Suara dengkuran merebak ke seluruh ruang, persis aduan manja yang panjang, aneh, dan tidak biasa didengar. Walau begitu, Pandora masih mempertahankan pejaman mata usai dia dibangunkan oleh suatu yang terlampau membising di dekatnya.Pandora akui suara yang sedang berusaha dia kenali adalah hal yang akrab setelah terlarut lama. Hanya itu. Selebihnya dia tak bisa menambahkan bumbu lain. Senyumnya sedang tertahan di balik alasan tidur, tetapi dia seutuhnya telah mengambil kesadaran untuk melakukan sesuatu. Menunggu waktu yang pas, setidaknya sampai suara dengkuran itu hilang.Sesekali gerakan kecil mengguncang posisi Pandora. Dia tahu pelakunya tak lain adalah Kingston. Pria itu mengambil sedikit kendali, melupakan sepanjang malam Aceli menjadi penguasa keremangan. Berkuasa atas keseluruhan tempat tidur, sehingga Pandora harus terus bergeser. Bergempet di samping Kingston, membuat pria itu nyaris beradu di pinggir ranjang dan saling bersentuhan pada lengan Pandora dalam balutan piyama pa
Waktu berlalu cepat sejak Kingston meninggalkan Pandora di dalam kamar bersama Aceli. Pagi tadi perasaan Pandora sungguh gusar mengulik ponsel demi menghubungi Chris untuk menyelesaikan konflik batin tak berkesudahan. Syukurlah jawaban Chris tidak menyulitkan perasaan Pandora, sehingga dia tak perlu terlalu getir karena telah menolak kedatangan ayahnya sendiri, yang kalau Kingston memberi izin. Pandora sudah pasti meninggalkan Bristol demi menuntaskan rasa ingin temu yang membludak. Akan tetapi kenyataan sesungguhnya dia hanya bisa menemani Aceli di halaman samping mansion.Sementara Aceli sibuk bersama main – mainan yang tersusun berserak. Pandora tengah memikirkan sebuah percakapan, tentang cara Kingston memberi Aceli peringatan.Meski Aceli masih sangat kecil untuk memahami kata – kata Kingston yang tersirat, namun Pandora tahu betul mengapa pria itu harus mengutarakan hal tak sementinya. Dia yakin saat Kingston sedang terbaring lemah bisa mendengar jelas bagaimana Aceli mengajukan
“Arcadeaz ... maksudmu Arcade?” tanya Pandora. Susah payah menelan ludah kasar mendapati Voleski mengangguk samar. Wanita itu membenarkan pertanyaan besar yang kini mengerucut pada jawaban sesungguhnya. Nama yang pernah tergumam dari bibir Kingston adalah sosok yang telah tiada. Sekarang Pandora bertanya – tanya siapa wanita tersebut bagi Kingston. Dia cukup terkejut ketika Voleski kembali bersuara di sampingnya.“Masa lalu tuan.”Seolah – olah wanita tua itu tahu apa yang sedang bersarang dan membuat Pandora tampak mengira – ngira. Masa lalu yang seperti apa. Masa lalu yang sudah sejauh mana sehingga sangat membekas dan sulit untuk dilupakan.Helios pernah mengatakan Kingston tidak pernah menikah, tetapi bukankah cukup berlebihan jika Kingston membangun sebuah makam dalam bentuk monumen demi mengenang kepergian seseorang? Pandora masih belum mempercayai apa yang saat ini dia ketahui. Pria yang kasar. Penuh ketegasan dan macam – macam taktik untuk membungkam musuh hingga tak berkutik
“King ....”Pandora berjalan sangat cepat tak bermaksud meninggalkan Voleski sendiri mematung menatap keberaniannya untuk berkonfrontasi, tetapi Pandora merasa penting mengetahui isi kepala Kingston yang tak mudah ditebak. Mula – mula pria itu menolak kedatangan Chris. Lalu setelah Pandora mengatur situasi demi kenyamanan pria yang kini menatap dengan tajam. Semua malah berbalik arah. Tiba – tiba saja dia harus mendengar kabar kedatangan ayahnya sebagai tamu yang harus disambut dengan para pelayan baru.“Aku sudah meminta ayahku tidak datang. Kenapa kau mengatur ini untuknya?”Bibir Pandora menipis saat tidak sekalipun Kingston mempedulikan pertanyaan yang terlontar cukup menggebu. Pria itu lebih mengutamakan keberadaan Aceli. Bersimpuh saling menghadap keponakan kecilnya. Membisikkan sesuatu, mesti itu sama artinya respons Aceli berada di luar kendali Kingston.“Tidak, Daddy. Aku mau bersama Kakak Panda di sini.”“Kau akan bersamanya nanti, tapi dengarkan dulu ....”Ingin sekali Pand
Hari yang cukup menyiksa ketika Pandora terus memikirkan kegilaan di benaknya. Sebentar lagi mungkin Chris dan Aquela akan sampai. Seperti yang dia dengar setelah menyelesaikan sarapan pagi bahwa Helios bertugas untuk menjemput kedua orang tuanya. Sudah lima jam berlalu harusnya satu jam yang akan datang digunakan untuk menyiapkan diri menyambut ayahnya dengan hangat. Tetapi Pandora justru menghabiskan waktu memperhatikan pria yang baru kembali dari urusan pekerjaan. Pria yang berdiri di bawah sana, sedang memberi makan hewan – hewan besar dan kelaparan. Daging – daging mentah dan segar terlempar merata untuk dikoyak – koyak oleh taring tajam mengerikan. Tidak sedikit—sesekali pria itu membungkuk mengusap punggung hewan yang mana kala akan menggeram, meski hanya samar – samar merambat ke udara.Kingston tidak banyak bicara. Sama seperti pagi – pagi sekali pria itu tak sengaja membangunkan Pandora. Hanya memperhatikan dengan lamat. Mengusapkan jemari tangan, sehingga Pandora sempat men
Pandora menatap lurus – lurus cara berjalan Chris di samping Aquela setelah Helios tampak berpamitan pergi. Dia tahu ayahnya bisa melangkah dengan baik, tetapi ada begitu banyak keraguan setiap langkah kaki itu terangkat memasuki lebih dalam gedung mewah milik pria yang tiba – tiba menggenggam jemarinya erat, seolah mencegah keputusaanya saat akan pergi menghampiri Chris.“Lepas. Aku mau bertemu ayahku.”“Kau sangat tidak sabar.”Keinginan Pandora tidak akan berakhir bebas. Kingston menarik pinggulnya lekat. Tubuh mereka saling bersentuhan. Tanpa Pandora sadari itu salah satu bagian yang menarik perhatian Aquela untuk terus menghujam tajam. Wanita tersebut tidak bersuara secara gamblang. Tetapi derap kaki itu mantap seperti menyimpan emosi tertahan.“Dad.”Chris sudah sangat dekat. Saat itulah Pandora menepis kemampuan Kingston mengurungnya. Dia berhambur masuk dalam dekapan penuh kerinduan sambil menempelkan wajah di depan dada Chris.Sebuah elusan membuat Pandora nyaman. Sudah lama
“Dari mana kau tahu kalau ayahku sangat menyukai buah berry yang dipetik langsung dari pohonnya?”Pandora satu – satunya orang yang sedang menunggang kuda, sementara Kingston dengan jemari besar menuntun hewan peliharaan tersebut untuk melewati tanah berkerikil. Pria itu memilih turun setelah perjalanan mereka sampai pada daerah yang dipenuhi beragam macam pohon nan subur.Dari setapak tanah yang sedang mereka lewati. Buah berry dalam penangganan yang baik begitu lebat mencuak di antara daun – daun berbentuk bulat telur. Tugas Pandora hanya memegang keranjang, dan Kingston menyerahkan hasil buah yang dipetik ke dalamnya.“Ayahku tidak akan makan buah sebanyak ini. Kau tidak perlu memetiknya lagi.”Keranjang di tangan Pandora sudah hampir penuh, tetapi yang dia dapatkan Kingston masih sibuk memilih bagian – bagian buah yang akan diambil.“Aceli suka.”Bahu lebar Kingston persis menunjukkan betapa pria itu sangat antusias merenggut buah berry dari dahangnya. Suara dalam yang berucap beg
“Apa King tidak bilang kapan dia akan pulang, Panda?”Makan malam memang berakhir tanpa kehadiran Kingston. Tidak ada kabar sejak pria itu mengatakan akan langsung menemui Aceli. Helios juga tidak menjelaskan apa pun ketika Pandora bertemu dengan pria tersebut. Harusnya Pandora tidak perlu mengkhawatirkan Kingston begitu dia memikirkan Aceli mungkin akan menahan ke mana Kingston pergi.“Tidak, Dad. Dia tidak punya waktu untuk mengatakan apa yang dia lakukan padaku.”Itu benar. Kingston terlalu sibuk untuk mengatakan apa pun. Bahkan karena sikap tertutup yang berlebihan, Pandora harus melibatkan kebohongan agar tak mengatakan yang sebenarnya kepada Chris. Ayahnya hanya tahu Kingston melakukan sesuatu yang penting. Mengingat sepotong informasi takkan membuat Pandora berani mengatakan kebenaran tentang keberadaan Aceli, meskipun dia begitu ingin memperkenalkan gadis kecil itu pada ayahnya, yang pula membuat Pandora bingung sekadar menyatakan status Aceli. Haruskah dia menyebut Aceli seba