Beranda / Romansa / Tawanan Kastil Putih / Keputusan Tanpa Kisi-kisi

Share

Keputusan Tanpa Kisi-kisi

Penulis: Rin Ririn
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-09 03:59:55

                “Apa? Dokter Maureen sendiri yang bilang?” tanya Salma dengan tidak percaya.

                Aurora menengok juga pada seorang perawat UGD yang cukup baik padanya sejak hari pertama dirinya masuk kerja itu. Sedangkan Dokter Maureen adalah dokter senior, namun merangkap sebagai kepala rumah sakit alias dialah yang memiliki rumah sakit besar di mana Aurora mengabdikan diri saat ini. Dia juga yang beberapa waktu lalu berbincang dengan Alice. Dari gerak-geriknya waktu itu sepertinya Alice sangat akrab dengan Dokter Maureen.

                “Iya,” sahut seorang perawat lain. “Aku juga melihat postingannya di Instagram.”

            &nbs

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tawanan Kastil Putih   Pembuktian Atas Apa yang Aaron Rasakan

    Dalam hidup, terutama di tahun-tahun kesuksesannya, hampir tidak ada yang menyangkal bakat sukses yang dimiliki seorang Alice. Ditambah lagi dia adalah putri tunggal seorang Surya Praja Pangestu. Orang-orang selalu berkata bahwa Alice merupakan jelmaan bidadari surga yang memiliki segalanya yang diinginkan seorang wanita. Banjir pujian, awalnya tidak membuat Alice berbangga diri terlalu berlebihan. Dia hanya sebatas menghargainya tanpa menenggelamkan diri dalam pujian yang jika terlalu dipikirkannya maka akan menggoyahkan bahkan bisa menjatuhkan semua yang kini ada dalam genggamannya. Namun, malam ini, dia tidak mampu lagi menguasainya ketika semua mata tertuju padanya. Dia yang mengenakan gaun bernua

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Tawanan Kastil Putih   Bukan Cinderella

    Berdansa, Aurora pernah mempraktikkan itu. Sayang sekali, itu sudah lama. Namun, siapa sangka malam ini dia harus menggunakan ‘skill’ yang terkubur dalam itu dengan sebaik-baiknya. Untung saja Aaron memandunya. Jika tidak maka habislah dia! “Kamu cantik malam ini,” bisik Aaron di sela-sela gerakan gemulai mereka yang lama-kelamaan terlihat semakin romantis saja. Ini bukan pujian pertama Aaron pada Aurora. Tadi saat keluar dari salon, Aaron sudah memujinya dan bahkan selama ini pun putra Tuan Johansson itu selalu menyelipkan hal-hal semacam itu di setiap rayuan atau apapunlah namanya. Aurora tahu pria itu tidak berbohong, tentang pujiannya bahkan juga perasaannya. Namun, orang-o

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10
  • Tawanan Kastil Putih   Rencana Alice yang Gagal

    “Selamat pagi, Aaron!” sapa Alice. Aaron baru selesai bersiap untuk pergi bersama Baron ke perusahaan utama sesuai jadwal yang Tuan Johansson berikan seminggu sebelumnya ketika tiba-tiba putri Surya Praja Pangestu itu muncul. “Tunggu aku di mobil!” perintah Aaron pada Baron. Semenjak Aaron tahu bahwa selama ini Baronlah yang menjadi orang kepercayaan ayahnya di bangunan kastil yang Aaron tinggali secara khusus, diam-diam Aaron melobinya. Dia ingin menjadikan pria yang usianya hampir kepala empat itu agen ganda. Baron mengangguk.&nbs

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10
  • Tawanan Kastil Putih   Kuntum Bunga yang Tidak Mudah Layu

    “Aku memiliki segalanya yang dimiliki Aurora bahkan lebih!” kata Alice. “Tapi, kenapa kamu lebih memilih dia?” Aaron menghentikan langkahnya. “Apa yang Aurora miliki, tapi aku nggak punya?” Sejujurnya Aaron tidak pernah berniat bicara terlalu banyak malam ini. Dia hanya ingin memperjelas penolakannya saja lalu pergi. Namun, sikap wanita bergaun merah jambu itu memaksanya. “Dia memiliki hatiku.”&

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10
  • Tawanan Kastil Putih   Aurora dan Dua Pria

    Setelah video viralnya di jagad maya, Aurora menjadi semakin dikenal di rumah sakit ini. Dokter Jupiter dan Adrian bahkan terlihat hormat sekali padanya sekarang, tentu saja ini ada kaitannya dengan status kepemilikan rumah sakit yang kini berpindah tangan. Beberapa perawat yang dulu sempat menjadikan Aurora anak baru dengan kata-kata ‘bully’ yang cukup menyakitkan jika dirasakan, kini pun berangsur mendekatkan diri dengan alasan serupa. Jujur, imbasnya memang cukup baik sejauh ini, biarpun di belakang Aurora mereka tetap menggunjing kedekatannya dengan Aaron diam-diam. Namun, baik, itu masih bukan masalah besar. Atau setidaknya tidak lebih besar dari imbas buruk yang diterima seorang Alice.&nbs

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Tawanan Kastil Putih   Pengorbanan yang Sia-sia

    “Kita nonton film aja!” seru Tita dengan antusias. “Film apa yang tepat buat manusia-manusia jomblo kyak kita berdua? Nggak ada, Tita!” sahut Kaira asyik memainkan rambut keritingnya. Aurora cekikikan. Dari semua huru-hara dunianya, hanya dua sahabatnya itu yang mampu meredakan. Ya, biarpun sesaat. “Ya, udah! Makan aja klo gitu!” ajak Tita putus asa sebab semua idenya ditolak. “Tteokbokki!” seru Kaira. 

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Tawanan Kastil Putih   Dari Orang Tua Untuk Anaknya

    Agni berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti api. Orang tua istri Candra Akarsana berharap bahwa di masa depan anaknya itu memiliki semangat seperti itu, seperti api. Iya, tentu saja Agni memilikinya, namun ada kalanya semangat itu padam suatu ketika. Pagi itu Agni sedang menyiram tanaman-tanaman bunga yang baru beberapa hari lalu dibelinya untuk melengkapi koleksi tanaman di taman yang kini selesai direnovasi. Bunga-bunga itu mekar berseri, namun sayangnya sama sekali tidak menularkan keceriaan untuknya. “Ma?” Tiba-tiba, sebuah suara mengagetkan Agni hingga hampir menjatuhkan cerat yang s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Tawanan Kastil Putih   Mereka yang Tidak Memahami

    “Ayo, kita akhiri hubungan ini!” “Apa?” kejut Aaron. “Hubungan kita cukup sampai di sini!” “Nggak bisa!” tolak Aaron. Aurora memejamkan mata. Dalam pejam itu dia mengingat kembali semua kejadian yang menyebabkannya harus memberanikan diri untuk mengucapkan kalimat menyakitkan itu hari ini. Malam sedang beranjak saat Aurora sampai di sebuah restoran mewah pinggir kot

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14

Bab terbaru

  • Tawanan Kastil Putih   Merajut Asa

    “Tidak ada obat lain yang mampu menyembuhkan seorang pria, kecuali wanita yang dia cintai.” Mata Aaron terpejam sempurna dan sebuah senyum tercetak begitu jelas membingkai kedua belah bibirnya. Hari ini mungkin hari yang sama dengan hari lainnya, namun bagi Aaron hari ini sangatlah istimewa. Bagaimana tidak? Wanita yang membuatnya mengikrarkan diri sebagai bajingan sejati kini telah kembali padanya. “Apa kamu suka?” “Mataharinya?” tanya Aurora. Masih dengan posisi yang sama dengan dua puluh menit sebelumnya, membelai terus-menerus rambut pria yang berbaring santai di pangkuannya. Dengan cepat Aaron membuka mata lalu segera bangun. “Apa?” tanya wanita bermata bulat itu dengan tanpa dosa. “Kita nggak lagi bahas matahari, kamu tau itu?” protes Aaron. Aurora tertawa. “Kenapa kamu ketawa? Apa marahku lucu buat kamu?” “Iya,” tukas Aurora. “K

  • Tawanan Kastil Putih   Layani Aku Malam Ini!

    Aurora mengetahui kedatangan Aaron lewat jendela. Dia juga dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan pria itu jatuh bangun dalam kepayahan. Sudah bisa Aurora pastikan, malam ini Aaron sedang dalam pengaruh minuman. Dengan langkah gesa dia menuju bangunan yang dulu menjadi tempatnya mencari biaya pengobatan sang ayah. Masih lorong yang sama sehingga dengan mudah dia melewatinya meskipun sepatu yang dia gunakan haknya cukup tinggi. Dia mendengar suara Aaron yang mendesah dengan kesal menaiki tangga. Semakin dekat dia semakin tahu bahwa pria itu mungkin akan rubuh lagi dalam waktu dekat untuk itulah Aurora semakin mempercepat langkahnya. Deg!&

  • Tawanan Kastil Putih   Bertemu Kembali

    “Aurora?” kejut Thea. “Kapan kamu datang?” tanyanya dengan binar bahagia dan dengan cepat memeluk teman lamanya itu. Aurora tersenyum, “Sore tadi.” “Kastil ini menyeramkan tanpa kehadiranmu! Tuan Muda benar-benar gila sekarang!” lapor Thea pada Aurora. Dan masih banyak lagi kalimat yang Thea keluarkan dari mulut ceriwisnya, curahan hati yang mungkin lama dia pendam dan tidak tahu harus dia curahkan pada siapa. Namun, isi pokok dari semua celotehan itu tidak lebih dari sekedar fakta yang buram. Yang pasti hanya satu, tuan muda kastil putih itu senantiasa pula

  • Tawanan Kastil Putih   Kerelaan Aurora

    Dia pria yang kaya. Fisiknya rupawan, tinggi, gagah, dan sempurna. Ditambah dengan kemampuannya yang cerdas bahkan ketika dua puluh tahun berlalu dengan dia tertimbun trauma tidak dapat menghentikan sepak terjangnya untuk menjadi satu-satunya yang terpilih mewarisi semua aset milik keluarga. Bukan hanya sekedar dia putra tunggal saja, namun juga karena dia mumpuni. Nick, ayahnya percaya bahwa Aaron bisa mengelola semua yang dia wariskan dengan baik. Kepercayaan itu tidak dilandasi kasih sayang semata ayah kepada anak, melainkan dari segi potensi. Putranya itu memang mahakarya terbaik yang pernah dia miliki. Sampai suatu ketika anak laki-laki semata wayangnya itu membuat keputusan demi keputusan di lua

  • Tawanan Kastil Putih   Melepaskan Apa yang Sudah Menjadi Milik Orang

    Dua hari lalu, Raanana datang ke rumah Ken. “Aku mengganggu waktu pensiunmu?” “Sedikit,” jawab Ken. “Syukurlah maka dengan begitu kau pasti berpikir sekarang untuk apa aku menemuimu?” Ken duduk juga menyandingi wanita yang sudah dia anggap seperti ibunya itu. “Dia bersikeras untuk nggak mau memberitahukan alamatnya. Jadi, jangan memaksaku!” ucap Ken seolah sudah tahu maksud kedatangan Raanana.&n

  • Tawanan Kastil Putih   Menggali Harapan yang Terkubur

    “Di sini dia tinggal?” tanya Amanda pada wanita yang berdiri berkacak pinggang di sebelahnya. Wanita seusia Amanda itu membenarkan letak kacamatanya dan membaca sekali lagi tulisan yang tertera di selembar kertas. Lalu, dengan mantap dia mengangguk. “Kalau berdasarkan catatan dari keponakanmu, memang di sinilah tempat tinggalnya.” Amanda Carelia melihat sekeliling. Rumah di depannya berukuran kecil bahkan masih jauh kalah kecil daripada taman samping kastil tempatnya tinggal selama ini. Namun, begitu tampak sangat rapi dan terawat. Bangunan utamanya ada di tengah di kerumuni oleh tanaman-tanaman bunga dengan berbagai warna. Dan yang membuat berbeda adalah sebuah kedai minuman k

  • Tawanan Kastil Putih   Wujud Rasa Kecewa

    Brakh! Pria paruh baya itu terkejut mendengar suara meja yang sengaja digebrak oleh atasannya. “Hei, Pak Tua!” kata Aaron. “Aku dianggap gila selama puluhan tahun. Tapi, aku lebih cerdas darimu! Aku bahkan bisa membuat laporan semacam itu hanya dengan mata tertutup! Jadi, selama ini apa kerjamu?” teriaknya bertubi-tubi. Baron melirik pengawal yang berdiri tegap di sebelahnya, sesama rekan abdi setia yang berpindah haluan seiring tahta yang beralih dari sang ayah ke putra tunggalnya. Dia tidak sedang bermain mata, melainkan memberikan kode pada rekannya itu bahwa malam ini mereka be

  • Tawanan Kastil Putih   Mencari Wanita yang Tepat

    Gael datang menemui Alice seusai sidang yang menjatuhkan vonis pada wanita itu bahwa dia sedang ada dalam gangguan jiwa. Kondisi Alice tidak banyak berubah, kecuali rambut yang tampak kusut dan tatapan kosongnya. Gael menggeleng lemah. Seperti itulah akhir untuk orang yang terlalu mengikuti ambisi dalam diri. “Bisa buka aja borgolnya?” pintanya pada salah seorang petugas yang mendampingi Alice. Gael merasa iba pada wanita itu. “Untuk apa kamu datang? Mau menertawakan aku?” Tidak Gael sangka bahwa dia akan mendengar pertanyaan itu dari Alice yang sudah lesu dan layu.&n

  • Tawanan Kastil Putih   Pergi. Mungkin selamanya ...

    Dua sepupu itu datang hampir bersamaan dan bertemu di perempatan sebuah lorong. Mereka itu Gael dan Ken yang kemudian melihat apa yang Nick lakukan pada Aurora. Mereka juga menjadi saksi bagaimana bibi mereka membela wanita itu. Tentu saja itu di luar dugaan, namun melihat dari yang terjadi sepertinya memang hati seorang ibu lebih mudah luluh daripada seorang ayah. “Aku lelah,” tutur Amanda. Nick diam menatap istrinya. Cinta pertamanya itu terlihat berbeda dari wanita yang dikenalnya selama ini. “Nyonya Johansson, Anda tidak perlu … .”&n

DMCA.com Protection Status