Beranda / Romansa / Teman Tapi Menikah / BAB 98 - You Need Help

Share

BAB 98 - You Need Help

Penulis: Sara Maureen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bukan Ksatria Baja Hitam: Kamu istirahat aja di rumah. Aku hari ini pergi kerja ya, Nai.

Rinai Prawara: Iya, kamu hati-hati ya di jalan. Aku tetep kerja ya dari rumah.

Bukan Ksatria Baja Hitam: Istirahat aja, Nai.

Rinai Prawara: Pleaseeee.

Rinai Prawara: Nggak bakal capek kok, kan cuma koordinasi sama Fiona aja, terus nyocokin jadwal sama load kerjaan kamu.

Rinai Prawara: Ksatria ganteng deh. ;)

Bukan Ksatria Baja Hitam: Hhhh. Oke.

Bukan Ksatria

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Teman Tapi Menikah   BAB 99 - Meninggalkannya untuk Menguatkannya

    “Sat, kamu tahu kan kalau aku sayang kamu?”Ksatria menggeleng. “Kayaknya kamu belum pernah bilang ke aku soal itu.”“Masa?”Tawa segera meluncur dari bibir Ksatria ketika melihat raut wajah Rinai yang tak percaya sekaligus kesal karena jawabannya tadi.“Seingetku, kamu nggak pernah ngomong secara gamblang,” koreksi Ksatria sebagai upayanya untuk menenangkan Rinai. “Tapi lewat mata kamu aja, aku tahu kok sayangnya aku ke kamu itu berbalas.”Rinai tertawa geli mendengar kata-kata Ksatria.Malam ini, sepula

  • Teman Tapi Menikah   BAB 100 - Nanti.... Di Hari Kamu Kembali ke Sini....

    “Kamu beneran bakal pergi, Nai?”“Kamu lama-lama kayak Ksatria ya. Kalau nggak percaya, bisa nanya sampai sejuta kali.”Rinai memasukkan baju-bajunya ke dalam kontainer yang akan dikirim tiga hari lagi—menunggu semua barang di rumah itu siap untuk dikirim, melalui jasa pengiriman kargo ke alamatnya di Jogja.Matanya melirik ke arah Shua yang ikut duduk di lantai sembari memasukkan pakaian-pakaian Rinai ke kontainer yang sesuai dengan namanya.“Rasanya masih nggak percaya aja sih.” Shua menghela napasnya untuk yang kesekian kalinya. “Aku bakal kangen kamu yang kadang-kadang suka nginep tanpa pemberitahuan.”Rinai meringis begitu mendengarnya. “Aku juga bakal kangen kamu sama Janar. Baik-baik ya selama usaha nyari ‘ayam bakar’-nya.”Shua tertawa kala Rinai menyinggung istilah yang ia gunakan untuk candaannya kalau mengatakan ia ingin mencari suami baru. ‘Ayam bakar’ atau yang merupakan kepanjangan dari ayah muda badan kekar itu rasanya masih jauh panggang dari api.Alias masih belum kel

  • Teman Tapi Menikah   BAB 101 - Aku Tahu Kalau Aku adalah Rumahmu

    “Nih, makanan buat di sepanjang jalan nanti.”“Udah kayak ngasih bekal buat satu bus pariwisata,” sindir Rinai ketika melihat berapa banyak plastik sampai cooler box yang dimasukkan Rinai ke bagasi mobilnya.“Lebay,” cibir Ksatria tak terima. Usai menutup pintu bagasi, ia beralih ke kursi belakang dan menaruh satu plastik lagi berisi berbagai macam snack.“Selesai,” tandas Ksatria dengan bangga. Lelaki itu menutup pintu mobil dan tersenyum lebar kepada Rinai yang sejak tadi mengamatinya. “Di bagasi ada termos juga, in case kamu mau minum yang hangat. Ada tiga termos, isinya kopi, teh, dan air hangat kalau kamu mau makan Pop Mie.”“Emang kamu bawain Pop Mie juga?”“Iya, sama Super Bubur yang di cup juga sih sebenernya.”“Sat, ini tuh kayak bekel buat anak Jambore seminggu. Naik mobil ke Jogja juga nggak sampai sehari semalam deh.”“Kan nggak ada yang tahu, Nai. Daripada pas lagi laper atau haus terus masih jauh dari rest area? Mending sediain dari sekarang.” Ksatria masih bersikukuh de

  • Teman Tapi Menikah   BAB 102 - I Can't Live without You

    “Beneran nih pindah?”“Udah bawa koper gini masih perlu ditanyain?”Nara mendengus mendengar pertanyaan Ksatria. Lelaki itu menyerahkan access card di tangannya dan membiarkan Ksatria membuka pintu apartemen di kawasan SCBD miliknya tersebut.“Ada yang bersihin tiap hari?”“Nggak tiap hari, paling seminggu dua kali.” Nara beranjak ke dapur selagi Ksatria menaruh kopernya di samping sofa dan mengambil dua kaleng soda yang ada di sana.Sementara itu, Ksatria berkeliling apartemen dengan dua kamar milik Nara yang akan ia huni sejak hari ini hingga seterusnya.Entah sampai kapan.“Bisa nggak minta yang bersihin itu dateng ke sini tiap dua hari sekali?” Ksatria bertanya saat keluar dari kamar utama yang sudah rapi dan tak berdebu sama sekali. “Buat belanja, masak makanan yang bisa dimasukin ke microwave lagi besoknya, sama bersih-bersih.”“Bisa. Dia juga megang beberapa apartemen di sini, nanti kukasih nomornya.”“Oke.”“Nih.”Ksatria menerima kaleng soda yang disodorkan Nara dengan ragu.

  • Teman Tapi Menikah   BAB 103 - Nanti, Ia Juga Bisa Bahagia

    “Menurut kamu bawain apa? Beli banyak snack sekalian nggak?”“Boleh sih, tapi jangan satu troli kamu isinya snack semua.”Ksatria tertawa mendengar ocehan Rinai. “Iya, Yang. Setengah troli deh.”“Paling kamu abis itu ditembak Padma.”Gelak tawa Ksatria kembali terdengar dan lelaki itu bisa melihat Rinai yang juga ikut tertawa.Saat ini ia tengah berada di supermarket, bersiap membeli beberapa makanan titipan Padma dan jajanan untuk anak-anaknya (dan tentu saja untuk Ksatria), sebelum bergegas ke rumah Badai dan Padma.Ksatria pun menghubungi Rinai melalui video call supaya bisa berbelanja dengan perrempuan itu. Akhir-akhir ini Ksatria suka melakukannya, karena rasanya seperti saat dulu ia suka menemani Rinai belanja.“Yang ini boleh nggak?” Ksatria mengambil satu snack yang ukurannya lebih besar daripada wajahnya dan memperlihatkan snack itu ke layar ponselnya.“Jangan deh, kamu waktu itu pernah makan yang ukuran kecilnya dan besoknya langsung batuk-batuk.”“Oke….” Ksatria mengembali

  • Teman Tapi Menikah   BAB 104 - Jangan Pernah Temui Aku Lagi

    “Aku punya tebak-tebakan, Yang.”“Ah, males. Nanti garing lagi kayak waktu itu.”Bukan Ksatria namanya kalau langsung menyerah begitu saja setelah ditolak mentah-mentah. “Nggak kok, nggak garing.”“Buat nanti malem aja gimana?” Rinai malah bernegosiasi. “Aku lagi di toko, nanti kalau mau ketawa ngakak kan jadi aneh karena ketawanya nggak ngajak-ngajak.”Kali ini malah Ksatria yang tergelak karena ucapan Rinai. “Oke, oke, save the best for the last.”“Kamu belajar dari akunnya bapak2ID di Instagram deh, jokes-nya lumayan di sana dibanding tebak-tebakan kamu kemarin. Meskipun ya… jadinya nanti humor kamu bisa dibilang bapak-bapak banget.”“Nggak apa-apa. Siapa tahu kalau selera humorku meningkat, kamu makin sayang sama aku. Kayaknya selera humor bapak-bapak lagi jadi pesona sendiri buat perempuan zaman sekarang.”“Dasar ngaco,” ledek Rinai lagi. “Udah sana, mending kamu makan siang. Bener udah mau jam makan siang kan?”“Bener kok. Kamu nggak salah hitung jam,” canda Ksatria. “Ya udah, k

  • Teman Tapi Menikah   BAB 105 - Bukankah Kamu Terlalu Baik?

    “Jadi apa tebak-tebakannya, Sat?”“Maaf karena ngecewain kamu yang dari siang tadi nungguin tebak-tebakan aku, tapi aku sekarang malah lupa, Yang.”Daripada tebak-tebakan garing yang akhir-akhir ini sering diberikan Ksatria, ungkapan jujur Ksatria barusan lebih lucu bagi Rinai. Di seberang sana, Rinai tertawa terbahak-bahak. Geli dengan tingkah Ksatria yang benar-benar absurd.“Bener-bener deh kamu….”“Bener-bener apa?” Ksatria bertanya dengan iseng. “Bener-bener ganteng ya?”“Bener-bener gila.”“Ah, kamu….”Rinai kembali tergelak karena rajukan Ksatria. Ksatria sendiri tersenyum mendengar bagaimana tawa Rinai memenuhi mobil yang tengah ia kemudikan tersebut.Sejak keluar dari rumah, Ksatria memang selalu menyetir sendiri meskipun Pak Anwar tentu saja tak keberatan untuk terus bekerja dengannya.Ksatria memilih untuk tetap sendiri, karena rasanya akhir-akhir ini ia jadi cukup sering pergi keliling Jakarta sendirian untuk menenangkan pikiran.“Kamu udah di rumah belum sih?” tanya Rinai

  • Teman Tapi Menikah   BAB 106 - Kalau Maaf Bisa Mengubah Semuanya…..

    Rinai Bukan Merek Kompor: Udah bangun?Ksatria Auriga Abimayu: Udah, tapi masih di ranjang, nggak pakai baju, dan males gerak.Rinai Bukan Merek Kompor: Penting banget ngasih tahu bagian ‘nggak pakai baju’-nya ya? -_-Ksatria Auriga Abimayu: Hehehe, siapa tahu kamu penasaran.Rinai Bukan Merek Kompor: Aku nggak bakal penasaran, udah tahu kebiasaanmu sejak kamu masih bocah.Ksatria Auriga Abimayu: Hehehe.Ksatria Auriga Abimayu: Nai, wh

Bab terbaru

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Kejutan yang Tidak Ada Habisnya

    "Rinai beneran ninggalin kamu berdua sama Rengga?""Iya." Ksatria menyuapi Rengga yang menerima suapannya dengan riang. "Kenapa?""Wah... kasihan Rinai nanti pas pulang," jawab Yogas dari seberang sana. "Menurut pengalamanku setelah lihat temen-temen kita, bapak dan anak kecil yang ditinggal sama istrinya pasti akan bikin kekacauan.""Aku nggak bikin kekacauan," tampik Ksatria, setengah keki. Enak saja Yogas bicara seperti itu! Maksudnya Ksatria dan Rengga bisa jadi biang onar sampai Rinai pusing, begitu?!“Lagipula kamu juga ditinggal Shua!” sambung Ksatria. “Nggak usah jemawa gitu!”“Tapi aku nggak pernah separah Badai dan Ipang.”“Halah, itu kan karena Tuhan belum nunjukin aibmu aja!”

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Napak Tilas Ksatria dan Rinai

    "Berhenti cengar-cengirnya, bisa nggak? Kamu nggak takut dikira kurang waras sama orang lain kah?"Ksatria menggeleng tanpa pikir panjang. Tangannya meraih tangan Rinai yang ada di atas meja, tapi perempuan itu dengan iseng menarik tangannya menjauh dari Ksatria."Aku nggak takut, soalnya nggak peduli kata orang." Ksatria masih saja nyengir saat menjawab Rinai. "Aku seneng banget.""Aku juga."Ah, senang sekali mendengar dari bibir Rinai secara langsung kalau ia juga senang.Ksatria merekam senyum di wajah Rinai dengan latar belakang dinding Huize Trivelli yang dipenuhi figura dan hiasan dinding lawas lainnya.Sore ini Rinai mengajak Ksatria ke sebuah restoran yang bisa dibilang cukup tersembunyi di kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Restor

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Rencana yang Tidak Diketahui Ksatria

    Rinai melangkah keluar dari lift dengan perasaan rindu. Wah, ternyata ia lumayan rindu datang dan bekerja di sini, di Heavenly & Co. Dari perusahaan keluarga Ksatria ini juga, tumbuh kecintaan Rinai terhadap wewangian dan semua proses menyangkut wewangian."Mbak Rinaiii!"Rinai terkekeh melihat bagaimana hebohnya Fiona saat melihat dirinya. Ia merentangkan tangan dan Fiona yang segera keluar dari mejanya langsung menyambut Rinai ke dalam pelukan."Kangen deeeh," kata Fiona sambil mengeratkan pelukannya pada Rinai. Rinai sendiri tertawa mendengarnya. "Apa kabar? Sehat, Mbak?""Sehat kok. Kamu sendiri?""Sehattt, Bos Kecil jarang lembur soalnya, hehehe."Rinai tertawa dan merenggangkan pelukan mereka. Setelah menikah dengan Ksatria, h

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Mereka yang Baru menjadi Orangtua

    Kehidupan sebagai orangtua baru bukanlah hal yang mudah.Ksatria belajar banyak hal dari pengalamannya selama enam bulan ini bersama Rengga, anak pertamanya dengan Rinai. Pengalaman Ksatria saat ikut menyaksikan bagaimana tumbuh kembang anak-anak sahabatnya, nyatanya hanya sebagian kecil daripada apa yang harusnya ia lakukan."Rengga ganteng, anaknya Papa yang ganteng juga... tidur yuk...." Ksatria masih menimang-nimang tubuh mungil Arengga Cakra Abimayu di dalam dekapannya. Anaknya yang biasa dipanggil Rengga itu masih menangis, meski tangisannya sudah tidak sekeras tadi. "Kan minum susu udah... dibawa keliling kamar udah... sekarang waktunya bobo yuk? Ikut Mama tidur... siapa tahu ketemu di mimpi."Omongan panjang lebar Ksatria kali ini ternyata berhasil meredakan tangis anaknya. Kini, tangisan Rengga semakin memelan. Anaknya itu mulai mengerj

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Jangan Sampai seperti Ksatria

    Mungkin jika dibandingkan dengan lelaki sebayanya, Ksatria telah melalui hari persalinan lebih banyak dibanding orang-orang di luar sana.Ksatria pernah beberapa kali ikut menemani sahabatnya yang menanti kelahiran buah hati mereka dengan harap-harap cemas. Jadi ia sudah cukup berpengalaman untuk mengetahui bagaimana biasanya seorang calon ayah menghadapi situasi seperti ini.Dulu, Ksatria akan mencatat di dalam hatinya bahwa ia akan melakukan A atau tidak akan melakukan B kalau suatu hari ia akan mendampingi istrinya melahirkan. Tapi lihatlah saat ini….Pengetahuan yang Ksatria simpan, entah hilang ke mana saat harinya sebagai calon ayah baru datang.“Kacau banget kelihatannya.” Yogas datang sambil tertawa. Tangan lelaki itu menyodorkan segelas kopi hangat yang langsung d

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Hal yang Tidak Disangka oleh Semua Orang dari Seorang Ksatria

    Ksatria menatap nanar ke arah laptopnya, di mana terpampang fotonya dan Rinai di SUBO saat mereka masih sebagai kekasih. Lelaki itu mengembuskan napasnya, sebal karena lima menit yang lalu, formulir untuk RSVP ke SUBO besok telah ditutup alias reservasinya sudah penuh.Padahal Ksatria ingin sekali ke sana. Sejak semalam lelaki itu sudah membayangkan bagaimana indahnya makan siang dengan menu yang tidak ia tahu apa (karena memang begitu sistem di Subo, mereka tidak punya menu pasti), sambil mendengarkan lagu-lagu gubahan Glenn Fredly dan The Bakuucakar lewat piringan hitam.Hal itu memang sudah pernah ia dan Rinai lakukan. Tapi Ksatria tiba-tiba terpikirkan ingin mengulangi lagi salah satu momen kencan manisnya dengan sang istri."Pak Ksatria....""Hmmm?" Ksatria bergumam asal tanpa mendongak untuk me

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Rasa Bersalah Itu Tetap Ada

    Menjelang ulang tahun Rinai, Ksatria selalu excited dan bingung di waktu yang sama.Hadiah apa yang kira-kira dibutuhkan dan akan disukai Rinai? Apa Rinai akan tersenyum lebar saat menerima hadiah darinya?Pertanyaan-pertanyaan sejenis masih sering mampir di kepala Ksatria, meskipun sudah puluhan kali ia mencari hadiah untuk Rinai alias sudah nyaris seumur hidup ia habiskan dengan momen yang sama.Siapa bilang Ksatria tidak pernah berpikir keras jika harus memberikan hadiah untuk sahabat slash istrinya itu?Karena selalu ingin memberikan yang terbaik dan sebisa mungkin memang berguna juga disukai Rinai, Ksatria selalu berakhir dengan kebingungan sendiri dan berpikir sangat keras untuk waktu yang lama.Seperti sekarang ini.

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Bahagianya Rinai (Saat Ini), Bukan Bahagianya Ksatria

    [Ksatria dan Rinai, di tahun ketiga mereka kuliah.]

Ksatria melangkah menuju rumah Rinai sambil berpikir mau makan siang dengan apa hari ini—ayam penyet sambal cabai hijau atau soto daging dengan tambahan kikil dan babat yang terlihat tidak sehat, tapi melenakan.Baru sampai di teras, pintu rumah Rinai tiba-tiba terbuka. Perempuan itu terlihat cantik dengan midi skirt hitam dan blus longgar berwarna baby pink. Ada pita di rambutnya dan hal itu memberi tahu Ksatria kalau sahabatnya ini sedang senang.Iya, Rinai kerap kali mengenakan jepitan berhias pita tersebut hanya saat sedang senang.“Baru mau kupanggil,” sapa Ksatria. “Udah siap? Yuk.”“

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Apakah Ini Pertama Kalinya untuk Ksatria Menyadari Perasaannya?

    [Ksatria dan Rinai, di tahun ketiga mereka kuliah.]

Ksatria mengetukkan jemarinya di stir mobil, mencoba bersabar menunggu Rinai yang belum juga keluar dari rumahnya. Lelaki itu mengecek jam di tangannya. Memang sih, masih ada satu setengah jam lagi sebelum kelas dimulai. Tapi biasanya Rinai sudah akan menyuruh Ksatria menyetir ke kampus dengan alasan tidak ingin datang mepet dan mendapat kursi tidak strategis di kelas."Ke mana sih dia?" gerutu Ksatria. Lelaki itu akhirnya tidak tahan menunggu dan bergegas keluar dari mobilnya yang masih parkir di halaman rumah.Pandangan Ksatria mengedar ke sekitar dan setelah merasa aman (tidak ada pegawai rumahnya yang berkeliaran di sekitar), Ksatria mengeluarkan kotak rokok dan lighter-nya dari saku celana jeans

DMCA.com Protection Status