Share

BAB 11. Hug

Penulis: authorsemesta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-26 22:59:58
Belum juga bisa mengetahu keberadaan rumah yang lama, kini suasana baru menyambutnya. Serangan beberapa waktu lalu sepertinya menghaancurkan banyak hal, membuat Edward terpaksa memindahkan mereka ke markas baru.

Meta melangkah begitu hati-hati, lukanya masih terasa sangat perih. Rasa ingin tahu, membawanya keluar kamar. Sepi, kesan pertama yang Meta temukan.

“Nona Meta, apa yang anda lakukan?” tanya Ren menghampiri gadis itu. Ren terlihat cemas, memeriksa luka Meta yang belum juga mengering.

“Non sebaiknya kembali ke kamar, atau Tuan Edward bisa marah,” pintanya, Meta mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Regano dan Edward. Terbesit rasa khawatir, Edward akan melakukan hal buruk pada Regano.

“Aku udah dengar semua. Terima kasih sudah menolong sahabatku,” ungkap Ren tiba-tiba, Meta menautkan alisnya. Wanita itu tersenyum begitu tulus. Meta mengangguk kecil, toh akhirnya Regano akan menerima hukuman dari Edward, jadi sama saja.

“Regano adalah sahabat sekaligus tangan kanan Tu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 12. Bagaimana Jika..

    Status sebagai babu benar-benar terlihat semakin jelas, dari gadis yang tengah memotong sayur-sayuran tersebut. Meta terkejut saat tangannya ditarik oleh seseorang, dan baru menyadari tangannya terluka.Regano mencuci cairan kental sampai bersih, lalu dengan telaten membalut luka tersebut. Meta hanya diam memperhatikan semua yang dilakukan pria itu.“Edward bisa marah kalau melihatmu melukai diri seperti ini,”Meta tersadar saat pria itu mengajaknya berbicara. Pikiran Meta masih dipenuhi oleh Edward yang tiba-tiba minta dipeluk olehnya. Malam itu, Edward berkali-kali mengubah posisi dalam pelukan Meta demi mendapatkan kenyamanan, sesekali Meta merasakan napas pria itu yang memburu, seperti mengalami mimpi buruk.“Apa yang kamu pikirkan?”“Entahlah, aku juga tidak paham isi pikiranku, terlalu rancu,”Dia hanya mengikuti nalurinya untuk mengelus punggung pria yang tengah tertidur tersebut, sampai pria itu bisa tidur dengan nyaman. Dulu, Yoona sering mengelus punggungnya agar dia bisa ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 13. Terulang Kembali

    Mobil mewah dengan berbagai jenis dan perusahaan produksi kini, telah berkumpul untuk aksi balapan. Masing-masing pendukung mulai berkumpul di sisi jalan, sementara mereka yang akan bersaing menakhlukkan jalanan mulai bersiap.Terhitung ada tujuh orang yang akan saling bersaing, masing-masing dengan mobil mewah terbaik dan kecepatannya tidak bisa diragukan.“Kamu hanya perlu menutup mata selama pertandingan,” ucap Regano memakaikan jaket yang cukup tebal pada gadis itu, tidak lupa penutup kepala agar Meta tidak kedinginan.“Apa aku bisa?” lirih Meta.Baru ikut latihan saja dia sudah muntah, bagaimana dengan pertandingan aslinya. Baru membayangkan saja sudah membuat perutnya terasa bergejolak. Meta meneguk air yang Regano berikan, mengatur napas untuk menenangkan diri.“Mereka pasti bukan orang biasa,” tebaknya menatap tujuh ooraang yang tengah berdiskusi tersebut. Edward bukan orang biasa, tentu tidak akan menghabiskan waktu untuk auto racing jika tidak ada yang sedang diincar pria

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 14. Leader

    Edward menang dan mendapatkan keinginannya. Namun, seorang wanita kini tengah bertaruh nyawa akibat perbuatan pria itu. Dia adalah sosok pemimpin yang akan melakukan apa pun agar semua orang tundu padanya.Keenam pria yang mengalami kekalahan kini harus tunduk pada peraturan yang psikopat itu buat.“Minum dulu,” bujuk Regano, Meta menggeleng. Tubuhnya menolak semua yang Regano coba berikan, berakhir dengan dia yang memuntahkan isi perutnya. Sungguh, sangat menyiksa.“Wanita itu, apa dia baik-baik saja?” tanyanya, Regano menghela napas, mencoba berbohong pun tidak akan berguna. Meta terlalu cerdas untuk menebaknya.“Kecepatan mobil tesla beda dari mobil biasa, meski kecepatannya diturunkan tetap saja akan membuat orang yang ditabrak tidak baik-baik saja,” jelas Regano. Meta menutup wajahnya dengan tangan, masih tidak menyangka bahwa dia terlibat dalam kejahatan tabrak lari.Edward terlihat tenang, mulai mendiskusikan banyak hal dan menerima selamat dari orang-orang.“Dia benar-benar ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-29
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 15. Tatapan Tanpa Kehangatan

    Mata hitam pekat tanpa kehangatan itu menatapnya penuh peringatan. Pertama kalinya, Meta merasakan kelegaan yang luar biasa saat melihat mata menakutkan itu. Gadis itu mengmabil jarak beberapa meter, memberi ruang untuk Edward menghadapi mereka.Hanya butuh lima menit, pria itu sudah kembali masih dengan raut tenangnya.“Mau mencoba kabur, heum?”Bukannya menjawab, Meta malah tenggelam pada tatapan tanpa kehangatan itu. Bagaimana dia bisa kabur, jalan untuk pulang saja dia tidak tahu. Jika Edward tidak datang, mungkin riwayatnya sudah tamat di tangan preman jalanan tadi, meski sama saja jika dia jatuh lagi ke tangan Edward.“Sudah kubilang, ke mana pun kamu pergi, aku pasti menemukanmu, jadi jangan pernah bermimpi untuk lari dariku, heum!” pungkas Edward. Meta masih bergeming.Mata coklatnya membulat saat melihat salah serang dari lawan mereka bangkit dan hendak memukul Edward dengan balok.Meta spontan berdiri. Dia juga tidak mengetahui apa yang sedang dia pikirkan, sampai menyelama

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 16. Control

    Meta pikir setelah pengorbanan yang dia buat untuk Edward, pria itu akan memperlakukannya sedikit lebih baik. Nyatanya sama saja, Edward tetap kasar dan tidak punya hati. Belum juga benar-benar pulih, dia sudah dipaksa ikut berburu. Yang benar saja. Selain memburu manusia, Edward juga menjadikan hewan di hutan sebagai sasaran. Benar-benar psikopat gila!“Xadira pasti kesulitaan selama ini,” gumam Meta menghela napas berat.Keluarga Xadira memiliki kedudukan tinggi, pasti memiliki banyak musuh di mana-mana. Mungkin itulah sebabnya Edward menjadi psikopaat yang tidak memiliki hati seperti sekarang.“Tapi kenapa Dira gak survive seperti saudaranya aja sih,” dumel gadis itu menghentakkan kaki ke tanah yang penuh tanaman menjalar. Dia tidak akan terhjebak di sisni, jika Xadira memiliki karakter sekuat Edward. Sungguh, hidup dengan keluarga berada memang tidak mudah. Masalahnya, kenapa Edward dan Xadira berbeda begitu jauh. Xadira terlalu lemah, sementara karekter Edward terlalu mendomina

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 17. Hadiah Kecil

    Dia tersenyum miring, melihat gadis yang terus saja mengoceh tidak jelas. Awalnya, dia ingin memberi sedikit hukuman, dengan membiarkan Meta pergi sendirian. Namun, kakinya malah melangkah, mengikuti langkah mungil gadis itu. Meta terus mengoceh, bahkan sempat membayangkan hal fiksi, yang tidak mungkin menjadi nyata.Edward berbalik arah, saat merasa Meta sudah mendapatkan yang dia harapkan. Namun, baru juga berjalaan beberapa langkah, teriakan Meta terdengar. Seekor singa terlihat mengejar gadis, yang malah fokus melindungi kelinci hasil buruannya.Pria itu berdecak, mengambil senapan sebelum menolong gadis itu. Dia bergerak begitu saja, tanpa pikir panjang. Tepat saat namanya disebut, dia hadir sebagai penyelamat. Sungguh dramatis dan Edward sedikit menyesalinya.“Bodoh!” decak pria itu menatap gadis yang sudah tidak sadarkan diri, bahkan dengan bangganya menunjukkan hasil buruannya, meski kondisinya sudah sekarat.Dia mengangkat tubuh gadis itu. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 18. Gen

    Mencari pelampiasan adalah cara untuk membuatnya merasa lebih baik. Desakan untuk terus melakukannya, membentuk obsesi yang tanpa sadar menjadikannya berbeda. Edward menatap dua benda di hadapannya, satunya vitamin sementara satu lagi gelas berisi cairan berwarna. Tidak peduli dengaan teriakan minta tolong, pria itu tetap memandangi kedua benda tersebut. Tangannya mengambil sebuah vitamin lalu menjatuhkannya ke dalam gelas berisi cairan berwarna tersebut. Dia tersenyum miring, rasanya menenangkan saat mendengar gemerincik air yang persis sama saat dia memainkan benda kesayangannya. “Kumohon, beri aku waktu untuk memenuhi target. Aku janji akan segera membereskannya. Ampuni aku,” mohon orang itu lagi. Edward masih menghiraukannya. “Beri aku kesempatan satu kali lagi,” Edward berdecak, orang itu benar-benar berisik, mengganggu kesenangannya saja.Edward berdesis pelan. Beberapa menit yang lalu dia masih mempertimbangkan untuk memberi keringanan pada orang itu. Namun, dia berubah pikir

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 19. Empati

    Mereka tercipta tanpa rasa empati sama sekali, seolah hati mereka diibekukkan hingga tidak bisa merasakan emosi apa pun. Lalu apa yaang wanita itu khawatirkan. Edward tidak akan jatuh hati pada seseorang, apalagi sampai memiliki keturunan. Pria itu memasukan tangan ke dalam saku, memperhatikan foto pernikahan yang masih saja terpajang di ruang tamu. Dua orang itu terlihat begitu bahagia, di balik fakta Asnaf yang menyimpan kegelapan. “Seharusnya Mama tidak jatuh hati pada seorang psikopat. Seandainya waktu bisa diputar, Mama akan memilih mati daripada harus menikah dengannya, apalagi sampai memiliki keturunan,” tutur wanita paruh baya itu, menghela napas berat. Dia menghadapi hari-hari yang penuh kegelapan sejak mengetahui fakta mengerikan tentang Asnaf. Hidup mereka berubah drastis. Asnaf mulai menunjukkan sisi gelapnya, memperlakukan wanita itu sesuka hatinya, dan sering melukainya. Asnaf bahkan memaksanya untuk melahirkan keturunan pria itu. “Rantainya tidak boleh terputus. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06

Bab terbaru

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 134. New Life

    Dua tahun berlalu begitu saja. Dengan sedikit bantuan dari world agency hukumannya bisa selesai lebih cepat. Dia kini bisa menghirup udara dengan bebas. Tangannya terentang, menyambut dunia barunya.Mobil hitam berhenti, membuat senyumnya semakin lebar.“Selamat datang kembali, Edward,” sapa Regano.Tidak ada embel-embel ‘tuan’ lagi, karena sejak hari itu mereka hanyalah saudara yang akan memulai hidup baru. Edward terkekeh, lantas masuk ke dalam mobil, mendahului sang supir.“Bagaimana keadaannya?”Sebulan yang lalu, dia akhirnya mendengar berita terbaiknya. Meta akhirnya bangun setelah tidur cukup lama. Edward sungguh berpikir tidak memiliki kesempatan untuk bersama wanitanya lagi. Namun, harapan itu sedikit memudar kala mengetahui kalau Meta kehilangan cukup banyak kenangannya.“Keadaannya mulai membaik, meski harus menjalani latihan untuk bisa berjalan lagi,” jelas Regano.Selain memori, Meta juga sempat tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya atau disebut lumpuh total. Sebulan t

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 133. Cinta yang Sempurna

    Dia terlahir dengan julukan monster, tatapan benci bercampur rasa takut yang sering dijumpainya. Bukan hanya orang-orang, bahkan ibunya tak pernah mau menatapnya sebagai seorang putra. Bertahun-tahun, dia hidup dalam kegelapan. Edward Leonardo, namanya. Si pria berhati dingin dan beku. Tidak ada cinta, bahkan tidak ada rasa sedikit pun. Ditolak oleh orang-orang memaksa kepribadian gelapnya muncul. Asnaf adalah role model yang dia miliki, satu-satunya. Hanya Asnaf-yang sama dengannya- yang mau dekat dengan Edward. Asnaf membesarkannya dengan cara yang salah, hingga Edward tumbuh sesuai keinginan pria psikopat tersebut. Waktu berjalan begitu cepat. Edward yang tanpa perasaan, dinobatkan sebagai leader dalam organisasi besar dunia. Mafia yang akan mengambil organ milik orang lain yang tak mampu memenuhi target. Apa saja, termasuk hidup mereka jadi jaminannya. “Kamu hanya perlu menjalani hukuman penjara selama dua tahun, leader,” ucap Mr. Secret A. Tidak ada pilihan. Masalah sudah mera

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 132. Perjuangan Terakhir

    Bagi Dion terlalu mudah mengakhiri rasa sakit hanya dengan membunuh Edward. Bertahun-tahu dia hidup dalam penderitaan setelah kehilangan gadis yang dia sayangi, sementara Edward terus beraksi tanpa takut sedikit pun. Kali ini, dia hanya ingin pria itu merasakan penderitaan yang sama dengannya. Dia ingin Edward merasakan ketakutan yang luar biasa. “Kamu pikir aku akan mudah melakukannya?” Dion terkekeh, menarik Meta agar mengikuti langkahnya. Tidak seorang pun berani melangkah. Meta menangis, menatap Adam yang semakin melemah. Dia sungguh ingin berlari dan memeluk pria tersebut. “Tolong Papa,” gumam Meta sebelum Dion memaksanya masuk ke dalam mobil. Edward menurut, menyuruh anak buahnya untuk segera membawa Adam ke rumah sakit. Dia dan Regano akan mengejar mobil yang Dion bawa. Di dalam mobil Meta hanya terus menangis, bukan karena dirinya dalam bahaya, melainkan karena takut tidak bisa melihat Adam lagi. “Kamu hebat! Aku akui itu. Kamu bisa membuat leader tergila-gila, bahkan tak

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 131. Te Amo, Meta

    Kakinya terus melangkah, tanpa keinginan melihat ke belakang. Dia semakin jauh ke dalam kegelapan, ke tengah pepohonan yang semakin menjulang tinggi. Rasa takut kerap muncul. Namun, tekad untuk segera pergi dari tempat itu tak kalah besar. Dia terus melangkah lebar. Sebelah tangannya memegang satu-satunya pistol yang jadi alatnya untuk saat ini.Dor!Dia kembali menembak di salah satu pohon, memberi petunjuk. Dia sadar akan ada seseorang yang mencarinya nanti. Petunjuk itu akan membantunya untuk ditemukan lebih mudah.“Sssh, bertahanlah, Nak. Kita akan segera keluar dari tempat ini,” gumamnya mengelus perutnya yang semakin perih.Sesuatu yang buruk bisa terjadi jika dia terlambat keluar dari tempat itu.“Awss,”Pada akhirnya, Meta kehilangan tenaga untuk terus melangkah. Rasa sakit melanda seluruh tubuhnya, bukan hanya perut. Napasnya mulai tercekat, pelipinya dipenuhi keringat. Tubuhnya lemas, seolah tenaganya terserap habis tanpa sisa.“Ed, tolong,” gumamnya lirih. Dia bersandar di

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 130. Rasa yang Tak Seharusnya

    Dari mana semua permasalahan ini bermula? Rasa cinta yang tidak bisa dikendalikan adalah awal semua dimulai. Azura jatuh hati pada pangeran kegelapan. Jika waktu diputar dan Azura tidak pernah menikah dengan Asnaf, mungkin kisah ini gak akan dimulai. Tidak ada Edward atau pewaris gen psikopat dari pria kegelapan tersebut. Satu sisi, jika saja Dion tidak jatuh hati pada gadis kecil itu, pasti tidak akan ada akar pahit, hingga sejauh ini.Rasa yang tak seharusnya hadir, terkadang menjadi sebuah kesalahan, menjadi pemicu akan skenario yang lebih rumit. Akan tetapi, apakah manusia bisa mengatur segalanya? Tentu saja tidak.Sebagai seorang anak, Edward dulunya selalu mengikuti jejak Asnaf, sampai semua semakin memburuk saat Asnaf hampir saja menjadikan Xadira-putrinya sendiri- sebagai korbannya. Edward jelas tidak terima, dan memutuskan untuk mengurung Asnaf selama bertahun-tahun. Pada awalnya, pria itu akan rutin memerintah anak buahnya mengirimkan beberapa ekor kelinci sebagai pemuas has

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 129. Misi Penyelamatan

    Meta berusaha menahan diri untuk meneriaki Dion sekarang juga. Rasa bencinya menumpuk begitu mengetahui kalau Dion yang memaksa Xadira melompat dari atas gedung. Perlahan tangannya menyusup ke sela kemeja yang dikenakannya, meraih sesuatu dari dalam sana. “Kamu tidak ingin minum dulu, manis? Bukankah kamu butuh tenaga untuk menghadapi ini semua?” Dion menyodorkan segelas susu. Awalnya Meta curiga, tetapi juga tidak memiliki pilihan lain. Dia menegok cairan kental berwarna putih itu meski sedikit. “Manis sekali,” tangan Dion terulur, membersihkan sisa susu di bibir Meta. Pria itu tersenyum hingga memunculkan lesung pipinya. Dia memperhatikan detail wajah Meta, sangat indah. Pantas saja Edward yang notabenya tidak memiliki hati, bisa luluh pada gadis itu, bahkan sampai membuat Meta mengandung keturunannya. “Seandainya kita bertemu lebih awal, mungkin aku akan jatuh cinta padamu. Sayang sekali, kamu adalah milik dari musuhku sendiri,” lontar pria itu lebih mirip seperti psikopat menge

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 128. Kebenaran

    Satu per satu kebenaran terungkap. Edward yang ternyata tidak mewarisi gen dari Asnaf. Banyak hal yang berubah akibat satu kebenaran yang disembunyikan. Azura jelas tidak terima akan kegagalan itu. Saat itu juga, dia mengajukan agar rumah sakit tersebut ditutup, didukung dengan data yang ada. Akan lebih banyak korban jika rumah sakit itu terus beroperasi. “Mulai sekarang, kamu harus hidup normal. Kalau perlu keluar saja dari world agency,” pinta Azura. “Tidak semudah yang Mama pikirkan,” Azura mengangguk paham. Perlahan, dia ingin Edward menjalani hidup selayaknya pemuda pada umumnya. Mungkin, jika Meta mau kembali, hidup putranya itu akan lebih sempurna. “Soal Meta, Mama sungguh minta maaf udah buat kalian takut memiliki anak. Sekarang, Mama justru ingin segera menimang cucu. Melihat keriput yang semakin banyak, rasanya tak sabar dipanggil nenek,” Azura terkekeh, membayangkan dirinya menimang bayi mungil. Dia bisa menebus kesalahan dengan membantu Meta membesarkan cucunya dengan

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 127. Akar Pahit

    Saat kesempatan itu datang, Meta hanya ingin memperbaiki apa yang rusak di antara dia dan Edward. Mungkin cara Xadira salah, tetapi dia tetap seorang adik yang ingin saudaranya sembuh. Jika aku tidak bisa, maka setidaknya kamu harus membantu Bang Edward untuk sembuh. Tolong, wujudin mimpi aku, Ta. Meta akhirnya membuka mata. Mimpi itu kembali, mimpi yang sama di mana Xadira muncul dan memintanya untuk kembali. Xadira berkali-kali mengigatkannya untuk berhati-hati dengan Dion. “Sudah bangun, manis?” Meta menoleh, Dion tersenyum miring. Meta memegangi keningnya yang terasa pening, baru sadar ada cairan kental berwarna merah di tangannya. Benar juga, dia sempat kejar-kejaran sebelum kecelakaan itu terjadi. Rasa pusing menyerangnya, tetapi itu tidak seburuk rasa khawatir pada anaknya. Meta memegangi perutnya, bersyukur tidak terjadi hal buruk pada anak itu. “Kamu butuh sesuatu?” tanya Dion bersikap sok manis, hingga membuat Meta ingin muntah di hadapan pria itu. Si perusak yang mengha

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 126. Secret Son of SM Group

    Perkembangan baru terlihat hari ini, setelah dua bulan berlalu. Kelopak mata sang leader akhirnya menunjukkan pergerakan, sebelum akhirnya terbuka. Langit-langit putih menyambutnya. Pertama kali selam hidupnya, dia terbaring selama itu di rumah sakit.Pintu ruangan yang terbuka, menarik atensi pria itu. Wajah Azura tampak sembab, kantung matanya menghitam bersama kerutan yang menandakan usia wanita itu yang semakin menua. Sudut bibir Azura terangkat, membentuk lengkungan sabit tipis.“Akhirnya kamu bangun juga, Nak,” gumam Azura penuh haru.Dua bulan dipenuhi rasa takut akan kehilangan. Hanya Edward yang kini dia miliki. Tangan Azura terulur, membantu pria itu untuk duduk, lantas menyodorkan air minum untuknya. Meski tampak enggan, Edward tidak menolak semua bantuan wanita tersebut.“Mama baik-baik aja?”Tangis Azura pecah mendengar pertanyaan putranya. Tak menunda lagi, dia memeluk tubuh putranya dengan lembut. Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan hati Azura saat ini. Hanya tangi

DMCA.com Protection Status