat, ya, Mbak Shasa ... akhirnya kalian naik level dari temen jadi manten," ucap Pak Danu sambil mengusap lengan Shasa."Ma