Share

Bab 18 Perkiraan Carla

Penulis: Nia Masykur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 10:41:31
"Dari kemarin perasaan dia selalu mual muntah begini? Apa dia sedang sakit? Tapi kalau sakit, kenapa dia pergi ke kantor?" gumam Dania.

Dania melihat berkas yang berserakan di lantai. Ia semakin heran dengan Farrel. Menurut calon mertuanya, Farrel adalah orang yang rapih dan juga tidak mudah emosian. Tapi sudah berapa kali ini dirinya seolah melihat emosi Farrel yang meluap.

"Kenapa kamu memegang berkasku?" tanya Farel tidak suka. Tanpa aba-aba, dirinya langsung merebut berkas yang baru saja dibereskan Dania.

"Maaf, bukannya aku mau mengusik pekerjaanmu. Tapi aku hanya membereskan kertas yang berserakan."

Farrel menghelakan nafasnya yang terasa kesal. Ia menahan perutnya yang terasa mual karena aroma parfum Dania. Farrel merasa keheranan. Padahal kemarin dirinya tidak masalah dengan aroma Dania.

"Lain kali, jangan menyentuh apapun sekalipun itu ada di lantai. Tanganmu bisa kotor."

Ucapan asal Farrel justru membuat Dania tersenyum. Wajahnya nampak bersemu karena merasa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
g usah nebaj2 mama Carla yg terhormat krn sesuatu yg lg km pikirkan itu sudah terjadi
goodnovel comment avatar
Istri jinHIT
yg tidak mungkin bisa jadi mungkin mama carla
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 19 Mabuk2an

    Waktu sudah sore. Bus sudah sampai pada terminal akhir tujuan. Semua penumpang sudah keluar dari dalam bus. Ada yang sudah mencari angkutan umum. Ada juga yang memilih menaiki ojek. Lelaki yang tadi memberi Jessi air minum hanya bisa menatap Jessi kasihan. Apalagi sekarang Jessi nampak celingukan. Sebagai lelaki yang memiliki istri yang tengah hamil tua, lelaki tersebut jadi membayangkan kalau istrinya ada di posisi Jessi. "Hah! Sebenarnya kenapa dia datang ke sini tanpa tujuan? Tanpa suaminya juga. Kenapa?" gumam lelaki berusia 30 tahunan tersebut. Tidak ada pilihan selain mendekati Jessi. "Mbak." "Eh, Mas. Ada apa?" "Mbak benar-benar tidak ada tujuan datang ke kota ini? Suami Mbak sebenarnya kemana? Kenapa dia membiarkan Mbak pergi sendirian begini? Atau jangan-jangan Mbak ini sedang melarikan diri karena bertengkar dengan suami?" tanyanya beruntun. Pada akhirnya lelaki tersebut sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya. Jessi bingung mau menjawab apa. Hatinya ingin me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 20 Medical Check up

    "Ini KTP saya, Pak!" Dengan tangan bergetar, Jessi memberikan identitasnya pada ketua RT di kampung ini. Suaranya bahkan terasa tercekat, menyiksa tenggorokan. Jessi sadar, setelah ini dirinya akan membuat cerita kebohongan agar dirinya diterima di tempat ini. "Jessica Jill," gumam pak RT yang bernama Galuh. "Kata bu Ambar tadi Mbak Jessi ini sedang hamil. Kenapa di KTP statusnya masih belum menikah?" Jessi menunduk. Jujur, ia bingung mau menjawab apa. Namun, dirinya harus membuat keterangan. "Saya sudah menikah dengan suami saya. Baru beberapa bulan. Suami saya belum sempat mengurus perubahan status kami, Pak. Karena dia harus pergi berlayar. Hubungan saya dengan mertua kurang baik. Jadi ..." Jessi menangis karena dirinya harus berbohong. Sedangkan tangannya terus menyentuh perutnya. Sebagai calon ibu, dirinya tidak akan membiarkan orang lain tahu kalau anaknya hadir di luar pernikahan. Orang tidak boleh tahu kalau anaknya hadir karena perbuatan buruknya sendiri. Urusan dosan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 21 Dirujuk

    Sebagai seorang istri, Lia tentu masih menyimpan perasaan curiga pada Bagas, karena pulang membawa Jessi. Perasaan was-was itu terus menghantui pikiran Lia. Apalagi wanita hamil memang sangat sensitif perasaannya. Namun, beberapa hari ini, Lia tidak melihat gerak-gerik yang aneh dari Bagas. Bahkan suaminya itu terlihat menjaga jarak. Hanya dirinya dan mertuanya saja yang bersikap ramah pada Jessi. Hal ini tentu menenangkan perasaan Lia. "Tolong kamu hubungi mas Bagas, Jessi." "Baik, Mbak." Jessi mengikuti perintah Lia untuk membuka sandi ponsel Lia. Namun, sudah 3 kali Jessi menghubungi nomor Bagas yang Lia beri nama suamiku, tapi nomor Bagas tidak aktif. "Masih tidak bisa, Mbak. Sebenarnya mas Bagas tadi pergi kemana?" Jessi mulai panik. "Tadi katanya mau ke ladang sebentar terus mau antar ibu belanja, Jess. Siap-siap untuk syukaran adek. Agh ..." Bagas dan Ambar pergi karena merasa Lia belum ada tanda-tanda untuk melahirkan. Selain itu, niat mereka memang hanya kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 22 Sindrom Couvade

    Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Bagas terus menggenggam tangan Lia. Air matanya menetes. Setelah melihat keadaan anaknya yang sudah tak bernyawa. Sekarang dirinya harus melihat Lia yang hampir hilang kesadaran. Bagas harus kuat dengan cobaannya sekarang. Saat ini Lia sudah menggunakan selang oksigen. Dalam keadaan perdarahan setelah bayinya lahir, Lia sangat syok karena dirinya hanya sesaat mendengar suara bayinya menangis pelan. Karena setelah itu, bayinya dinyatakan meninggal dunia. Setelah bidan melakukan segala tindakan sesuai prosedur. Lia menangis karena merasa bersalah. Merasa kalau dirinya kurang kuat mengejan sehingga anaknya tidak cepat lahir. "Dek, tolong bertahan." * Sudah banyak orang yang berdatangan di rumah Ambar. Para tetangga datang untuk ikut berbela sungkawa. Jasad janin langsung di makamkan sejak tadi sore. Hingga malam pun tiba. Sebuah ambulan datang. "Bagas," panggil Ambar. Perasaan Ambar tidak menentu. Apalagi sekarang Bagas keluar mobil

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 23 Pernikahan Farrel dan Dania

    Selama hampir 1 minggu, kesehatan Jessi menurun. Tubuhnya terasa panas dan rasa pusing yang datang dan pergi. Jessi sudah memeriksakan diri ke bidan. Jessi mendapatkan keterangan kalau dirinya harus menenangkan pikiran. Jessi tidak ingin berpikir negatif. Tapi mau terus berpikir positif juga tidak mungkin. Di kampung ini, Jessi tidak memiliki sanak saudara. Jika hal buruk terjadi padanya, lalu siapa yang akan bertanggung jawab atas dirinya. Untuk membuang segala pikirannya, Jessi memilih untuk menyibukkan diri. Setiap hari Jessi selalu datang ke rumah Ambar dan Bagas untuk mengantarkan sayuran dan lauk matang. Meski Ambar lebih banyak diam, Jessi tidak tersinggung. Ia paham, pasti sulit untuk Ambar dan Bagas kehilangan Lia dan bayinya dengan cara seperti ini. Sedangkan Bagas sendiri, setiap hari selalu datang kemakam. Tidak ada yang mencegah apa yang Bagas lakukan. Karena setiap orang, pasti punya caranya sendiri untuk merasa ikhlas. Meski rasa itu sulit dan memerlukan waktu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 24 Pesta Pernikahan

    Derasnya air hujan hari ini, seolah menggambarkan dan menemani air mata Jessi yang tidak mau berhenti. Setiap hari Jessi selalu ingat Farrel. Rasa cinta dan benci yang terus membelenggu hati Jessi. Hari ini, entah sebab apa yang membuat hati Jessi terasa begitu sakit. Sampai membuatnya tidak bisa untuk tidak menangis. "Maafin Mama, Sayang!" Jessi mengusap perutnya. Tanpa sadar, Jessi terus berandai-andai. Kalau saja waktu itu Farrel mau menggunakan pengaman, mungkin sekarang dirinya tidak akan hamil dan dirinya tidak akan berada di sini. Kemungkinan besarnya, Jessi pasti masih bersama Farrel. Apalagi saat cuaca dingin begini. Banyak perkiraan yang Jessi pikirkan. Hingga dirinya sadar kalau semuanya ada kebaikan yang harus ia ambil. "Karena baby ada, Mama jadi berhenti untuk tidak terus menerus melakukan kesalahan." Jessi terkekeh sambil mengusap air matanya. "Bisa-bisanya Mama berpikir yang tidak-tidak. Baby adalah penyelamat dan kebaikan untuk hidup Mama. Terima kasih s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 25 Ingin Pulang Ke Apartemen

    Acara pernikahan kemarin sepertinya tidak membuat rasa kantuk menyerang Farrel. Karena semalam, Farrel hanya berpura-pura memejamkan mata. Setelah Dania tidur pulas, Farrel kembali ke balkon untuk berdiam diri dan memikirkan langkah selanjutnya. Rencana Farrel, begitu semua harta warisan sudah dialihkan menjadi atas namanya, tidak sampai 1 tahun Farrel akan menyusun skenario untuk berpisah dengan Dania. Rasanya baru saja Farrel terbuai mimpi indah. Sekarang tidur nyenyaknya jadi terusik karena merasakan sebuah tangan yang meraba dadanya. Grep. 'Tumben sekali Jessi menyentuh tubuhku lebih dulu, saat bangun tidur seperti ini,' batin Farrel. Deg. Baru saja Farrel akan mencium tangan yang meraba dan telah menggugah hasratnya, tiba-tiba Farrel tersadar kalau Jessi sudah tidak bersamanya lagi. Farrel ingat kalau sekarang dirinya sudah menikah. Dania sendiri tersenyum bahagia karena Farrel merespon sentuhannya. Ia semakin merapatkan tubuhnya pada Farrel dan berharap menda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 26 Tuduhan Dania

    Dalam keadaan hamil, Jessi memilih pergi ke kota untuk datang ke bank cabang utama di kota tersebut. Beberapa hari yang lalu, Jessi sudah mendapatkan informasi persyaratan untuk bisa membuat rekening baru. Karena dirinya bukanlah warga tetap di daerah tersebut. Jessi sudah sangat yakin untuk memblokir rekeningnya. Karena dirinya tidak ingin terus menerus menerima uang Farrel secara cuma-cuma. Bahkan sekarang saja, Jessi sudah mengetahui kalau hari ini Farrel kembali mengiriminya uang. Membuat Jessi syok melihat nominal saldonya sekarang yang hampir mendekati 1 miliar. Sejak dulu, Farrel memang sangat royal pada Jessi. Selalu memberikan uang lebih jika Jessi sudah membuat Farrel benar-benar puas. Uang gaji Jessi dari perusahaan utuh. Rasanya Jessi menggunakan uang pribadinya hanya saat jajan bersama Rika atau teman lainnya. Karena saat bersama dengan Farrel, lelaki tersebutlah yang akan memenuhi apapun yang sedang mereka beli. "Selain hobby sex, dia juga hobby menghambur-ham

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 52 Dukungan Bagas

    "Mas!" Jessi meraih tangan Bagas. "Saya tidak berniat kembali padanya. Sebenarnya saya dan dia ..." ucapan Jessi terhenti. Hatinya kembali menolak untuk memberitahu orang lain terkait hubungannya dengan Farrel. Karena pada akhirnya berkaitan dengan Rhona. "Terkadang hati dan mulut itu memberikan pernyataan yang berbeda, Jessi. Coba tanyakan pada dirimu sendiri. Ini berkaitan dengan Rhona. Kalaupun kedepannya kamu memilih mengakhiri pernikahanmu dengan suamimu, maka jangan memaksa diri untuk bersamaku. Aku tidak mau terlibat dalam kisah kalian bertiga. Karena aku lebih mementingkan perasaan Rhona."Jessi melepaskan genggamannya pada Bagas. "Terima kasih karena Mas sudah sangat menyayangi Rhona begitu tulus. Saya pasti tidak akan punya muka kalau nanti ibu datang dan bertemu dengannya." "Saya belum memberitahu ibu soal hubungan singkat kita yang baru berakhir. Karena sejak awal, saya tahu ini akan berakhir seperti apa. Kamu tenang saja. Sekarang pikirkan kebahagiaanmu dan juga Rhona."

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 51 Saya Tidak Bisa Berada Diantara Kalian Bertiga

    "Mas." Waktu sudah pagi. Semalaman Jessi dibuat kebingungan sendiri. Beruntungnya di desa ini sudah ada klinik yang buka 24 jam. Sehingga Jessi nekat membawa Rhona keklinik dengan mengendarai motor. Sekarang Jessi dibuat terkejut akan kedatangan Bagas. Lelaki yang datang seorang diri sambil membawakan rantang. Sudah pasti itu sarapan yang dipersiapkan Ambar untuk dirinya. "Saya terkejut saat tahu kabar kalau tengah malam kamu membawa Rhona ke sini seorang diri. Kenapa tidak memanggil saya dulu?" Wajah Bagas nampak sekali khawatir. Ia meletakkan rantang di atas nakas. "Semalam saya sangat panik, Mas. Apalagi suhu tubuhnya hampir 40°. Yang saya pikirkan semalam hanya Rhona segera dapat portolongan. Bodohnya saya juga tidak menyimpan obat penurun panas dirumah." "Tapi sekarang suhu tubuhnya sudah turunkan?" Bagas menyentuh kening Rhona perlahan. Ia takut mengusik Rhona yang masih lelap. "Syukurnya sudah, Mas." "Itu ibu buatkan sarapan buat kamu. Makan dulu. Kamu harus sehat

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 50 Panas

    8 tahun memang sudah berlalu. Meski rasa kecewa dan benci itu memenuhi hati Jessi, tapi Farrel adalah laki-laki pertama yang memiliki Jessi. Baik dari perasaan maupun tubuh. Setiap kali Jessi mendapati Rhona menatap iri teman seusianya yang diperlakukan penuh kasih oleh ayah mereka, saat itulah Jessi selalu menangis diam-diam sambil menatap foto Farrel. "Kalau dulu kamu mengasihaniku, mungkin Rhona tidak akan terluka seperti sekarang. Aku berusaha membahagiakannya. Tapi ada sesuatu hal yang tetap tidak bisa aku berikan." Jessi hanya bisa berandai-andai. Sesuatu yang tidak pernah mungkin terjadi. "Bagaimana aku bisa melupakanmu, kalau wajahmu begitu lekat diwajah Rhona. Setiap hari, aku seperti melihat dirimu. Aku sangat mencintai Rhona, tapi aku sangat membenci kamu!" Tanpa Jessi ketahui, beberapa kali Rhona mengintip Jessi yang sedang menangis, sambil menatap sebuah foto. Hati Rhona begitu penasaran. Maka dari itu Rhona mengintip di mana Jessi menyimpan foto tersebut. "

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 49 Foto

    Jessi duduk berjarak dengan Farrel. Sedikitpun Jessi tidak bisa tenang karena dirinya terus menatap Rhona yang sudah ada di dalam pangkuan Farrel. 'Aneh! Bagaimana bisa Rhona tahu kalau Farrel itu papanya?' batin Jessi."Rhona tidur dulu ya?" ucap Farrel sambil mengusap puncak kepala Rhona. Hati Farrel begitu terasa hangat. Momen ini sungguh sangat berharga. Bahkan sekarang degup jantungnya seperti akan meledak. 'Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini, aku ingin tertawa,' batin Farrel. Ia jadi merasa bodoh sendiri. Namun, kedua mata Rhona yang sudah sayup-sayup, tapi Rhona masih berusaha untuk tetap terjaga. Dan hal itu membuat wajah Rhona semakin terlihat menggemaskan. "Papa tadi mau pergi lagikan? Rhona tidak mau tidur." "Papa janji tidak akan jauh dari Rhona lagi. Sekarang Rhona tidur ya?" Namanya juga anak kecil. Seperti apapun usahanya untuk tetap terjaga, pada akhirnya Rhona tetap terlelap. Apalagi Rhona memang sudah terbiasa tidur siang. Membuatnya langsung terlelap, kare

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 48 Jangan Pergi, Pa!

    Karena sesuatu hal, anak sekolah dasar kelas 1 dipulangkan lebih awal. Sebagian murid yang orang tuanya sudah mengetahui informasi dari group chat, tentu sudah menjemput anak-anak mereka. Tapi ada anak-anak yang masih menunggu jemputan. Sedangkan Rhona kebetulan diajak pulang wali murid tetangganya. "Terima kasih, Bude!" ucap Rhona begitu sopan setelah turun dari atas motor. "Sama-sama anak cantik. Sudah sana masuk rumah. Mama belum jemput mungkin karena masih ada tamu." Rhona memperhatikan mobil mewah yang menutupi pintu utama. Rhona jelas masih paham dengan mobil tersebut. Membuatnya tersenyum kecil dan lari memasuki rumah. "Papaaa ..." Suara panggilan dan tangisan Rhona membengung karena wajahnya bersembunyi dalam pelukan Farrel. "Huaaa ..." "Rhona!" Farrel juga menangis. Ini adalah sebuah kebahagiaan yang sangat Farrel inginkan. Tubuh Farrel terasa lemas. Ia terduduk dan membawa Rhona duduk dipangkuannya. "Maafin Papa karena baru bisa menemukan Rhona dan mama. M

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 47 Papa

    "Tidak perlu berterima kasih." Farrel ingin meninggalkan Bagas, karena dirinya tidak mau berurusan dengan calon suami Jessi. "Bagaimana dengan pundak anda?" tanya Bagas karena ia melihat Farrel yang masih menahan ujung pundaknya. "Pundak saya baik-baik saja. Permisi!" Aura acuh, dominasi, dan tidak mudah didekati sangat melekat pada diri Farrel. Dan ini adalah penilaian Bagas. 'Sangat mirip. Pantas saja kalau dia tidak bisa melupakannya.' "Saya penasaran. Kenapa anda bisa tahu nama calon istri saya?" Farrel berhenti melangkah dan balik badan. Ia menatap Bagas yang menurutnya sedang menyelidiki. "Saya rasa, anda bukan orang sini," lanjut Bagas. "Permisi!" ucap Farrel yang tidak ingin memberikan tanggapan apapun atas pertanyaan Bagas. 'Dia bukan orang yang mudah,' batin Bagas. Ia menatap kesembarang arah. Sekarang Bagas dibuat bingung akan keberadaan Jessi. "Di mana dia?" Jessi memilih bersembunyi, mengintai Farrel dan Bagas. "Kenapa hatiku selemah ini?" K

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 46 pencopet

    Saat ingat kalau dirinya memiliki janji dengan Bagas, Jessi segera menenangkan diri. Ia mengusap wajahnya yang basah. Segera Jessi menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. "Bagaimana ini?" Jessi bingung, saat menatap wajahnya dicermin, kedua matanya nampak sembab. Segera Jessi mengeringkan wajahnya dan menuju kamar untuk menggunakan make up. "Sepertinya tidak berpengaruh," gumam Jessi. Karena terlalu buru-buru, Jessi jadi merasa kalau wajahnya jadi terlihat aneh. Jessi memilih membersihkan make upnya. Sekarang ia memilih mencari hansaplast untuk membungkus salah satu jari tangannya. Sebelum membuka pintu utama, Jessi menghelakan nafasnya. Biasaya Bagas selalu datang lebih awal saat dirinya memerlukan bantuan. Untungnya kali ini Bagas belum datang. "Selamat pagi." "Pagi." Baru saja Jessi duduk disofa, sekarang Bagas sudah datang. "Masuk, Mas." Bagas duduk di sofa singel. Tentunya sangat berjarak dengan Jessi. Ia juga memperhatikan wajah cantik Jessi. Terdapat se

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 45 Bukan Bagas, tapi Farrel

    "Pak." Edgar langsung mendekati Farrel saat Jessi sudah memasuki rumah. "Mari ..." Edgar berniat membantu Farrel berdiri. "Farrel," panggil Edgar pelan. Saat ini, ia merasa kalau Farrel sedang membutuhkan teman bicara. Bukanlah seorang sekretaris pada atasannya. "Bukan hal mudah mencarinya. Aku sangat senang bisa tidak sengaja menemukan mereka." Niat mencari, tapi selama 8 tahun tiada hasil. Siapa yang menduga, waktu yang tidak berhenti tapi Farrel yang berniat menghentikan pencarian untuk sementara, justru membawanya pada kesempatan yang Farrel harapkan. "Tapi sekarang, aku harus melakukan apa, Edgar? Kesalahanku sangat fatal." "Kamu sudah berusaha selama ini. Dan ini adalah usaha yang sesungguhnya. Biarpun nona Jessi mengusirmu, tolong tetap berusaha dan jangan putus asa. Yang terpenting, kamu jangan nekat menemui nona Rhona tanpa seizin nona Jessi." Farrel mengusap wajahnya kasar. Ia segera bangun. "Kamu pulanglah duluan. Ambil kendali pekerjaanku yang bisa kamu lakuka

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 44 Permintaan Maaf Farrel

    "Jessi ... Rhonaaa ..." gumam Farrel sambil lari secepat mungkin. Farel sangat takut kehilangan jejak wanita dan anak yang ia cari selama ini. "Namanya Rhona. Jessi mempertahankannya." Jantung Farrel berdegup sangat cepat. Hatinya terasa hangat karena setelah sekian lama, dirinya bisa bertemu dengan Jessi, sekaligus anaknya. Air mata Farrel menetes. Ucapan Jessi sangat benar. Karena sejak awal, dirinya sudah membunuh Rhona. Sekarang yang bisa Farrel harapkan adalah maaf dari Jessi. Tin ... tiiinnn ... Supir yang sejak tadi mengemudikan mobil yang ditumpangi Farrel, langsung menekan klakson saat mobilnya sudah berhasil menyeimbangi langkah lari Farrel. Segera Farrel memasuki mobil. "Pak, ikuti motor di depan. Jangan sampai kehilangan jejak mereka. Cepat!" perintah Farrel sampai menyentak. "Baik, Pak." Nada suara tinggi Farrel tidak menyinggung supir yang harus fokus. Karena ia tahu, Farrel sedang panik dan tidak berniat membentaknya. "Apa itu tadi nona Je

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status