Ksatria sadar ada yang berubah dari sikap Rinai setelah pertemuannya dengan Shua. Tapi lelaki itu memilih untuk tidak mengusik Rinai sampai jam kerja mereka berakhir.
Beruntung Rinai terbiasa bekerja dengan profesional, tidak peduli suasana hatinya seperti apa. Jadilah pekerjaan mereka hari itu tetap berjalan lancar tanpa terganggu sama sekali.
Salah satu hal yang pasti mengusik benak Rinai saat ini pastilah mengenai Grace. Fakta tentang kedatangan Grace dan hubungannya dengan pemilik resto di mana Rinai keracunan juga baru diketahui Ksatria siang tadi.
Rupanya ajakan Badai ke Red House bukan sekadar membahas bisnis, tapi juga informasi baru yang didapati oleh orang-orangnya.
Mem
Ramalan zodiak minggu ini untuk Leo: Pertimbangkan untuk membuat jarak dengan beberapa orang saat ini, terkadang orang yang kamu anggap baik bisa saja memiliki niat buruk padamu.“Udah lama kayaknya dari terakhir aku ngelihat kamu baca ramalan zodiak.”Rinai mendelik sebal pada Ksatria dan menempelkan layar ponselnya ke dada, supaya Ksatria tidak bisa melihat ramalan zodiaknya."Kebiasaan deh suka ngintip.”“Aku cuma ngintipin kamu kalau lagi baca ramalan zodiak doang lho.” Ksatria menjawab dengan santai. “Abisnya aku suka penasaran aja apa yang bikin kamu excited setiap kamu
“Kenapa aku ngerasa semua orang ngelihatin aku ya?”“Karena kamu cantik.”“Nggak mungkin,” tukas Rinai cepat.“Ya udah, mereka ngeliatin kamu karena kamu lagi jalan sama orang secantik aku,” tandas Shua yang jadi gemas sendiri karena bantahan Rinai barusan.Rinai tertawa mendengar kepercayaan diri Shua yang tiga kali lipat daripada dirinya. Rasanya Shua seperti Ksatria versi perempuan, makanya kadang-kadang Ksatria dan Shua bisa sangat akur atau saling mengejek satu sama lain.“Angkat dagumu, Darling. Suatu hari nanti kamu akan resmi jadi Nyonya Abimayu,” saran Shua pada Rina
“Apa kamu bilang tadi?”“Saya mau batalin perjodohan saya dengan Aleah.” Ksatria mengulang ucapannya dengan tegas dan tanpa keraguan sedikit pun.Mata Ksatria menatap balik Hutomo yang tengah menatapnya dengan intens. Sejak keluarga Aleah duduk di meja yang sama dengannya, Ksatria sudah ingin membicarakan mengenai perjodohannya dengan Aleah.Tetapi, Hutomo dan Haydar langsung membicarakan perusahaan masing-masing hingga akhirnya Haydar harus naik ke atas panggung untuk memberi sambutan.Sesaat setelah Haydar kembali dari panggung, Ksatria langsung membuka percakapan dengan pernyataan tegasnya sebelum niatnya kembali tertunda.
Aroma vanila yang terlalu manis itu menusuk indra penciuman Rinai hingga memaksanya untuk membuka kedua mata. Rinai bisa merasakan kepalanya seperti baru dihantam godam yang besar.Bagian belakang kepalanya terasa sangat sakit, butuh beberapa saat untuk pandangan Rinai berhenti berkunang-kunang dan ia pun segera mendongak.Saat itulah Rinai sadar kalau tangannya diikat ke bagian belakang kursi dengan sangat kencang. Rinai berkali-kali menggerakkan tangannya, tapi hal itu malah membuat tangannya semakin tergesek dengan tali tambang yang mengikatnya.Kakinya pun diikat ke kursi, membuat Rinai kini benar-benar menyatu dengan kursi kayu tersebut tanpa daya.Napas Rinai sampai terenga
“Tahan Ksatria sekarang!”“Lepas, brengsek!”“Dengerin dulu apa yang dibilang Badai, Sat!” teriak Nara di depan wajah Ksatria. “Tenang dulu, jangan langsung serang begitu aja tanpa persiapan. Taruhannya nyawa Rinai, ngerti nggak?!”Bentakan Nara seperti menampar Ksatria yang sedari tadi memberontak dari kekangan Yogas (yang ternyata tadinya sedang diceramahi sang kakek makanya terlambat hadir) dan Kalu.Kalu dan Yogas sebenarnya memiliki figur tubuh yang tak jauh beda jika dibandingkan dengan Ksatria. Tapi mereka memang seharusnya tidak meremehkan kekuatan orang yang mengamuk atau lelaki yang pasangannya tengah diculik.
“Sudah siap buat acara utamanya?”Rinai tidak menjawab, saat ini ia memilih untuk mempertahankan mode bisu daripada tersulut emosi saat menyahuti Atlas.Rinai tak tahu sekarang jam berapa. Ponselnya entah di mana dan jendela di kamar itu tertutup rapat. Tirainya yang besar dan tebal membuat tidak ada celah sedikit pun untuk cahaya masuk dari luar.Atlas sendiri masih berpakaian rapi seperti beberapa waktu lalu ketika menemui Rinai. Lelaki itu datang dengan santai sambil membawa tripod dan menaruhnya dengan jarak sekitar satu meter dari kursi yang diduduki Rinai.“Jawab kalau diajak ngomong!”Bentakan itu membuat Rinai t
Tidak ada yang menahan Ksatria begitu mereka turun di gerbang belakang rumah tersebut. Ada beberapa penjaga di depan pagar, tapi langsung ditangani orang-orang berbaju hitam yang mobilnya beberapa detik lebih dulu tiba dibanding mobil Ksatria.Dengan beberapa orang di belakangnya, termasuk Nara dan Yogas, Ksatria membuka pintu kayu rumah yang sudah lama tak dihuni tersebut dengan kasar.Mereka mengedarkan pandangan ke sekitar, tapi tidak menemukan tanda-tanda kehidupan di lantai satu rumah tersebut.“Gas, periksa lantai satu,” perintah Nara yang segera diiyakan Yogas.Mereka berpisah di tengah-tengah ruang keluarga yang cukup luas tersebut. Ksatria dan Nara diikuti or
Selama ini Ksatria masih sudi berinteraksi dengan orangtuanya karena menganggap satu-satunya hal buruk yang mereka lakukan adalah berselingkuh dan membiarkan perselingkuhan itu terjadi.Di hari ini, Ksatria mulai menyadari kalau ternyata orangtuanya mungkin lebih buruk dari itu. Hanya saja, selama bertahun-tahun, ia tidak mengetahui fakta sebenarnya.Masih banyak kepingan puzzle yang hilang untuk melengkapi motif Atlas melakukan hal ini pada Rinai. Rasanya Ksatria sudah gatal ingin menghajar Atlas dengan tangannya sendiri sampai lelaki itu mau membuka mulutnya.Tetapi, Ksatria memilih untuk menetap di sini sampai memastikan kalau Rinai baik-baik saja.Meski tahu