Karena terlalu lama dan lelah menunggu, akhirnya Alice juga jadi ketiduran di atas sofa. Ia tidak berani masuk ke kamarnya sendiri. Di dalam kamar ada Jordi, Alice takut jika Jordi macam-macam dan akhirnya mama Ranti memarahi Alice. Lebih baik Alice mengalah saja.
"Al," panggil Ranti karena merasa sangat kasihan kepada Alice yang terlihat sangat lelah hingga ketiduran."Ya," jawab Alice dengan suara paraunya, khas orang yang masih tertidur tapi dipaksakan untuk menjawab panggilan orang lain."Kamu tidur gih. Masuk ke kamar.""Hmm ..."Alice dengan kepala yang masih pusing karena baru bangun tidur sama sekali tidak ingat bahwa Jordi masih ada di kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan naik ke atas ranjang.Anggaplah Alice sama sekali tidak terlalu sadar karena rasa kantuknya lebih besar daripada apapun. Dan akhirnya, Alice dan Jordi sama-sama tertidur di atas kasur Alice yang hanya berukuran seratus dua puluh sentimeter kali seratus sentimeter. Sempit? Pastinya sempit."Jordi lebih memilih gadis busuk itu daripada mama!" teriak Norita tidak terima."Sabar, Nori. Jangan buang-buang barang seperti itu!" Alexander mendekap tubuh istrinya itu. Ia berhadap bisa menenangkan wanita yang selama ini terus menemaninya itu."Bagaimana bisa sabar, Pa? Jordi lebih memilih untuk pergi ke rumah Alice daripada pilihan mama sendiri!" Norita tidak terima. Tubuhnya bergetar penuh emosi dan tangisan."Sabar, Ma. Sabar. Jangan emosi berlebihan. Coba mama ceritakan perlahan kepada papa."Alexander menuntun tangan Norita menuju ke sofa. Ia takut Norita menginjak pecahan barang yang sudah berserakan di lantai."Jadi ada apa dengan Jordi, Ma?" Alex menatap lekat-lekat manik istrinya itu."Jordi, Pa. Dia itu tidak mau tunangan dengan Hana." Norita mulai menenangkan dirinya."Apa alasannya?""Karena dia lebih memilih bersama Alice. Ia memutuskan hubungannya dengan Hana, padahal jadwal pertunangan sudah dekat."Alex menghapus air
"Jordi ada di rumah Alice. Tadi gadis itu memberitahukan kepada mama.""Ya sudah. Biarkan Jordi tenang dulu di rumah Alice. Mungkin ia membutuhkan ketenangan dan dukungan dari Alice."Norita hanya tersenyum kaku. Tidak rela rasanya anaknya sendiri malah lebih dekat dengan orang lain daripada dirinya. Tapi mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Perlahan Norita harus bisa mengambil hati Jordi kembali."Masalah tentang Hana.""Sudahlah, Ma. Jangan diperpanjang. Jika memang Jordi tidak mau dengan Hana, ya sudah. Putuskanlah. Jangan memaksa Jordi untuk berhubungan dengan gadis yang tidak dia sukai sama sekali. Memangnya mama mau kalau nanti Jordi bercerai?"Alex menatap lekat-lekat wajah istrinya itu.Dengan cepat, Norita menggelengkan kepala. Tentu saja ia tidak rela. Bercerai adalah suatu aib bagi Norita dan keluarga Soebrata. Norita tidak akan membiarkannya."Biarlah Jordi mencari jodohnya sendiri. Ini bukan zaman siti nurbaya yang harus dijodohkan.""Ta
"Sudah lebih baik, Tante.""Bagus deh. Kamu lapar?""Hehe ..." Jordi hanya bisa terkekeh seperti orang bodoh sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal."Yuks makan. Tante juga lapar.""Tapi Alice belum bangun, Tante.""Ya udah, kamu bangunin aja. Tante tunggu di meja makan ya.""Ok, Tante."Jordi segera pergi ke kamar Alice lagi. Gadis itu masih tertidur pulas, malah lebih pulas daripada Jordi yang baru keluar dari rumah sakit."Al, bangun." Jordi menepuk-nepuk tangan Alice."Masih ngantuk," balas Alice parau.Jordi mendekatkan wajahnya ke wajah Alice. Tentunya ia tidak lupa untuk menutup pintu kamar Alice. Berjaga-jaga lebih baik daripada ketahuan oleh Ranti.CUP!Jordi mencium kening Alice.Tidak ada reaksi sama sekali dari Alice.CUP!Jordi mencium lagi pipi kanan Alice.Tidak ada reaksi lagi. Gadis itu tetap pada pendiriannya yang sangat mengantuk.CUP!Jordi mencium bibir Alice."Ya ampun, gak ada tanggapan
Pagi sudah menjelang dan sudah saatnya semua orang bangun. Hari ini adalah hari interview Alice untuk kesekian kalinya di perusahaan akuntan X. Kemarin ia baru mendapatkan panggilan dari perusahaan itu."Loe udah mau berangkat interview?" tanya Jordi yang melihat Alice sudah rapi. Cantik dan semakin cantik. Membuat Jordi semakin berdegup kencang saat melihat penampilan Alice yang cantik dan natural.Terbesit rasa bangga karena memiliki kekasih seperti Alice. Cantik, pintar dan baik hati. Sungguh ... Alice adalah berkat Tuhan yang dikirimkan untuk seorang Jordi yang kesepian dan membutuhkan perhatian. Seperti oase di padang gurun yang sangat tandus.Jordi memang semalam menginap. Ia menggunakan kaos oversize gambar hello kitty dan kain sarung milik Ranti. Siapa lagi pemilik hello kitty selain Alice? Hanya itu pakaian yang pas di tubuh Jordi karena selebihnya ukurannya hanya ukuran kecil saja. Dan pastinya tidak muat di tubuh Jordi yang sangat atletis dan tinggi itu."Oh y
"Hati-hati.""Sip."Ojek online yang dipesan oleh Alice sudah sampai tepat di depan rumahnya. Untung saja tidak lama, kalau tidak, bisa terlambat nanti Alice untuk melakukan interview lanjutan. Hari ini adalah interview dengan para petinggi di perusahaan akuntan X. Jadi Alice harus siap sedia dengan performa terbaik yang bisa ia berikan untuk diterima di perusahaan akuntan bergengsi itu.***Alice sudah sampai di perusahaan X, perusahaan besar, idaman para akuntan dengan gaji yang sangat besar."Kamu pasti bisa, Alice." Alice meyakinkan dirinya sendiri. Ia sangat berharap bisa diterima di perusahaan itu. Jika ia mendapatkan kenaikan jabatan dan gaji yang besar, Alice sangat berharap bisa membuat Ranti berhenti menjahit.Alice sangat kasihan dengan Ranti yang selalu bekerja tanpa lelah untuk menghidupi Alice dari kecil. Ya ... walaupun Alice juga bekerja part time, tapi pekerjaan itu tidak seluruhnya membantu keuangan di rumahnya. Masih banyak yang harus mereka baya
Entah kenapa Nathan sangat terpesona dengan Alice. Wanita yang ada di hadapannya itu tidak seksi, tidak juga terlalu menonjol. Tapi aura pintar dan bijaksana membuat Nathan sangat terpesona. Pakaian yang digunakan Alice juga sangat sederhana. Sesuai dengan CV yang diberikan oleh Alice. Terlihat juga bahwa wanita itu berada di kalangan menengah ke bawah dengan sejuta prestasi. Terutama Alice selalu mendapatkan beasiswa dari sekolah menengah pertama hingga kuliah.Artinya Alice adalah wanita yang berpendidikan dan bisa diandalkan."Ya sudah, kamu diterima," putus Nathan langsung.Semua mata yang berada di ruangan itu melihat ke arah Nathan. Jarang sekali Nathan langsung menerima pekerja. Biasanya ada tambahan lagi untuk tes. Tapi Alice langsung diterima. Tidak seperti empat pelamar sebelumnya yang harus mengikuti tes berikut. Seperti tes kesehatan.Tentu saja perusahaan tidak mau menerima seorang karyawan yang sudah sakit. Tapi, Nathan tidak memberlakukan tes berikut kepad
"Sa-saya tidak tahu, Pak. Tadinya saya kan melamar menjadi akuntan, bukan sekertaris.""Baiklah, saya gaji kamu dua puluh juta. Seharusnya gaji itu lebih besar daripada seorang akuntan," ucap Nathan dengan sangat ringan tanpa beban."Du-dua puluh juta, Pak?" Alice sangat kaget. Padahal untuk menjadi seorang akuntan junior, paling ia baru digaji sebesar lima juta. Tapi menjadi asisten sang bos, ia akan digaji dua puluh juta rupiah."Iya. Tapi tentunya, pekerjaan kamu akan senilai dengan gaji itu.""A-apa pekerjaan saya, Pak?" Alice terlihat ragu-ragu. Tapi uang dua puluh juta itu begitu besar. Dengan uang itu, artinya Ranti juga tidak perlu bekerja keras lagi. Apapun akan Alice lakukan, meskipun sulit. Tidak mudah untuk mendapatkan gaji sebesar itu di masa sekarang. Apalagi Alice baru saja lulus kuliah."Mengatur jadwal saya dan membantu untuk laporan. Hmm ... selain itu, kamu juga harus bersedia keluar kota untuk proyek-proyek. Makanya tadi saya tanya kepada kamu, apa
"Beli baju kerja yang bagus. Soalnya tadi bos gue suruh pakai baju kerja yang bagus. Dia bilang, asisten itu cerminan dari bosnya.""Siap.""Tadi bos gue kasih uang dua juta.""Hah ... bos kasih uang buat karyawan yang baru mau masuk? Serius loe?"Alice mengangguk."Bos yang mencurigakan. Apa dia udah tua?""Enggak. Kayaknya sekitar umur tiga puluh tahun kali.""Ganteng?" Jordi tiba-tiba merasa tersaingi."Ganteng sih. Tapi gantengan loe. Yang membuat dada gue bergetar-getar," rayu Alice dengan semua rayuan maut yang bisa ia ucapkan agar hati Jordi melambung tinggi."Hihi ... tapi inget ya! Loe itu milik gue! Jangan macem-macem atau genit sama itu bos!""Siap Jor.""Kiss me, please. I miss you very much.""Nanti di apartemen ya. Jangan di sini!""Ya udah. Ayo kita ke apartemen. Gue udah gak tahan. Gue uda kangen mampus sama loe."Alice tersenyum sumringah. Ia pun sangat rindu dengan kekasih backstreet-nya itu.***Jordi sudah memesan m