Share

BAB 100. Fake?

Author: authorsemesta
last update Last Updated: 2023-05-02 23:12:45

Jatuh cintalah pada orang yang berpontesi membalas cinta yang kamu miliki. Saling mencintai adalah tahta tertinggi. Namun, tidak semua orang beruntung untuk dicintai. Hal yang Ren rasakan ketika mulai jatuh hati pada pesona Regano. Pria itu sangat cerdas dan selalu tenang. Regano menjadi tangan kanan Edward karena kecerdikannya.

“Hei,” panggil Regano melambaikan tangan. Wanita yang sedari tadi menunduk dengan kaki yang diayunkan, akhirnya mengerjap dan membalas tatapan Regano.

Pria itu mengambil posisi duduk di sisi Ren, menyodorkan secangkir the hangat untuk menghalau dingginnya kota tersebut. Ren menggumamkan terima kasih, lalu mulai meniup dan meneguk minumannya secara berkala.

“Pada akhirnya Edward akan mendapatkan keinginannya bukan?” ucap Regano membuka pembicaraan lebih dulu. Ren tahu ke mana arah pembicaraan Regano. Raut kecewa terukir dengan jelas di wajah pria itu.

“Kamu sudah mengambil keputusan yang tepat kok. Aku dulu juga memikirkan hal yang sama, mengakui perasaanku p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 101. Luka Baru

    Di bawah guyuran shower gadis itu tidak berhenti menangis, tidak peduli selama apa pun dia mencoba menghabiskan waktu untuk menangis, rasa sakitnya belum juga berkurang. Meta tertipu oleh sifat manis Edward, hingga melupakan fakta kalau Edward begitu membecinya. Dia bodoh jika berpikir Edward akan terpesona padanya. Pria itu tidak akan pernah jatuh hati, sampai kapan pun. Semua dimulai dengan harapan yang besar, ditambah sikap Edwrad yang akhir-akhir ini menjadi lebih baik. Rupanya pria itu hanya ingin mendapatkan keinginannya, menuntaskan hasrat bukan rasa cinta seperti yang Meta rasakan. “Sakit banget ya, Tuhan,” gumamnya. Dia mengeratkan jaket yang menutupi tubuhnya. Setelah berjam-jam di bawah guyuran air, akhirnya dia menyerah juga, menghangatkan tubuhnya yang semakin mengigil. Hari ini seharusnya mereka akan kembali ke Indonesia. Namun, rasanya Meta belum sanggup bertemu dengan Edward setelah pengakuan pria itu. “Meta,” panggil seseorang, menghentikan langkah Meta yang hendak

    Last Updated : 2023-05-03
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 102. Ilusi

    Semua hanya ilusi semata. Semua hal manis yang dia peroleh, nyatanya hanya ilusi yang dia ciptakan sendiri. Pada kenyataannya, Meta tidak pernah benar-benar beruntung, mendapatkan hidup yang baik. Gadis itu memaksa matanya untuk terbuka saat Regano memberitahu kalau mereka sudah tiba di Amerika. Setelah hari ini, hidup Meta akan kembali seperti semula, menjadi tawanan dan pelampiasan hasrat Edward. Pria itu berbuat baik karena menginginkan sesuatu dari Meta. Kini, setelah mendapatkan kemauannya, Edward pasti akan kembali ke setelan semua. “Meta,” panggil suara yang teramat gadis itu rindukan. Adam berlari kecil untuk menghampiri putrinya. Wajah pucat Meta sudah menjelaskan, betapa gadis itu tidak baik-baik saja. Adam memeluk Meta begitu erat, melampiaskan rasa rindunya lewa peluk hangat. Setelah berjuang keras, Adam akhirnya bisa menemui putrinya kembali. “Ayo masuk,” ajak Adam, merangkul putrinya. Halaman rumah tersebut tidak terlalu luas, tetapi sangat terawat. Seorang pria tua

    Last Updated : 2023-05-03
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 103. Wherever You Go..

    Meta pulih setelah mendapatkan perawatan yang baik. Waktu yang seharusnya dia habiskan bersama Adam harus dihabiskan di rumah sakit. Gadis yang tengah menunduk-dengan kaki diayun- mendongak saat pintu terbuka. Senyum hangatnya menyambut kedatangan Adam yang ditemani Regano.“Pa,” sambutnya.“Bagaimana keadaan kamu?”“Sudah jauh lebih baik. Bolehkah kita menghabiskan sisa hari ini bersama, sebelum Edward menjemputku?” pinta Meta memeluk lengan Adam. Sesuai perjanjian, seharusnya hari ini Edward akan terbang ke AS untuk menjemput Meta. Ada rasa tidak rela jika harus berpisah dengan Adam secepat itu. Dia bahkan belum melakukan banyak hal dengan pria itu.“Tentu, kita akan menghabiskan sisa waktu bersama hari ini,” sahut Adam.Mereka berjalan beriringan menyusuri lorong ruah sakit, menaiki lift untuk membawa mereka ke lantai dasar. Selama berjalan, tidak sekalipun Meta melepaskan tangannya dari lengan Adam, memeluk erat pria itu seolah itu akan menjadi hari terakhir kebersamaan mereka. Di

    Last Updated : 2023-05-04
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 104. I Catch You, Sweety

    Negara yang dijuluki le france menjadi tempat yang Meta dan Adam tuju. Mereka disambut oleh orang-orang berjas hitam. Sepertinya, Adam sudah merencanakan pelarian ini cukup lama, terbukti dari persiapa yang sangat matang. Mereka menuntut ayah dan anak itu untuk menaiki sebuah mobil.Meta hanya diam selama perjalanan, hanya menatap jalanan yang lenggang. Menara serta gedung yang menjulang tinggi, berjajar di sisi kiri dan kanan sepanjang jalan, tak berbeda dengan ibuk kota Indonesia. Negara yang identik dengan menara eiffel, mona lisa dan kota fashion itu sudah sangat sering Meta datangi, jadi sudah tidak asing baginya. Selama belajar tentang fashion, gadis itu bolak-balik ke sana, induknya fashion.“Nak,” panggil Adam.“Iya, Pa?”“Kamu masih sakit?” Adam mengulurkan tangan, memeriksa suhu tubuh putrinya, kalau-kalau Meta masih sakit. Gadis itu menggeleng pelan. Hanya saja dia merasa tubuhnya sedikit lemas.“Kamu bisa istirahat dengan tenang setelah ini. Papa akan memastikan Edward tid

    Last Updated : 2023-05-04
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 105. Its You, Sweety

    Meta ingin menguji kesabaran Edward sepertinya. Gadis dengan balutan gaun hitam yang memperlihatkan bahu serta paha bagian kanan yang mulus. Dia menatap penampilannya lewat cermin, sudah sempurna. Dia tidak lagi peduli jika wajahnya terekspos, malah lebih bagus. Edward akan mudah menemukannya. “Kamu gak perlu melakukan ini, Nak. Kita hanya harus melarikan diri lagi, kalau mereka menemukan kita,” Adam berjalan mendekat, hingga bayangan pria paruh baya itu tampak lewat cermin di depan Meta. Tanpa menoleh pun, Meta bisa melihat ekspresi cemas pria itu. Pada akhirnya mereka akan terus berlari dari Edward dan itu melelahkan, Meta merasa tidak akan mampu melakukannya. Dia tidak akan bisa terus menyembunyikan identitasnya. Dia berbalik, kini bisa menatap wajah Adam dengan jelas. “Ini adalah pilihan yang Meta ambil, Pa. Edward adalah suami, meski tidak sungguh seperti itu. Papa harus pergi seolah tidak mengetahui apa pun tentang pelarian ini. Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk melindung

    Last Updated : 2023-05-04
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 106. Pintu yang Dibuka

    Gadis berharga lima puluh juta euro kini tengah dipeluk dan dimiliki sepenuhnya oleh suaminya sendiri. Terdengar sedikit aneh, mengingat suami sendiri harus mengeluarkan uang sebanyak itu untuk mendapatkan istrinya kembali. Tentu saja Edward tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, melakukan hubungan layaknya suami-istri. “Aku menginginkanmu, satu kali lagi,” bisik Edward. Meta mendumel dalam hati, tubuhnya sudah sangat lelah dan terasa remuk. Siapa sangka Edward secandu itu padanya, hingga sulit untuk berhenti. “Sekali lagi, gitu aja terus. Besok, aku gak akan bisa jalan kalau begini caranya,” dumel gadis itu, seharusnya dia sudah pantas disebut wanitanya Edward sekarang. “Siapa suruh nakal, heum?” Selanjutnya terjadi sesuai yang Edward harapkan. Namun, kali ini pria itu menepati janjinya, membaringkan tubuhnya di sisi gadis itu. Tangannya terulur, mengusap pipi gadis itu. Setelah menghilang beberapa hari, akhirnya gadis itu kembali ke sisinya. “Aku lelah, jangan ganggu!” Meta

    Last Updated : 2023-05-08
  • Tawanan Pewaris Psikopat    BAB 107. Kemunculan Asnaf

    Edward sibuk dan Meta butuh perhatian! Entah sejak kapan perasaan kesal itu datang. Intinya gadis itu merasa kesal karena kesehariannya ke kampus selalu saja hanya didampingi oleh Ren atau Regano. Akhir-akhir ini pria itu bahkan jarang berada di rumah. Kalau ditanya, jawabannya simpel, ada urusan di luar. “Apa Edward jadi pulang hari ini?” ulang Meta, sepertinya udah yang ke sepuluh mempertanyakan hal yang sama. Regano kembali menggeleng, membuat bahu Meta semakin merosot. Mata coklatnya senantiasa memandang ke luar mobil. “Kamu merindukan dia?” Mampus, dipertanyakan sekarang. Regano melirik gadis itu sesekali, menunggu jawaban. “Dia itu abu-abu, kadang manis, kadang menyebalkan. Muncul tiba-tiba, bilangnya rindulah, terus menghilang tanpa jejak. Lama-lama aku kayak istrinya bang toyip, ditinggal melulu buat cari sesuap nasi, tapi Edward udah kaya, ngapain kerja buat cari sesuap nasi lagi,” Regano tertawa mendengar ocehan istri sahabatnya itu. Perlahan, rasa itu semakin luntur, me

    Last Updated : 2023-05-08
  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 108. Musuh Sesungguhnya

    Kerusuhan yang Asnaf ciptakan ternyata bukan hanya sebagai ancaman belaka, tetapi dia ingin menunjukkan dirinya yang sesungguhnya. Dia ingin mempertegas bahwa arah dia dan Edward berbeda. Dia adalah musuh sesungguhnya dari putra dan keluarganya sendiri. Di hari dia hampir ketahuan melakukan pembantaian oleh polisi, seseorang mendatangi dan mengajaknya bekerja sama. Satu hal yang Asnaf inginkan hanya kebebasan. Sosok itu menawarkannya lebih dari sekedar kebebasan. Dia menawarkan diri sebagai backingan jikalau Asnaf ketahuan dan tertangkap polisi. Sama seperti hari ini, setelah melakukan kerusuhan, pria paruh baya itu bisa terbebas dengan mudah bahkan berita penyerangan itu segera lenyap dari media. “Orang yang ada di belakang Asnaf pasti bukan orang biasa,” ucap Ren, mematikan ponsel, memijit keningnya yang terasa pening. Masalah tidak berhenti datang. Dia sudah membaca semua berita yang diupload di media sosial. Asnaf sempat tertangkap, tetapi terbebas kurang dari 24 jam. “Siapa seb

    Last Updated : 2023-05-08

Latest chapter

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 134. New Life

    Dua tahun berlalu begitu saja. Dengan sedikit bantuan dari world agency hukumannya bisa selesai lebih cepat. Dia kini bisa menghirup udara dengan bebas. Tangannya terentang, menyambut dunia barunya.Mobil hitam berhenti, membuat senyumnya semakin lebar.“Selamat datang kembali, Edward,” sapa Regano.Tidak ada embel-embel ‘tuan’ lagi, karena sejak hari itu mereka hanyalah saudara yang akan memulai hidup baru. Edward terkekeh, lantas masuk ke dalam mobil, mendahului sang supir.“Bagaimana keadaannya?”Sebulan yang lalu, dia akhirnya mendengar berita terbaiknya. Meta akhirnya bangun setelah tidur cukup lama. Edward sungguh berpikir tidak memiliki kesempatan untuk bersama wanitanya lagi. Namun, harapan itu sedikit memudar kala mengetahui kalau Meta kehilangan cukup banyak kenangannya.“Keadaannya mulai membaik, meski harus menjalani latihan untuk bisa berjalan lagi,” jelas Regano.Selain memori, Meta juga sempat tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya atau disebut lumpuh total. Sebulan t

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 133. Cinta yang Sempurna

    Dia terlahir dengan julukan monster, tatapan benci bercampur rasa takut yang sering dijumpainya. Bukan hanya orang-orang, bahkan ibunya tak pernah mau menatapnya sebagai seorang putra. Bertahun-tahun, dia hidup dalam kegelapan. Edward Leonardo, namanya. Si pria berhati dingin dan beku. Tidak ada cinta, bahkan tidak ada rasa sedikit pun. Ditolak oleh orang-orang memaksa kepribadian gelapnya muncul. Asnaf adalah role model yang dia miliki, satu-satunya. Hanya Asnaf-yang sama dengannya- yang mau dekat dengan Edward. Asnaf membesarkannya dengan cara yang salah, hingga Edward tumbuh sesuai keinginan pria psikopat tersebut. Waktu berjalan begitu cepat. Edward yang tanpa perasaan, dinobatkan sebagai leader dalam organisasi besar dunia. Mafia yang akan mengambil organ milik orang lain yang tak mampu memenuhi target. Apa saja, termasuk hidup mereka jadi jaminannya. “Kamu hanya perlu menjalani hukuman penjara selama dua tahun, leader,” ucap Mr. Secret A. Tidak ada pilihan. Masalah sudah mera

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 132. Perjuangan Terakhir

    Bagi Dion terlalu mudah mengakhiri rasa sakit hanya dengan membunuh Edward. Bertahun-tahu dia hidup dalam penderitaan setelah kehilangan gadis yang dia sayangi, sementara Edward terus beraksi tanpa takut sedikit pun. Kali ini, dia hanya ingin pria itu merasakan penderitaan yang sama dengannya. Dia ingin Edward merasakan ketakutan yang luar biasa. “Kamu pikir aku akan mudah melakukannya?” Dion terkekeh, menarik Meta agar mengikuti langkahnya. Tidak seorang pun berani melangkah. Meta menangis, menatap Adam yang semakin melemah. Dia sungguh ingin berlari dan memeluk pria tersebut. “Tolong Papa,” gumam Meta sebelum Dion memaksanya masuk ke dalam mobil. Edward menurut, menyuruh anak buahnya untuk segera membawa Adam ke rumah sakit. Dia dan Regano akan mengejar mobil yang Dion bawa. Di dalam mobil Meta hanya terus menangis, bukan karena dirinya dalam bahaya, melainkan karena takut tidak bisa melihat Adam lagi. “Kamu hebat! Aku akui itu. Kamu bisa membuat leader tergila-gila, bahkan tak

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 131. Te Amo, Meta

    Kakinya terus melangkah, tanpa keinginan melihat ke belakang. Dia semakin jauh ke dalam kegelapan, ke tengah pepohonan yang semakin menjulang tinggi. Rasa takut kerap muncul. Namun, tekad untuk segera pergi dari tempat itu tak kalah besar. Dia terus melangkah lebar. Sebelah tangannya memegang satu-satunya pistol yang jadi alatnya untuk saat ini.Dor!Dia kembali menembak di salah satu pohon, memberi petunjuk. Dia sadar akan ada seseorang yang mencarinya nanti. Petunjuk itu akan membantunya untuk ditemukan lebih mudah.“Sssh, bertahanlah, Nak. Kita akan segera keluar dari tempat ini,” gumamnya mengelus perutnya yang semakin perih.Sesuatu yang buruk bisa terjadi jika dia terlambat keluar dari tempat itu.“Awss,”Pada akhirnya, Meta kehilangan tenaga untuk terus melangkah. Rasa sakit melanda seluruh tubuhnya, bukan hanya perut. Napasnya mulai tercekat, pelipinya dipenuhi keringat. Tubuhnya lemas, seolah tenaganya terserap habis tanpa sisa.“Ed, tolong,” gumamnya lirih. Dia bersandar di

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 130. Rasa yang Tak Seharusnya

    Dari mana semua permasalahan ini bermula? Rasa cinta yang tidak bisa dikendalikan adalah awal semua dimulai. Azura jatuh hati pada pangeran kegelapan. Jika waktu diputar dan Azura tidak pernah menikah dengan Asnaf, mungkin kisah ini gak akan dimulai. Tidak ada Edward atau pewaris gen psikopat dari pria kegelapan tersebut. Satu sisi, jika saja Dion tidak jatuh hati pada gadis kecil itu, pasti tidak akan ada akar pahit, hingga sejauh ini.Rasa yang tak seharusnya hadir, terkadang menjadi sebuah kesalahan, menjadi pemicu akan skenario yang lebih rumit. Akan tetapi, apakah manusia bisa mengatur segalanya? Tentu saja tidak.Sebagai seorang anak, Edward dulunya selalu mengikuti jejak Asnaf, sampai semua semakin memburuk saat Asnaf hampir saja menjadikan Xadira-putrinya sendiri- sebagai korbannya. Edward jelas tidak terima, dan memutuskan untuk mengurung Asnaf selama bertahun-tahun. Pada awalnya, pria itu akan rutin memerintah anak buahnya mengirimkan beberapa ekor kelinci sebagai pemuas has

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 129. Misi Penyelamatan

    Meta berusaha menahan diri untuk meneriaki Dion sekarang juga. Rasa bencinya menumpuk begitu mengetahui kalau Dion yang memaksa Xadira melompat dari atas gedung. Perlahan tangannya menyusup ke sela kemeja yang dikenakannya, meraih sesuatu dari dalam sana. “Kamu tidak ingin minum dulu, manis? Bukankah kamu butuh tenaga untuk menghadapi ini semua?” Dion menyodorkan segelas susu. Awalnya Meta curiga, tetapi juga tidak memiliki pilihan lain. Dia menegok cairan kental berwarna putih itu meski sedikit. “Manis sekali,” tangan Dion terulur, membersihkan sisa susu di bibir Meta. Pria itu tersenyum hingga memunculkan lesung pipinya. Dia memperhatikan detail wajah Meta, sangat indah. Pantas saja Edward yang notabenya tidak memiliki hati, bisa luluh pada gadis itu, bahkan sampai membuat Meta mengandung keturunannya. “Seandainya kita bertemu lebih awal, mungkin aku akan jatuh cinta padamu. Sayang sekali, kamu adalah milik dari musuhku sendiri,” lontar pria itu lebih mirip seperti psikopat menge

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 128. Kebenaran

    Satu per satu kebenaran terungkap. Edward yang ternyata tidak mewarisi gen dari Asnaf. Banyak hal yang berubah akibat satu kebenaran yang disembunyikan. Azura jelas tidak terima akan kegagalan itu. Saat itu juga, dia mengajukan agar rumah sakit tersebut ditutup, didukung dengan data yang ada. Akan lebih banyak korban jika rumah sakit itu terus beroperasi. “Mulai sekarang, kamu harus hidup normal. Kalau perlu keluar saja dari world agency,” pinta Azura. “Tidak semudah yang Mama pikirkan,” Azura mengangguk paham. Perlahan, dia ingin Edward menjalani hidup selayaknya pemuda pada umumnya. Mungkin, jika Meta mau kembali, hidup putranya itu akan lebih sempurna. “Soal Meta, Mama sungguh minta maaf udah buat kalian takut memiliki anak. Sekarang, Mama justru ingin segera menimang cucu. Melihat keriput yang semakin banyak, rasanya tak sabar dipanggil nenek,” Azura terkekeh, membayangkan dirinya menimang bayi mungil. Dia bisa menebus kesalahan dengan membantu Meta membesarkan cucunya dengan

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 127. Akar Pahit

    Saat kesempatan itu datang, Meta hanya ingin memperbaiki apa yang rusak di antara dia dan Edward. Mungkin cara Xadira salah, tetapi dia tetap seorang adik yang ingin saudaranya sembuh. Jika aku tidak bisa, maka setidaknya kamu harus membantu Bang Edward untuk sembuh. Tolong, wujudin mimpi aku, Ta. Meta akhirnya membuka mata. Mimpi itu kembali, mimpi yang sama di mana Xadira muncul dan memintanya untuk kembali. Xadira berkali-kali mengigatkannya untuk berhati-hati dengan Dion. “Sudah bangun, manis?” Meta menoleh, Dion tersenyum miring. Meta memegangi keningnya yang terasa pening, baru sadar ada cairan kental berwarna merah di tangannya. Benar juga, dia sempat kejar-kejaran sebelum kecelakaan itu terjadi. Rasa pusing menyerangnya, tetapi itu tidak seburuk rasa khawatir pada anaknya. Meta memegangi perutnya, bersyukur tidak terjadi hal buruk pada anak itu. “Kamu butuh sesuatu?” tanya Dion bersikap sok manis, hingga membuat Meta ingin muntah di hadapan pria itu. Si perusak yang mengha

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 126. Secret Son of SM Group

    Perkembangan baru terlihat hari ini, setelah dua bulan berlalu. Kelopak mata sang leader akhirnya menunjukkan pergerakan, sebelum akhirnya terbuka. Langit-langit putih menyambutnya. Pertama kali selam hidupnya, dia terbaring selama itu di rumah sakit.Pintu ruangan yang terbuka, menarik atensi pria itu. Wajah Azura tampak sembab, kantung matanya menghitam bersama kerutan yang menandakan usia wanita itu yang semakin menua. Sudut bibir Azura terangkat, membentuk lengkungan sabit tipis.“Akhirnya kamu bangun juga, Nak,” gumam Azura penuh haru.Dua bulan dipenuhi rasa takut akan kehilangan. Hanya Edward yang kini dia miliki. Tangan Azura terulur, membantu pria itu untuk duduk, lantas menyodorkan air minum untuknya. Meski tampak enggan, Edward tidak menolak semua bantuan wanita tersebut.“Mama baik-baik aja?”Tangis Azura pecah mendengar pertanyaan putranya. Tak menunda lagi, dia memeluk tubuh putranya dengan lembut. Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan hati Azura saat ini. Hanya tangi

DMCA.com Protection Status