Beranda / Fantasi / Tawanan Hati Sang Raja / 29. Mencari Keadilan Untuk dirinya Sendiri

Share

29. Mencari Keadilan Untuk dirinya Sendiri

Penulis: Yuyun Batalia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-30 10:34:33

Satu jam setelah Xinlaire sampai di istana, Raylene dan yang lainnya juga sampai. Vivian segera membawa Raylene untuk menghadap ke Xinlaire.

Tatapan Raylene saat ini terarah pada Charlotte yang masih berbaring di atas ranjang Xinlaire. Ia tidak cemburu sama sekali dengan keberadaan Charlotte di sana. Hatinya yang sakit, tidak bisa merasakan apapun lagi.

"Memberi salam pada, Yang Mulia Raja." Vivian mengucapkan salam pada Xinlaire terlebih dahulu, lalu kemudian beralih pada Charlotte.

"Selir Raylene, sepertinya kau melupakan sopan santunmu." Xinlaire berkata dingin pada Raylene.

Raylene tersenyum kecil. "Maafkan aku, Yang Mulia. Aku benar-benar lupa. Memberi salam pada Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu."

"Bawa Selir Raylene kembali ke paviliunnya."

"Paviliunku?" Raylene mengerutkan keningnya. "Bukankah seharusnya aku dikirim kembali ke istana dingin? Oh, benar, istana dingin terbakar, tapi bukankah paviliunku terlalu bagus untuk tempat tinggalku?"

"Bukankah seharusnya ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tawanan Hati Sang Raja   30. Rumah Hiburan Musim Semi

    Di ruang kerjanya, Xinlaire telah membaca banyak laporan sipil kini ia beralih ke laporan militer dan membacanya dengan serius.Tidak ada pergerakan di setiap perbatasan, tapi Xinlaire tidak bisa membiarkan penjagaan di perbatasan mengendur, karena musuh-musuh Allegra bisa menyerang kapan saja. Selain itu jumlah prajurit yang dimiliki oleh Allegra saat ini telah berkurang karena kesetiaan mereka terhadap raja sebelumnya.Domenico datang menghadap Xinlaire, ia memiliki beberapa laporan yang perlu disampaikan pada Xinlaire."Apa yang kau temukan?" Xinlaire telah menunggu Domenico. Apapun menyangkut Raylene lebih penting dari segalanya."Saya telah memeriksa siapapun yang kemungkinan memiliki dendam terhadap Selir Raylene, mereka semua tidak mungkin bisa menyewa orang dari Bulan Hitam. Namun, ada salah satu pria yang dahulu istrinya dilecehkan lalu dibunuh oleh Tuan Arthur, pria itu bergabung dengan Bulan Hitam.Akan tetapi, masih tidak mungkin jika pria itu menggerak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Tawanan Hati Sang Raja   31. Hari Itu Pasti Akan Datang

    "Selir Raylene, mereka semua adalah pelayan baru di kediaman Anda mulai dari sekarang." Edmund memberitahu Raylene.Tepat ketika Xinlaire kembali, pria itu memerintahkan kepala pelayannya untuk menyiapkan pelayan baru untuk kediaman Raylene.Seharusnya urusan seperti ini diurus oleh Charlotte, tapi Xinlaire memilih untuk membiarkan kepala pelayannya yang mengurusnya.Ia ingin semua pelayan baru yang dipilih untuk melayani Raylene bersikap dengan baik terhadap Raylene.Raylene memandangi sekilas dua baris pelayan di depannya. Mereka semua tampaknya baru direkrut, tapi itu tidak begitu penting baginya. Entah pelayan lama atau pelayan baru mereka semua sama saja. Pada akhirnya mereka akan tunduk pada perintah Charlotte yang berkuasa di istana dalam.Saat ini pelayan bahkan bisa dengan mudah menindasnya karena statusnya."Saya telah selesai dengan tugas saya, saya akan undur diri." Edmund hanya bertugas mengantarkan para pelayan itu ke paviliun Raylene, tapi sebelumnya ia telah menjelaska

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Tawanan Hati Sang Raja   32. Mati Lebih Baik Daripada Hidup

    Kata-kata Raylene membuat Luana tertegun karena yang dikatakan oleh Raylene memang benar.Di masa lalu, ayahnya harus tunduk di bawah pengambil alihan kekuasaan yang dilakukan oleh ayah Raylene secara memalukan demi keselamatan keluarganya, dan sekarang ia harus melakukan hal yang sama.Benar, bahwa Xinlaire adalah pemilik Allegra yang sah, tapi tetap saja Luana geram karena ia tidak bisa melakukan apapun untuk sahabatnya karena posisi Xinlaire yang sangat berkuasa. Sekarang ia memiliki keinginan untuk membunuh Xinlaire karena terlalu kejam pada Raylene."Lalu, apa yang ingin kau lakukan sekarang?"Raylene tidak pernah menyimpan rahasia apapun pada Luana, ia menceritakan semuanya."Aku sudah tahu bahwa wanita sialan itu selalu iri padamu, tapi aku tidak menyangka jika dia akan semengerikan ini." Wajah Luana terlihat suram. Apa yang dilakukan oleh Charlotte terhadap Raylene sudah terlalu banyak."Perhatikan kata-katamu. Jika ada yang mendengar maka kau akan berada dalam bah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Tawanan Hati Sang Raja   33. Tidak Ada Yang Tersisa

    "Kau tidak akan mendapatkan apapun dengan menyiksaku seperti ini! Bunuh saja aku!" Alex sama seperti anggota Bulan Hitam yang sebelumnya ditangkap oleh Domenico.Pria ini jauh lebih bisa menahan rasa sakit dari yang sebelumnya. Saat ini jari-jari tangannya sudah terpotong semua, tapi ia tetap bertahan dengan kesetiaannya.Hal ini hanya membuat Xinlaire tersenyum geli. "Kau pasti akan mati, tidak perlu meminta hal itu." Xinlaire menyeka darah yang membasahi belati kesayangannya. "Namun, sebelum kau mati aku ingin kau melihat kematian Ibumu, Nyonya Julia Wilde."Pupil mata Alex melebar. Pria itu mulai bergerak marah. "Jangan sentuh Ibuku!"Xinlaire mendengkus sinis. "Kau mencoba membunuh istriku, tapi kau tidak mengizinkan aku membunuh Ibumu? Tidakkah kau berpikir bahwa kau harus membayar sangat mahal atas keberanianmu?"Xinlaire beralih ke Domenico. "Bunuh Nyonya Julia Wilde, bawa potongan kepalanya ke sini untuk dilihat oleh putranya yang berbakti.""Bajingan sialan! Ibuku tidak melak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Tawanan Hati Sang Raja   34. Merasa Tertusuk Di Hati

    Makan malam Xinlaire dan Raylene terganggu karena kehadiran Leeza, pelayan utama Charlotte."Yang Mulia, Yang Mulia Ratu tidak sadarkan diri." Leeza memberitahu Xinlaire dengan panik. Suaranya terdengar sedikit bergetar."Apa yang terjadi? Kenapa Ratu Charlotte bisa tidak sadarkan diri?""Ampuni hamba, Yang Mulia. Ratu Charlotte tidak makan sejak sore tadi, ia mengalami mual dan muntah yang cukup mengganggu sehingga ia tidak memiliki tenaga."Xinlaire sudah kehilangan calon anaknya satu kali, jadi ia tidak ingin kehilangan lagi. Pria itu harusnya bermalam di kediaman Raylene, tapi belum menyelesaikan makan malamnya ia meninggalkan Raylene. Pria itu bergegas menuju ke kediaman ratunya.Raylene ditinggalkan sendirian, ia tidak sedih, tapi merasa tertusuk di hatinya. Ada rasa sakit yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata. Tangannya secara tidak sadar menyentuh perutnya. Ia merasa bersalah pada calon anaknya. Ia memberinya kehidupan, tapi sebelum anaknya lahir janin tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Tawanan Hati Sang Raja   35. Bayangan Di Masa Lalu

    "Yang Mulia, Selir Raylene ingin pergi ke luar istana." Vivian melapor pada Xinlaire yang saat ini sedang membaca laporan militer yang dikirim dari perbatasan barat Allegra."Ikuti apapun yang dia inginkan, selama dia hidup dan ada dalam jangkauanku, dia bebas melakukan apapun.""Baik, Yang Mulia. Kalau begitu saya undur diri."Xinlaire hanya membalas dengan lirikan singkat. Berjalan-jalan di luar istana akan baik untuk Raylene, ia membutuhkan udara segar. Mungkin dengan keluar dari istana Raylene akan merasa sedikit lebih baik.Xinlaire kembali melanjutkan pekerjaannya di ruang pemerintahan. Setelah pekerjaannya di sana selesai, ia juga akan keluar dari istana. Ia akan pergi ke kediaman perdana menteri Aegis untuk mengamati Matthew dan nenek Charlotte.Di bagian lain istana, saat ini Raylene mengganti pakaiannya dengan pakaian yang biasa. Ia tidak akan keluar sebagai anggota keluarga kerajaan, tapi sebagai orang biasa, sama seperti yang biasa ia lakukan di masa lalu.Untuk mencegah a

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Tawanan Hati Sang Raja   36. Malaikat Maut

    Sore harinya Xinlaire mengunjungi kediaman perdana menteri, ia menggunakan alasan ingin membicarakan masalah pemerintahan sembari bermain catur dengan perdana menteri.Saat ini keduanya berada di taman kediaman Aegis. Udara di sekitar taman itu sangat sejuk. Xinlaire dan Aegis tampak serius bermain catur.Dari arah selatan, Dorothy melihat kedekatan putra dan cucu menantunya. Wanita tua itu tersenyum senang karena hubungan keduanya yang tampak baik.Dorothy mendekati mertua dan menantu itu. "Selamat sore, Yang Mulia." Dorothy menyapa Xinlaire.Xinlaire mengalihkan sejenak fokusnya dari catur. "Selamat sore, Nyonya Dorothy." Xinlaire tidak memanggil Dorothy seperti cara Charlotte memanggil neneknya. Xinlaire sudah kehilangan seluruh anggota keluarganya, jadi ia tidak bisa memanggil orang lain dengan panggilan khusus untuk keluarga karena hal itu akan mengingatkannya pada kematian tragis seluruh keluarganya."Yang Mulia, saya ingin mengucapkan selamat pada Anda karena dala

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Tawanan Hati Sang Raja   37. Hadiah

    Di saat semua orang sedang tertidur lelap, Raylene telah membunuh tiga orang yang telah ikut andil dalam menjebak Melissa.Pakaian hitam yang dikenakan olehnya telah berbau amis karena cipratan darah dari tiga targetnya. Wanita itu kini dalam perjalanan kembali menuju ke istana.Di paviliunnya, Vivian masuk ke dalam kamarnya. Vivian melihat jendela terbuka, wanita itu mengalihkan pandangannya ke ranjang. Di bawah cahaya remang lilin, Vivian melihat tubuh Raylene terbaring di sana tanpa melihat wajahnya dari dekat.Vivian tidak membuat suara, ia mendekati jendela dan menutupnya lalu setelahnya kembali keluar dari sana agar tidak mengganggu tidur Raylene.Setelah pintu tertutup, Nora yang menyamar menjadi Raylene turun dari ranjang. Wanita itu kembali mendekati jendela dan membukanya. Raylene tidak akan bisa masuk jika jendela itu tertutup.Nora sudah menyadari bahwa Raylene akan menyelinap keluar saat Raylene memasuki kamar pelayan secara diam-diam.Hampir satu jam berlalu, Raylene akh

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31

Bab terbaru

  • Tawanan Hati Sang Raja   61. Mari Akhiri Sampai Di Sini - End

    Pemakaman Raphael telah dilakukan, saat ini Raylene sedang menggendong putranya."Raylene, ayo kembali." Xinlaire harus menjelaskan pada Raylene ketika Raylene sudah lebih tenang. Kali ini ia merasakan bagaimana rasanya difitnah dan ia tidak memiliki bukti untuk menunjukan bahwa ia tidak bersalah sama seperti yang terjadi ketika Raylene difitnah oleh Charlotte ketika Raylene mengalami keguguran.Raylene mengangkat kepalanya, matanya masih sembab karena menangisi kepergian kakaknya."Kembali? Aku tidak akan pernah kembali bersamamu."Xinlaire tidak menepati janjinya, pria itu sekali lagi telah menghancurkan hati dan kepercayaannya."Menyingkir!" Raylene mengeluarkan belati yang ia simpan di balik gaunnya. Siapapun yang berani menghalanginya maka orang itu akan mati.Di sebelahnya ada Nora yang juga mengeluarkan belati, Nora akan menemani ke mana pun Raylene pergi."Jangan menyakiti Ratu ataupun Putra Mahkota!" Xinlaire memperingati orang-orangnya yang saat ini sudah siaga.Namun

  • Tawanan Hati Sang Raja   60. Hari Ini Aku Pasti Akan Membunuhmu

    Hari ini Xinlaire membuka gerbang, ia dan seluruh pasukannya kini berada di tanah lapang menghadapi Bennedict dan juga Raphael.Kedua belah pihak berada di tempat masing-masing saling berhadapan dengan keinginan untuk saling mengalahkan.Bennedict memiringkan wajahnya menatap Raphael mengejek. "Tampaknya adikmu gagal menjalankan tugasnya."Jika Raylene gagal maka bagaimana keadaan Raylene saat ini apakah Raylene dibunuh oleh Xinlaire?"Kau tidak perlu mencemaskan adikmu, Mantan Putra Mahkota Raphael. Raja Xinlaire pasti tidak akan membunuhnya. Adikmu terlalu cantik untuk menjadi mayat, selain itu Raja Xinlaire juga memiliki anak dengan adikmu, tapi mungkin saat ini nasib adikmu tidak terlalu baik.""Aku pasti akan membunuh bajingan itu hari ini!" Raphael berkata dengan tatapan sinis pada Xinlaire yang berada jauh di sana.Pasukan dua kerajaan itu mulai bergerak saat pemimpin mereka memberikan arahan untuk menyerang.Pagi itu cuaca sangat cerah, semangat dari kedua pasukan membara.

  • Tawanan Hati Sang Raja   59. Karena Aku Masih Manusia

    Raylene membuka matanya ketika ia merasa bahwa Xinlaire telah terlelap. Tangan wanita itu bergerak ke bawah bantalnya, ia mengambil belati yang sudah ia simpan sejak beberapa saat lalu.Tangan wanita itu menggenggam belatinya dengan kuat, ia duduk dengan perlahan lalu kemudian mengayunkan belatinya ke dada Xinlaire.Namun, gerakannya yang semula dipenuhi oleh keyakinan kini terhenti tepat ketika ujung runcing belati itu hanya kurang satu senti dari dada Xinlaire, tempat di mana jantung pria itu berada.Sekali lagi Raylene mengalami pertentangan batin. Dia masih tidak tahan untuk membunuh Xinlaire.Tekadnya saat ini mulai goyah, tangannya mulai gemetar. Nyatanya ia hanyalah Raylene Allegra yang tidak akan pernah mampu membunuh Xinlaire.Raylene mengutuk dirinya sendiri yang masih memiliki kelembutan hati untuk pria yang telah menyakitinya sedemikian rupa.Ia merasa bahwa dirinya benar-benar menjijikan, bahkan setelah semuanya, ternyata masih tersisa rasa untuk Xinlaire. Di dunia ini, t

  • Tawanan Hati Sang Raja   58. Tidak Punya Pilihan Lain

    Malam harinya saat semua orang masih sibuk menyingkirkan mayat dan membersihkan bekas perang Raylene menyusup keluar dari Kota Perth melewati jalur rahasia.Sekarang ia berada di tengah hutan yang gelap, Raylene mengandalkan pengetahuannya tentang alam untuk sampai ke tenda musuh."Siapa kau?!" Seorang prajurit yang sedang berpatroli menghentikan Raylene. "Ada penyusup di sini!""Aku ingin bertemu dengan Tuan Raphael," seru Raylene. "Aku adalah adiknya, Raylene Allegra."Beberapa prajurit segera berkumpul, mereka mengarahkan pedang pada Raylene.Semua prajurit yang ada di depan Raylene tahu bahwa Raphael memang memiliki adik, dan adik pria itu saat ini adalah Ratu Allegra.Karena wanita di depan mereka mengaku sebagai adik Raphael, mereka tidak bisa bertindak sembarangan."Beritahukan Tuan Raphael bahwa ada wanita bernama Raylene Allegra ingin bertemu dengannya." Salah satu orang yang mengarahkan pedang pada Raylene adalah komandan pasukan."Baik, Komandan Jackson."Beberapa sa

  • Tawanan Hati Sang Raja   57. Tidak Ditakdirkan Untuk Bersama

    "Bagaimana dengan pasukan bantuan Kerajaan Allegra?" Bennedict bertanya pada mata-mata yang ia kirim untuk mengawasi di luar gerbang kota Vegaz, kota yang terletek sebelum kota Perth. Jika pasukan bantuan ingin pergi ke kota Perth, maka mereka harus melewati gerbang kota Vegaz terlebih dahulu."Pasukan bantuan Kerajaan Allegra masih berada di Kota Vegaz, Yang Mulia. Belum ada tanda-tanda mereka akan meninggalkan Kota Vegaz."Senyum tampak di wajah Bennedith. Pasukan bantuan tampaknya sangat berhati-hati. Mungkin saat ini mereka masih menyusun strategi untuk menembus para pasukannya yang telah mengepung Kota Perth.Tidak peduli strategi apapun yang sedang direncanakan oleh para jenderal Allegra, mereka tidak akan bisa mencapai grebang kota Perth. Pasukannya telah berjaga di bukit bebatuan, jika pasukan bantuan melewati bukit bebatuan itu, maka pasukannya akan menghujani pasukan bantuan dengan panah api dan batu dari atas.Pada akhirnya pasukan bantuan hanya akan menarik mundur pasukann

  • Tawanan Hati Sang Raja   56. Mengingat Semuanya

    Pasukan musuh berhasil memanjat dinding benteng, serangan panah api dan bola api berhasil membuat pasukan yang berjaga di atas benteng berguguran.Raylene memegang pedangnya kuat, saat ada prajurit yang berhasil naik ia akan mengayunkan pedangnya membunuh prajurit-prajurit itu. Situasi di atas benteng semakin memanas, api di mana-mana, suara denting pedang beradu terdengar hampir di setiap sudut.Xinlaire memperhatikan Raylene yang berada tidak begitu jauh darinya sembari terus menyerang pasukan musuh. Xinlaire tidak bisa tidak memuji keberanian istrinya, baik dulu ataupun sekarang ini adalah pertama kalinya Raylene ikut dalam peperangan seperti ini, tapi Raylene tidak takut sama sekali. Ia benar-benar tidak salah jatuh cinta pada Raylene.Waktu berlalu, pasukan musuh kini ditarik mundur. Gerbang kota Perth masih bisa dipertahankan. Hari ini kerajaan Onyx kehilangan cukup banyak pasukannya, begitu juga dengan Allegra.Prajurit mulai mengangkat mayat-mayat yang bergeleta

  • Tawanan Hati Sang Raja   55. Berperang Bersama

    Sudah dua minggu sejak pasukan dikirim menuju ke Kota Perth dan Kota Ashyr, tapi rombongan itu belum sampai ke kota tujuan mereka karena waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana adalah satu bulan lebih. Seorang prajurit datang dengan tergesa. Pria itu berlutut beberapa langkah di depan Xinlaire. "Yang Mulia, ada surat dari Walikota Alexander dari Kota Perth."Domenico mengambil surat itu lalu kemudian menyerahkannya pada Xinlaire. Raut wajah Xinlaire tidak terlihat baik ketika ia membaca isi surat itu. Kota Perth telah dikepung oleh pasukan kerajaan Onyx.Xinlaire tidak bisa berdiam diri di istananya saja. Ia akan turun untuk berperang. Dengan situasi saat ini Kota PErth masih bisa menunggu pasukan mereka datang dalam satu bulan ke depan. Untungnya dua minggu lalu ia telah mengirim surat ke pemimpin Kota Perth mengenai kemungkinan kerajaan Onyx akan menyerang sehingga kota itu memiliki cukup banyak cadangan makanan. Xinlaire mengambil kertas lalu menulis surat balasan. Ia memerint

  • Tawanan Hati Sang Raja   54. Perang Tidak Akan Terhindari

    Setelah hari itu, Raylene tidak mendapatkan ingatan lainnya lagi. Namun, ia masih tetap memikirkan hal-hal yang telah muncul di benaknya. Ia ingin menanyakan banyak hal pada Xinlaire, tapi entah kenapa ia merasa bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya begitu juga dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.Vivian berkata padanya bahwa sebaiknya ia tidak perlu memikirkan hal-hal yang mengganggu pikirannya begitu juga dengan Nora.Ia bisa saja pergi menemui Luana untuk bertanya, tapi mungkin Luana juga akan mengatakan hal yang sama. Lalu, apakah ia harus berhenti memikirkan hal-hal yang mengganggunya itu?"Yang Mulia." Nora memanggil Raylene, teh di tangan Raylene sudah hampir dingin karena Raylene tidak kunjung menyesapnya.Raylene tersadar. Wanita itu kemudian menghela napas. Ia tidak sadar bahwa ia telah melamun cukup lama. "Yang Mulia, apa yang sedang Anda pikirkan?" Nora bertanya pada Raylene."Aku hanya memikirkan beberapa hal, itu tidak terlalu penting." Raylene engg

  • Tawanan Hati Sang Raja   53. Elsiver Allegra

    Setelah malam itu, Raylene tidak pernah mengalami mimpi buruk lagi. Ia juga telah berhenti memikirkan tentang peristiwa berdarah itu. Sekarang usia kehamilannya sudah memasuki sembilan bulan. Hanya tinggal menunggu hari lagi ia akan melahirkan. Untuk mempermudah persalinannya, Raylene memperbanyak jalan kaki di pagi dan sore hari seperti yang sedang ia lakukan sekarang. Langkah kaki Raylene terhenti ketika ia merasa air mengalir di pahanya. "Yang Mulia, ada apa?" tanya Nora."Sepertinya aku akan segera melahirkan.""Yang Mulia, mari kembali ke kamar." Nora memegangi tangan Raylene. "Ada apa?" Vivian mendekat."Yang Mulia Ratu akan segera melahirkan, segera panggil tabib."Vivian segera pergi. Ia memberi arahan pada seorang prajurit untuk memberitahu Xinlaire mengenai Raylene yang akan segera melakukan persalinan.Tabib datang setelah beberapa waktu bersama dengan tim medis lainnya. Mereka semua segera menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk proses persalinan.Tidak lama kemudian Xi

DMCA.com Protection Status