Share

37. Hadiah

Penulis: Yuyun Batalia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 18:25:54

Di saat semua orang sedang tertidur lelap, Raylene telah membunuh tiga orang yang telah ikut andil dalam menjebak Melissa.

Pakaian hitam yang dikenakan olehnya telah berbau amis karena cipratan darah dari tiga targetnya. Wanita itu kini dalam perjalanan kembali menuju ke istana.

Di paviliunnya, Vivian masuk ke dalam kamarnya. Vivian melihat jendela terbuka, wanita itu mengalihkan pandangannya ke ranjang. Di bawah cahaya remang lilin, Vivian melihat tubuh Raylene terbaring di sana tanpa melihat wajahnya dari dekat.

Vivian tidak membuat suara, ia mendekati jendela dan menutupnya lalu setelahnya kembali keluar dari sana agar tidak mengganggu tidur Raylene.

Setelah pintu tertutup, Nora yang menyamar menjadi Raylene turun dari ranjang. Wanita itu kembali mendekati jendela dan membukanya. Raylene tidak akan bisa masuk jika jendela itu tertutup.

Nora sudah menyadari bahwa Raylene akan menyelinap keluar saat Raylene memasuki kamar pelayan secara diam-diam.

Hampir satu jam berlalu, Raylene akh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tawanan Hati Sang Raja   38. Mati Dalam Diam

    "Namun, saat ini kondisi Ratu Charlotte sedang hamil dan tidak akan baik baginya jika mendapatkan guncangan dengan melihat neneknya di hukum mati." Xinlaire masih sedikit memikirkan Charlotte, tapi percayalah ia bukan sedang bermurah hati pada Dorothy. "Akan lebih baik bagi Anda untuk mati karena serangan jantung, dengan begitu Ratu Charlotte tidak akan begitu dirugakan, dan rakyat Allegra juga tidak akan tahu bahwa ibu dari Perdana Menteri dan nenek dari Ratu telah melakukan kejahatan serius."Wajah Dorothy terlihat semakin suram, alih-alih memikirkan Charlotte dan Aegis, Xinlaire memaksanya untuk mati dalam diam."Kau hanya memiliki waktu sampai besok pagi, Nyonya Dorothy, jika kau tidak meminum obat itu maka artinya kau memilih di eksekusi di depan rakyat Allegra dan dikenang sebagai pendosa." Xinlaire telah selesai. Ia yakin bahwa Dorothy pasti akan memilih meminum obat yang ia berikan. Dorothy adalah wanita bangsawan, bagaimana mungkin dia sudi dikenang sebagai penja

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Tawanan Hati Sang Raja   39. Tujuanmu Awalmu Adalah Jantungku

    Satu bulan berlalu setelah kematian Dorothy yang disebabkan oleh serangan jantung. Saat ini keluarga Aegis telah perlahan-lahan bangkit dari rasa kehilangan. Meski pukulan yang mereka dapatkan sangatlah besar, tapi mereka sudah mengikhlaskan kepergian Dorothy yang terlalu tiba-tiba.Selama satu bulan ini Charlotte selalu ditemani oleh Xinlaire. Wanita itu sangat sedih atas kematian neneknya, dalam satu minggu awal kematian neneknya, Charlotte menangis beberapa kali.Hubungan Charlotte dan neneknya sangat dekat, itulah sebabnya Charlotte menangis setiap kali mengingat neneknya.Kondisi kehamilannya sempat terganggu karena kesedihan yang dialami olehnya. Xinlaire yang tidak ingin hal buruk terjadi pada janin di kandungan Charlotte, akhirnya lebih sering ada di sisi Charlotte.Charlotte yang menikmati perhatian Xinlaire, akhirnya terus bertingkah seolah-olah ia masih merasa kehilangan neneknya. Namun, Charlotte tahu bahwa ia tidak bisa menggunakan cara ini untuk terus mendapatkan perhati

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Tawanan Hati Sang Raja   40. Menjebaknya Sekali Lagi

    Sementara itu di istana, Charlotte baru saja menerima kabar dari Leeza bahwa ternyata Xinlaire pergi berburu dengan Raylene.Charlotte mulai menggila memikirkan Xinlaire berduaan dengan Raylene. Bahkan dalam kondisinya seperti ini pun Xinlaire masih tetap saja pergi ke Raylene.Tidak, ia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Sekarang neneknya sudah tiada, ia harus menyingkirkan Raylene dengan tangannya sendiri.Namun, saat ini ia juga tidak bisa membunuh Raylene karena Raylene dijaga oleh Vivian ke mana pun Raylene pergi. Selain itu juga ada kemungkinan bahwa Xinlaire menyertakan penjaga bayangan di sekitar Raylene.Charlotte memutar otaknya, apa yang harus ia lakukan agar Raylene benar-benar mati kali ini.Setelah berpikir cukup lama, Charlotte menemukan caranya. Wajah wanita itu tampak begitu licik dan kejam. Ia yakin dengan rencananya kali ini Raylene pasti akan tersingkir, tidak hanya itu Xinlaire sendirilah yang akan memberikan hukuman mati pada Raylene."Raylene, ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Tawanan Hati Sang Raja   41. Tidak Adil

    "Aku tidak mendorong Yang Mulia Ratu!" Raylene menatap Xinlaire dengan serius. "Aku bisa membuktikan diriku tidak bersalah."Ruangan itu menjadi hening setelah Raylene bicara. Xinlaire melihat Raylene begitu gigih saat ini, mungkinkah Raylene benar-benar tidak melakukannya?"Kalau begitu buktikan!" seru Xinlaire.Raylene kini mengarahkan pandangannya ke Leeza, satu-satunya saksi yang melihat ia mendorong Charlotte."Kau mengatakan bahwa aku yang mendorong Yang Mulia Ratu, sekarang tunjukan pada semua orang yang ada di sini bagaimana aku mendorong Yang Mulia Ratu!"Leeza tidak mengerti kenapa Raylene memintanya untuk melakukan adegan ulang saat Raylene mendorong Charlotte, apa sebenarnya yang direncanakan oleh Raylene?Leeza sedikit ragu, tapi ia masih memperagakan apa yang diminta oleh Raylene karena jika ia tidak melakukannya maka ia akan dianggap berbohong.Seorang pelayan berdiri di depan Leeza sebagai pengganti Charlotte. Leeza mulai mengarang seperti apa Raylene mendorong Charlot

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Tawanan Hati Sang Raja   42. Kebenaran

    Setelah pekerjaannya selesai, Xinlaire pergi ke kediaman Charlotte, ia telah mendapat kabar bahwa Charlotte sudah sadarkan diri sejak beberapa saat lalu. Kedatangan Xinlaire diumumkan bersamaan dengan pria itu masuk ke dalam kamar Charlotte. "Yang Mulia." Charlotte bersuara lirih, wanita itu hendak bangun dari tempat tidurnya, tapi ia masih sangat lemah. "Tidak perlu bangun dari tempat tidurmu." Xinlaire mencegah Charlotte untuk bangun."Yang Mulia maafkan saya, ini semua salahku karena tidak bisa menjaga calon anak kita dengan baik." Air mata Charlotte kembali tumpah, wanita itu ingin menunjukan betapa terpukulnya ia karena kehilangan calon anak mereka."Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Saat ini kondisimu tidak baik, istirahatlah dengan baik. Jangan terlalu banyak berpikir, dan jangan terlalu larut dalam kesedihan."Xinlaire tidak pandai menghibur orang lain, tapi ia mencoba yang terbaik untuk menghibur Charlotte. "Yang Mulia, apakah Anda tidak marah padaku?""Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Tawanan Hati Sang Raja   43. Dilema

    "Perdana Menteri, kau sangat tahu bahwa aku membenci orang-orang licik, Ratu Charlotte bukan hanya membunuh janin di kandungannya sendiri, tapi juga otelah membunuh janin di kandungan Selir Raylene dan kemudian menjebak Selir Raylene seolah dia sendiri yang menggugurkan kandungannya. Tidak hanya itu, Ratu Charlotte juga telah mencoba membunuh Selir Raylene. Hukuman mati saja tidak cukup untuk semua kejahatannya."Xinlaire sangat murka terhadap Charlotte. Ia telah dibodohi oleh Charlotte, karena Charlotte ia kehilangan calon anaknya dengan Raylene, bukan hanya itu ia juga telah mengirim Raylene ke istana dingin karena rencana licik Charlotte. Dan tidak berhenti sampai di sana, Charlotte masih mencoba membunuh Raylene dengan mengirim orang untuk membakar istana dingin.Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Charlotte memiliki sisi mengerikan seperti itu, ia telah memelihara ular di sebelahnya."Yang Mulia, tolong ampuni putriku." Aegis bersujud di depan Xinlaire. Pria itu tidak menduga ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Tawanan Hati Sang Raja   44. Hukuman Mati

    "Jadi, bagaimana rasanya ditipu oleh ratumu sendiri, Yang Mulia?" Raylene mengejek Xinlaire. Rasa sakitnya tidak akan sama seperti yang ia rasakan, tapi setidaknya itu bisa membuat Xinlaire tahu seperti apa rasanya ditipu oleh orang terdekatnya.Namun, yang dirasakan oleh Xinlaire tidak seperti yang dipikirkan oleh Raylene. Ia bukannya marah pada Charlotte karena telah menipunya, tapi karena Charlotte sudah begitu kejam membunuh dua calon anaknya dan juga Raylene. Ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Charlotte, jadi rasa sakitnya bukan apa-apa, tidak seperti Raylene yang ditipu oleh pria yang paling ia cintai."Jika kau ingin mentertawaiku, silahkan lakukan saja." Xinlaire merasa bahwa ia memang pantas ditertawakan dalam hal ini. Ia adalah seorang pria yang cerdas, tapi pada akhirnya ia masih tertipu oleh wanita seperti Charlotte. Xinlaire tidak ingin mempercayai orang lain setelah ia dikhianati oleh pamannya sendiri, tapi ia masih sedikit mempercayai Charlotte

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Tawanan Hati Sang Raja   45. Begitulah Akhir Dari Wanita Yang Mencintaimu

    Raylene mengendap-endap ke kediaman Charlotte. Ia mengetahui dari Nora bahwa besok pagi Charlotte akan segera pergi dari istana, jadi waktunya untuk membunuh Charlotte hanya malam ini. Ia bisa saja membunuh Charlotte di luar istana, tapi itu akan sedikit merepotkan karena ia harus memantau Charlotte.Kaki Raylene berhenti tepat di sebelah jendela Charlotte, wanita itu mengeluarkan belatinya untuk membuka paksa jendela, tapi yang ia temukan jendela itu tidak terkunci sama sekali. Raylene menyimpan kembali belatinya, wanita itu membuka jendela dengan perlahan. Namun, gerakannya terhenti ketika ia melihat tubuh Charlotte perlahan-lahan terangkat menuju ke seutas tali yang tergantung di tengah-tengah ruangan.Pandangan Raylene bergeser ke sumber kekuatan yang mengangkat tubuh Charlotte, seseorang berpakaian serba hitam dengan penutup wajah ada di sana. Raylene tidak bisa menebak siapa orang itu, tapi melihat dari postur tubuhnya itu terasa tidak asing baginya.Yang Mulia Raja? Raylene me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01

Bab terbaru

  • Tawanan Hati Sang Raja   61. Mari Akhiri Sampai Di Sini - End

    Pemakaman Raphael telah dilakukan, saat ini Raylene sedang menggendong putranya."Raylene, ayo kembali." Xinlaire harus menjelaskan pada Raylene ketika Raylene sudah lebih tenang. Kali ini ia merasakan bagaimana rasanya difitnah dan ia tidak memiliki bukti untuk menunjukan bahwa ia tidak bersalah sama seperti yang terjadi ketika Raylene difitnah oleh Charlotte ketika Raylene mengalami keguguran.Raylene mengangkat kepalanya, matanya masih sembab karena menangisi kepergian kakaknya."Kembali? Aku tidak akan pernah kembali bersamamu."Xinlaire tidak menepati janjinya, pria itu sekali lagi telah menghancurkan hati dan kepercayaannya."Menyingkir!" Raylene mengeluarkan belati yang ia simpan di balik gaunnya. Siapapun yang berani menghalanginya maka orang itu akan mati.Di sebelahnya ada Nora yang juga mengeluarkan belati, Nora akan menemani ke mana pun Raylene pergi."Jangan menyakiti Ratu ataupun Putra Mahkota!" Xinlaire memperingati orang-orangnya yang saat ini sudah siaga.Namun

  • Tawanan Hati Sang Raja   60. Hari Ini Aku Pasti Akan Membunuhmu

    Hari ini Xinlaire membuka gerbang, ia dan seluruh pasukannya kini berada di tanah lapang menghadapi Bennedict dan juga Raphael.Kedua belah pihak berada di tempat masing-masing saling berhadapan dengan keinginan untuk saling mengalahkan.Bennedict memiringkan wajahnya menatap Raphael mengejek. "Tampaknya adikmu gagal menjalankan tugasnya."Jika Raylene gagal maka bagaimana keadaan Raylene saat ini apakah Raylene dibunuh oleh Xinlaire?"Kau tidak perlu mencemaskan adikmu, Mantan Putra Mahkota Raphael. Raja Xinlaire pasti tidak akan membunuhnya. Adikmu terlalu cantik untuk menjadi mayat, selain itu Raja Xinlaire juga memiliki anak dengan adikmu, tapi mungkin saat ini nasib adikmu tidak terlalu baik.""Aku pasti akan membunuh bajingan itu hari ini!" Raphael berkata dengan tatapan sinis pada Xinlaire yang berada jauh di sana.Pasukan dua kerajaan itu mulai bergerak saat pemimpin mereka memberikan arahan untuk menyerang.Pagi itu cuaca sangat cerah, semangat dari kedua pasukan membara.

  • Tawanan Hati Sang Raja   59. Karena Aku Masih Manusia

    Raylene membuka matanya ketika ia merasa bahwa Xinlaire telah terlelap. Tangan wanita itu bergerak ke bawah bantalnya, ia mengambil belati yang sudah ia simpan sejak beberapa saat lalu.Tangan wanita itu menggenggam belatinya dengan kuat, ia duduk dengan perlahan lalu kemudian mengayunkan belatinya ke dada Xinlaire.Namun, gerakannya yang semula dipenuhi oleh keyakinan kini terhenti tepat ketika ujung runcing belati itu hanya kurang satu senti dari dada Xinlaire, tempat di mana jantung pria itu berada.Sekali lagi Raylene mengalami pertentangan batin. Dia masih tidak tahan untuk membunuh Xinlaire.Tekadnya saat ini mulai goyah, tangannya mulai gemetar. Nyatanya ia hanyalah Raylene Allegra yang tidak akan pernah mampu membunuh Xinlaire.Raylene mengutuk dirinya sendiri yang masih memiliki kelembutan hati untuk pria yang telah menyakitinya sedemikian rupa.Ia merasa bahwa dirinya benar-benar menjijikan, bahkan setelah semuanya, ternyata masih tersisa rasa untuk Xinlaire. Di dunia ini, t

  • Tawanan Hati Sang Raja   58. Tidak Punya Pilihan Lain

    Malam harinya saat semua orang masih sibuk menyingkirkan mayat dan membersihkan bekas perang Raylene menyusup keluar dari Kota Perth melewati jalur rahasia.Sekarang ia berada di tengah hutan yang gelap, Raylene mengandalkan pengetahuannya tentang alam untuk sampai ke tenda musuh."Siapa kau?!" Seorang prajurit yang sedang berpatroli menghentikan Raylene. "Ada penyusup di sini!""Aku ingin bertemu dengan Tuan Raphael," seru Raylene. "Aku adalah adiknya, Raylene Allegra."Beberapa prajurit segera berkumpul, mereka mengarahkan pedang pada Raylene.Semua prajurit yang ada di depan Raylene tahu bahwa Raphael memang memiliki adik, dan adik pria itu saat ini adalah Ratu Allegra.Karena wanita di depan mereka mengaku sebagai adik Raphael, mereka tidak bisa bertindak sembarangan."Beritahukan Tuan Raphael bahwa ada wanita bernama Raylene Allegra ingin bertemu dengannya." Salah satu orang yang mengarahkan pedang pada Raylene adalah komandan pasukan."Baik, Komandan Jackson."Beberapa sa

  • Tawanan Hati Sang Raja   57. Tidak Ditakdirkan Untuk Bersama

    "Bagaimana dengan pasukan bantuan Kerajaan Allegra?" Bennedict bertanya pada mata-mata yang ia kirim untuk mengawasi di luar gerbang kota Vegaz, kota yang terletek sebelum kota Perth. Jika pasukan bantuan ingin pergi ke kota Perth, maka mereka harus melewati gerbang kota Vegaz terlebih dahulu."Pasukan bantuan Kerajaan Allegra masih berada di Kota Vegaz, Yang Mulia. Belum ada tanda-tanda mereka akan meninggalkan Kota Vegaz."Senyum tampak di wajah Bennedith. Pasukan bantuan tampaknya sangat berhati-hati. Mungkin saat ini mereka masih menyusun strategi untuk menembus para pasukannya yang telah mengepung Kota Perth.Tidak peduli strategi apapun yang sedang direncanakan oleh para jenderal Allegra, mereka tidak akan bisa mencapai grebang kota Perth. Pasukannya telah berjaga di bukit bebatuan, jika pasukan bantuan melewati bukit bebatuan itu, maka pasukannya akan menghujani pasukan bantuan dengan panah api dan batu dari atas.Pada akhirnya pasukan bantuan hanya akan menarik mundur pasukann

  • Tawanan Hati Sang Raja   56. Mengingat Semuanya

    Pasukan musuh berhasil memanjat dinding benteng, serangan panah api dan bola api berhasil membuat pasukan yang berjaga di atas benteng berguguran.Raylene memegang pedangnya kuat, saat ada prajurit yang berhasil naik ia akan mengayunkan pedangnya membunuh prajurit-prajurit itu. Situasi di atas benteng semakin memanas, api di mana-mana, suara denting pedang beradu terdengar hampir di setiap sudut.Xinlaire memperhatikan Raylene yang berada tidak begitu jauh darinya sembari terus menyerang pasukan musuh. Xinlaire tidak bisa tidak memuji keberanian istrinya, baik dulu ataupun sekarang ini adalah pertama kalinya Raylene ikut dalam peperangan seperti ini, tapi Raylene tidak takut sama sekali. Ia benar-benar tidak salah jatuh cinta pada Raylene.Waktu berlalu, pasukan musuh kini ditarik mundur. Gerbang kota Perth masih bisa dipertahankan. Hari ini kerajaan Onyx kehilangan cukup banyak pasukannya, begitu juga dengan Allegra.Prajurit mulai mengangkat mayat-mayat yang bergeleta

  • Tawanan Hati Sang Raja   55. Berperang Bersama

    Sudah dua minggu sejak pasukan dikirim menuju ke Kota Perth dan Kota Ashyr, tapi rombongan itu belum sampai ke kota tujuan mereka karena waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana adalah satu bulan lebih. Seorang prajurit datang dengan tergesa. Pria itu berlutut beberapa langkah di depan Xinlaire. "Yang Mulia, ada surat dari Walikota Alexander dari Kota Perth."Domenico mengambil surat itu lalu kemudian menyerahkannya pada Xinlaire. Raut wajah Xinlaire tidak terlihat baik ketika ia membaca isi surat itu. Kota Perth telah dikepung oleh pasukan kerajaan Onyx.Xinlaire tidak bisa berdiam diri di istananya saja. Ia akan turun untuk berperang. Dengan situasi saat ini Kota PErth masih bisa menunggu pasukan mereka datang dalam satu bulan ke depan. Untungnya dua minggu lalu ia telah mengirim surat ke pemimpin Kota Perth mengenai kemungkinan kerajaan Onyx akan menyerang sehingga kota itu memiliki cukup banyak cadangan makanan. Xinlaire mengambil kertas lalu menulis surat balasan. Ia memerint

  • Tawanan Hati Sang Raja   54. Perang Tidak Akan Terhindari

    Setelah hari itu, Raylene tidak mendapatkan ingatan lainnya lagi. Namun, ia masih tetap memikirkan hal-hal yang telah muncul di benaknya. Ia ingin menanyakan banyak hal pada Xinlaire, tapi entah kenapa ia merasa bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya begitu juga dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.Vivian berkata padanya bahwa sebaiknya ia tidak perlu memikirkan hal-hal yang mengganggu pikirannya begitu juga dengan Nora.Ia bisa saja pergi menemui Luana untuk bertanya, tapi mungkin Luana juga akan mengatakan hal yang sama. Lalu, apakah ia harus berhenti memikirkan hal-hal yang mengganggunya itu?"Yang Mulia." Nora memanggil Raylene, teh di tangan Raylene sudah hampir dingin karena Raylene tidak kunjung menyesapnya.Raylene tersadar. Wanita itu kemudian menghela napas. Ia tidak sadar bahwa ia telah melamun cukup lama. "Yang Mulia, apa yang sedang Anda pikirkan?" Nora bertanya pada Raylene."Aku hanya memikirkan beberapa hal, itu tidak terlalu penting." Raylene engg

  • Tawanan Hati Sang Raja   53. Elsiver Allegra

    Setelah malam itu, Raylene tidak pernah mengalami mimpi buruk lagi. Ia juga telah berhenti memikirkan tentang peristiwa berdarah itu. Sekarang usia kehamilannya sudah memasuki sembilan bulan. Hanya tinggal menunggu hari lagi ia akan melahirkan. Untuk mempermudah persalinannya, Raylene memperbanyak jalan kaki di pagi dan sore hari seperti yang sedang ia lakukan sekarang. Langkah kaki Raylene terhenti ketika ia merasa air mengalir di pahanya. "Yang Mulia, ada apa?" tanya Nora."Sepertinya aku akan segera melahirkan.""Yang Mulia, mari kembali ke kamar." Nora memegangi tangan Raylene. "Ada apa?" Vivian mendekat."Yang Mulia Ratu akan segera melahirkan, segera panggil tabib."Vivian segera pergi. Ia memberi arahan pada seorang prajurit untuk memberitahu Xinlaire mengenai Raylene yang akan segera melakukan persalinan.Tabib datang setelah beberapa waktu bersama dengan tim medis lainnya. Mereka semua segera menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk proses persalinan.Tidak lama kemudian Xi

DMCA.com Protection Status