Share

Raja VS Pangeran

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aura mencekam dari Raja Vanderox telah menguasai seisi kerajaan Olimpyus. Kemunculannya menyebarkan ketegangan. Angin kematian seakan beradu satu dengan udara dingin membekukan. Tatap mata Raja Vanderox luar biasa keji. Menantang ke depan ketika serangan berlawanan arah lurus mendekat ke arahnya.

Ketukan bahaya dari senjata dwisula milik Raja Vanderox seperti kilat yang menyambar. Postur besar dan mencengangkan menombak hingga menebas beberapa penjaga yang tumbang berserak di dalam istana.

Keberadaan Pandora sudah tercicip begitu dekat. Hentakan Raja Vanderox tak gentar menimbulkan gejolak buruk yang menggetarkan sampai ke setiap ruangan di istana.

Namun hanya ada satu ruang yang didatangi raja dengan hasrat membara. Pintu tertutup segera didobrak kasar. Sang tabib terlonjak nyaris tak mampu mempercayai sebuah pemandangan mengejutkan.

Tabib segera mengambil langkah untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi. Melindungi Pandora dari gairah Raja Vanderox yang terungkap jelas saat tata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
samsungoe182
tegang bener dah aku wkwk uhh lega akhirnya dech
goodnovel comment avatar
nopelkeyen
wew mantap poul king hebat
goodnovel comment avatar
senarita189
alhamdulillah menang king king ku
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Perhatian Khusus

    “Kau seharusnya beristirahat, Pangeran. Biar aku saja yang melakukannya.”Avanthe menelan ludah kasar memperhatikan bagaimana Kingston ... sedang tidak baik – baik saja tetap memaksa untuk mengobati Pandora yang telentang dengan kepala menyangga di pangkuan pria tersebut.Wajah yang pucat, hingga setiap gerakan kecil selalu membuat Kingston mendesis tertahan. Jujur, Avanthe merasa tidak tega harus mengamati tiap – tiap ekspresi Kingston yang meskipun hanya diam, pria itu jelas menyeret sikap khawatir Avanthe untuk memenuhi ketakutan yang mendesak – desak di benaknya.“Kau membuatku sangat terkejut saat tiba – tiba masuk dengan kondisimu yang seperti ini.” Ntah mengapa sejak perang berlangsung, Avanthe tidak sanggup menerawang ke depan sekadar memastikan keadaan yang tidak dia campuri. Seakan ada yang membatasi kemampuannya—dan itu salah satu bagian terburuk untuk terus dianalisis, karena sepertinya jawaban yang dicari tidak akan pernah ada.“Kak ....”Sejak awal perhatian Avanthe suda

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Berbagi

    Sesuatu yang halus, menusuk – nusuk di permukaan lengan Pandora merupakan salah satu alasan utama matanya mengerjap beberapa kali hingga langit – langit kabin menyeluruh terekam di dalam ingatan.Sedikit bergerak Pandora menyadari Kingston sedang menegadah di sandaran kaki ranjang. Rambut hitam itu yang membangunkan Pandora, yang tanpa pria itu sadari, tetapi kegiatannya masih sama di sana. Memijit kening yang licin dengan mata terpejam. Kadang – kadang sebelah lengan Kingston terangkat bersama sehelai kain hitam untuk dibiarkan membungkus hidung yang mancung.Di sela itu, bulir – bulir keringan terjun dari bagian pelipis, merambat turun melewati tulang pipi. Begitu pula kerongkongan Kingston naik turun seperti sedang menahan sesuatu. Cukup aneh bagi Pandora, karena tidak biasanya Kingston bersikap demikian.Dia meringis menarik diri bangun. Di antara yang lain aroma makanan menjamah indera penciuman Pandora. Tumpukan roti bakar, semangkok bubur, dan susunan buah terhidang di atas mej

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Pasar Malam

    “Ayo, Daddy. Kita ke sana!”Keputusan kembali ke Bristol tidak luput dari macam – macam permintaan Aceli. Gadis kecil itu selalu merengek acapkali melihat sesuatu yang menarik perhatian. Meskipun Kingston sering mengabaikan keinginan merepotkan itu. Tetapi Perjalanan nyaris satu setengah jam dari hutan menuju pusat Kota London, tak membuat Aceli menyerah.Lampu – lampu menghias di tengah lapangan itu memancing antusiasme hingga telapak tangan mungil Aceli menempel di kaca jendela, memperhatikan pelbagai wahana yang menjulang dengan mata berbinar, sekalipun dia sedang berada di atas pangkuan Pandora.“Berhenti, Daddy!”Kingston tidak segera mengiyakan. Namun dalam pengamatan Pandora pria itu merogoh sesuatu di balik kesibukan menyetir. Dompet hitam diarahkan kepadanya yang menatap dengan kening bertaut heran.“Lihat ... ada berapa uangku di sana.”Benar – benar di luar dugaan Pandora. Mau tak mau dia melakukan tindakan yang harus—sebagaimana memeriksa berapa jumlah uang yang pria itu m

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Kesempatan Tak Tergapai

    “Raja, Anda mengalami cidera cukup parah.”Di istana bawah tanah potensi ketegangan semakin melonjak liar. Beberapa pemuka kerajaan menyayangkan peristiwa perang ternyata memberikan sebuah pengetahuan baru. Mereka jelas terkejut menyadari ada sesuatu yang berbeda dari pewaris Kerajaan Olimpyus. Kingston sulit dikalahkan, dan itu bukan sesuatu yang gampang dianggap remeh. Bahkan Raja Vanderox sekalipun mengakui kebenaran demikian.“Rhodes seperti memiliki energi tidak biasa. Dia lebih kuat dari yang kubayangkan,” katanya. Menciptakan pergolakan sengit ketika menatap lurus – lurus ke luar istana. “Tapi bukan berarti aku tak melakukan apa pun.”“Kekuatanku masuk ke dalam tubuhnya untuk membuat substansi bahaya. Perlahan – lahan Rhodes akan lenyap, karena kekuatan hitamku akan menggerogotinya sampai habis.”Seringai kejam transparan muncul sebagai suatu kepuasan. Raja Vanderox kemudian berpaling menghadap petugas istana.“Cari tahu energi apa yang muncul di saat bola rozilog dalam keadaan

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Pembalut

    Jari – jari tangan Pandora berulang kali membongkar isi lemari dengan cemas. Sesuatu yang penting telah dia lupakan. Tak melihat satu pun pembalut bisa dimanfaatkan saat ini. Tetapi Pandora juga tidak mungkin keluar sekadar membeli, sementara dia masih dalam lilitan handuk putih separuh paha, dan rambut basahnya tergulung dengan kain berwarna senada. Sekarang siapa yang bisa dimintai bantuan untuk melakukan hal mulia untuknya? Pandora bergeming memikirkan seseorang yang paling dekat. Kingston .... Hanya pria itu yang berjarak satu pintu darinya setelah mereka memutuskan tidak tenggelam lama di kamar mandi. “King ...,” panggil Pandora lirih. Wajahnya menyeruak dari cela pintu terbuka demi mengamati bahu besar yang membelakanginya. “King ....” Sekali lagi untuk suara yang lebih keras. Paling tidak itulah cara tegas menarik perhatian Kingston. Tubuh separuh telanjang persis berbalik menghadap pintu walk in closet menunggu kata – kata lain keluar dari bibir Pandora. “Aku butuh bantu

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Tanda Tanya

    “Helios sudah menunggumu.”Meski tidak sepenuhnya memahami maksud kemunculan Helios secara mendadak. Pandora tetap memberi gestur sekadar merespons perkataan Anna. Beberapa saat lalu, setelah menemani Anna melakukan pembayaran di bank. Mereka kemudian berakhir di kampus, karena sebagai penerima beasiswa Pandora diwajibkan, melalui pesan email, untuk mengumpulkan surat pendaftaran ulang agar proses admistrasi berjalan lancar.Dia tak pernah menduga kalau ... usai mengerjakan semua itu Helios akan datang menjemput. Pria yang Anna sebut terlalu dingin untuk didekati bahkan telah membuka pintu belakang mobil.“Silakan, Nona. Tuan meminta saya untuk menjemput Anda.”“Aku bisa pulang dengan taksi. Dia seharusnya tidak mengatur waktu yang aku punya. Kebutuhanku bertemu Anna belum selesai,” ucap Pandora sedikit jengkel. Berada di siang hari yang terik pun berkat campur tangan Kingston.Pagi tadi Pandora sungguh sudah terbangun lebih awal, tetapi dia tidak bisa menghindari setiap jengkal sentu

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Mencoba

    “Masuklah, Nona. Anda bisa tunggu sebentar di sini.”Sepanjang Helios menuntunnya menjelajah gedung pencakar langit. Pandora nyaris tidak bisa membayangkan ada berapa banyak uang yang ditanam untuk membangun tempat mentereng yang Kingston miliki.Dia merasa ragu ketika selangkah disapa suhu dingin membekukan. Ruang serba putih sebagiannya dibatasi sekat berbahankan kaca. Di hadapan Pandora terpantau pemandangan mencolok dari luar. Gedung – gedung lainnya semacam menawarkan ketertarikan yang lekat, tetapi Pandora punya beberapa hal untuk ditanyakan. Harus mencegah gelagat Helios yang siap menutup pintu ruangan“Apa King akan lama?”“Mungkin sebentar lagi, Nona. Sabar saja.”Hanya itu. Untuk beberapa saat Helios masih menahan diri, barangkali menunggu Pandora mengatakan hal penting sebelum memastikan bisa beranjak pergi.“Sudah tidak ada yang ingin ditanyakan, Nona?”Pandora menggeleng samar, dan saat itu dia mengamati pintu merapat dengan pelan. Sendirian di tempat yang begitu hening.

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Fakta Krusial

    Ke mana Pandora ingin pergi ....Kejutan dan pemberian Kingston sudah lebih daripada cukup untuk menuntut hal baru sekadar menenangkan perasaan sendiri. Lagi pula Pandora tidak ingin bersikap egois ketika dia menyadari betapa wajah Kingston terlihat pucat. Sehingga memutuskan untuk pulang usai melepas gaun pengantinnya.Mereka berada di dalam mobil. Melakukan separuh perjalanan, dan selama searuh perjalanan itu pula butiran keringat selalu muncul untuk diseka lengan kemeja Kingston. Pria itu seperti kepanasan, meski tidak ada upaya selain mendapatkan pendingin alami atau menyalakan AC dengan suhu rendah.“Apa tidak sebaiknya kita ke dokter? Kau harus diperiksa.”Beberapa kali Pandora menyingkirkan anak rambut yang berterbangan. Menerima apa pun keputusan Kingston, bahkan saat pria itu memilih untuk menurunkan kaca jendela.Dia tidak menerima tanggapan persetujuan atas saran yang telah diberikan. Kingston tidak tertarik, terlihat dari caranya yang sekali pun tidak berpaling. Begitu fok

Latest chapter

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Season Dua

    Hallo, Kakak - Kakak pembaca. Long Time No see di sini. Bagi yang belum tahu kalau kisah Hores dan Avanthe sudah muncul dan sudah bisa dibaca. Kalian boleh langsung cari saja di pencarian dengan judul 'Passionate Devil: Selir yang Terluka'."Di hari kau memutuskan untuk berubah jahat. Kau tak pernah mengajariku cara melupakan pria yang pernah sangat kukenal." -Avanthe- (Season dua: Series Demigod).Perjuangan Avanthe menghadapi kebencian Hores setelah perang dan kematian Raja Vanderox. Dengan kehadiran putri kecil-nya, apakah itu bisa mengembalikan perasaan Hores seperti sedia kala?Terkadang benci dan cinta adalah dua hal paling tak berjarak. Yuk, ikuti keseruan kisah mereka.

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Cinta dan Kebahagiaan (End)

    Ini waktunya ... sebuah perjuangan di mana cinta dan kerja sama adalah bukti paling nyata yang membawa Pandora pada titik mengagumkan. Pusat perhatiannya selalu terpaku kepada satu orang di sana; pria di atas podium dengan hak dan kerelasian terhadap kontribusi-nya sebagai seorang donatur. Kingston bicara setelah rektor memberikan sambutan pembuka hingga amanat. Sulit dimungkiri bahwa pria itu menjadi yang paling mencolok di antara civitas akademika dan siapa pun di sana. Sisiran rambut ke belakang, rapi, menambah kesan memuja. Sayup – sayup suara bisikan dari beberapa wisudawati terus menjalar sampai di pendengaran Pandora. Dia hanya bisa tersenyum tipis, dan mungkin tidak akan memberitahu Kingston, bahkan jika urusan pria itu selesai. Tidak akan memberitahu suaminya bahwa pria itu menjadi bahan gosip. Riuh tepukan tangan mengakhiri kesempatan Kingston ada di atas podium. Sorot mata spektrum itu sesaat menyorot ke arahnya. Senyum tipis, nyaris tidak terlihat, memancing Pandora memb

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Gagal

    “Terima kasih, Helios.”Akhirnya, Pandora bernapas lega setelah perjalanan menuju pulang dan macam – macam kegiatan yang menguras tenaga; dia baru saja menyelesaikan kegiatan akhir kuliah lapangan, tetapi rasanya itu semacam sebuah perpisahan besar. Ntah karena Pandora bersama Anna sepakat melakukan kegiatan praktik di perusahaan Kingston, sehingga seluruh staff penting maupun para pegawai memperlakukan-nya lebih daripada mahasiswi yang mencari ilmu. Pandora lebih yakin hal tersebut karena ulah Kingston. Pria itu tak segan menunjukkan sikap manis di hadapan semua orang. Tidak peduli gosip akan bertebaran, asal Pandora menyelesaikan studi dengan baik. Demikian sering Kingston jadikan alasan ketika Pandora berusaha membatasi kedekatan mereka saat pria itu secara mendadak tiba di kantornya.Langkah Pandora pelan menaiki undakan tangga teratas. Hal paling pertama dilakukan adalah memasuki kamar. Dia sudah sangat merindukan tiga bayi-nya yang berturut – turut menyajikan sebuah pemandangan

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Memandikan Bayi

    Pandora tidak tahu harus terpaku pada yang mana. Bayi-nya yang tenang saat dimandikan, atau suami-nya yang panas ketika sedang menggosok sabun nyaris tak berbusa di tubuh mungil Luca. Gerakan tangan Kingston luwes, menegaskan betapa pria itu mahir menjalankan perannya sebagai seorang ayah. Dia telah, pernah, terbiasa memandikan Aceli sewaktu gadis kecil itu masih begitu bayi. Dan sekarang mempraktikkannya kepada anak sendiri, sementara Pandora ... sambil – sambil belajar dia menunggu Kingston selesai.“Handuk, Kucing manis.”Pandora mengerjap cepat setelah mengguncang dirinya keluar dari lamunan. Dia menyerahkan kain yang sama mungilnya di dekat tangan Kingston. Pria itu menerima dengan tenang; mengeringkan tubuh Luca, lalu membawa bayi mungil mereka keluar dari kamar mandi.“Kapan kau akan memberiku giliran?”Mengambil posisi duduk di pinggir ranjang sambil mengamati Kingston memoles minyak di beberapa bagian tubuh Luca, termasuk di puncak kapal yang lembut itu, membuat Pandora sedik

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Menyusui

    Tengah malam suara tangis menggelegar menjadi salah satu hal paling baru yang pernah Pandora hadapi. Dia mengerjap sebentar untuk menatap langit – langit kamar temaram. Sesaat Pandora bergeser, begitu hati – hati tidak ingin membangunkan Aceli di tengah – tengah ranjang. Tubuhnya sudah bersiap akan bangun menuju keranjang bayi, tetapi satu cekalan hangat benar – benar baru menghentikan apa yang nyaris Pandora lakukan.“Biar aku saja, Kucing manis. Sebaiknya kau kembali tidur.”Sayup – sayup suara dalam Kingston diliputi langkah kaki meninggalkan ranjang. Bayangan tubuh pria itu terus berjalan, kemudian berhenti di satu titik persis perhatian Pandora tak terenggut di sana.Gerakan Kingston luwes mendekap bayi mungil mereka. Lekuk tubuh pria itu terlihat menyisir di depan meja. Kingston mungkin akan menunggu beberapa saat sampai susu perah yang disimpan di satu perangkat khusus untuk mengisi penuh ke dalam susu botol.“Bawa Luca ke sini, King.”Namun, Pandora merasa terlalu lama, sement

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Harmonis

    Hari di mana dia dipersilakan pulang, Pandora melangkahkan kaki pelan – pelan masuk ke dalam gedung mentereng. Dia sedikit terkejut ketika menemukan Chris sudah berdiri menyambut dengan hangat, lalu pria itu segera mendekat diliputi satu – satunya perhatian tertuju pada bayi mungil dan kebiasaan tidur yang begitu panjang.“Kenapa tidak memberitahuku saat kau akan melahirkan, Panda?”Mendapati Chris mengajukan pertanyaan sambil tersenyum kepada Luca. Pandora segera memindahkan perhatiannya lurus – lurus memberi Kingston isyarat. Apa yang harus mereka katakan?Kejujuran sudah dipastikan tidak akan terjadi, karena itu akan sanggup membuat Chris berpikir betapa Pandora benar – benar telah membahayakan nyawanya.“Saat aku akan melahirkan, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Dad. Jadi baru bisa memberitahumu belakangan.”Pandora meringis usai menceritakan separuh kebenaran. Memang Luca ingin dilahirkan secara tiba – tiba. Tiba – tiba kontraksi dan tiba – tiba dia harus menghadapi peristiwa

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Bayi Luca

    Pintu kamar rawat terbuka perlahan; di mana Kingston terlihat membungkuk menurunkan tubuh Aceli dari balik punggung pria tersebut. Gadis kecil yang sepertinya malas berjalan, sehingga butuh sentuhan ajaib dari sang paman untuk membuat mereka terlihat harmonis.“Mommy Panda!”Pandora tetap menjatuhkan perhatian; mengamati derap langkah Aceli terburu mendekatinya. Kursi yang diseret menimbulkan suara gemerisik, kemudian wajah Aceli muncul setelah gadis itu menaiki kursi sekadar menunjang tubuhnya yang pendek.“Aceli sangat merindukan Mommy Panda.”Senyum menggemaskan itu tidak pernah berubah. Pandora hampir tertawa menanggapi ungkapan kalimat demikian, tetapi dia tak bisa bohong; perasaan haru yang mendesak sedikit mengguncang sisi emosional-nya. Pandora sangat – sangat merindukan Aceli. Sengaja merentangkan tangan untuk melihat bagaimana reaksi gadis kecil Kingston.Aceli antusias ingin merangkak ke atas blankar, kemudian tubuh kecilnya langsung ditangkap. Bukan Pandora. Kingston-lah s

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Menuju Akhir

    Iris hijau Pandora sekelebat menerima siraman lampu terang, dia mengerjap beberapa kali untuk membiaskan diri. Lurus – lurus mengamati, baru kemudian keningnya bertaut menyadari dia sedang berada di satu tempat berbeda. Seingatnya, hal paling terakhir bisa dia lihat adalah wajah Kingston yang begitu khawatir. Ya, pria itu yang paling terakhir ada bersamanya. Dan tiba – tiba saat dia merasa dunia kembali memberi sebuah kesempatan. Kingston pula yang sekarang sedang menawarkan tatapan lembut. Melebihi sebuah kemurnian yang pernah Pandora miliki.. Sorot mata itu teduh. Teduh sekali ke satu titik, turun sedikit di samping Pandora.“King ...,” panggil Pandora, tidak tahu mengapa akhirnya membuat Kingston seperti tersentak. Barangkali Kingston sedang melamunkan sesuatu, tetapi reaksinya begitu tak terduga ketika pria itu diam, seolah berjuang mengumpulkan informasi, yang salah – salah tidak pernah dipikirkan sebelumnya.Untuk waktu cukup lama Pandora masih harus menunggu. Tak sadar di satu

  • Tawanan Pria Setengah Dewa   Pertemuan Baru

    “Tuan ....”“Maaf, Tuan. Tubuh Anda tidak bisa menerima jarum suntik.”Kata – kata sang perawat menyeret perhatian Kingston untuk terguncang. Saat memikirkan bagaimana keadaan Pandora, itu membuatnya hilang cukup lama. Sekarang, setelah menyadari wanita yang ingin mengambil darahnya hanya melakukan hal sia – sia. Kingston tidak mengatakan apa pun, selain membiarkan kebekuan di urat nadi tangannya; yang tak terjamah, benar – benar bisa menerima benda asing menerobos ke dalam.Jarum tajam mulai berfungsi. Kingston terus terpaku pada aliran darah yang bergerak melalui selang. Darahnya akan diberikan kepada Pandora. Ini memang sebuah keputusan penuh tekad. Tidak tahu bagaimana selanjutnya. Kingston berharap darah yang dia donorkan tidak akan mempengaruhi tubuh Pandora. Itu adalah kemungkinan paling kecil. Kalaupun ada harga yang harus diterima. Hanya diharapkan Pandora tidak akan menua. Itu saja.“Anda mungkin akan sedikit merasa pusing, Tuan. Beristirahatlah sebentar.”Wanita yang baru s

DMCA.com Protection Status