“Setelah dipikir – pikir. Aku jadi penasaran apa saja yang kalian lakukan selama di pantai ....”Ntah harus kali ke berapa Pandora mencerna ucapan Anna yang relavan dengan tindakan gila Kingston di depan kelas. Dia sudah berusaha tidak tersulut hasrat ingin tahu Anna yang tak kunjung padam. Sekadar menjabarkan dengan kata – kata tidak akan cukup membuat gadis itu mengerti, kalau dia dan Kingston tidak melakukan hal – hal di luar dugaan. Hanya ada satu bagian ketika Kingston kelepasan. Itu saja.“Kalau kalian sering melakukannya ...,” ucap Anna kembali melanjutkan. Berhenti sejenak, kemudian meletakkan kedua siku untuk bertumpu di atas meja kafetaria kampus. “Sebelum kalian menikah, Mr. Nolan harus memakai pengaman. Demi Tuhan, aku benci isi kepalaku!” Anna menghentak tiap sudut pelipis dengan telapak tangan. Bicara terlalu asal, syukur – syukur dia bersuara sangat pelan.“Aku juga benci dengan isi kepalamu. Kalaupun dia tidak menggunakan pengaman. Aku juga tidak akan hamil. Lagi pula
Pandora menelan ludah kasar, tidak memahami—apakah memang Kingston harus terpaku seperti itu di hadapannya atau tidak. Dia yakin Anna sudah menyiapkan semua hal tanpa terkecuali. Memoles bagian wajah yang polos dengan warna manis, cocok untuk dipadukan bersama slip dress. Gaun tanpa lengan memiliki potongan tali tipis dan detil kecil di bagian dada. Membentuk lekuk tubuh Pandora. Persis pernampilan untuk acara makan malam bersama pria yang tidak kalah menawan.Dia mengamati sisiran rambut ke belakang menambah kesan matang di wajah Kingston. Dalam balutan jas dan kemeja putih yang dua kancing bagian teratas sengaja dibiarkan terbuka, menegaskan betapa Kingston khas tipe pria panas dengan postur tubuhnya yang menjulang.Pria itu masih saja diam memperhatikan. Diam di tengah – tengah kesadaran yang tersisa separuh untuk benar – benar bisa dikendalikan.“King.”Pandora segera mengambil keputusan final. Sedikit sentuhan di bagian lengan menarik Kingston untuk mengerjap dan tersenyum samar
Pandora tidak tahu bagaimana harus mengekspresikan reaksinya yang begitu getir. Dia menunduk dalam – dalam, menautkan jari – jari tangan dengan kecemasan berlebihan. Rasanya seperti dihantam geledak besar ketika wanita itu secara solid menegaskan sebuah kebenaran. Dan Kingston sama sekali tidak mengeluarkan kata – kata apa pun sekadar menyakinkan Pandora, atau paling tidak pria itu akan mengelak.Hanya diam, sehingga Pandora nyaris menertawakan diri sendiri, mengapa dia berusaha menyangkal, sementara iris matanya pernah menangkap langsung bekas tanda kemerahan di tubuh Kingston ketika berada di hutan waktu itu.Keberadaan anak bukankah akan melengkapi cinta terdahulu Kingston. Mereka akan melewati rangkaian asmara yang menyerupai kisah masa lalu. Membendung dengan kehangatan dan rindu yang membludak. Sebabnya sampai detik ini Kingston belum mengatakan apa pun untuk memastikan kembali pernyataan yang membuat pikiran Pandora menjadi ngambang. Dia seperti terjebak di ketinggian marcusuar
“Selesai.”Pandora mengakhiri pekerjaan dengan menyalin data – data yang telah disusun ke dalam perangkat lain. Menyerahkan salinan-nya kepada Anna sekadar menitip tugas kajian mengenai dramaturgi untuk diprint out dan dijilid rapi.“Kau yakin tidak mau ikut?” tanya Anna, sudah begitu rapi dengan mantel tipis membungkus tubuh seraya mengenakan sepatu kulit pada bagian terakhir. Kadang Anna berpaling ke belakang, hanya untuk berulang kali memastikan Pandora akan berubah pikiran.“Aku mau istirahat saja, Ann. Ngantuk. Semalam kurang tidur.”Bahkan setelah tindakan pengusiran yang dilakukan dengan keji. Itu tidak membuat Kingston menyerah. Tidak, sampai Anna sengaja mendatangkan petugas keamanan untuk membawa pria itu pergi.“Ya, sudah. Aku pergi dulu. Mungkin akan agak lama, sekalian belanja bulanan dan juga harus beli tinta printer yang kosong.”Pandora mengangguk samar. Memerhatikan ujung jari Anna menyentuh ganggang pintu, kemudian dia berkata, “jaga dirimu baik – baik di luar.” Dan
“Kakak Panda, bangun.”Pandora tak ingat kapan terakhir dia terlelap dalam bayangan Kingston yang menyedihkan. Setelah memastikan pria itu benar – benar pergi. Dia bergegas—secepatnya memungut kain – kain tercecer di lantai. Membenahi penampilan kacau, meski tidak berlaku saat dia ingin meluruskan perasaan yang terkoyak – koyak. Sangat berantakan. Seperti saat dia tidak bisa mengabaikan desakan untuk tidur. Dan begitu terbangun. Situasi sudah tak lagi sama.Keheningan di dalam kamar terisi Anna dan Aceli yang memikul tas di punggung. Gadis kecil itu membangunkan Pandora sehingga lewat kesadaran yang nyaris terkumpul sempurna, dia secara mantap menyorot keduanya dengan kening bertaut heran.“Siapa yang membawanya ke sini?”Pandora terlonjak memegangi dada yang bertalu – talu hebat. Dia memerangkap wajah Anna luar biasa tajam. Memastikan kalau – kalau Anna akan mengatakan Kingston tidak terlibat dalam hal ini.“Barusan aku baru sampai, dan tidak sengaja melihat mi ice sudah menunggu lam
“Cepat, Panda. Mr. Lee akan mencerahami kita setelah ini!” Langkah Pandora tergesa – gesa mengikuti cara lari Anna yang tak berkesudahan. Terlambat. Satu kata itu mewakili mengapa mereka tidak bisa berjalan dengan tenang, meskipun derap – derap menggebu sudah mencapai lorong kampus. Menghentak keras melawan angin berembus—menyapa selembut belaian kasih. Pandangan Pandora lurus – lurus tak peduli beberapa mahasiswa memerhatikan mereka. Point penting baginya terungkap pada keharusan memasuki kelas sebelum ... satu ironi mendatang adalah keterlambatan utuh yang tak terelakkan. Tubuh Anna mematung di depan kelas. Seperti benar – benar dibuat beku, dan ketika Pandora tanpa sengaja menyentuh bahunya. Keterkejutan yang lain menjadi momok mengerikan. Tidak terkendali. Dalam satu ruang itu semacam mengandung energi saling mengikat. Pemahaman Pandora tentang jadwal hari ini seperti terseret hingga titik terendah. Dia tak ingat mata kuliah Dramaturgi—kelas antara Mr. Zade dan Mr. Lee akan dig
“Aku tidak ingin melihatmu menggigit bibir sekali lagi. Mengerti, Pandora?” bisik Kingston menyiratkan perintah yang kental dengan nada geram tertahan. Pria itu segera menarik langkah mundur. Menjauhkan diri, sehingga hal tersebut merupakan kemungkinan bagi Pandora merespons dengan tegas. Namun sampai detik ini dia tidak mengatakan hal – hal semestinya. Tidak mengeluarkan kata – kata menohok mengenai Kingston, atau segala rentetan kesalahan yang telah pria itu lakukan. Hanya diam dalam reaksi yang payah. Diam tidak tahu bagaimana membenarkan perasaan gelisah. Beberapa pasang mata mungkin sedang menyorot ke arahnya, tetapi bahkan keberanian Pandora, kalaupun ada, bukan untuk membalas setiap orang yang menatap. Wajahnya menunduk. Menunggu ntah atas dasar apa ... dia ingin Kingston menyelesaikan apa yang telah pria itu mulai. “Ada yang keberatan dengan tindakan saya tadi?” Sialnya Kingston memulai segala hal dengan kekonyolan. Bertanya bagaimana orang – orang memiliki sisi yang mungki
Pandora khawatir menunggu Chris akan menerima panggilan video. Sesuatu mungkin sedang terjadi sehingga dia mencurigai ini bentuk lonjakkan yang aneh. Pandora tidak biasa menghadapi situasi di mana dia harus ... kali kedua mencoba, berharap sebentar lagi wajah Chris muncul di layar ponsel—lalu ayahnya akan menebarkan senyum paling menenangkan.Dia sudah sering melewati beberapa waktu yang sudah – sudah, terkadang Chris bahkan tak butuh lama menanggapi apa saja mengenai Pandora. Sekarang dia mendadak takut kalau – kalau Kingston melakukan sesuatu pada ayahnya.[Panda ....]Sedikit lega. Seperti itu, mungkin perasaan Pandora terjabarkan. Dia tersenyum seraya menggeser posisi lebih mantap di atas ranjang.[Apa kabar, Dad?]Selalu yang satu ini dia tanyakan sebelum membicarakan hal lain. Ayahnya akan menjawab dengan wajah sumringah, dan itu merupakan suatu kekuatan yang tak akan pernah bisa dikalahkan. Pandora senang ayahnya baik – baik saja.[Kau akan menunggang kuda, Panda?]Sudut bibir
Hallo, Kakak - Kakak pembaca. Long Time No see di sini. Bagi yang belum tahu kalau kisah Hores dan Avanthe sudah muncul dan sudah bisa dibaca. Kalian boleh langsung cari saja di pencarian dengan judul 'Passionate Devil: Selir yang Terluka'."Di hari kau memutuskan untuk berubah jahat. Kau tak pernah mengajariku cara melupakan pria yang pernah sangat kukenal." -Avanthe- (Season dua: Series Demigod).Perjuangan Avanthe menghadapi kebencian Hores setelah perang dan kematian Raja Vanderox. Dengan kehadiran putri kecil-nya, apakah itu bisa mengembalikan perasaan Hores seperti sedia kala?Terkadang benci dan cinta adalah dua hal paling tak berjarak. Yuk, ikuti keseruan kisah mereka.
Ini waktunya ... sebuah perjuangan di mana cinta dan kerja sama adalah bukti paling nyata yang membawa Pandora pada titik mengagumkan. Pusat perhatiannya selalu terpaku kepada satu orang di sana; pria di atas podium dengan hak dan kerelasian terhadap kontribusi-nya sebagai seorang donatur. Kingston bicara setelah rektor memberikan sambutan pembuka hingga amanat. Sulit dimungkiri bahwa pria itu menjadi yang paling mencolok di antara civitas akademika dan siapa pun di sana. Sisiran rambut ke belakang, rapi, menambah kesan memuja. Sayup – sayup suara bisikan dari beberapa wisudawati terus menjalar sampai di pendengaran Pandora. Dia hanya bisa tersenyum tipis, dan mungkin tidak akan memberitahu Kingston, bahkan jika urusan pria itu selesai. Tidak akan memberitahu suaminya bahwa pria itu menjadi bahan gosip. Riuh tepukan tangan mengakhiri kesempatan Kingston ada di atas podium. Sorot mata spektrum itu sesaat menyorot ke arahnya. Senyum tipis, nyaris tidak terlihat, memancing Pandora memb
“Terima kasih, Helios.”Akhirnya, Pandora bernapas lega setelah perjalanan menuju pulang dan macam – macam kegiatan yang menguras tenaga; dia baru saja menyelesaikan kegiatan akhir kuliah lapangan, tetapi rasanya itu semacam sebuah perpisahan besar. Ntah karena Pandora bersama Anna sepakat melakukan kegiatan praktik di perusahaan Kingston, sehingga seluruh staff penting maupun para pegawai memperlakukan-nya lebih daripada mahasiswi yang mencari ilmu. Pandora lebih yakin hal tersebut karena ulah Kingston. Pria itu tak segan menunjukkan sikap manis di hadapan semua orang. Tidak peduli gosip akan bertebaran, asal Pandora menyelesaikan studi dengan baik. Demikian sering Kingston jadikan alasan ketika Pandora berusaha membatasi kedekatan mereka saat pria itu secara mendadak tiba di kantornya.Langkah Pandora pelan menaiki undakan tangga teratas. Hal paling pertama dilakukan adalah memasuki kamar. Dia sudah sangat merindukan tiga bayi-nya yang berturut – turut menyajikan sebuah pemandangan
Pandora tidak tahu harus terpaku pada yang mana. Bayi-nya yang tenang saat dimandikan, atau suami-nya yang panas ketika sedang menggosok sabun nyaris tak berbusa di tubuh mungil Luca. Gerakan tangan Kingston luwes, menegaskan betapa pria itu mahir menjalankan perannya sebagai seorang ayah. Dia telah, pernah, terbiasa memandikan Aceli sewaktu gadis kecil itu masih begitu bayi. Dan sekarang mempraktikkannya kepada anak sendiri, sementara Pandora ... sambil – sambil belajar dia menunggu Kingston selesai.“Handuk, Kucing manis.”Pandora mengerjap cepat setelah mengguncang dirinya keluar dari lamunan. Dia menyerahkan kain yang sama mungilnya di dekat tangan Kingston. Pria itu menerima dengan tenang; mengeringkan tubuh Luca, lalu membawa bayi mungil mereka keluar dari kamar mandi.“Kapan kau akan memberiku giliran?”Mengambil posisi duduk di pinggir ranjang sambil mengamati Kingston memoles minyak di beberapa bagian tubuh Luca, termasuk di puncak kapal yang lembut itu, membuat Pandora sedik
Tengah malam suara tangis menggelegar menjadi salah satu hal paling baru yang pernah Pandora hadapi. Dia mengerjap sebentar untuk menatap langit – langit kamar temaram. Sesaat Pandora bergeser, begitu hati – hati tidak ingin membangunkan Aceli di tengah – tengah ranjang. Tubuhnya sudah bersiap akan bangun menuju keranjang bayi, tetapi satu cekalan hangat benar – benar baru menghentikan apa yang nyaris Pandora lakukan.“Biar aku saja, Kucing manis. Sebaiknya kau kembali tidur.”Sayup – sayup suara dalam Kingston diliputi langkah kaki meninggalkan ranjang. Bayangan tubuh pria itu terus berjalan, kemudian berhenti di satu titik persis perhatian Pandora tak terenggut di sana.Gerakan Kingston luwes mendekap bayi mungil mereka. Lekuk tubuh pria itu terlihat menyisir di depan meja. Kingston mungkin akan menunggu beberapa saat sampai susu perah yang disimpan di satu perangkat khusus untuk mengisi penuh ke dalam susu botol.“Bawa Luca ke sini, King.”Namun, Pandora merasa terlalu lama, sement
Hari di mana dia dipersilakan pulang, Pandora melangkahkan kaki pelan – pelan masuk ke dalam gedung mentereng. Dia sedikit terkejut ketika menemukan Chris sudah berdiri menyambut dengan hangat, lalu pria itu segera mendekat diliputi satu – satunya perhatian tertuju pada bayi mungil dan kebiasaan tidur yang begitu panjang.“Kenapa tidak memberitahuku saat kau akan melahirkan, Panda?”Mendapati Chris mengajukan pertanyaan sambil tersenyum kepada Luca. Pandora segera memindahkan perhatiannya lurus – lurus memberi Kingston isyarat. Apa yang harus mereka katakan?Kejujuran sudah dipastikan tidak akan terjadi, karena itu akan sanggup membuat Chris berpikir betapa Pandora benar – benar telah membahayakan nyawanya.“Saat aku akan melahirkan, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Dad. Jadi baru bisa memberitahumu belakangan.”Pandora meringis usai menceritakan separuh kebenaran. Memang Luca ingin dilahirkan secara tiba – tiba. Tiba – tiba kontraksi dan tiba – tiba dia harus menghadapi peristiwa
Pintu kamar rawat terbuka perlahan; di mana Kingston terlihat membungkuk menurunkan tubuh Aceli dari balik punggung pria tersebut. Gadis kecil yang sepertinya malas berjalan, sehingga butuh sentuhan ajaib dari sang paman untuk membuat mereka terlihat harmonis.“Mommy Panda!”Pandora tetap menjatuhkan perhatian; mengamati derap langkah Aceli terburu mendekatinya. Kursi yang diseret menimbulkan suara gemerisik, kemudian wajah Aceli muncul setelah gadis itu menaiki kursi sekadar menunjang tubuhnya yang pendek.“Aceli sangat merindukan Mommy Panda.”Senyum menggemaskan itu tidak pernah berubah. Pandora hampir tertawa menanggapi ungkapan kalimat demikian, tetapi dia tak bisa bohong; perasaan haru yang mendesak sedikit mengguncang sisi emosional-nya. Pandora sangat – sangat merindukan Aceli. Sengaja merentangkan tangan untuk melihat bagaimana reaksi gadis kecil Kingston.Aceli antusias ingin merangkak ke atas blankar, kemudian tubuh kecilnya langsung ditangkap. Bukan Pandora. Kingston-lah s
Iris hijau Pandora sekelebat menerima siraman lampu terang, dia mengerjap beberapa kali untuk membiaskan diri. Lurus – lurus mengamati, baru kemudian keningnya bertaut menyadari dia sedang berada di satu tempat berbeda. Seingatnya, hal paling terakhir bisa dia lihat adalah wajah Kingston yang begitu khawatir. Ya, pria itu yang paling terakhir ada bersamanya. Dan tiba – tiba saat dia merasa dunia kembali memberi sebuah kesempatan. Kingston pula yang sekarang sedang menawarkan tatapan lembut. Melebihi sebuah kemurnian yang pernah Pandora miliki.. Sorot mata itu teduh. Teduh sekali ke satu titik, turun sedikit di samping Pandora.“King ...,” panggil Pandora, tidak tahu mengapa akhirnya membuat Kingston seperti tersentak. Barangkali Kingston sedang melamunkan sesuatu, tetapi reaksinya begitu tak terduga ketika pria itu diam, seolah berjuang mengumpulkan informasi, yang salah – salah tidak pernah dipikirkan sebelumnya.Untuk waktu cukup lama Pandora masih harus menunggu. Tak sadar di satu
“Tuan ....”“Maaf, Tuan. Tubuh Anda tidak bisa menerima jarum suntik.”Kata – kata sang perawat menyeret perhatian Kingston untuk terguncang. Saat memikirkan bagaimana keadaan Pandora, itu membuatnya hilang cukup lama. Sekarang, setelah menyadari wanita yang ingin mengambil darahnya hanya melakukan hal sia – sia. Kingston tidak mengatakan apa pun, selain membiarkan kebekuan di urat nadi tangannya; yang tak terjamah, benar – benar bisa menerima benda asing menerobos ke dalam.Jarum tajam mulai berfungsi. Kingston terus terpaku pada aliran darah yang bergerak melalui selang. Darahnya akan diberikan kepada Pandora. Ini memang sebuah keputusan penuh tekad. Tidak tahu bagaimana selanjutnya. Kingston berharap darah yang dia donorkan tidak akan mempengaruhi tubuh Pandora. Itu adalah kemungkinan paling kecil. Kalaupun ada harga yang harus diterima. Hanya diharapkan Pandora tidak akan menua. Itu saja.“Anda mungkin akan sedikit merasa pusing, Tuan. Beristirahatlah sebentar.”Wanita yang baru s